Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Breezy Autumn Series:

by Breezy Autumn


"Dari Balai Desa, jalan terus sekitar 100 meter, pada pertigaan belok kanan, lalu naik terus, ikuti jalur beraspal, kira-kira 300 meter. Villa Safir ada di sebelah kiri jalan, pagar besi tinggi berwarna coklat keemasan. Disana ada Bik Warni dan putranya, yang akan mengurus segala keperluanmu. Hati-hati, ya! Jangan keluar malam! Bahaya, penerangan disana masih sangat minim!" Terngiang perkataan Papa, sesaat sebelum aku tancap gas meninggalkan kota Surabaya yang panas, pengap, sesak menghimpit dengan semua problem, trouble, dan segala tetek bengeknya! Including my girlfriend, si cerewet Sisca! Biar dia rasain, gimana rasanya akhir pekan tanpa supir, pengawal dan 'ATM berjalan'nya! Sebenarnya asyik juga sih pacaran sama doi. Sisca dengan kulit putih mulus dan payudara aduhai yang bikin tangan gatal meremasnya. Face imut dengan potongan rambut pendek model Jepang dan bibir sensual yang selalu basah teroles lip-gloss pink menyala. Dan yang paling utama, yang bikin aku gak rela mutusin, yaitu servis si sexy ini yang always satisfying! She really knows how to touch, tease and make me feel like a real man! Anyway, just forget all about her now! It's my time! Mine! Bagus juga Papa beli Villa ini, meskipun dia tahu kalau kami sekeluarga bakalan jarang sekali bisa refreshing. Apalagi keluar kota! Naik gunung lagi! Diantara Papa, Mama, aku dan my ‘lil sis, Fonny, paling cuma aku yang paling sering cabut dan nginep diluar rumah. Itupun kebanyakan karena urusan Himpunan Mahasiswa, kayak rapat pleno, Camp Mahasiswa, retreat, pelatihan dan macem-macem kegiatan lainnya yang memang biasa diadakan di luar kota. Dan sebagai salah satu koordinator paling aktif di Himpunan Mahasiswa jurusanku, juga -ehem- Ketua II Pers Kampus, so pasti aku juga -mau gak mau- mesti nongol pada kebanyakan acara kampus. Papa dan Mama? Well, jangan ditanya! Mereka always busy with their crazy rutinity, or should I call it 'ritual'? Dad: taichi, meeting, audit, lunch gathering, golf with customers, karaoke with office staffs, dinner with other bosses and so on, and so on... Mom: facial treatment, spa, pengencangan, pedicure, manicure, beauty class, cooking class, taebo, body language, massage, shopping, arisan, creambath, cocktail party, et cetera, et cetera... Then, what's up with Fonny? Well, honestly I feel a little bit sorry for her! She seems not realized yet that mom and dad just treat her like a robot with schedule for everything and everything scheduled! Sekolah Internasional dengan 5 bahasa pengantar, les Matematika-fisika-kimia, English Course, kursus Bahasa Mandarin, Japanese, French, kursus piano, balet, pengembangan kepribadian, de-el-el, de-es-be... Herannya, tuh anak masih sempet-sempetnya ngumpulin koleksinya berupa segala macam pernak-pernik yang berbau Won Bin, aktor Korea pujaannya. Nggak ketinggalan ngurusin Spencer dan Bella, labrador dan pudel dari Papa. Me, myself? Namaku Ferry. 170 cm, 65 kg, medium-built, white skin, cute friendly lovely face & charming personality. Aku mahasiswa semester enam, Fakultas Teknik, Universitas Petra, sebuah universitas swasta ternama yang populer selain karena kualitas pendidikannya, juga karena kebanyakan mahasiswanya yang borju dan tajir, tentunya di kota Surabaya. But truly, I can say I'm not included in that kind of group! I love making friend with anybody! Nggak masalah suku, ras, agama, kaya-miskin, atau penampilan! Everybody is unique. We all have ourself strengths and weaknesses. So, the beautiful thing is when we realize it, make friends, and complete each other! That's what I call LIFE! (Wanna prove? E-mail me! Hehehe...) Well, back to my trip! Setelah hampir 2 jam perjalanan, akhirnya tiba juga aku di wilayah Kabupaten Malang, Kecamatan B, tempat kelahiran 2 kakak beradik penyanyi cantik kebanggaan Indonesia, YS dan KD (Now, you should've known where my home-town is). Setelah tanya pada seorang kusir delman, akhirnya kutemukan juga Balai Desa S yang dimaksudkan Papa. Sekarang tinggal cari pertigaan dan belok kanan. Yup, itu dia! Benar juga, jalanan makin lama makin sempit, walau tetap beraspal, dan makin menanjak. Kualihkan persneling Land Cruiser-ku ke gigi satu. Meski siang itu (jam 11 lebih) sangat menyengat, udara disini cukup sejuk. That's why, kumatikan aircon dan buka jendela mobil kanan-kiri. Lumayan untuk memperingan tarikan mesin mobil. Baru beberapa belas meter mobilku mendaki, kulihat