Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Petualangan Sex di Sekolah Atlet Ragunan (1)

by Omsakti


Due to international translation technology this story may contain spelling or grammatical errors. To the best of our knowledge it meets our guidelines. If there are any concerns please e-mail us at: CustomerService@MenontheNet Petualangan Sex di Sekolah Atlet Ragunan (1) Nanang benar-benar kepanasan! Padahal di malam pertamanya tidur di asrama sekolah khusus atlet di Ragunan itu ia hanya bercawat model bikini warna kuning polos, lumayan tipis menerawang. Remaja peloncat galah nasional berusia 15 tahun asal Jateng yang mendapat beasiswa dari Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) itu juga masih kangen rumah. Jadinya makin susah saja untuk dapat segera lelap seperti teman sekamarnya peloncat indah asal Kalimantan Selatan, Husen. Remaja kelas 2 SMA itu tidurnya juga hanya bercelana dalam bikini ketat warna merah tua. Tubuh atletisnya yang penuh otot tampak gagah disinari cahaya rembulan yang menyelinap dari jendela. "Kriiieeetttt.........!" Tiba-tiba pintu kamar yang tak dapat dikunci itu terbuka. Dari bawah bantal yang menutupi kepalanya Nanang melihat Suroso masuk dan langsung duduk di ranjang Husen yang mendengkur perlahan. Tadinya Nanang mengira lelaki berusia 28 tahun itu hendak mengambil pakaian kotor, karena untuk memijat Husen sudah terlalu malam. Selain mencuci, Suroso juga khabarnya jago reflexiologi. Tahu-tahu Nanang menyaksikan Suroso menjulurkan tangan dan meremas-remas jendolan besar di cawat ketat Husen. Ada beberapa saat lelaki tukang cuci merangkap juru pijat itu mencekali alat kelelakian Husen, sebelum akhirnya dengan tenang ia memeloroti kancut atlet bertubuh liat jantan berusia 17 tahun itu. Batang kemaluan Husen menyembul dari balik zwempaknya dan rupanya sudah berada dalam keadaan tegang, keras, mengacung tegak lurus mengarah ke lubang pusarnya. Panjanggg dan gedeeee dengan bulu-bulu rimbun menghiasi pangkal batangnya.Husen ternyata olahragawan berpeler kuda. Dan tanpa sungkan-sungkan Suroso malah memasukkan kelamin jantan itu ke dalam mulutnya yang langsung ribut menyedot-nyedot. Tangan kiri Suroso mencekali bungkusan biji-biji peler Husen yang juga besar bagaikan bakso tennis yang biasa dijual di kantin sekolah. Kepalanya turun-naik sambil sesekali lidahnya terjulur menjilat-jilat daging aurat Husen.Nanang mengintip dari balik bantal dengan mata membelalak. Dilihatnya Suroso memuluti aurat Husen hingga ke bagian pangkalnya hingga bulu jembut Husen mengenai hidungnya. Gila... Nanang malah langsung ngaceng menyaksikan itu semua. Tiba-tiba dilihatnya Husen menggeliat terbangun, "Ngggghhhh....ngapain sih...?" desahnya memandang ke arah Suroso yang terus saja mengulum-ngulum dengan rakusnya kontol kuda diselangkangannya. Tadinya Nanang kira peloncat indah bertubuh kekar dan berwajah ganteng itu itu bakalan marah, karena dilihatnya tangan Husen menolakkan kepala Suroso hingga peler ngacengnya keluar dari hisapan Suroso. Tapi rupanya Husen malah terus melucuti kolornya sendiri hingga ia benar-benar telanjang bulat sekarang. Batang kontolnya yang gede panjang kelihatan berkilauan berlumuran ludah Suroso. Kemudian remaja 17 tahun itu tiduran menyamping sambil bilang, "Isap lagi, So!" Suroso langsung kembali menjilati ujung peler Husen yang disunat. Husen memundur-majukan pinggulnya sambil mendesah-desah. Ada hampir 15 menit Husen mengentoti mulut Suroso sebelum akhirnya ia mengerang dengan tubuh yang meregang, menggeliat-geliat. "Arrrrggggghhhhh.............!" Peler Husen sampai terlepas sejenak dari dalam mulut Suroso hingga pejunya menyemprot ke luar seperti air menyembur dari selang. Namun Suroso langsung melahap kontol itu lagi dan menyedot habis air mani Husen. Begitu selesai, Husen dengan tenang mengenakan kembali kolor segitiganya sambil berkata, "Cicipin tuh anak baru......!" tangannya menunjuk ke arah cawat kuning Nanang, "Kayaknya masih perjaka asli.....!" tambahnya, langsung membalikkan tubuhnya menghadap tembok dan kembali tidur. Sedangkan Suroso segera pindah duduk dipinggir ranjang Nanang dan mengelus-elus paha ABG yang masih hijau soal sex itu. Jantung Nanang langsung berdebar-debar. Lebih ketika tiba-tiba saja Suroso mendekatkan kepalanya ke celana dalam minimnya dan mengendus-endus kemaluannya yang masih terbungkus kolor...........................!!!!!!!!!! Untuk yang pernah kontak makasih yang lainnya kontak ke: omega2000@mailandnews.com

