Gay Erotic Stories

Kisah ini hanyalah Fiktif dan Rekaan Belaka. Sudah sebulan aku dipenjara, rasanya bosan dan ingin cepat-cepat keluar. Masa hukuman masih tiga bulan lagi, tetapi aku sendiri di dalam jeruji-jeruji besi yang mengelilingiku. Hari-hariku kuisi dengan melamun dan melamun... Hingga suatu hari kabarnya seorang anak mantan Presiden akan menghuni rumah barunya di LP yang kutempati ini. Semua penghuni penjara sangat berharap dapat sekamar dengan putra mantan presiden tersebut. Ada yang ingin membalaskan dendam, dan ada pula yang hanya ingin melampiaskan hasrat seksualnya saja. Aku tak peduli, karena memang di LP itu aku terkenal sebagai orang yang pendiam dan pelamun. Siapa sangka kalau akhirnya bocah anak mantan Presiden itu ditempatkan sekamar denganku. Setelah kami sekamar, Tommy orangnya pendiam dan tingkah lakunya ayu bagaikan wanita yang membuat saya tak tahan. Apalagi sudah lebih dari sebulan saya tidak dapat menemui istriku, dan istriku pun tidak pernah menjenguk karena malu. Awalnya ketika ia tertidur aku mendekati dan langsung tidur disampingnya lalu memeluk dengan erat, tapi Tommy pun menjadi marah dan melempar serta mengancamku. Aku pun diam dan kembali ke tempat tidurku semula. Esoknya ketika kami mandi bersama, para penghuni LP sudah mempersiapkan tradisi mereka dimana setiap penghuni baru harus mau melayani mereka pada saat mandi. Beberapa penghuni mulai mengawasi penjaga dan sekelilingnya sementara beberapa lagi mulai mendekati tommy dan memaksakan tommy untuk menghisap dan menerima terjangan peluru panas di anusnya. Tommy yang tak dapat berbuat apa-apa akhirnya harus menerima kenikmatan itu secara bergiliran. Setelah keluar dari tempat mandi, Tommy berjalan terpincang-pincang dan semua tahanan memperlakukan ia layaknya seorang kekasih yang harus dijaga. Ia dimanja karena besok ia harus melayani mereka kembali. Begitulah seterusnya selama seminggu Tommy melayani hasrat mereka, dan akhirnya peserta/peminat tommy pun mulai berkurang. Selain karena Tommy kurang jantan, ia juga tidak ahli dalam menghisap dan memainkan lidahnya. Akhirnya semua tahananpun bosan dengan Tommy, mungkin seperti kata pepatah habis manis sepah di buang. Setiap malam Tommy mengerang dan mendekati aku dan mencoba tidur bersamaku. Ia tampaknya mulai ketagihan untuk di entot, dan selalu memintaku untuk mengentotnya. Sudah tradisi bagi napi baru untuk melayani senior-seniornya jika diminta. tetapi ini kebalikan yunior yang meminta di entot. Karena saya masih yunior di antara tahanan yang lain sementara senior terhadap si Tommy. Tanpa ambil pusing kucium dan kulumat bibirnya di atas ranjangku. Ia tampaknya bersemangat sekali dan nafasnya seperti diburu kereta. Kubuka celananya dan kuraba-raba kontolnya, ia pun membuka celanaku dan langsung menghisap kontolku. Kami kembali ke posisi enam sembilan dan saling menghisap. Jari-jari kami menari-nari di dalam lubang anus. Membuat kami menggeliat-geliat hingga melanjutkannya di lantai hingga berputar-putar. Aku pun tak tahan, kulepas kontolku dan kusuruh Tommy nungging, kuentot dia dalam-dalam, dan akh..akh..akh... Tommy menikmati entotku, serta tak terasa crottttt.... Pejuh tommy berceceran di lantai Aku pun tak tahan dan langsung menarik wajah tommy dan menancapkan kontolku ke mulutnya hingga tembus ke tenggorokkan dan menyemburkan pejuhku dengan nikmatnya. Rasanya bagaikan berada di Surga. Kutarik kontolku dan kami pun kembali ke atas ranjangku dan tidur berpelukkan karena malam di penjara selalu terasa dingin, apalagi ditemani selimut tipis. Kami pun akhirnya sering melakukannya bersama, baik pada saat mandi atau di tempat tidur. Tak disangka akhirnya Tommy menjadi pasangan sejatiku yang menemani dan memberiku kebahagiaan selama di tahanan. Mungkin setelah Tommy dan aku keluar nanti, kami bisa hidup bersama dan Tommy pun sudah punya rencana untuk menceraikan istrinya. Pengalaman berharga dan tak terlupakan bagi Tommy yang selama hidupnya penuh harta dan kesenangan, baru kali ini ia merasakan kebahagiaan yang tak bisa di dapatnya di lingkungan istana.