Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Sango Island 8

by Fandybottom


Sango Island 8

Tubuhku tampak begitu memikat sekali. Kak Hoe mulai menepuk-nepuk pantatku, mungkin supaya aku merasa lebih siap untuk menerima kontolnya sebentar lagi. Pertama-tama kak Hoe menyapukan air ludahnya yang kental ke permukaan batang perkasa itu. Dia usap rata kesetiap sisi kontolnya. Beberapa kali dia ulangi hal tersebut agar kontol kak Hoe benar-benar licin da siap menyentuh lubangku. “Sayang… Siap?”. Seperti biasa kak Hoe selalu memberiku isyarat sebelum ia menghujamkan benda berototnya tersebut dan aku selalu menjawab siap. “Ya.. kak… Aku siap”. Kak Hoe mengarahkan kontolnya di depan bibir anusku. Baru menyentuh bagian itu saja aku sudah merasakan getaran yang sangat teramat membius urat syarafku. Apalagi kalau benda itu menjejali anusku. Entah apa yang terjadi,kak Hoe masih belum memasukkan kontol besarnya. Oh.. ternyata kak Hoe ingin menggesek-gesekan batang hangatnya ke celah pantatku. Gesekan yang membuat aku bahagia setengah mati. Kerasnya batang kak Hoe begitu terasa menyentuh bibir anusku. Apapun yang kak Hoe lakukan pada tubuhku akan aku terima dengan senang hati. Sedikit demi sedikit kak Hoe mencoba membelai punggung dan dadaku. Aku tak tahan lagi rasanya ingin segera ditusuk kontol besar kak Hoe. Aku tangkap kontol kak Hoe dan aku arahkan ke lubangku. “Kak… sekarang…”. “baiklah… sayang”. Kak Hoe mengarahkan kepala kontolnya tepat didepan bibir anusku. Pelan-pelan dia mulai menekankan kontol besarnya memasuki lubangku yang sudah tak perawan lagi. Kepalanya telah masuk kelubangku. Aku kontraksikan dindingnya agar ada sedikit tekanan pada proses penghujaman ini. Plop! Kak Hoe menarik kontolnya kembali lalu mencoba memasukkan benda hangat itu sekali lagi. Dia tekan perlahan sambil mencoba meresapi kekencangan dinding anusku. Sedikit lagi dan Crap! Semua batang kak Hoe telah aku telan. Sempurna… sekali… Kak Hoe tidak langsung menggenjotkan kontolnya melainkan meminta aku untuk melakukan ciuman. Hal ini biasaanya kak Hoe lakukan apabila ingin membuatku merasa rileks dan santai. Bibir kami saling beradu dengan ganasnya. Mengecap kenikmatan lidah masing-masing hanya nikmat,nikmat dan nikmat yang aku rasakan sekarang. kak Hoe mulai menggenjotkan kontolnya yang berada di dalam anusku dengan ritme yang pelan. Sodok-tarik-sodok-tarik-sodok-tarik… uhhh besarnya. Anusku tampak memerah dan terkuak lebar. Tampak batang kak Hoe begitu menantang untuk dimanjakan anus seksiku. Tampak keluar masuk benda itu menusuk anusku dan kadang dia goyangkan arah sodokannya. Benda yang mulus nan besar itu mencoba menaikkan ritme genjotannya. Anusku semakin merasakan nikmat yang teramat sangat. Gairah yang tak mungkin terpuaskan hanya dengan mengulum kontol kak Hoe. Suara pertemuan antara pangkal paha kak Hoe dan pipi anusku mulai mengeras. Plak-plak-plak! Dinding anusku sudah merasakan apa yang dinamakan syndrom kontol besar yaitu rasa panas akibat di entot kontol besar dengan gerakan cepat. Aku