Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

What Did They Do To Me In Captivity?

by Bagus Errwynn


He was abducted not because of political reasons but for sexual reasons instead. His magnificent body had attracted the rebels to take him into captivity in order to take turns enjoying his big cock, ass, nipples and armpits. Abdul Rasyid, putera Aceh asli dari Blang Pidie adalah seorang mahasiswa di suatu fakultas di Universitas Syah Kuala Banda Aceh. Dia bukan aktivis politik bahkan dia juga tidak aktif dalam organisasi mahasiswa atau pun senat mahasiswa. Jika ada hal yang membedakan Abdul Rasyid dengan teman-temannya sesama mahasiswa adalah bahwa Abdul Rasyid tergolong mahasiswa yang tampan, pandai dan hobby olahraga. Hampir semua kegiatan olahraga diikutinya. Tidak heran jika Abdul Rasyid selain ganteng, tubuhnya juga kekar, atletis dan berotot. Justru itulah yang membawa nasibnya menjadi tawanan GAM (Gerakan Aceh Merdeka)!. Pada suatu hari dia di pamit berangkat dari rumah pada orang tuanya akan ke kampus mengendarai motor. Sejak itu dia tidak pernah terlihat lagi. Beberapa bulan kemudian dia kembali dalam keadaan sehat wal afiat, walaupun tampak shock dan tertekan, tapi ia segar bugar. Apa yang terjadi dengan Abdul Rasyid ? Berikut ini adalah kisahnya. Hari masih pagi dan jalanan masih sepi ketika Abdul Rasyid berangkat ke kampus Darussalam. Di suatu simpang jalan yang sunyi, tiba-tiba saja sebuah pick up memepet motornya. Meskipun kelabakan, Abdul Rasyid masih sempat mengendalikan dan menghentikan motornya sebelum tercebur ke selokan di semak-semak. Lima orang berpakaian preman dengan sebagian mukanya ditutup sapu-tangan menyergapnya dan memaksanya masuk pick up. Sebagian lagi mengangkat motornya ke atas pick up. Karena terpana, Abdul Rasyid tidak sempat berteriak minta tolong. Segera, ia dipaksa untuk berlutut di lantai tempat duduk samping supir dengan kepala dan muka dibenamkan ke jok korsi. Pick up segera melaju, entah kemana. Dengan kecepatan tinggi agaknya pick up menuju ke luar kota. Abdul Rasyid masih sempat melirik ke arlojinya, jam menunjukkan pukul 06:30 waktu Banda Aceh (WIB). perjalanan agaknya cukup jauh karena memakan waktu lama. ketika mobil berhenti, ia melihat arlojinya menunjukkan pukul 07:55. Ia setengah diseret ke luar mobil, karena matanya tidak ditutup ia bisa melihat sekelilingnya. Ia berada di suatu kampung yang sepi di tengah alang-alang. Di situ ada rumah yang sekelilingnya ditumbuhi pohon besar dan rindang. Segera saja Abdul Rasyid di gelandang ke dalam rumah dan disuruh duduk. Ia bisa melihat bahwa penculiknya adalah pria-pria kekar bertubuh tinggi. Dia tidak bisa melihat wajah mereka, karena mereka mengenakan sapu tangan untuk menutup mulut dan hidungnya. Sebagian mengenakan kacamata hitam. Dia merasa aneh, karena penculiknya seperti sudah mengenal dia. Mereka tahu semua tentang dirinya, terbukti ketika seorang penculiknya membacakan tentang jati diri bahkan riwayat hidupnya. Setelah itu ia diinterogasi. Tetapi yang ditanyakan para penculik adalah hal-hal yang sangat pribadi dan tidak relevan dengan politik, tentara atau GAM. Yang diingat oleh Abdul Rasyid adalah pertanyaan tentang apakah dia suka berhubungan seks dengan pelacur, berapa kali seminggu dia onani, apa fantasinya selama onani, apakah dia suka pada sesama jenis, umur berapa dia disunat, umur berapa dia mimpi basah, apakah dia punya pacar, apakah dia bersedia jika disodomi atau