Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Berenang di Klub Cinere, Mas 2

by ITB Guy


Aku putar kepalaku kembali menghadap shower yang mengucur deras. Sambil berpura-pura tidak memperhatikan Indra yang sedang menontoni aku mandi, kutuang sabun cair ke tanganku, kujatuhkan botolnya ke bawah, dan mulai menyabuni tubuhku. Tanganku bergerak pelan, menyabuni dada dan perutku. Lalu aku tarik tanganku ke belakang dan kusabuni tengkuk dan punggungku. Kemudian turun kebawah, ke pantatku. Kudongakkan kepalaku sedikit ke atas. Dengan kedua tanganku yang penuh sabun, aku pijat-pijat pantatku. Sesekali kutarik kedua belah pantatku agar Indra dapat melihat lembah di antaranya. Jika Indra bisa melihat bagian depan tubuhku, tentunya dia akan melihat sebuah batang yang berdiri keras menjulur keluar sepanjang 15 cm dari kedua pahaku sambil berdenyut-denyut dan dua buah bola kecil yang penuh menggantung di bawahnya. Sesekali aku sadar bahwa jika ada yang tiba-tiba masuk ke kamar shower ini dan memergoki kejadian ini, entah apa yang akan terjadi. Di tengah ketakutan itu, aku menikmati memberikan tontonan ini untuk Indra. Aku dapat merasakan sesosok tubuh masuk ke dalam showerku dan lalu aku mendengar suara tirai ditutup di belakang kami. Lalu kudengar suara sesuatu jatuh berkecipak di lantai shower yang basah. Indra sudah membuka celananya tampaknya. Aku menahan diri untuk tidak menoleh ke belakang dan terus menyabuni tubuhku. Sekarang aku kembali menyabuni bagian depan tubuhku. Dadaku, perutku, kemudian leherku. Beberapa saat kemudian, sepasang tangan yang kokoh mendarat lembut di pinggangku dan pada saat yang bersamaan dapat aku rasakan sebuah benda tumpul yang lonjong dan keras menekan bagian punggungku, sedikit di atas pinggangku. Napasku semakin memburu. Degup jantungku bertambah cepat sampai-sampai aku dapat mendengarnya. Dadaku mulai naik turun. Tangan kananku berhenti di atas dadaku dan tangan kiriku di perutku. Aku tidak sedang menyelam, tapi rasanya aku hampir tidak bisa bernapas. Perlahan, Indra semakin merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Perut dan dadanya yang bidang kini menempel lekat di punggungku, terhalangi oleh sebuah batang yang keras namun lembut yang terhimpit di bagian bawah punggungku. Bibirnya menekan bagian belakang kepalaku. Kedua tangannya lalu perlahan bergerak meluncur di tubuhku yang licin oleh sabun ke arah depan. Tangan kirinya melingkar erat di pinggangku sementara tangan kanannya memangkuk, menutupi dada kiriku. Aku dapat merasakan jari-jarinya di bawah ketiakku. Puting kananku yang mengeras menekan telapak tangannya. Perlahan aku letakkan kedua tanganku di atas kedua tangannya. Tanpa mengubah posisi, Indra perlahan mendorong tubuhku ke depan sehingga tubuh kami berdua yang merekat erat kini berada tepat di bawah shower. Air panas mengguyur tubuh kami dengan deras sementara kehangatan tubuh Indra terus mengalir dari tubuhnya ke tubuhku. Indra sama sekali belum menyentuh kontolku, tapi guyuran air panas dan dekapan Indra di tubuhku benar-benar hampir membuatku mencapai orgasme. Indra mulai menggerak-gerakkan pinggulnya. Dia menggesek-gesekkan kontolnya ke punggungku. Secara refleks, aku meraih ke belakang dengan kedua tanganku dan menggenggam pantatnya. Lalu aku membantunya dengan turut menggerak-gerakkan pinggulku ke belakang, menekan-nekan kontolnya yang masih terhimpit di antara tubuh kami. Tangan kirinya kini perlahan bergerak meluncur dari pinggangku ke bawah. Dia membuka telapak tangannya dan meletakkannya dengan lembut di bagian bawah kontolku. Kontolku berdenyut semakin keras. Aku dongakkan kepalaku dan kusandarkan ke bahu kirinya. Air panas mengguyur wajahku. Aku harus membuka