tak bisa berkata-kata lagi rasanya benar-benar memikat hatiku. Kak Hoe tusukan dalam-dalam kontolnya hingga aku merasa seperti orang yang tengah dihujam sesuatu yang besar sekali. Anusku sudah terbiasa dengan kontol kak Hoe dan setiap kali melakukan hubungan persetubuhan, di awal-awal pasti aku masih merasakan sedikit panas di dinding anusku tetapi setelah beberapa saat kemudian rasa itu seperti telah meresap kekontol kak Hoe dan bermetamorfosa menjadi rasa nikmat yang sungguh surga punya. Semakin cepat… cepat… uhhhh robek anusku menerima hujaman kontol kak Hoe. Aku yang salah atau apa ya… kok rasanya kontol kak Hoe semakin besar saja. Hujaman-hujaman nan perkasa terus mengobok-obok liang senggama ku. “Awhhhhh kak uhhhh”. “Arggghhhhh khokkk mashih sempithhh sayhanggg uhhhh arghhhh ahhhhh”. “Kak!!!!! Arghhhh uhhhhh entot aku samphaaii mathiiii…okkhhhh!”. “uhhhh pasti… sayangggg. Terima kontolku! Haaaarrgghhhhh!!”. Semakin cepat saja hujaman koontol kak hoe. Aku benar-benar merasa puas sekarang. Kak Hoe mengarahkan ku untuk berbaring telentang. Dia mengangkat kedua kakiku tinggi-tinggi agar semakin mempermudah dia menusuk anusku. Dengan posisi ini aku akan dapat menyaksikan gerakan otot-otot perutnya yang six packs saat menggenjotkan kontol supernya kedalam anusku. Dadanya yang bidang, wajahnya yang tampan, lengannya yang kokoh sangat maskulin sekali. Sekarang aku sangat menikmati pemandangan tubuh yang begitu sempurna. Hujaman yang terus mengobok-obok anusku tak bisa aku lukiskan dengan kata-kata,tapi rasanya enakkkkk sekali. Keluar masuk kak Hoe menusukkan benda berototnya dengan cepat. Aku sedikit merintih nikmat menerima perlakuan dari kak Hoe ini, kak Hoe pintar sekali memanjakan ku. Disaat kontolnya dengan sadis menghujam anusku, bibir nakalnya mengisap kencang dadaku. Aku gelabakan di buatnya. Hanya erangan-erangan kepuasan yang terucap dari mulutku. Bibir kak Hoe sangat pandai mengenyot pentilku secara bergantian. Kontraksi otot anusku semakin menjadi-jadi. Menekan kuat kebatang kontol kak Hoe yang tak henti-hentinya menggenjot anusku. “Kakkkk ohhh”. Aku raba kepalanya. Aku usap-usap mesra seakan memberikan tanda bahwa aku suka perlakuan kontol dan bibir kak Hoe. Lembutnya bibir sang pujaan hatiku ini memang tak mungkin aku sia-siakan begitu saja. Terserah dia mau apakan aku,yang jelas apapun itu aku akan menerimanaya. Dadaku tengah memerah akibat gigitan kak Hoe. Tubuhku memang sangat mudah bereaksi pada hal-hal semacam ini. Sedikit saja terbentur atau saat menggaruk, pasti akan segera meninggalkan tanda merah. Kak Hoe juga menjilati pentilku dengan lembut sekali. Menggelitiki salah satu bagian tersensitif dari tubuh ku ini. “Fand kamu suka sayang?”. “hohhh suka kak… aku suka…”. “kamu benar-benar menggoda sekali ohhh”. Kak Hoe melanjutkan aksinya mengenyot pentilku. Sementara di bawah sana tusukan kontolnya terus menggila dan tak terkendali. Kontol kak Hoe memang tangguh dan perkasa. Hanya aku yang tahu bagaimana rasanya kontol sang dewa ini. Hahaha… Mataku terpejam,bibirku meracau tak karuan dan tubuhku telah basah kuyup oleh peluh. Aku benar-benar menikmati permainan ini. Sedari tadi hanya nikmat dan nikmat yang merasuki tubuhku. Hujaman kak Hoe rasanya sungguh sulit aku lupakan. Setiap tusukannya begitu membekas diingatanku. “Sayang… kakak Gen…. dong ya?”