Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Yayang-ku, Bag 3

by Yanto


Terima kasih sekali untuk para pembaca, ternyata banyak yang suka ceritaku. Dan aku minta maaf karena tak bisa menjawab semua respon para pembaca. ==== Saat ini aku terbaring bersandar diranjang, Yayang masih memelukku, entah mungkin belum tertidur dan masih menikmati yang barusan kami berdua, dua gundukan pantatnya yang mulus masih berlepotan "tajin" yang meleleh hingga pahanya. Dan aku sedang mengelus punggungnya, salah satu tangannya masih memegang batang yang telah menggantung lemas juga berlepotan. Pikiranku menerawang ke masa lalu, saat aku belum seumur dia. Dan mencoba memahami, benarkah hubungan seperti ini sukar dipertahankan lama, mengingat cinta pertamaku. Rasa takut kadang menyerang akankah aku dan Yayang juga akan berakhir tidak lama lagi. Dulu aku dan Joko ternyata tak mampu terus memelihara hubungan kami. Setelah kami berpisah kota karena meneruskan sekolah. Tahun-tahun awal kami masih sering mengunjungi tapi selanjutnya sulit sekali untuk tetap mempercayainya dan setia padanya. Semakin luas pergaulan kami semakin bayak pula godaan. Betapa saat-saat itu sangat berkesan, di paviliun tempat kos Joko, jauh dari rumah induk tak ada orang lain hanya ia seorang yang kos disitu. Pulang sekolah kami bersama ngobrol, bersenda gurau. Jarang sekali kami berkontak badan sampai puncak tapi saat-saat itu benar-benar sangat indah, acara mandi bersama termasuk yang tak akan pernah kulupa. Juga saat kami bepelukan, saling mengelus, meraba-raba. Biasanya kami masih bebaju dengan beberapa kancing atas dibuka, berciuman mulut mengadu lidah atau saling memasukkan jari-jari ke mulut dan mengisapinya. Kadang kami melepas celana memelorotkan underwear sedikit, kami selalu deg-degan lalu pelan-pelan meremas bola-bolanya. Pertama kami melakukannya mata kami tak lepas saling memandang. Entah siapa waktu itu yang memulai, awalnya kami saling tersenyum malu-malu tapi kemudian bibir ini hanya melongo. Terus sambil memandang wajahnya, kunikmati paras tampannya dan terus kucari keindahan disela tatapan dan remasannya, mungkin juga sebaliknya. Dan rasa itu terus menjalar mengisi relung-relung nikmat di dalam sana, sejalan pandangannya yang makin sayu meredup, mungkin juga aku. Nafas kami mulai terengah, mata mulai memejam dan bibir mengisyaratkan nikmat. Sedikit erangan memulai yang lain, saling bisik mengerang menyebut nama dan kata-kata syuur " Jok...oh...sayang.....oooh..oh...ouuhh" " Yantooooo....yaaaan....aahhh" Rebah berhadapan di ranjang. Suara Fredie Mercury dalam Find me somebody to Love..entahlah apa para pembaca tahu group Queen yang dulu ngetop di jamanku mengalun pelan dan terdengar sangat manis. Tanpa sadar kaki kami bergerak meloloskan celana seragam sekalian underwear. Dan puncak itu semakin dekat kami saling merengkuh, berebut melumat bibir. Sungguh kalau kupikir saat itu mirip perkosaan, apa aku memperkosanya atau aku yang diperkosa, ah...sama-sama kurasa nikmat. Kami beradu tenaga untuk mendominasi dan pemenangnya ...kami sama-sama menang... atau sama-sama kalah ya ? yang jelas ketika kental panas itu mulai berdenyut-denyut keluar aku masih terus menghela ia juga terus meronta. bergulingan dan jatuh ke karpet, terus pergumulan itu berlanjut di bawah. Sampai kami sadar perut dan paha kami telah basah. cairan itu tumpah kemana-mana di sprey, di karpet di bantal dan baju putih seragam yang masih kami pakai. Dalam nafas yang masih berpacu lepaslah kami. Tak terpikir saat itu untuk memasukkan ke lobang yang hanya beberapa cm sedikit kebelakang, lagi pula siapa yang mesti memasuki dan siapa yang mesti dimasuki kami tak tahu, hanya enaaaaak saja yang kami tahu saat itu. Suara Yayang membuyarkan lamunanku " Pa..." kubelai rambutnya " Ya sayang". "Tidur di sini saja ya" biasanya dan lebih sering memang aku kembali ke kamarku setelah memberinya nafkah batin begitu."Ya.." kataku sambil mengelus pipinya. Tangannya membelai bermain disekitar pusarku. Lamunanku tadi membangkitkan kembali hasratku tonggak itu sudah tegak mengeras lagi " Lagi Yang..?" bisikku, ia diam saja tampaknya ia enggan, tapi ia tak pernah menolak. Dan kuulangi " Yang...mau lagi ?" " yah..." akhirnya ia menerimaku juga, diraihnya bantal dan menunggingkan bokongnya bertumpu dikedua lututnya yang membuka. Ah...memang ia tercipta untukku, begitu pasrah dan tampaknya ia menikmati kepasrahan itu. Penyerahan total, kuelus bokongnya, aku tak akan sempat mencumbunya lagi haruskah langsung ku hajar boneka cantik ini, kasihan. kuraih vaseline lotion di meja rias dekat ranjang. perlahan kuoles sekujur tonggak merah ini juga di seputar celah lobangnya sambil membelai pelan. Dan....perlahan aku mengawali penggalianku. sepukul dua pukul, lalu makin keras. Aku tumpahkan sisa tenagaku di partai tambahan ini. Ia tak banyak berreaksi hanya nafasnya makin dalam dan cepat. Segenap tenagaku terkuras ...oh.. Yayang...semua ini untukmu...alangkah ...engkau terima semua ini dengan penuh kerelaan. Yayang.....demi engkau setiap tetes cairan di tubuhku ini, terimalah....ini cintaku semua untukmu. cukup lama berselang mungkin hampir 15 menit hentakan hentakan ini tak segera mengeluarkan tetes tetes yang sudah tak sabar hendak bersatu dengan dirinya. Sisa tenagaku hampir habis dan aku mulai tak kuat lagi mendorongnya. Ohhh....Yang.....dan saat aku hampir takmampu meneruskannya meledak juga meriam itu. Kuhunjam dalam-dalam kuputar-putar dan ku tak ingin setetespun tumpah seperti ronde pertama tadi. Telah lemas didalam sana kutarik pelan dan segera kupeluk ia, kuperhatikan miliknya hanya sedikit menegang, segera pula ia menyambutku memelukku erat, kucium lembut wajahnya. Kami segera tertidur. Terbangun pagi oleh geraknya, aku buka mataku masih berbaring kulihat ia pelan-pelan turun ranjang dan melangkah ke kamar mandi telanjang. Langkahnya sungguh sexy, punggungnya, bokongnya, kakinya...aduh bangun tidur sudah kulihat keindahan ini. Tak lama ia kembali dan aku tak lepas menatap ia melangkah mendekat. Oh... peri ini, aku ingin memberinya ciuman selamat pagi. kuulurkan tanganku menyambutnya dan kecipak bibir kami beradu. " Bagaimana semalam cah bagus ?" ia hanya tersenyum malu-malu. Dalam pelukanku lagi ia... asyik sekali. Kubelai-belai rambutnya, kuelus pundaknya sambil kunikmati tangannya yang meraba-raba perutku. Haruskah kuulangi sekali lagi sebelum beranjak bangun, mungkin dengan cara lain aku dapat mengungkapkan sayangku. Aku bangkit turun ranjang, ia kubimbing duduk di pinggir ranjang. sambil kupegangi pundaknya kuelus pipinya, kupandangi kecantikannya. Lalu aku berlutut tepat didepannya, dibawahnya kuelus mesra kedua pahanya. Kulihat batang itu terkulai tepat di depan hidungku. Sebentar kumendongak memandang matanya...oh, sungguh tampan, ia tersenyum sangat tampan, begitu indah bibirnya, kutarik maju sedikit dan mulai kubenamkan wajahku dipangkal kedua pahanya. kuhirup aroma segar, terus kumenyelusup mencari kesegaran yang lain sambil perlahan memanggil namanya..." Yayang....." Bersama dengan bangkitnya urat kejantanannya aku mulai menikmati kenyal lenturnya dalam mulutku. "mmmm....."kusedot pelan...pelan...pelan dan lagi...lagi...lagi...lagi...terus...terus. desah nafasnya mulai terdengar memburu. Tangan kami saling mencengkam erat. lengkingan lirih dari bibir indah itu menandai puncak pendakian kami dan madu cinta yang kukejar-kejar itu kini membanjiri kerongkonganku." Oh...ayolah...bersatu denganku, tumpahkan semua....ijinkan aku memiliki tiap tetes cairan dalam dirimu...Yayaaaang..." sudah, dan rebahlah Dewa Kamajaya ku. terlentang menghadap ke atas, masih terengah, kakinya terkulai di antara diriku. sebentar kurasai nikmat ini sebelum aku berdiri dan melangkah ke kamar mandi. Pagi yang sangat indah.

