Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

PON (Pekan Olahraga Ngaceng), Part 3

by Omsakti


PON (Pekan Olahraga Ngaceng), Part 3 "Terang bulan, terang di Ancol... Terus terang gue ingin ngisep kontol...!" Masih terngiang-ngiang pantun kocak Vito waktu atlet polo air yang sekampung dengan si Doel Anak Sekolahan itu mengemut urat kejantanan di selangkangan Obie yang belum pernah ke pantai Ancol dan masih bego masalah sepong-sepongan burung itu. Obie senyum-senyum sendiri di bangku di tribun penonton stadion renang Senayan sambil memandangi pertandingan polo air antara DKI dan Sumsel di bawah sana. Sebagai warga kota Palembang mestinya dia mendoakan Sumsel untuk menyundulkan kemenangan, namun ia sebenarnya berharap berat DKI yang menggusur Sumsel. Supaya dia punya alasan untuk kasih hadiah ciuman untuk Vito. Ciuman di bawah pusar lho! Daging kemaluan Vito benar-benar nikmoattt sich...! Biarpun sudah dua kali tukar gawang tetap saja Obie tidak bisa paham pertandingan yang pura-puranya sedang asyik di tontonnya itu. Di bilang permainan bola kok cawatnya ala kadarnya begitu, disebut renang juga kok rebutan bola. Yang jelas Obie termasuk penonton yang kecewa. Habisnya, bagian pinggang ke bawah pemain tidak kelihatan sich! Padahal justru disitu bukti paling otentik bahwa pertandingan ini adalah pertandingan tim putra! "Prittt...!" tiba-tiba terdengar peluit panjang tanda pertandingan berakhir. Karena memang sudah diatur oleh penulis cerita ini DKI-pun menang. Obiepun girang bukan kepalang. Sebentar lagi Vito bisa disuruh mengangkang (maksa banget ya ini pantun...!). Obie masuk ke ruang ganti dengan berdebar-debar, dua tim polo air berbikini ketat dan sempit-sempit seliweran di depannya. Matanya sibuk mengingat-ingat teori-teori matematikanya tentang menaksir panjang dan lingkar suatu benda. Kesimpulannya, jendolan di depan kancut-kancut transparan itu memang tidak kecil (bilang aja gede gitu, kenapa sich?). Tapi yang bikin jantung Obie hampir copot (ralat: atlet tidak mungkin sakit jantung kecuali kalau dia doping, tapi Obie sumpah-sumpah bilang nggak pernah nge-dope) justru selembar Arena warna ungu muda polos yang sekedar nyantel di daerah segitiga emas badan bawah Vito. Jelas kelihatan sekali kalau kemaluan Vito panjangnya sama dengan penggaris bawaan anak SD (tapi yang patah 7 cm, oke!). Pemiliknya masih ngobrol dengan teman setimnya yang juga berjendolan dahsyat. Muka 7, Selangkangan 8. "Kenalin Obie, pesenam Sumsel!" sapa Vito melihat Obie mendekatinya. "Benhard!" salam si teman setim Vito. Taruhan pasti Batak. Keren en atletis sekali! "Hai...! Selamat ya menang!" "Gimana, seru nggak pertandingannya?" tanya Benhard ramah. " Lebih seru lagi kalau pake acara pelorot-pelorotan Speedo" jawab Obie dalam hati, sedangkan yang asli keluar dari mulutnya begini: "Seru, cuma nggak ngerti. Bingung sih, baru kali ini nonton. Dibilang bola bukan, dibilang renang juga bukan...!" "Tapi kan senam lebih aneh lagi," potong Benhard, "Serasa ngeliat pertandingan manjat pohon pinang deh!" Lucu juga dia. Bibirnya bagus. Kayak apa ya bentuknya kalau dijejali peler? "Mandi dulu ya!" Vito mohon diri. Dia langsung bergabung dengan yang lain-lain membersihkan diri di bawah pancuran. Suasana ruang ganti sudah seperti pasar burung. Sayang barang dagangan Benhard tidak sampai tergelar di muka umum karena dia tidak sampai mencopot kancut renangnya. Selesai kedua pepolo air ibu kota itu mandi Vito mengajak teman setim dan temis (temen isep-isepannya) itu ke ruang ganti. Ketiga atlet dari dua cabang berbeda itu segera menuju ruang khusus pilihan Vito. Ternyata itu anak sudah matang betul rencana mesumnya. Begitu pintu ditutup dia langsung menurunkan risluting jaket training Obie," Lo juga telanjang