. “terserah kakak saja… host-host.. asal kontol kakak memberikan apa yang aku inginkan”. Cup! Kak Hoe mengecup bibirku. Kemudian dia menggendong tubuhku dan melakukan penetrasi sambil berdiri. Untung tubuhku lebih kecil dari pada kak Hoe, jadi posisi inipun sangat pas untuk kami lakukan berdua. Kami sudah siap dan sekarang aku yang menaik turunkan pinggulku agar kontol kak hoe trus menerima gesekan manja dari dinding anusku yang tak usah diragukan lagi kepiawaiannya dalam hal seperti ini. Aku menggenjot kontol kak Hoe sambil mendapatkan ciuman hangat dari mulutnya. Kami berciuman sejadi-jadinya. Melepaskan rasa sayang dan cinta yang ada di hati. Lembut dan enak sekali rasanya. “Aku sayang kamu Fand”. Kembali kak Hoe mencelemoti bibirku. Selain itu lidahnya yang sangat indah terus mengajak lidahku untuk bergulat dimulut masing-masing. manis sekali air ludah kak Hoe. Kental,hangat dan menggiurkan sekali. Anusku mulai penat dan ngilu karena kontol yang aku genjot ini memang mempunyai ukuran yang fantastis. Tapi aku tetap tak mau mengalah. Kontol seindah ini tentu saja akan aku manjakan habis-habisan.. ohhh rasanya begitu enak sekali. Keras banget… anusku benar-benar terasa perih nikmat saat melayani kontol kak Hoe. Genjotan pinggulku semaakin kencang dan terasa agak sedikit liar. Aku rasanya sudah tak tahan ingin menerima ledakan pejuh kak Hoe yang kental dan hangatnya minta ampunnnn… memikirkannya saja membuat aku ngaceng berat. Pejuh kental kak Hoe berwarna putih kekuningan,teksturnya kental dan banyak sekali. Aku benar-benar ketagihan. Tak bisa aku lupakan seumur hidupku. Aku genjot terus dengan cepat sekali. Anusku mulai longgar sekarang sehingga aku dengan mudah melakukan gerakan menyentak,memutar atau gerakan wave yang menjadi favorit ku saat menggenjot kontol kak Hoe. Tubuhku yang basah sudah teramat sangat horny dibuatnya. Kontol kak Hoe menjejalku sekeras tongkat besi. Aku terus berusaha mendapatkan semburan hangat yang keluar dari lubang kontol kak Hoe. Terus aku hantamkan lubang nikmatku kebatang kak Hoe nan tegang menantang tersebut. Tak henti-hentinya aku gerakkan pantatku agar pisang tanduk kak Hoe ini benar-benar mengacak-acak lubang senggama ku. Pedih,sakit ataupun sobek itu urusan belakangan yang penting aku bisa menaiki tangga surga kenikmatan malam ini bersama kak Hoe ku tersayang. Masih dalam posisi tadi, kak Hoe menguak pantat ku sedikit lebih lebar agar kontolnya bisa leluasa menyodok anusku. Gesekan antara kontol kak Hoe dan anusku memang sangat nikmat rasanya. Ohhh ohhh enak. Malam semakin larut dan kami terus melanjutkan pergumulan panas ini. Gantian,sekarang kak Hoe yang menggenjot lubangku. Hentakkan demi hentakkan kontolnya seakan membuatku gelabakan untuk menerimanya. Kencang sekali kak Hoe menusukkan pisang tanduk itu ke anusku. Sentak ulur kontol kak Hoe sedikit mulai memburu. Nafas kak hoe mulai ngos-ngosan… tubuhnya mengejang dan sodokannya semakin kencang… Sebentar lagi.. ohhhh “SAYANGGGHHHH HOOOHHHH ARGGGHHHH AKHUUU SUDAHHH ARGGHHHH!!!!”