ada seseorang didepan sana mendaki dengan mendorong sesuatu: semacam gerobak bermuatan penuh. Mobilku semakin mendekat kearah orang itu. Tampaknya seorang laki-laki yang mendorong gerobak dengan 2 roda. Makin dekat, makin jelas kulihat apa yang tampak didepanku. GOSH! Persis di depan moncong Land Cruiser-ku... Sebidang punggung kekar berwarna tembaga keemasan mengkilap, paduan sempurna kilau keringat oleh cahaya matahari dan permainan bayangan otot-otot punggung yang menari mengembang turun-naik di sekujur permukaan bidang 'piramida terbalik' itu. Masih tak percaya, kusaksikan dengan mata kepalaku sendiri punggung manusia yang sekilas nampak seperti liak-liuk otot-otot pada tubuh kuda jantan dewasa. Dengan hanya memakai celana pendek ngepas body warna cream, tanpa baju atasan dan alas kaki, pemilik rambut pendek hitam ikal yang basah kuyup oleh keringat itu, tampak bagaikan Hercules yang sedang mendorong gerobak bermuatan penuh, kaleng-kaleng besar yang kelihatannya terbuat dari stainless steel dan tumpukan batu-batu besar. Pada celana pendek cream itu, dua bulatan sempurna yang nampak sangat padat dan kenyal berkontraksi bergantian, mengikuti langkah kaki-kaki yang menggerakkan tubuh kekar itu. Dibawahnya sepasang batang pohon dengan urat-urat yang melekat menonjol seperti kabel melintang. Dan betis itu... otot bisep pada kaki bagian bawah: besar bulat sempurna, menempel kokoh pada tungkai kekar itu. Pria yang kutafsir tingginya 180 cm lebih itu, pasti mendorong beban minimal seberat 300 kg, pikirku. Karena lebar jalan tak memungkinkanku untuk menyalipnya, kuikuti saja dia dari belakang. Busyet, langkahnya tetap konstan dan malahan dia mempercepat dan memperbesar jarak langkahnya. Karena penasaran, sengaja tidak kubunyikan klakson dan kubuntuti dia dengan jarak yang tak terlalu dekat. Oops, sakit sekali dibawah sini. Sialan, rupanya, dari tadi tanpa sadar penisku telah mengeras menyaksikan pemandangan dahsyat ini. Dua menit lebih, tiba-tiba si dia berhenti dan menoleh ke belakang. AHW! Penisku langsung meronta keras. Didepan mataku, berdiri seorang pemuda dengan dada paling kekar yang pernah kulihat! Sepasang separuh semangka atau bola bowling, mengembang turun-naik, dengan ruas-ruas yang menakjubkan dan urat-urat halus melintang dari leher sampai ke perutnya yang juga membentuk delapan tonjolan. Walaupun terlihat sedikit lapisan lemak di body kekarnya, tetap saja dia nampak begitu sexy. Bahunya yang lebar dengan ruas-ruas tebal pada masing-masing pundaknya, kontras sekali dengan pinggangnya yang ramping. Menampilkan bentuk "V" tubuh laki-laki jantan yang sempurna! Benar-benar proporsi tubuh bagian atas yang perfectly excellent! Dengan tangan kiri masih memegang ujung gerobak, dia mengangkat lengan kanannya keatas melambai kepadaku. Oh my God! Tangan itu begitu luar biasa! Penuh lekukan dan tonjolan-tonjolan bagaikan pahatan Dewa Yunani. Dia menggerakkan lengannya dari posisi lurus keatas lalu kearah wajahnya, membentuk gerakan semacam "Ayo, kemarilah!" Pada posisi ini, otot bisepnya menegang! Urat pembuluh yang besar melekat pada puncak kontraksi seukuran bola baseball. Sementara pada lengan kirinya yang menahan beban gerobak, otot trisepnyapun menegang dengan perkasa. Wajah kemerahan itu tersenyum. OH GOOOD! Benar-benar wajah manis yang menawan! Rahang yang kokoh dengan belahan dagu yang sempurna… Sebentuk lesung pipit terlihat disudut kanan bibir tipisnya. Pemuda ini mungkin sekitar 20 tahun, rambut pendek hitam ikal, kulit warna tembaga kemerahan, bibir tipis merah merekah dan gigi putih rata. Hidung dan matanya mengingatkanku pada pemain bola dari Amerika Latin. Hidung mancung dan mata yang dalam... Tenang namun tajam. Seluruh tubuhnya mengkilap bermandikan peluh dan cahaya matahari, memancarkan aura kejantanan, keperkasaan, maskulinitas. Kumajukan mobilku mendekat. Dia tersenyum. Ya, Tuhan! Entah kenapa, rasanya aku tak tahan lagi ingin memeluknya! Tapi, kesadaran dan logikaku masih sanggup mengontrol diriku. "Silahkan lewat dulu," ujarnya ramah. " Apa muat?" tanyaku. Sejenak dia mengamati lebar Land Cruiser-ku. "Oke, kalo begitu..." katanya singkat. Aku tidak mengerti apa yang dimaksudkannya dengan "kalo begitu" itu. Yang jelas pada posisi itu, bila kupaksakan mobilku lewat, maka pastilah akan menabrak gerobaknya yang selebar 1.5 meter. Dia berpindah kesamping gerobak. Mengambil posisi jongkok, memposisikan kedua tangan kebagian bawah gerobak, menarik napas, lalu... HUUP! Diangkatnya gerobak itu