Gay Erotic Stories

Ini kisah pertama kali manusia ada di muka bumi. Menurut cerita manusia awam, manusia diciptakan dari cetakan Allah yang 100% menyerupai Allah. Saat manusia pertama diciptakan, manusia tersebut telah pandai berbicara, berbudaya dan hal ini dibuktikan dengan cara bicara manusia itu terhadap Allah dan Syeitannya. Namun menurut beberapa versi film kartun ibarat malaikat baik dan malaikat jahat. Manusia pertama sudah memiliki nama ADAM, dan saat pertama diciptakan ia pun bertanya : "Jika Allah bisa menciptakan saya dengan sangat mudah tanpa perlu evolusi yang begitu lama, apakah bisa juga menciptakan pendamping hidup saya?". Allah pun berkata dengan demikian akan kuciptakan pendamping hidupmu dari tulang rusuk kananmu. Setelah itu rusuk kanan sang Adam diambil dan lahirlah seorang pria dengan nama Adem. Adam dan Adem pun yang memiliki kesamaan sifat mulai berciuman karena girang. Adam memeluk adem dengan mesra dan dengan penuh kehangatan, sementara adem menikmati lidah Adam yang penuh aroma maskulin. Tak lama kemudian sang Adam berteriak "Lihatlah kontolku berdiri!!". Sang Adem pun memegang kontol sang Adam dan mulai melihatnya dengan dekat dan terlihat sedikit basah dan beraroma pria sejati. Adem pun menjilati kontol sang Adam dan dengan senangnya ia mengulum-ngulum kontol sang Adam. Sang Adam pun merintih kesenangan, dan dengan kekuatan penuh ia memuntahkan sesuatu ke mulut Adem. Adem pun terkejut dan memuntahkan cairan itu. Dan ketika Adem pun mulai menjilati kembali kontol Adam, sang adam merintih perih dan mencabut kontolnya kemudian menarik kepala Adem agar berdiri. Setelah itu gantian Adam yang menjilati dan menghisap kontol Adem. Oh... begitu nikmatnya rasa kontol ini kata Adam. Adem menunduk dan mengelus-elus punggung adam dan tak terasa tangannya meraba sebuah lubang. Dirabanya lubang itu dengan jari dan ditusuk-tusukan jarinya kedalam lubang itu yang membuat sang Adam mengerang keenakan. Adem pun bertanya "Lubang apakah ini Adam?". Sang Adam pun menjawab "Mungkin lubang ini untuk menaruh kontol kita, lihatlah ukurannya pasti pas dengan kontol kita". Sang Adem pun mencoba memasukkan kontolnya kedalam lubang tersebut, namun sisa liur yang menempel pada kontol Adem membuat kontol adem dengan mudah memasuki lubang tersebut. Adam merintih kesakitan, sementara Adem menikmati lubang yang menyenangkan itu. Adem pun bertanya "Apakah engkau merasakan sakit?". Adam bertanya, sebenarnya ya tetapi rasa sakit ini tidaklah berarti dibandingkan kenikmatan yang kudapat darinya. Akhirnya Adempun tanpa sadar memuntahkan cairan ke dalam anus Adam. Adam merasakan aliran sejuk di dalam anusnya. Adem terdiam kemudian melepaskan kontolnya dan kembali menciumi punggung Adam. Adam berbalik dan menciumi Adem. Hari berganti hari dan mereka berdua terus melakukannya bersama. Hingga suatu saat mereka berkata, "Apakah di dunia ini hanya kami yang hidup?". Allah berkata, jika aku abadi kalianpun abadi karena kalian adalah cetakan diriku. Setelah kepergian allah syeitanpun muncul dan menawarkan ketidakabadian dengan menyuruh adem memakan buah simalakama di taman firdaus. Syeitan akan memberi buah tersebut jika Adem mau menukar buah itu dengan kontol Adem. Akhirnya sang Adem setuju dan setelah memperoleh buah itu ia langsung memakannya dan oh ... perutnya pun kembung. Ternyata Adem hamil dan seuai perjanjian sang ular menjilati dan menyambar kontol sang Adem. Akhirnya sang Adem bingung karena kontolnya hilang dan kini ada lubang di tempat hilangnya kontol itu. Sambil berdarah-darah ia berlari menemui Adam. Adam marah ketika mengetahui hal itu dan mengusir Adem dan memberikannya julukan Hawa. Sang Hawa pun mengembara bersama kandungannya dan akhirnya melahirkan anak kembar hasil persilangan Adem Vs hawa, yang ternyata satu lagi berkontol dan satu lagi tak berkontol. Ia sendiri merawat kedua bayi tersebut hingga besar dan akhirnya dewasa. Sementara Adam hidup sendiri dan memohon kepada Allah untuk diberikan lagi banyak teman dan akhirnya semua rusuk Adam dicabut dan menjadi banyak sekali pria. Sementara Adem pun meminta rusuknya dicabut ketika hendak meninggal agar ada orang yang merawat kedua anaknya dan akhirnya muncullah banyak para hawa. Para Adam dan Para hawa hidup di tempat yang berbeda namun karena suatu saat pasti akan terjadi kedua keluarga berkumpul dan melakukan hubungan besar-besaran dan terus menghasilkan keturunan hingga saat ini. Due to international translation technology this story may contain spelling or grammatical errors. To the best of our knowledge it meets our guidelines. If there are any concerns please e-mail us at: CustomerService@MenontheNet