. Crotttt…crooottt croottt crooottt croottt cccrrrooottt…. Menyemburlah pejuh kental yang banyak sekali kedalam anusku.. namun kak Hoe tetap menggenjotkan kontol super itu meski pejuh hangat dari dalam kantungnya telah keluar mengisi ususku. Semakin licin saja rasanya. Kami kembali berciuman ganas. Suasana hening menenggelamkan kelelahan tubuh kami diatas ranjang. Aku merasakan kepuasan yang mungkin hanya bisa aku dapatkan dari kak Hoe. Sampai pagi menjelang kak Hoe memuncratkan pejuhnya sebanyak tiga kali di tubuhku. Sekarang aku bangun dan membiarkan kak Hoe yang masih telanjang dengan kontol yang menancap di anusku. Kontol itu aku cabut dari lubangku. Lelehan pejuh kak Hoe yang mulai mengering aku lap dengan kain. Aku sekarang menuju kamar mandi dan bersiap-siap untuk melanjutkan aktifitas sebagai pasukan Moikzura. Anusku masih agak ngilu tapi aku coba tahan agar teman-temanku tidak merasa ada yang aneh dari diriku. Suasana pagi yang indah… dinginnya udara yang berbaur dengan sedikit kabut pagi menutup wajah tampan sang mentari. Eloknya pantai berpasir putih menyapaku saat memasuki halaman Markas Moikzura yang sangat luas. Disinilah aku dan ratusan teman-temanku dilatih untuk menjadi pasukan hebat dan berkelas. Ditempat ini aku setiap hari mengabdi pada raja Ellijo Hairer dan kerajaan Merfghu. Aku sebenarnya masih memikirkan tentang Ginda Golhuf. Mengapa ya aku bisa terus kepikiran dia? Aku semakin tidak tenang karena terus-terusan dihantui rasa keingin tahuan mengenai putri tertua Raja Golhuf ini. Aku pun meminta izin sebentar untuk mencari data-data terkait di ruang arsip kerajaan. Untung penjaga arsip sudah akrab denganku karena aku sering ketempat ini maka dia juga banyak membantuku. Selain tentang Ginda, aku juga mempelajari dokumen-dokumen tentang pemerintahan Golhuf III. Siapa tahu ada hubungannya karena aku yakin semua ini pasti saling terhubung. Tinggal kita saja yang harus memahami setiap kata-katanya. Menemukan titik terang memang sangat sulit. Aku harus banyak bertanya kepada ahli pelacak kasus dan ahli sejarah juga kalau mau menemukan kebenaran tentang hal ini. Selain kederadaan putri yang memang tidak diketahui, sebab dia meninggallkan kerajaanpun masih samar. Aku benar-benar tidak tahu harus memulainya dari mana.. “Heh! Anak ingusan…”. Seseorang diantara rak arsip sedang memandangku sinis. Tubuhnya tertutup mantel hitam berpenutup kepala. Wanita itu tampak menakutkan. Entah apa tujuannya, dia kemudian menghilang dari ruang arsip. Aku masih sibuk dengan dokumen-dokumenku. Berkutat dengan hal semacam ini sudah menjadi sesuatu yang biasa bagiku,semenjak menjadi pasukan Moikzura. Tapi sebenarnya aku sangat aneh dengan arsip-arsip ini. Semenjak tadi mencari,masa arsip mengenai Ginda sangat sedikit sekali. Seharusnya, sebagai putri calon penerus kerajaan, data-data tentangnya sudah dibuat semenjak kecil. Dari pada bingung aku tanyakan saja pada Neira,penjaga ruang Arsip Kerajaan. “Bi Nei.. bisa bantu aku tidak?”