dong!" Dengan agak malu tapi ngaceng berat Obie melirik Benhard. Yang dilirik malah tersenyum porno. Seperti boneka sex yang banyak ditawarkan di toko-toko sex di Amsterdam Obie diam saja dibugili oleh Vito. Batang penisnya langsung tegap menjulur ke depan ketika dilucuti celana dalam kuningnya. Sementara itu Benhard sudah menurunkan celana renang biru muda polos yang bertuliskan "Speedo" di bagian bokongnya. Torpedonya yang hampir sama panjangnya dengan yang dimiliki Vito itu juga tak kalah kakunya. Tegang dan keras. Urat-urat bertonjolan disepanjang batang kelaminnya yang seperti Vito, tidak berbulu sama sekali. Membuat kelelakiannya begitu menonjol. "Isep kontol gue, Bie!" tiba-tiba Benhard meraih bagian belakang leher Obie dan membawanya ke arah selangkangannya. Langsung ke pokok pembahasan rupanya cowok keren yang satu ini. Dan Obiepun menurut dengan suka rela. Dijulurkannya lidahnya dan disapanya urat jantan Benhard dengan belitan-belitan lidah dan olesan ludah. Benhard menarik nafas panjang dan mendongakkan kepalanya. Obie sudah mulai ahli dalam urusan oral sex kelihatannya. Vito yang memerawani Obie juga tidak tinggal diam setelah membebaskan diri dari Arena super ketat yang dikenakannya selama bertanding. Lelaki belia itu langsung jongkok dan mulai membenamkan wajahnya di daerah anus Obie. Obie terkejut sekali ketika dirasakannya sesuatu yang dingin-dingin empuk menjelajahi anatominya yang paling pribadi itu. Bulu-bulu kakinya langsung berdiri. Geliiiiii........! Tapi mulutnya tersumpal aurat olahragawan dari Sumut yang mulai sibuk ber "ahhhhh......uuuuhhhhhh.....nggggghhhhhhh.....!" Sambil menjilat-jilat liang pantat (permisi, nggak apa ya ngomong jorok sedikit, enak sich!) Obie, Vito mengoleskan krim "hand & body lotion" disepanjang batang pelernya (hati-hati, Vito, jangan salah ambil Rheumason ya!). Dia sudah benar-benar nafsu ingin memonon pantat Obie di situ juga (sebelum ceritanya keburu abis). Obie agak kecewa ketika dirasakannya lidah Vito berhenti mencumbu kawasan bokongnya. Namun tidak lama kemudian dirasakannya ujung kelamin Vito menyenggol "pintu belakang"nya. Belum sempat pesenam kece itu protes (kenapa nggak dari dulu digituin!) Vito mulai menghunjamkan batang kontolnya ke dalam bokong Obie. Blesss.....nggghhkkkkk.........!" Obie melenguh agak kesakitan, tapi Vito cukup sabar dan sangat hati-hati mendobrak keperawanan temis (arti singkatannya lihat atas!). Sedangkan Benhard tambah naik nafsunya melihat teman satu timnya sedang memerawani atlet senam sekeren itu. Tanpa dapat ditunda meletuslah lava air mani atlet Batak itu dalam letupan-letupan besar yang langsung saja berusaha ditelan Obie. Namun sebagian tetap saja meluber keluar dari sudut-sudut bibirnya. Benhard bergetar badannya ketika menunaikan orgasmenya itu. Sedangkan Vito masih merem-melek menikmati hangat dan ketatnya lubang pantat Vito yang kedua kakinya sampai bergetar hebat merasakan mononan ala olahragawan ibu kota. Pedasnya melebihi kuah cuka pempek, Bo! Vito menjulurkan tangannya dan mencekali batang kemaluan Obie dan mulai meloco benda yang sedang sekeras besi itu. Pinggulnya sendiri mundur-maju menyetubuhi pasangannya. Tiba-tiba tubuh anak muda itu mengejang dan ujung penisnya mulai menyemprotkan air kehidupan berkali-kali. "Uhhhh.....uuhhhh...nnnnngggghhhhhh.......!" Kontol Obie juga mulai berkejat-kejat dan akhirnya memuntahkan segenap benih jantannya ke tangan Vito yang tambah cepat mengocok-ngocok. Ketiga atlet itu terdiam sejenak menikmati bagian pasca-orgasme mereka yang terasa begitu sempurna. Lebih nikmat lagi di bagian berikutnya waktu gantian Vito dan Benhard menonton Obie bertanding senam. Markas KKM alias kumpul-kumpul mesum masih di tempat biasa: omsakti@hotmail.com