dipaksa untuk onani dihadapan para penculiknya. Setelah pertanyaan-pertanyaan itu, salah seorang penculik dengan bernafsu menelanjanginya dan menjilati tubuhnya, bahkan menghisap kontolnya. Meskipun Abdul Rasyid masih shock dan ketakuan, tetapi karena si penculik sangat ahli menjilati kontolnya, khususnya lubang kencingnya, keruan saja Abdul Rasyid jadi ngaceng berat dan akhirnya dia tidak tahan dan menyemburkan pejuhnya sampai berceceran di lantai, mulut dan wajah penculiknya. Kebetulan pejuhnya memang sudah sangat penuh di dalam biji pelernya, sebab sudah 2 minggu dia tidak onani! Padahal biasanya dia ngeloco berganti hari, sehari coli (=onani) sehari tidak! Dua minggu terakhir ini ia ujian semester terus, sehingga dia nyaris lupa pada kontolnya yang besar dan lezat jika dikocok itu! Masih terpana dan shock, penculik lainnya mulai ikut-ikutan dan tampak mulai menanggalkan pakaiannya samapi telanjang bulat. Karena penculiknya orang Aceh, mereka semua badannya penuh bulu dengan kontol yang lumayan dan semuanya sudah disunat. Meeka sudah pada ngaceng berat dan kontol mereka tegak menempel ke dinding perut pada bagian yang ditumbuhi jembut. Ini menunjukkan bahwa para penculik itu masih sangat muda-remaja, sekitar 18 tahunan. Mereka semuanya berbulu dada yang pertumbuhannya menyebar ke perut dan bersambung dengan jembutya. Mereka juga lebat rambut ketiaknya. Semuanya sudah lupa dengan sapu-tangan penutup muka. Sehingga Abdul rasyid bisa melihat wajah-wajah remaja GAM yang muda-muda dan lumayan ganteng itu! Mereka mulai beraksi dan Abdul rasyid harus menghisap kontol mereka bergantian sampai terpancar pejuh. Abdul Rasyid juga harus menelan pejuh yang terpancar dari kontol pemuda-pemuda GAM itu. Salah seorang penculik menarik kontolnya dari mulut Abdul Rasyid ketika pejuhnya hampir terpancar, lalu ia mengeluarkan pejuhnya di luar dan disemburkan ke wajah Abdul rasyid, sehingga Abdul Rasyid bisa merasakan kesejukan pejuh GAM yang berbau khas dan kelaki-lakian itu. Ia juga bisa menyaksikan dengan mata kepala sendiri betapa pejuh pemuda GAM itu memancar cukup jauh bagaikan semprotan air dari selang pemadam kebakaran. Pesta seks (orgy) di pagi hari yang cerah itu diakhiri dengan acara memperawani lobang pantat Abdul Rasyid! Bergantian pemuda-pemuda GAM itu menyodok pantat Abdul Rasyid dengan kontol mereka yang sudah menyala lagi, meskipun masih basah dilelehi pejuh. Abdul rasyid menjerit-jerit kesakitan bercampur keenakan ketika kontol-kontol itu menggesek diding depan pantatnya yang berbatasan dengan kelenjar prostatnya! Pemuda-pemuda GAM itu juga mencoba mengurangi rasa sakit Abdul rasyid dengan mengocok-ngocok kontol Abdul Rasyid sampai terpancar keluar pejuhnya yang sejuk! Keenam pria itu, termasuk Abdul Rasyid akhirnya kelelahan, lemas tapi puas! Mereka bergelimpangan terlentang di alantai dalam keadaan telanjang bulat. Akhirnya, sambil telanjang bulat mereka makan pagi. Demikianlah, selama beberapa bulan Abdul Rasyid dijadikan mitra entot-mengentot pemuda-pemuda GAM. Ia diperlakukan dengan baik, dirawat, dipelihara dan cukup disayang. Dengan syarat dia harus siap disetubuhi setiap hari!. Setelah pemuda-pemuda itu puas menikmati Abdul Rasyid, pada suatu hari ia dilepaskan bersama motornya di suatu desa di luar kota Banda Aceh. Sejak itu Abdul Rasyid bukan hanya tertarik pada wanita tetapi sering terangsang jika melihat pemuda ganteng, kontolnya langsung ngaceng dan lobang pantatnya melebar!