. “Bantu apa nak?”. “Ada tidak dokumen atau biografi dari Ginda Golhuf?”. “Ayo ikut aku ke rak 34. Aku tidak tahu pasti juga, tapi kalau tentang Ginda ada di rak tersebut”. Bibi Neira mengajakku menuju rak 34 yang menyimpan dokumen-dokumen mengenai Ginda. Sesampainya disana… “Lho… kok sudah beda? Mungkin ada yang memindahkan isinya.. Fand”. “Siapa bi? Lalu ditaruh dimana isinya?”. “Aku coba tanyakan pada Retei. Dia adalah petugas pembersih ruang arsip”. Aku mengikuti langkah kaki Bi Nei mendatangi tuan Retei. “Maaf tuan Retei. Apakah anda memindahkan arsip mengenai Ginda di rak 34?”. Tuan Retei sedang menyapu debu di rak 42 menggunakan kemoceng. Dia menghentikan pekerjaannya untuk sementara waktu. “Ya Nei. Aku tidak memindahkannya”. “Kalau bukan anda lalu siapa ya? Para penjaga mana mungkin melakukan ini. Apakah ada seseorang yang sengaja memindahkan arsip tersebut?”. “Apa kau yakin arsip itu berada dirak 34?”,tanya tuan Retei. “Aku yakin. Bahkan aku punya denah arsip agar mempermudah aku menunjukkan lokasi arsip pada orang yang membutuhkannya”. “Bi… aku mau minta izin untuk mengecek rak 34”,pintaku. “Ya silahkan Fand”. Aku kembali ke rak 34. Aku rasa ada yang aneh dari rak ini. “Bi.. aku minta denah arsip boleh?”. “Tunggu sebentar ya aku ambilkan”. Bibi Neira meninggalkan ku. Aku mulai curiga kalau arsip-arsip ini palsu. Tak berapa lama kemudian, Bi Nei datang membawakan denah arsip. Aku mencermatinya dan memang seharusnya arsip dirak ini ada di rak 68. Aku pun mengecek rak 68 dan ternyata isinya sama dengan arsip dirak 34. Sekarang aku paham, seseorang telah meniru arsip-arsip di rak 68 dan menaruhnya di rak 34. Ini seperti menghilangkan jejak yang begitu sangat mencolok menurutku. Kalau orang itu adalah seorang profesional tentu dia tidak akan seceroboh ini. Rak 34 semula memang berisi dokumen mengenai Ginda, tetapi seseorang telah mencuri arsip asli tersebut dan mengisi rak yang kosong dengan dokumen tiruan. Tapi ada kemungkinan dokumen ini ditiru menggunakan jurus Najgarfic Cello(Jurus peniru). Karena tidak mungkin rasanya orang tersebut meniru dokumen-dokumen yang sangat mirip ini dengan tangan manusia biasa. Aku mencoba mengacaukan gelombang jurus Najgarfic Cello dengan sirialku. Dan…. Srakkkk… susunan arsip yang teratur rapi menjadi helaian daun kuning. Daun-daun itu beterbangan kemana-mana. “Sudah pasti arsip telah dicuri”. “Kalau begitu aku akan melapor pada ketua Bi. Ini adalah masalah serius…”. Aku bergegas menuju markas Besar Moikzura dan meminta izin untuk menemui ketua Adenncop. “Brifand Ranggau. Silahkan masuk”. Salah seorang penjaga menyampaikan pesan ketua untuk mengizinkan aku masuk. Aku memasuki ruangan ketua. “Ada apa Brifand?”