###

11 Gay Erotic Stories from Omsakti

Bahari Ingin Jadi Penerbang (Eh, Petinju), Part 1

Bahari Ingin Jadi Penerbang (Eh, Petinju), Part 1 Kedua anak muda yang cuma koloran itu meninju sansak dengan tekunnya. Yang kolornya merah bergaris kuning di pinggir kiri-kanannya bernama Bahari. Umurnya 19 tahun 4 bulan. Waktu kecil,karena keseringan nonton iklan di TV dia ingin jadi penerbang tapi setelah mendengar sendiri bagaimana teman sekampungnya yang pernah

Dipalak

Sore itu Angga madol dari kursus bahasa Inggrisnya. Bukannya les tuh anak kelas 1 SMU Negeri malah ke mal, mau cuci mata judulnya. Waktu dia ada di lantai 4 mal di kawasan Jakarta Barat itu, taunya ada anak muda pake jaket en berrambut gondrong (pokoknya potongan preman deh!) ngeliatin dia aja. Angga jadi agak ngeri sendiri apalagi mal sedang nggak gitu rame, maklum hari kerja. Angga

Ngerjain Phillip

Kerjaan gue di rumah duta besar Kerajaan Inggris untuk Jakarta. Tugas gue sebagai kepala rumah tangga mengharuskan gue untuk tinggal di rumah bertingkat dua berkamar delapan itu. Belum lama ini anak tunggal majikan gue dateng ke Jakarta nengokin ortunya. Namanya Phillip, umur 18 tahun en masih sekolah SMU di London. Anaknya kece berat. Rambutnya pirang berombak, bibirnya merah banget.

Office Boy

Di kantorku ada office boy baru, namanya Santosi. Dia masih muda, baru 22 tahun umurnya. Untuk cowok yang baru datang dari kampung (Jawa Tengah), dia bisa dibilang ganteng. Penampilannya yang lugu malah bikin tuh anak terkesan kyut abis. Rambutnya dipotong cepak, gaya taruna TNI. Badannya termasuk atletis menjurus sexy. Pokoknya pantes dikata macho, Bo! Aku sendiri nggak sengaja

Petualangan Sex di Sekolah Atlet Ragunan (1)

Due to international translation technology this story may contain spelling or grammatical errors. To the best of our knowledge it meets our guidelines. If there are any concerns please e-mail us at: CustomerService@MenontheNet Petualangan Sex di Sekolah Atlet Ragunan (1) Nanang benar-benar kepanasan! Padahal di malam pertamanya tidur di asrama sekolah khusus atlet di Ragunan itu ia

PON (Pekan Olahraga Ngaceng), Part 3

PON (Pekan Olahraga Ngaceng), Part 3 "Terang bulan, terang di Ancol... Terus terang gue ingin ngisep kontol...!" Masih terngiang-ngiang pantun kocak Vito waktu atlet polo air yang sekampung dengan si Doel Anak Sekolahan itu mengemut urat kejantanan di selangkangan Obie yang belum pernah ke pantai Ancol dan masih bego masalah sepong-sepongan burung itu.

PON (Pekan Olahraga Ngaceng), Part 1

PON (Pekan Olahraga Ngaceng), Part 1 Pertama kali Vito melihatnya waktu ia sedang antri buang air kecil di WC di luar Stadion Utama Senayan, mereka persis bersebelahan dari lambang di jaketnya Vito tau kalau atle muda yang tampan itu berasal dari Sumatra Selatan. "Dari Sumsel, ya?" Vito mengawali percakapan. "Iya," jawab anak itu sambil senyum. Kece

PON (Pekan Olahraga Ngaceng), Part 2

PON (Pekan Olahraga Ngaceng), Part 2 Di bawah cahaya bulan (ikut-ikut lagu keroncong) Vito takjub memandangi tubuh liat berotot Obie yang kini tidak berpenutup sama sekali itu. Pesenam Sumsel yang dipelototi penuh nafsu itu cuma menunduk jengah. Padahal pelernya berdiri mengacung gagah ke arah pusar tanpa rasa malu sama sekali. Otot paling jantan Obie benar-benar sudah

Ridwan And Yudistira, Part 1

Semua perenang tahu persis persaingan sengit antara kedua atlet spesialis gaya dada kelompok umur Senior (17 tahun ke atas) Ridwan dan Yudistira. Sejak masih di KU IV dulu mereka selalu bergantian saling mengalahkan. Kadang-kadang mereka harus saling berbagi juga: Ridwan merebut emas 100 m sedangkan Yudistira yang 200m-nya. Dan minggu ini di Purwokerto keduanya bakal ketemu lagi di

Ridwan And Yudistira, Part 2

Sambil melirik ke arah Yudistira yang berdiri di sebelahnya, Ridwan membetulkan posisi alat kelaminnya yang selalu mengacung ke arah pusarnya dalam balutan cawat renang segitiga minimnya. Yudis sedang berjalan ke arah kolam dan menangguk air kolam untuk membasahi tubuh kekarnya. Ridwan berusaha keras untuk berkonsentrasi penuh ke pertandingan yang akan segera diterjuninya: 200m Dada!

Teguh Kukuh, Keras Sekaleee...!

Hari Senin hari gilanya Teguh, teman sebangku Epi di 3-IPA-6. Bukan apa-apa seperti hari-hari Senin yang lalu Teguh mengenakan celana dalam garis-garis warna oranye, jelas sekali menerawang di balik celana seragam putihnya. Dan jam ke 5 itu Epi bukannya konsentrasi ke pelajaran Kimia Pak Andriwan tapi malah mikirin cel-dalnya Teguh. Epi sudah bersahabat dengan Teguh sejak mereka masih

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story