###

17 Gay Erotic Stories from Bagus Errwynn

A Test Of The Endurance Towards Pain

Is it true that a soldier must be able to endure severe pain? So that the training must also include how to deal with pain? But the instructors create a torture that create pain like hell! Temanku Johann terpilih jadi Komandan Capratar. Karena memang dia punya banyak sekali kelebihan dibandingkan dengan Capratar lain. Capratar atau Calon Prajurit Taruna adalah sebutan untuk Taruna

A Wonderful And Heavenly Time With Arief

To share the room with Arief in Australia was such an enjoyable and heavenly experience in my life. Sudah sejak lama aku tertarik kepada Arief (M. Arief S. Suditomo) seorang penyiar berita di TV. Tetapi, para pembaca yang terhormat perlu ingat bahwa ada ribuan penyiar bernama seperti itu. Jika ada persamaan dengan nama seseorang, tentulah itu semata-mata suatu kebetulan atau

Come Across A Celebrity

I have never imagined that one day I will be able to know him in person and much more to enjoy and to taste his body. Aku adalah seorang manajer gedung pencakar langit. Gedung itu milik suatu perusahaan besar yang bergerak di bidang property. Karena letaknya strategis dan rancangan serta lay out-nya menarik, gedung itu sering dijadikan tempat shooting untuk iklan, video clips maupun

Diperkosa Dua Orang Pelatih

Peristiwa ini terjadi waktu aku masih berusia 18 tahun. Ketika itu aku jadi Kadet (Taruna) di suatu akademi militer yang tak perlu kusebut di negara mana. Keinginanku jadi tentara semata-mata karena aku hobby dengan kegiatan di lapangan yang bersifat kemiliteran dan kelaki-lakian. Tidak ada latar belakang ekonomi, ambisi politik, ambisi kekuasaan ataupun terpikat baju seragamnya.

Hanya Karena Terlambat Melapor

Setiap hari Sabtu dan Minggu setiap Prajurit Dua (Prada) mendapat Izin Bermalam (IB) di luar asrama kesatuan. Prada di negaraku, umurnya rata-rata sekitar 18 - 20 tahun. Karena terbatasnya lapangan kerja di negaraku (tak perlu kusebut negara mana), banyak di antara Prada itu berpendidikan umum high school (sekolah menengah atas). Padahal sebetulnya persyaratannya cukup pendidikan umum

Jeffry My Best Friend

This is what happened during my cadet days in the Military Academy. Pengalaman ini aku alami sewaktu aku masih menjadi Kadet (Taruna) Akademi Militer di suatu negara yang tidak perlu aku sebutkan. Pada masa itu, sangat lazim bahwa kekejaman diterapkan kepada kami para Taruna. Apakah sekarang cara-cara sadis dalam pendidikan militer masih diterapkan di negara tersebut, aku tidak

Mess Perwira

Aku seorang tentara dari suatu negara. Di Malaysia disebut Tentara Darat Di-Raja atau Royal Army. Aku berpangkat Kapten dan menjabat sebagai perwira yang bertanggungjawab di bidang intelijen, penegakkan hukum militer dan disiplin. Komandanku berpangkat Letnan Kolonel dan dalam cerita ini akan aku sebut "Komandan" saja. Walaupun sebetulnya aku ingin sekali menyebutkan namanya, karena aku

My Father's Aide De Camps

Ayahku seorang perwira tinggi suatu angkatan yang tak perlu aku sebutkan di negara mana. Sebagai pejabat militer penting dengan pangkat berbintang-bintang dia didampingi seorang ajudan, namanya Jeffri berpangkat Letnan Satu. Ajudan dalam Bahasa Inggris disebut ADC atau Aide De Camps. Tugas ajudan adalah melancarkan pekerjaan dari pejabat yang didampingi termasuk mengatur waktu dan