keatas! BUUM! Seluruh otot ditubuhnya langsung berkontraksi! Menegang dan memerah! Seumur hidup, belum pernah kusaksikan pameran otot dan Raw-Power Show sedahsyat ini. Dadanya yang kekar memadat seperti 2 tembok beton mengkilap, dengan lekukan yang sempurna pada kedua sisi samping yang berujung pada lubang ketiak yang dalam dengan bulu-bulu halus, hitam-ikal dan menempel sexy pada kulit kencangnya yang basah oleh keringat. Otot perutnya berkontraksi mendisplay 4 pasang tonjolan kanan-kiri yang mengeras. Paha dan betisnya mengembang menahan beban dengan otot-otot plus semua pembuluh darah yang bertonjolan keluar. Pundak dan lengannya benar-benar menakjubkan! Besar, kokoh and soooo... SEXY! Dan, dibagian depan celana pendek creamnya, bisa kulihat tonjolan besar yang mendesak kain celana pendek itu kedepan. Panjang tonjolan itu melebihi panjang celana pendek yang ngepas di tubuhnya itu, sekitar separuh panjang pahanya. Tidak cukup itu! Dengan nafas teratur, dia mulai menggerakkan naik-turun gerobak yang sekarang dijadikannya semacam dumble itu. Dengan beban sekitar 300 kg itu, dia memompa otot-otot tubuhnya. Bisep, trisep, pundak, dada, perut, paha, betis... semuanya berkontraksi, mengembang, menggeliat, membesar dan semakin membesar pada setiap kontraksi. Tonjolan pada bagian celananya perlahan mulai membengkak dan semakin mendesak kain celana yang tipis itu kedepan-atas, sampai terlihat rambut halus di bagian yang tadinya tertutup kain. Dari posisiku, bisa kulihat betapa besarnya tonjolan itu, seakan-akan ada botol bir besar yang nongol diantara selangkangannya. Wajah tampan itu kembali melemparkan senyuman padaku, lalu... CLING! Dia mengerdipkan mata kirinya yang bening kecoklatan. Dan... Pertahananku jebol! Penisku menyemprotkan sperma dengan keras. Eventhough aku belum melihat batang kejantanannya... Only by seeing that huge package from its cover... And his totally pumped & ripped muscularity... That's already too much for me! Ejakulasiku ini sampai berpengaruh pada pedal kopling dan gas yang kuinjak. Land Cruiserku melompat, lalu mesinnya mati. "Sudah bisa lewat 'kan, sekarang?" Pertanyaannya menghantarku kembali ke alam sadar. "Oh, eh, i... iya... Sorry, sebentar ya..." Kustater lagi mobilku dan bergerak maju melewati body kekarnya. Setelah mobilku lewat, monster tampan nan sexy itu menurunkan kembali gerobaknya dengan perlahan dan hati-hati. "Ugfh, What a MAN! A real HOT herculean hunky stud! I MUST know MORE about him!" batinku seraya perlahan meninggalkan si Macho yang mulai mendorong kembali gerobaknya, tetap dengan langkah tegap... Pagar besi tinggi coklat keemasan... "Din. Din!" Klakson mobilku memekak nyaring di depan Villa Safir. Beberapa detik kemudian, nampak seorang wanita sekitar 30 tahun membuka gembok dan mendorong pagar tinggi itu kearah dalam halaman rumah. "Bik Warni? Aku Ferry, putranya Pak Liem," sapaku terlebih dulu begitu turun dari mobil. "Selamat datang, Nak Ferry. Bibik sudah siapkan kamarnya. Ayo, masuk!" Hmm, selera Papa memang selalu oke! Dengan luas dan fasilitas sekomplit ini, harga 3,5 M dapat dibilang cukup murah! Lima kamar tidur dengan kamar mandi dalam complete water heater, kolam renang, lapangan basket, taman, area bermain, kebun apel dan arsitektur perpaduan gaya Romawi-Inggris. "Bik, saya mau mandi dulu! Gerah banget habis nyetir 2 jam dari S," jelasku sambil menurunkan travel bag dari mobil. Aku disiapkan kamar di lantai 2, dekat beranda atas. Suasana agak aneh merasuk begitu memasuki ruang depan. Sebuah lukisan besar bergambar penari Bali terpampang di tengah tembok. Ditengah ruang, menjulang dari langit-langit, lampu antik dengan ukiran berbentuk malaikat-malaikat kecil berayunan pada keduabelas rumah lampu yang menyorotkan cahaya jingga ke beberapa sudut ruangan. Lalu, melewati ruang tengah tempat display koleksi terbaru Papa... Aneka patung dewa-dewi Yunani, yang semuanya bugil dengan ukuran sesuai aslinya... Beberapa lukisan repro zaman Renaissance... Komplit dengan perapian dan... Ah! Agak kaget aku memperhatikan kepala macan dan kulit tubuhnya yang telah diawetkan terbaring didepan perapian. Sambil bergidik ngeri, aku langsung menapaki tangga kayu yang juga full ukiran, menuju kekamarku. "BUUU..." Masih didalam kamar, aku mendengar suara keras seorang laki-laki dari luar pagar. Penasaran, aku berjalan kearah beranda. Dibawah, Bik Warni berlari kecil menuju pagar dan membukanya. Lalu... ASTAGA! Monster Tampan itu! ~To be continued~ mailto breezyautumn@email.com