. “Kita kehilangan arsip Ginda di Ruang arsip Kerajaan,Tuan”. “Apa??!! Mengapa bisa? Kita harus cepat, bertindak. Ada kemungkinan ini akan semakin runyam. Kau duluan aku akan memerintahkan pasukan penyidik ke ruang arsip segera”. “Baik tuan”. Aku bergegas kembali ke ruang arsip dan mengamankan TKP. Tak lama kemudian pasukan penyidik yang diketuai oleh senior Zanu Yojoda datang. “Brifand, aku diperintahkan untuk menyelidiki kasus ini. Tolong ceritakan apa yang telah terjadi di sini”. Aku mulai menceritakan kronologis perkara pada tuan Zanu. Pada bagian penyidik dipasukan Moikzura, mereka tidak diwajibkan menguasai pengendalian benda melainkan diharuskan menguasai jurus-jurus Najgarfic. Seperti Najgarfic 61 Spim(jurus menciptakan benda),Najgarfic Cello,Najgarfic G,dan tentu saja Najgarfic Frout SS(jurus mengendalikan pikiran manusia). Orang-orang dipasukan khusus ini memang sangat hebat bahkan menurut sebagian orang mereka lebih hebat dari Cerrad 07. “Qoff, Gudi dan Bouer coba selidiki rak ini”,perintah tuan Zanu kepada bawahannya. Ketiga orang itupun mulai mendeteksi dengan ituvelce. “Tuan Zanu. Musuh menggunakan Najgarfic G. Gelombang jurusnya hanya sampai didepan rak ini”,kata Gudi. “Siapa lagi orang ini? Pelajari gelombang Najgarfic G milik musuh. Kita akan mencari dimana tempat orang itu berada”. Hebat sekali pasukan ini. Oranng-orang didalamnya sangat luar biasa. Ingin rasanya aku suatu saat nanti bergabung dalam pasukan Khusus ini. Mereka pun kembali sibuk dengan tugasnya. Ituvelce mereka sangat peka sekali. Karena salah satu teknik pasukan penyidik yang harus benar-benar dikuasai adalah ituvelce. Sedikit demi sedikit mereka menggerakan tangan untuk mendeteksi gelombang jurus musuh yang masih ada. Semua jurus yang telah dikeluarkan atau semacamnya akan terus menciptakan gelombang yang berpusat pada penggunanya. Terkecuali sang pengguna jurus telah meninggal. Namun walaupun sang pengguna jurus telah meninggal dan gelombang jurusnya telah nonaktif tapi gelombang masih bisa dirasakan,dan diukur panjangnya. Maka dari itu ada teknik khusus yang aku kembangkan dengan ituvelce agar mampu mengacaukan pergerakan gelombangku. Aku masih merahasiakan teknik originalku ini pada semua orang karena kalau aku bisa menciptakan jurus ini, berarti aku harus tahu kelebihan dan kelemahan jurus dan saat ini aku masih belum menganalisa kelemahan jurus. Mereka bertiga masih mencoba. Apa sulit ya menggunakan ituvelce sambil mengaktifkan jurus Najgarfic G. Secara logika saja hal ini memang agak sulit, karena penggunaan Najgarfic G perlu konsentrasi yang tinggi. Di tengah-tengah mereka bertiga, tampak lingkaran dimensi ruang yang terbuka. Sangat menakjubkan! Aku belum pernah menyaksikan terbukanya dimensi seperti ini. Blap! Mereka kehabisan tenaga “Host-host-host. Maaf tuan, sepertinya musuh sangat pintar. Dia tidak hanya kabur kedimensi ruang, tapi juga menggunakan dimensi waktu. Ini sangat sulit untuk dilacak”. “Musuh sangat pandai. Kalau begini kita hanya bisa berharap bahwa ada salinan arsip yang harus disegel. Bi Nei… kemari”,kata tuan Zanu. “Ada apa tuan?”