My Terrible Experience as Cadet

The terrible thing to be a cadet is that the instructors or the senior cadets always have good reasons to punish, either for minor infractions or just for reasons they just make it up. Saat aku menjadi Kadet (Taruna) Akademi Militer, dampak psikologis dari perlakuan keras, kejam dan sadis terhadap Taruna nyaris tidak diperhitungkan. Apalagi masa Latihan Dasar Militer atau Masa

Swimming In A Deserted Pool

Waktu peristiwa ini terjadi, abang iparku menjabat komandan batalyon dari tentara di suatu negara (yang tak perlu kusebut nama negaranya). Asrama batalyon itu terletak di luar kota dan abangku tinggal di rumah dinas dalam kompleks asrama itu. Kalau hari libur aku sering menginap di rumah abang ipar atau kakakku itu. Mereka tidak dikaruniai anak sampai sekarang. Kadang-kadang kalau

Taken Hostage By Free Aceh Movement

It was just a good luck that being a serviceman I was freed unharmed by the Aceh Free Movement men after taken hostage for almost one month. But I had to serve the needs of these men. Kejadian ini bagaikan mimpi. Ketika itu aku menyamar sebagai "orang sipil" dengan mengubah potongan rambutku, cara berpakaian, cara bersikap bahkan cara bicara. Tugasku di bidang intelijen

The Enjoyable Pain And Happiness Of A Cadet

To be a Cadet of the Military Academi was my obsession as a teenage. I was very happy when I passed the test and accepted to join the Military Academy. Really, I got what I wanted : the enjoyable pain and happiness! Dapatkah anda bayangkan apabila anda sehari-hari dikelilingi oleh pria-pria ganteng yang wajahnya mirip Donny Kesuma (yang ganteng dan atletis), Anjasmara (yang ganteng),

The High School Next To The Military Academy

Those high school students who want to become a cadet in the military academy have to attend an orientation course which is quite (sexually) impressive. Waktu aku masih bertugas sebagai instruktur di akademi militer suatu negara (yang tak perlu kusebut namanya) ada kegiatan yang disebut Orientasi Pelajar. Kegiatan ini hanya bisa diikuti oleh murid laki-laki dari sekolah menengah

The Military Detention Centre

I never imagined that in this modern times a military detention centre still has a torture chamber. Aku memanggilnya Bang Jeffri karena dia kakak kelasku di Akademi Militer (tak perlu kusebut di negara mana). Kami hanya berbeda satu tahun dan aku sebetulnya cukup dekat dengan Bang Jeffri. Waktu masih jadi Taruna di Akademi Militer, Bang Jeffri termasuk Taruna Senior yang gemar

The Strange Policy In The Military Academy

The Military Academy has a strange policy of making circumcision obligatory to all of its cadets. Bagaimana sejarahnya hingga sunat (khitan atau sirkumsisi) merupakan kewajiban bagi semua Kadet atau Taruna Akademi Militer? Tidak jelas. Secara resmi dinyatakan bahwa kewajiban itu dimaksudkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan Taruna (yang kelak jadi Perwira), dan demi kesempurnaan

What Did Shellwynn Do To Johann?

How could Johann an army officer who possessed a black belt karate could not resist the sexual encounter of Shellwynn? Baik Shellwynn maupun Johann jika dilihat dari luar adalah lelaki normal. Keduanya menikah dan punya seorang anak. Penampilan dan profesi Shellwynn sangat berbeda dengan Johann. Wajah Shellwyn bernuansa Eropa, terutama karena warna kulitnya yang terang dan hidungnya

What Did They Do To Me In Captivity?

He was abducted not because of political reasons but for sexual reasons instead. His magnificent body had attracted the rebels to take him into captivity in order to take turns enjoying his big cock, ass, nipples and armpits. Abdul Rasyid, putera Aceh asli dari Blang Pidie adalah seorang mahasiswa di suatu fakultas di Universitas Syah Kuala Banda Aceh. Dia bukan aktivis politik

###
Popular Blogs From MenOnTheNet.com

Please support our sponsors to keep MenOnTheNet.com free.

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story