###

3 Gay Erotic Stories from Breezy Autumn

Breezy Autumn Series:

"Dari Balai Desa, jalan terus sekitar 100 meter, pada pertigaan belok kanan, lalu naik terus, ikuti jalur beraspal, kira-kira 300 meter. Villa Safir ada di sebelah kiri jalan, pagar besi tinggi berwarna coklat keemasan. Disana ada Bik Warni dan putranya, yang akan mengurus segala keperluanmu. Hati-hati, ya! Jangan keluar malam! Bahaya, penerangan disana masih sangat minim!"

Breezy Autumn Series: Gede! Part 3

Kamarku persis berada diatas ruang tamu, menempati posisi paling depan. Seluruh kamar dilantai atas ini terhubung dengan teras yang mengelilingi seluruh sisi bangunan. Melewati pintu kaca yang memisahkan kamar dengan teras, kuayunkan langkah gontai menuju pagar pembatas teras, yang terbuat dari besi berukir dengan model dan warna yang sama seperti pagar depan. View dari atas sini

Breezy Autumn Series: Gede, Part 2

Breezy Autumn Series: "Gede!" Episode 2 "BUUU..." Masih didalam kamar, aku mendengar suara keras seorang laki-laki dari luar pagar. Penasaran, aku berjalan kearah beranda. Dibawah, Bik Warni berlari kecil menuju pagar dan membukanya. Lalu... ASTAGA! Monster Tampan itu! Dia mendorong gerobak masuk ke halaman rumah, lalu menurunkan 2 kaleng besar dan mengangkatnya menuju kearah dapur,

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story