. “Apakah arsip dokumen yang hilang masih ada?”. “Ada tuan diruang salinan arsip. Mari saya antar”. Kami mengikuti langkah kaki wanita itu. Setelah masuk ke dalam ruangan yang minim pencahaayaan ini, Bi Nei menunjukkan kami salinan arsip. “Bi.. ini bukan dokumen mengenai Ginda. Ini dokumen pulau”,tegur tuan Zanu. “Tidak mungkin tuan. Mana saya cek”. Bibi Neira mengecek dokumen-dokumen itu dan ternyata memang itu adalah salinan arsip dokumen pulau. “Tamatlah sudah. Dokumen-dokumen salinan tentang Ginda Golhuf juga telah dicuri”. “Situasi darurat. Kita kembali ke markas dan meminta bantuan Cerrad 07”. Tuan Zanu bergegas meninggalkanaku dan Bi Nei di ruangan itu. “Bi aku mau minta izin agar bisa menganalisa jurus musuh di ruangan ini”. “Silahkan Fand”. Aku mulai menggunakan ituvelce sirialku. Sedikit demi sedikit aku rasakan ada gelombang yang sama persis diluar ruangan ini baru saja. Akupun bergegas menuju tempat itu. Disekitar rak arsip 72 tak jauh dari rak arsip tempatku membaca dokumen tadi. “Tak salah lagi disini. Tapi dia masih menggunakan Najgarfic G untuk berpindah tempat”. Aku berlari keluar mengejar tuan Zanu dan ketiga bawahannya. Mungkin mereka belum sempat meminta bantuan pada Cerrad 07. Dipelataran markas Moikzura aku lihat mereka dan ku panggil tuan Zanu. “Tuan Zanu! Tunggu!!”. Tuan Zanu mendengarku dan berhenti. “Ada apa Brifand?”. “host-host-host. Aku menemukan sesuatu”. Dengan terengah-engah karena habis sprint sekitar 300 meter,ku jelaskan apa yang aku temukan di ruang arsip. Merekapun bergegas kembali keruang arsip dan langsung melakukan jurus ituvelce dan Najgarfic G. tentu saja mereka tidak kesulitan lagi melacak sang pengguna jurus karena aku telah mengacaukan gelombang sang pengguna jurus agar semakin mudah mendapat pantulan dari gelombang yang telah dia keluarkan. “Dapat!! Palajari frekuensi gelombang sekarang”,kata Bouer. “Fand hitung ya… aku mau konsentrasi ke jurus dulu. Cepat rambat gelombang 0,169 m/s dengan frekuensi 33,8 Hz dengan banyaknya gelombang sebesar 200.000 gelombang”,perintah Gudi. “Baik! Panjang gelombang 0,5 cm dan jarak orang itu dari sini adalah 1 km”,jawabku. “arah tenggara! Sekarang!”,timpal Qoff. Mereka berempat masuk kedimensi ruang dan menuju 1 km arah tenggara. Lho, itukan daerah rumah kak Hoe. Ada apa ini? Orang itu kerumah kak Hoe? Aku semakin khawatir dan jadi tidak karuan. Aku kembali berlari menuju rumah kak Hoe. Aku tak mau terjadi apa-apa dengannya. Langkah kaki ku semakin cepat berlari. Hanya satu yang aku pikirkan saat ini yaitu kak Hoe,kak Hoe, dan kak Hoe. Rasanya satu kilometer tak berarti apa-apa. Karena aku berlari sangat cepat sekali. Aku pun akhirnya tiba dan bergegas masuk kedalam rumah kak Hoe. “Kak…..”. Seketika aku membisu tatkala aku melihat kak Hoe telah diacungi sebuah pisau tepat di lehernya. “Fanddddd… jangan hiraukan aku…”,pinta kak Hoe. “Kak… lepaskan kak Hoe!!!”. “Hahahaha… kau kira semudah itu. Hah!”,hardik wanita separuh baya yang menyandera kak Hoe. “tenang Fand, kami akan menyelamatkan Hoe”,kata tuan Zanu.