mulutku agar dapat terus bernapas. Mataku terpejam, menahan kenikmatan yang Indra berikan kepadaku. Indra mulai menjilati telingaku yang basah. Tangan kanannya meremas-remas dada kiriku. Lalu tiba-tiba aku bisa merasakan Indra menggengam lembut kontolku dengan tangan kirinya. Kehangatan genggamannya langsung menjalar dan menyengat sekujur tubuhku dengan kenikmatan yang luar biasa. “Ahhhhhh!!!” tanpa sadar aku melenguh keenakan. Kepalaku semakin terdongak, menekan bahu kiri Indra tempatku bersandar. Kedua tanganku meremas pantat Indra keras-keras. “Hah! Hah! Hah! Hah!” ucapku terengah-engah. Mataku terus terpejam. Dadaku naik turun dengan cepat. Mulutku terbuka lebar, berusaha menarik oksigen sebanyak mungkin. Tapi gagal. Karena tiba-tiba mulutku terbungkam oleh sesuatu yang hangat dan basah. Indra menciumku dengan penuh nafsu. Aku dapat merasakan napasnya yang memburu di pipiku. Dengan lidahnya, dia memainkan lidahku dan lalu menghisapnya kuat-kuat seperti dia menghisap kontolku di kolam tadi. Tangan kirinya mulai mengocok kontolku pelan-pelan. Air panas yang terus mengguyur tubuhku melipatgandakan sensasi kenikmatan yang belum pernah kurasakan. Kakiku gemetaran dan hampir tidak kuat menopang tubuhku. Aku benar-benar terbuai dan hampir saja ejakulasi ketika akhirnya dia melepaskan genggamannya dari kontolku. Aku membuka mataku dan kulihat dia berjongkok mengambil botol sabunku dari lantai. Dituangkannya sabun ke tangan kirinya dan kemudian dia menyabuni kontolnya. Kemudian dia letakkan botol sabun itu kembali ke lantai dan berdiri sedikit di sebelah kananku. Dengan tangan kanannya dia membimbing tangan kananku ke kontolnya. Aku genggam batangnya yang tidak disunat itu dengan lembut dan mulai mengocoknya perlahan. Kontolnya tampak begitu indah. Kulit kulupnya benar-benar tertarik ke belakang dan kepala kontolnya yang telanjang tampak memerah. Batangnya yang sudah dilumuri sabun terasa licin di dalam tanganku dan aku terus mengocoknya. Sementara itu tangan kirinya yang masih bersabun bergerak dan menggenggam pantatku. Jari tengahnya masuk ke celah pantatku dan mulai memain-mainkan duburku, menyabuninya. Secara refleks aku membungkuk ke depan dan bertopang dengan tangan kiriku di tembok sementara tangan kananku terus memberikan kenikmatan ke kontolnya. Air panas kini mengguyur punggungku. Indra lalu memasukkan satu jarinya ke dalam lubang pantatku. Dinding anusku langsung mencengkram erat jarinya yang penuh sabun. Dengan jarinya itu dia menyabuni lubang cintaku sementara tangan kanannya mulai mengelus-elus perutku. Sodokan jari Indra terasa begitu nikmat di dalam pantatku. Aku menggoyang-goyangkan pinggulku maju-mundur sementara Indra mengentotiku dengan jarinya. Lalu aku merasakan dia memasukkan lagi satu jarinya sehingga duburku semakin penuh. Dia sodok kedua jarinya dalam-dalam sementara kontolnya terus aku kocok. Indra mulai menjilati tengkukku dan menggigit-gigitnya. Selagi aku terbuai oleh gigitan cintanya, dia memasukkan lagi satu jarinya. Tiga jarinya kini menyesaki lubang pantatku yang meski sudah tidak perawan tapi masih sempit itu. Tangan kanannya kini menggenggam kontolku dan meremasnya. Nggggghh! Kenikmatan ganda di pantat dan kontolku membuatku mabuk. Aku semakin kuat mengocok kontolnya. Indra mengerang pelan keenakan. Tiba-tiba dia menghentikan permainan cintanya. Dia putar tubuhku sehingga kami berhadap-hadapan. Langsung saja kulingkarkan kedua tanganku di lehernya dan kami berciuman dengan mesranya di bawah guyuran air panas. Kedua tubuh kami menempel erat. Tangan Indra meremas-remas pantatku. Kedua kontol kami saling mendorong satu sama lain dalam himpitan tubuh kami berdua. Sambil terus menciumnya dengan penuh nafsu, aku