###

11 Gay Erotic Stories from Omsakti

Bahari Ingin Jadi Penerbang (Eh, Petinju), Part 1

Bahari Ingin Jadi Penerbang (Eh, Petinju), Part 1 Kedua anak muda yang cuma koloran itu meninju sansak dengan tekunnya. Yang kolornya merah bergaris kuning di pinggir kiri-kanannya bernama Bahari. Umurnya 19 tahun 4 bulan. Waktu kecil,karena keseringan nonton iklan di TV dia ingin jadi penerbang tapi setelah mendengar sendiri bagaimana teman sekampungnya yang pernah

Dipalak

Sore itu Angga madol dari kursus bahasa Inggrisnya. Bukannya les tuh anak kelas 1 SMU Negeri malah ke mal, mau cuci mata judulnya. Waktu dia ada di lantai 4 mal di kawasan Jakarta Barat itu, taunya ada anak muda pake jaket en berrambut gondrong (pokoknya potongan preman deh!) ngeliatin dia aja. Angga jadi agak ngeri sendiri apalagi mal sedang nggak gitu rame, maklum hari kerja. Angga

Ngerjain Phillip

Kerjaan gue di rumah duta besar Kerajaan Inggris untuk Jakarta. Tugas gue sebagai kepala rumah tangga mengharuskan gue untuk tinggal di rumah bertingkat dua berkamar delapan itu. Belum lama ini anak tunggal majikan gue dateng ke Jakarta nengokin ortunya. Namanya Phillip, umur 18 tahun en masih sekolah SMU di London. Anaknya kece berat. Rambutnya pirang berombak, bibirnya merah banget.

Office Boy

Di kantorku ada office boy baru, namanya Santosi. Dia masih muda, baru 22 tahun umurnya. Untuk cowok yang baru datang dari kampung (Jawa Tengah), dia bisa dibilang ganteng. Penampilannya yang lugu malah bikin tuh anak terkesan kyut abis. Rambutnya dipotong cepak, gaya taruna TNI. Badannya termasuk atletis menjurus sexy. Pokoknya pantes dikata macho, Bo! Aku sendiri nggak sengaja

Petualangan Sex di Sekolah Atlet Ragunan (1)

Due to international translation technology this story may contain spelling or grammatical errors. To the best of our knowledge it meets our guidelines. If there are any concerns please e-mail us at: CustomerService@MenontheNet Petualangan Sex di Sekolah Atlet Ragunan (1) Nanang benar-benar kepanasan! Padahal di malam pertamanya tidur di asrama sekolah khusus atlet di Ragunan itu ia

PON (Pekan Olahraga Ngaceng), Part 3

PON (Pekan Olahraga Ngaceng), Part 3 "Terang bulan, terang di Ancol... Terus terang gue ingin ngisep kontol...!" Masih terngiang-ngiang pantun kocak Vito waktu atlet polo air yang sekampung dengan si Doel Anak Sekolahan itu mengemut urat kejantanan di selangkangan Obie yang belum pernah ke pantai Ancol dan masih bego masalah sepong-sepongan burung itu.

PON (Pekan Olahraga Ngaceng), Part 1

PON (Pekan Olahraga Ngaceng), Part 1 Pertama kali Vito melihatnya waktu ia sedang antri buang air kecil di WC di luar Stadion Utama Senayan, mereka persis bersebelahan dari lambang di jaketnya Vito tau kalau atle muda yang tampan itu berasal dari Sumatra Selatan. "Dari Sumsel, ya?" Vito mengawali percakapan. "Iya," jawab anak itu sambil senyum. Kece

PON (Pekan Olahraga Ngaceng), Part 2

PON (Pekan Olahraga Ngaceng), Part 2 Di bawah cahaya bulan (ikut-ikut lagu keroncong) Vito takjub memandangi tubuh liat berotot Obie yang kini tidak berpenutup sama sekali itu. Pesenam Sumsel yang dipelototi penuh nafsu itu cuma menunduk jengah. Padahal pelernya berdiri mengacung gagah ke arah pusar tanpa rasa malu sama sekali. Otot paling jantan Obie benar-benar sudah

Ridwan And Yudistira, Part 1

Semua perenang tahu persis persaingan sengit antara kedua atlet spesialis gaya dada kelompok umur Senior (17 tahun ke atas) Ridwan dan Yudistira. Sejak masih di KU IV dulu mereka selalu bergantian saling mengalahkan. Kadang-kadang mereka harus saling berbagi juga: Ridwan merebut emas 100 m sedangkan Yudistira yang 200m-nya. Dan minggu ini di Purwokerto keduanya bakal ketemu lagi di

Ridwan And Yudistira, Part 2

Sambil melirik ke arah Yudistira yang berdiri di sebelahnya, Ridwan membetulkan posisi alat kelaminnya yang selalu mengacung ke arah pusarnya dalam balutan cawat renang segitiga minimnya. Yudis sedang berjalan ke arah kolam dan menangguk air kolam untuk membasahi tubuh kekarnya. Ridwan berusaha keras untuk berkonsentrasi penuh ke pertandingan yang akan segera diterjuninya: 200m Dada!

Teguh Kukuh, Keras Sekaleee...!

Hari Senin hari gilanya Teguh, teman sebangku Epi di 3-IPA-6. Bukan apa-apa seperti hari-hari Senin yang lalu Teguh mengenakan celana dalam garis-garis warna oranye, jelas sekali menerawang di balik celana seragam putihnya. Dan jam ke 5 itu Epi bukannya konsentrasi ke pelajaran Kimia Pak Andriwan tapi malah mikirin cel-dalnya Teguh. Epi sudah bersahabat dengan Teguh sejak mereka masih

###

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story