###

3 Gay Erotic Stories from Yanto

Yayang-ku

Kisah ini sebagai terima kasihku untuk Versus yang telah memberi tanggapan atas kisahku terdahulu. Terima kasih Ver, semoga kita bisa terus berteman. Pulang sore itu aku begitu rindu rumah. Hampir dua minggu aku hanya saling sapa saja dengan Yayang "cah bagus" yang menjadi pendampingku. Serangkaian ujian semester dan praktikum praktis merebut Yayang-ku, selain itu aku sendiri beberapa

Yayang-ku 2

Saat yang lain dengan Yayang, mungkin bisa jadi reference buat para pembaca. Ada sebuah tempat yang asyik dari Bandung ke arah Lembang sebelum IKIP, namanya Cipaku. Dari arah Bandung ada belokan ke kanan. Disitu ada cotage dengan kolam renang. Tempatnya sejuk pemandangan cukup bagus dan udaranya segar. Waktu itu sabtu sore, kira-kira Aku dan Yayang baru dua atu tiga bulan hidup

Yayang-ku, Bag 3

Terima kasih sekali untuk para pembaca, ternyata banyak yang suka ceritaku. Dan aku minta maaf karena tak bisa menjawab semua respon para pembaca. ==== Saat ini aku terbaring bersandar diranjang, Yayang masih memelukku, entah mungkin belum tertidur dan masih menikmati yang barusan kami berdua, dua gundukan pantatnya yang mulus masih berlepotan "tajin" yang meleleh hingga pahanya. Dan

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story