lingkarkan kaki kananku di pinggangnya. Dengan sigap Indra menopang pahaku dengan tangan kirinya. Sesaat kemudian tangan kanannya meraih ke bawah dan mengangkat kaki kiriku. Aku langsung mencengkramkan kedua kakiku kuat-kuat dipinggangnya. Kedua telapak kakiku saling mengunci di balik punggungnya sementara tanganku terus melingkar di lehernya. Kami terus berciuman dengan penuh nafsu sementara Indra menggendongku seperti anak kecil. Dia menindihku ke tembok dan melepaskan ciumannya. Kami saling menatap dalam-dalam satu sama lain. Kedua kontol kami terasa berdenyut-denyut terhimpit tubuh kami. Perlahan, Indra menekuk kedua lututnya sehingga badannya bergerak ke bawah sementara tubuhku tidak bergerak karena terus dia tempelkan ke tembok. Dia terus merendahkan tubuhnya sampai kontolnya terlepas dari himpitan tubuh kami. Kontolnya kini tegak mengarah ke atas. Kepalanya berada tepat di mulut anusku yang menganga lebar karena kedua kakiku melingkar di pinggangnya. Ini dia! Aku akan merasakan kontol cowok ganteng ini di dalam tubuhku! Tiba-tiba saja kami mendengar suara air mengalir tepat di shower sebelah kami. Ada orang di sana! Shit! Sesaat aku panik. Begitu juga Indra. Dia menoleh ke belakang, ke arah shower sebelah, dan lalu dia menatapku. Wajahnya yang tampan nampak ragu-ragu. Keraguan juga mulai menyelimutiku. Tapi….tidak! Aku tidak mau berhenti! Aku ingin merasakan batangnya sedalam mungkin di dalam tubuhku. Aku tersenyum lemah ke arahnya. “Ndra,” bisikku, “Terusin dong. Please.” Indra terdiam sesaat mendengar permohonanku. Kemudian dia tersenyum dan mencium bibirku dengan lembut. “Oke Van,” bisiknya, “Tapi tahan ya. Jangan sampai loe teriak, oke.” Aku mengangguk pelan. Sambil terus menopang kedua pahaku dengan kedua tangannya, perlahan Indra menaikkan lagi tubuhnya ke atas sehingga kepala kontolnya mendesak membuka lubang pantatku. Aku berusaha membuka anusku lebar-lebar untuk memberi jalan untuk batang cintanya. Dibantu air sabun yang masih menyisa di dalam duburku, kepala kontol Indra masuk dengan cukup mudah. Aku memejamkan mata dan menggigit bibirku menahan perih ketika kontolnya menyeruak masuk ke dalam tubuhku. Indra terus mendorong ke atas sampai setengah kontolnya masuk. Aku memperkuat pelukanku di lehernya dan kurebahkan kepalaku ke depan, ke bahu kirinya. Kedua mataku terpejam kuat-kuat. Aku hampir menangis menahan rasa sakit di pantatku. Kontolku terasa sedikit melemas. “Ngghhh! Ndra!,” erangku perlahan, “Ndra, sakit…mmhhh…” “Ssssst,” bisiknya. “Tahan Van. Bentar lagi masuk semua koq. Tahan sedikit lagi. Loe kan cowok.” Aku terus membenamkan mukaku di bahu kirinya sementara Indra secara perlahan namun pasti terus mendorong kontolnya ke atas. Sentimeter demi sentimeter, akhirnya seluruh batangnya yang perkasa itu masuk semua ke dalam pantatku. Tangannya yang kokoh terus menopang kedua pahaku. Setelah beberapa lama, rasa sakit di pantatku hilang dan berubah menjadi suatu kenikmatan. Kontolku yang terhimpit di antara kedua perut kami kembali tegang dan ereksi penuh. Air panas terus mengguyur tubuh kami. Aku buka kedua mataku dan kuangkat kepalaku dari bahunya yang bidang. Kulihat Indra tersenyum ke arahku. Dari matanya terpancar rasa nikmat yang teramat sangat. Sambil terus menghimpitku, Indra mulai menyodok-nyodok kontolya di dalam tubuhku. Aku dapat merasakan dinding anusku mencengkram kontolnya kuat-kuat. Setiap kali dia menyodok ke atas, kepala kontolnya memijat prostatku sementara perutnya menggesek-gesek kontolku. Pantatku terasa penuh sesak oleh kontolnya namun juga terasa nyaman. Seolah-olah lubang pantatku memang didisain khusus untuk dimasuki kontolnya, seperti sebuah sarung pedang yang didisain khusus untuk satu