###

9 Gay Erotic Stories from Fandybottom

Sango Island

Sango IslandCerita fiktif ini adalah sebuah Imajinasi yang berdasarkan cerita nyata ku, hanya saja ada hal-hal khusus sebagai petunjuk yang memang benar-benar ada termasuk beberapa seorang yang menjadi tokoh utama cerita ini.Senin,12 DesemberAwan putih begitu cantik menaungi tepian langit gugusan kepulauan Merfghu. Terdapat sekitar 22 pulau kecil yang sangat menakjubkan. Sentuhan agung

Sango Island 2

Sango Islaand 2Aku mencoba meresapi tekstur keras senjata milik kak Hoe. Ohhh… Pisang surga itu mulai menjadi-jadi di bawah pantat ku. Semakin liar dan memburu. Walau batang itu masih tersembunyi dibalik celana Kak hoe,tetapi sodokannya begitu terasa di daerah sensitif ku.. aku sangat terangsang dan menikmati perlakuan kak Hoe pada ku. Sekujur tubuh ini rasanya sudah pasrah jika kak Hoe

Sango Island 3

Sango Island 3Dan tak lama kemudian.. nafas kak Hoe semakin memburu dan…Crrroooottt…crrrooootttt…crooottttt! Menyemburlah pejuh sang pangeran tampanku kedalam anusku.“Kak.. aku mau pejuh mu.. please…ohhh”.“Okkkkhhh”.Kak Hoe Menggenggam erat kontolnya dan mencabut benda itu dari dalam lubangku.. dia mengangkangi wajahku dan mengarahkan kontolnya kedepan mulutku. Aku membukakan mulut

Sango Island 4

Sango Island 4Dengan suasana hati yang kacau aku kembali ke Ruang arsip pagi-pagi sekali. Aku harus senang atau sedih? Kalau aku senang berarti aku telah mengkhianati kak Hoe. Kalau aku sedih berarti aku telah menyia-nyiakan kesempatan itu. Antara berkhianat atau cinta… terus terang kepala ku terasa berat, aku yakin ada yang aneh dari diriku. Mungkinkah tadi malam Zar sempat membiusku?

Sango Island 5

Sango Island 5Begitu sempurna tuhan menciptakan tubuh sang pangeran dari Sango ini. Perlahan-lahan aku coba memasukan benda mulus nan menggoda itu kedalam mulutku. Aku resapi segala kenikmatan yang mulai menjalar di ujung lidahku. Kangen sekali rasanya mencicipi pejuh kak Hoe. Seluruh batang itu telah mendiami rongga mulutku hingga menyentuh kerongkongan. Walau terasa sangat sukar memasukkan

Sango Island 6

Sango Island 6Malam hari ini suasana semakin dingin. Pijarnya lampu di gang-gang rumah tuan Hereca semakin menimbulkan efek menegangkan. Sementara diluar hujan gerimis mulai menyapa. Aku sekarang berkeliling untuk mengecek keadaan, jam pada saat itu menunjukan pukul 10:34 pm. Lantai demi lantai aku jajaki. Di sekitar pantaipun terlihat dari lantai tiga rumah ini.“siapa itu?”. Aku melihat

Sango Island 7

Sango Island 7Kamis, 26 JanuariPelan-pelan aku buka mataku…dari celah kelopak mata ini, tampak sebuah langit-langit ruangan yang putih bersih. Aku coba menolak rasa sakit yang aku derita dan terus membukakan mata. Oh… tidak… aku sekarang tengah terbaring diruang pengobatan. Tubuh ku terasa remuk dan perih. Luka-luka di tubuhku sekarang benar-benar mengaduh. Aku ingin mencari kak Hoe dan

Sango Island 8

Sango Island 8Tubuhku tampak begitu memikat sekali. Kak Hoe mulai menepuk-nepuk pantatku, mungkin supaya aku merasa lebih siap untuk menerima kontolnya sebentar lagi. Pertama-tama kak Hoe menyapukan air ludahnya yang kental ke permukaan batang perkasa itu. Dia usap rata kesetiap sisi kontolnya. Beberapa kali dia ulangi hal tersebut agar kontol kak Hoe benar-benar licin da siap menyentuh

Sango Island 9

Sango Island 9“Aku akan membunuh pria ini kalau kalian berani macam-macam terhadapku. Serhu memang sangat bodoh! Tak bisa aku andalkan”. Wanita itu semakin menekankan pisaunya keleher kak Hoe.“Tolong… lepaskan kak Hoe…”,aku mulai memelas.“Siapa anda? Apa tujuan anda mengambil arsip kerajaan?”,tanya tuan Zanu.“Tujuan ya? Hmmmpp.. Aku Nareda Nujuvu,sang Acellour (sebutan untuk pahlawan

###

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story