Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Aku dan Alwi

by Bebiji


Aku dan teman-teman satu geng berangkat ke Pelabuhan Ratu. Ujian SMU baru saja selesai, ujian masuk PT belum lagi mulai. Banyak waktu luang, jadi kesempatan itu tentunya tidak kami lewatkan begitu saja. Apalagi tentunya kita butuh penyegaran setelah menguras otak selama ujian akhir.

Tenda kami kecil saja, sekedar cukup menampung barang-barang. Kalau hujan turun, semua harus duduk dan tak ada ruang tersisa untuk tidur. Karena itu hampir tiap malam kami tidur di luar, di udara terbuka. Malah lebih nikmat sebab angin laut membelai dengan sejuk dan kamipun lelap.

Malam itu entah kenapa aku memilih untuk tidur di dalam tenda. Tiba-tiba aku terbangun, dan merasa telapak tanganku terhimpit telapak tangan yang lain. Aku membuka mata separuh sadar separuh tidak. Ternyata itu adalah tangan kawanku sendiri, Alwi. Ia tidur di tenda juga, rupanya. Tepat di sebelahku, malah mukanya dekat sekali dengan mukaku. Dekat sekali. Napasnya sampai terasa hangat di mukaku.

Entah siapa yang mulai, yang kutahu kami sudah saling melumat bibir. Aku belum pernah beciuman dengan siapapun ketika itu, tapi aku sudah tahu bahwa katanya lebih nikmat kalau lidah saling dipertukarkan juga. Jadi itulah yang kulakukan, dan ternyata memang rasanya selangit. Mulut kawanku bau rokok, tapi kurasakan manis sekali, seperti aku sendiri sedang merokok kretek. Terus terang memang aku sudah lama merasa senang dengan Alwi. Aku merasa ia sangat jantan. Tingkahnya memang kadang kasar, tapi aku senang berkawan dengannya. Ia sendiri nampaknya tidak terlalu mempedulikanku. Meskipun kami satu geng, tapi ia tidak terlalu akrab denganku.

Ciuman kami semakin ganas. Hatiku berdegup kencang, kontolku tegang bukan lang kepalang! Selama itu aku membuka mata, tapi kulihat Alwi tetap terpejam, seolah sedang tidur dibuai mimpi. Aku tak tahu apakah ia memang bermimpi atau melakukan hal ini dengan penuh kesadaran. Berikutnya yang kutahu ia naik menindih tubuhku. Kami yang memang tidur hanya bercelana dalam, saling beradu tubuh. Aku menikmati tindihan tubuhnya yang berat. Kami bergerak-gerak, saling menggosok kontol kami yang sudah tegang sekali. Akhirnya kutarik celana dalam kami berdua, dan Alwi memasukkan kontolnya ke antara kedua pahaku. Aku - entah darimana kepandaian ini datang - berusha menjepit kontolnya erat-erat, sambil mengikuti irama gerakan pantatnya yang mendorong menekan menarik maju mundur. Kontolku sendiri terasa licin terjepit di antara perutnya dan perutku. Kenikmatan ini tentu bukan yang pertama buatku. Aku sudah sering onani, tapi kali ini jauh lebih intens sebab untuk pertama kali inilah aku melakukannya dengan orang lain, sambil ciuman lagi.

Aku bisa merasakan napas Alwi semakin memburu, dan tiba-tiba ia mengejang. Cairan maninya mengalir hangat di pahaku. Tak lama ia terkulai lemas, dan turun dari tubuhku. Untunglah ia lalu menggenggam kontolku dan mengocoknya, sehingga aku pun bisa orgasme.

Setelah lemas barulah aku sadar bahwa teman-temanku yang lain tertidur di luar tenda. Apakah mereka tahu apa yang baru saja terjadi? Aku bersihkan segera bekas-bekas yang mungkin menimbulkan kecurigaan besok. Lalu bergegas tidur. Alwi juga sudah tertidur lagi dengan pulasnya.

Tidak sepatah kata pun yang kami ucapkan. Baik selama peristiwa itu, maupun hari-hari sesudahnya. Aku dan Alwi bersikap seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Tapi … itu bukanlah kejadian satu-satunya. Lainkali akan kuceritakan peristiwa berikutnya.

###

1 Gay Erotic Stories from Bebiji

Aku dan Alwi

Aku dan teman-teman satu geng berangkat ke Pelabuhan Ratu. Ujian SMU baru saja selesai, ujian masuk PT belum lagi mulai. Banyak waktu luang, jadi kesempatan itu tentunya tidak kami lewatkan begitu saja. Apalagi tentunya kita butuh penyegaran setelah menguras otak selama ujian akhir. Tenda kami kecil saja, sekedar cukup menampung barang-barang. Kalau hujan turun, semua harus duduk dan tak ada

###

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story