pedang. Bulu jembutnya yang lebat terasa menggelitik pantatku setiap kali seluruh batangnya masuk jauh sedalam mungkin. Aku kembali terbuai oleh kenikmatan ini. Aku merasa seperti anak kecil yang bergelantungan di tubuh Indra. Dua tubuh cowok yang menyatu, dijembatani oleh sebuah batang yang perkasa. Aku merasa begitu aman dalam dekapannya. Gesekan lembut perutnya di kontolku mengirim aku ke tepi orgasme. “Ngghhh! Ndra! Terus….terus!” erangku perlahan. “Mmmhh…nggghhh…loe…loe…sempit…banget….Van,” bisik Indra. “Mmmmh…loe…suka kan…Ndra? Ngghhh…ahhhh.” “Ohhhh…ohhh…iyah…gua…suka…banget…mmmhhh.” “Nnnn…ennnaaakkk….nggghhhh. Ndra…terus…terussss…” “Ahhhh…loe suka ya? Ngh…ngh…loe suka gua…entotin…kayak…gini? Mmmh, Van…loe suka…kan?” “Ngh! Ngh! Terus…Ndra! Sodok….terus!” Kontolnya terasa membara di dalam pantatku. Air panas yang terus mengguyur tubuh kami semakin memperkuat sensasi yang kami rasakan. Aku sudah tidak kuat lagi. Aku hampir keluar! “Ndra! NDRA!” teriakku. Aku benar-benar lupa bahwa ada orang di sebelah shower kami. Indra langsung membungkam mulutku dengan mulutnya. Mulutnya yang begitu hangat dan basah semakin menjebol pertahananku. Kontolku terasa panas. Dan akhirnya….crot! Crot! Crot! Tubuhku mengejang. Kuhisap lidah Indra kuat-kuat. “Hmmmh! Hmmmh!” erangku dengan mulut terbungkam. Indra menghentikan sodokannya. Ditindihnya tubuhku kuat-kuat kedinding dan diremasnya kedua pahaku. Lalu dikuburkannya kontolnya sedalam mungkin di dalam tubuhku dan membiarkan dinding duburku yang berdenyut-denyut akibat orgasmeku memijat-mijat kontolnya dengan kuat. Aku tidak tahu berapa kali aku menyemburkan air maniku, tapi itu rasanya orgasme terlama yang pernah aku alami. Belum lagi selesai kontolku memuntahkan isinya, kontol Indra meledak di dalam pantatku. “Mmmmmh….MMMHHHHH!!!!” erangnya. Mulut kami masih saling membungkam satu sama lain. Indra menciumku dengan nafsu binatang. Semprotan-semprotan yang kuat terasa memijat-mijat lubangku. Pantatku langsung terasa penuh oleh cairan yang hangat. Lebih hangat daripada air panas yang terus mengguyur tubuh kami berdua. Kami melepaskan ciuman kami. Kepala Indra rebah di bahuku dan kepalaku di bahunya. Kedua tanganku tergantung lemas di lehernya namun Indra terus menahan tubuhku dengan menopang kedua pahaku. Tampaknya dia berusaha membiarkan kontolnya terus berada di dalam pantatku selama mungkin. Kontolku sendiri sudah terkulai lemas. Tubuh kami terekat oleh air pejuku. Aku bisa merasakan air peju Indra meleleh perlahan dari lubang anusku. Napas kami terengah-engah. Air panas terasa nikmat membasahi tubuh kami. Samar-samar aku bisa mendengar air yang terus mengalir dari shower di sebelah. * * * * * Begitu kami selesai mengeringkan tubuh kami, seorang bapak-bapak keluar dari shower yang satu lagi. Dia tampaknya sama sekali tidak menyadari bahwa ada adegan cinta yang menggelora tepat di sebelahnya sewaktu dia mandi. Aku tersenyum ke arah Indra dan dia mengedipkan matanya ke arahku. Kami lalu melangkah keluar kamar shower. Indra meletakkan tangannya di atas bahuku layaknya seorang cowok tulen. “Jadi kapan lagi loe berenang?” tanyanya. “Biasanya sih tiap hari,” jawabku. “Tapi kalo sampe loe juga dateng tiap hari, bisa gawat. Bisa capek mampus dong gua.” Indra tertawa sambil memukul kepalaku. Yah, ternyata Cinere bukan tempat yang terlalu buruk. * * * * * N.B.: adegan seks dalam cerita ini (dan cerita-cerita gua yang lain) di mana para pelakunya tidak memakai pengaman, hanyalah dimaksudkan untuk memuaskan imajinasi para pembaca dan penulis sendiri. Gua harap semua pembaca cerita-cerita ini melakukan hubungan seks secara aman. Please use a condom! See ya in a pool! Send your comment to girvan@eudoramail.com

###

9 Gay Erotic Stories from ITB Guy

Asisten Dosen, Part 1

Doddy Jadi asisten dosen di Jurusan Teknik Sipil ITB punya keasyikan tersendiri. Di jurusan yang hampir cowok semua gini, asdos seperti aku bisa dibilang punya kuasa penuh atas anak-anak tingkat dua yang mengambil mata kuliah tertentu. Kalau aku bilang tugas mereka gak beres, ya berarti tugas mereka gak beres. Mereka gak akan berani protes atau menggugatku. Berani pergi ke dosen?

Asisten Dosen, Part 2

Doddy Andri meronta-ronta hendak melepaskan diri. Aku bisa merasakan jantungnya berdegup sangat cepat. Teriakannya terbungkam oleh kaus kakiku yang kusumpalkan ke mulutnya. Tindakannya itu malah semakin membuatku bernafsu. Dia ternyata lumayan kuat. Tapi aku tidak sampai kewalahan menguasainya. Himpitanku semakin keras. Andri berusaha meludah dan mengeluarkan kaus kakiku dari mulutnya,

Asisten Dosen, Part 3

Akhirnya aku keluarkan kontolnya dari mulutku dan aku berdiri sambil menatap Andri. Wajahnya tampak sedikit bersemu merah. Aku tak lagi melihat penolakan dari matanya. Aku menarik tangannya dengan lembut ke arah meja belajarku. “Taro tangan loe di atas meja dan condongin badan loe sedikit ke depan,” perintahku. “Terus buka kaki loe sedikit.” Dia menuruti semua petunjukku. Aku

Asyiknya Digerayangin Yandi

Sejak Yandi, temannya sesama mahasiswa di ITB, masuk ke kost-kostannya di daerah Cisitu, Bandung, Irvan selalu membayangkan betapa nikmatnya kalau dia diberi satu saja kesempatan untuk menikmati tubuhnya. Yandi memang cowok yang cukup tampan. Tingginya sekitar 168 dengan berat 60 kg. Badannya lumayan berotot; Irvan tahu karena dia sempat beberapa kali melihat Yandi keluar dari kamar

Asyiknya Digerayangin Yandi, Part 2

Yandi terkejut ketika menyangka bahwa Irvan terbangun akibat perbuatannya. Secara refleks, dia lepaskan genggamannya dan dia tarik tangannya dari dalam celana Irvan. Tapi Irvan menahan tangan Yandi sehingga dia tidak dapat melepaskan genggamannya dari kontol Irvan. Irvan menatap wajah temannya dan dia dapat merasakan keterkejutannya. Irvan memberikan senyuman hangat ke Yandi dan dengan

Berenang di Klub Cinere, Mas 1

Semenjak aku kembali ke Jakarta setelah lulus dari ITB, aku jadi merasa tidak punya kerjaan sama sekali. Aplikasi yang aku kirimkan ke Nanyang Technological University di Singapura belum dijawab. Sementara selama masih belum ada kepastian apakah aku akan melanjutkan kuliahku di seberang lautan sana, aku memilih untuk tidak mengirim surat lamaran bekerja dahulu. Aku kangen sekali

Berenang di Klub Cinere, Mas 2

Aku putar kepalaku kembali menghadap shower yang mengucur deras. Sambil berpura-pura tidak memperhatikan Indra yang sedang menontoni aku mandi, kutuang sabun cair ke tanganku, kujatuhkan botolnya ke bawah, dan mulai menyabuni tubuhku. Tanganku bergerak pelan, menyabuni dada dan perutku. Lalu aku tarik tanganku ke belakang dan kusabuni tengkuk dan punggungku. Kemudian turun kebawah, ke

Hukuman Setimpal

Jam 10 malam. Christian seharusnya pulang sebentar lagi. Aku berdiri agak jauh dari rumahnya di daerah Tubagus Ismail, Bandung, di kegelapan malam. Jalanan sudah sepi. Semoga saja tidak ada yang curiga melihatku berdiri sendirian di dalam gelap, mengintai sebuah rumah. Kalau ada yang melihat, mereka pasti akan menyangka aku hendak merampok. Bukannya mereka tidak punya alasan untuk

Hukuman Setimpal, Part 2

Tiba-tiba mataku tertumpu pada sebuah cam-recorder di atas meja belajarnya. Sebuah ide terlintas di benakku. Aku lepaskan cengkramanku dari rahangnya dan kemudian berdiri sambil terus menatap Chris, memperingatinya untuk tidak teriak. Dan dia memang tidak berani. Aku ambil cam-recorder itu dan mengecek isinya. Masih ada kasetnya. Aku rewind sampai habis dan kuambil tripod yang

###

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story