Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

A Love Story, Part 2

by Calvin Mulya


Suasana jalanan di kota Surabaya malam itu terasa sepi dan lengang, di beberapa jalan tertentu terlihat sedikit genangan air akibat hujan yang baru saja turun mengguyur kota. Jam sudah menunjukkan angka 21.30. Michael menyandarkan kepalanya di pundakku, sementara aku masih mendekap erat tangan kanannya di dalam dadaku, sesekali kucium rambutnya yang menyentuh pipiku, rambut yang sangat indah, panjangnya seleher, tebal, mengkilap dan berwarna coklat tua. Untung saja persneling mobilku memiliki transmisi otomatis sehingga agak memudahkan gerak kami berdua. Pelan-pelan terdengar syair lagu-lagu romantis mengalun lembut dari tape mobilku. Perlahan-lahan Michael menarik tanganku ke arah wajahnya kemudian mengecupnya dengan mesra. Lama sekali dia menciumnya sambil menarik nafas dalam.

Tanpa terasa, dalam beberapa menit kami sudah sampai di depan rumah. Michael bergegas turun dari mobil untuk membuka pintu pagar dan garasi. Aku langsung memarkir mobil di garasi sedangkan Michael segera mengunci pintu pagar. Begitu selesai memarkir mobil dan menutup pintu garasi, aku mengulurkan tangan ke arahnya dan masuk ke dalam rumah sambil bergandengan tangan.

Aku membimbingnya untuk langsung masuk ke dalam kamarku. Begitu pintu kamar tertutup, aku langsung mengangkat tubuhnya dan kubawa ke atas tempat tidurku. Dia melingkarkan tangannya dengan mesra di leherku untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sambil tersenyum manis kepadaku. Kutatap matanya dalam-dalam dan perlahan-lahan kubaringkan tubuhnya di atas tempat tidurku. Tetapi dia tidak melepaskan tangannya dari leherku, malahan menarik kepalaku untuk mendekat ke arah wajahnya. Sekarang wajah kami tepat berhadapan, kurasakan hembusan nafasnya perlahan-lahan mengenai wajahku, aroma jantan laki-laki yang sangat menggairahkan. Kupandangi wajahnya dengan seksama, mulai dari matanya, hidungnya turun sampai ke bibirnya yang tipis itu. Kuraba bibirnya dengan ujung jariku, perlahan kusapukan ke seluruh permukaan bibirnya,

“Bibirmu sangat menggairahkan, say,“ kataku lembut kepadanya.

Dia membuka mulutnya dan memasukkan ujung jariku lalu mulai mengulumnya. Sejenak dia memain-mainkan ujung jariku dengan lidahnya. Kemudian kukecup mesra keningnya, turun ke matanya, hidungnya dan akhirnya mendarat tepat di atas bibirnya yang telah basah oleh air liurnya itu. Aku nikmati setiap inci dari permukaan bibirnya dengan perlahan-lahan, kucium bibir atas dan bawahnya secara bergantian sambil kugigit-gigit mesra. Dia mendesah pelan menikmati permainanku itu, masih terhirup aroma cappuccino yang bercampur dengan aroma jantan nafasnya. Benar-benar sensasi yang sangat menggairahkan.

Tiba-tiba dia menarik tubuhku ke atasnya sehingga posisiku menindih tepat di atasnya. Dia memegang kepalaku dengan kedua tangannya dan langsung melumat bibirku dengan penuh nafsu, tangannya memegang erat kepalaku agar tidak bergerak-gerak. Langsung saja kubalas ciumannya itu, aku coba membuka mulutnya dengan lidahku yang sesaat kemudian melesak masuk ke dalam mulutnya untuk mencari lidahnya, begitu kutemukan, langsung saja kubelitkan menjadi satu dengan miliknya yang terasa hangat dan basah itu. Dia mengulum-ngulum lidahku dengan kedua bibirnya sambil sesekali dihisapnya. Dia membalas memasukkan lidahnya ke dalam mulutku, langsung saja kubalas mengulum dan menghisapnya juga. Ludah kami sudah bercampur menjadi satu dan menciptakan rasa yang sulit untuk dilukiskan.

Sambil terus berciuman, Michael membuka bajuku dengan paksa, kemudian tangannya turun ke celanaku, kubantu dengan membuka kancing pengaitnya kemudian dia menarik retsletingku dan memelorotkan celana jeansku kebawah dengan cepat. Setelah itu giliranku membuka kaosnya, sedikit agak susah karena posisinya yang terlentang di tempat tidurku, dengan sedikit bantuannya akhirnya berhasil juga. Kemudian dengan kasar aku membuka ikat pinggangnya, membuka kancing pengaitnya, menarik retsletingnya dan kupelorotkan celana cargonya ke bawah dengan bantuan tangannya. Sekarang kami berdua dalam keadaan hanya mengenakan celana dalam saja, sambil berciuman saling melumat bibir lawan dengan sangat ganas. Tubuh kami berpelukan erat, aku melingkarkan tanganku di kepalanya dan dia melingkarkan tangannya di punggungku. Tubuh kami menempel menjadi satu, kulit bertemu dengan kulit, aku dapat merasakan panas tubuhnya menjalar memasuki tubuhku.

Setelah puas bermain dengan bibirnya, aku berpindah ke telinganya. Aku hembuskan nafasku ke dalam lubang telinganya, sambil mengeluarkan desahan yang sangat menggairahkan, “I love you, Mike.“ Kemudian kujilat telinganya dengan ujung lidahku, mulai dari daun telinga sebelah luar, kemudian pelan..pelan.. menyusuri masuk ke dalam telinganya. Kemudian kulumat seluruh daun telinganya, kumasukkan ke dalam mulutku. Puas dengan telinga yang kiri, aku pindah ke telinga yang kanan. Dia hanya bisa mendesah-desah keenakan sambil menutup mata dan mengeleng-gelengkan kepalanya menikmati permainanku,

“Eehh.... eehhh.....mmmpppp....mmmpppp.....enak Vin… ooohhh......ooohhh...... “

Kemudian aku turun ke lehernya. Kujilati setiap jengkal lehernya, aku sapukan lidahku di lehernya sambil kugigit-gigit mesra. Rasa keringatnya yang asin bercampur menjadi satu dengan air liurku. Michael masih memejamkan matanya sambil terus menerus mengeluarkan suara desahan. Aku turun ke pundaknya, aku jilati pundaknya kanan dan kiri bergantian sambil kugigit-gigit kecil dengan mesra. Michael mengacak-acak rambutku, nafasnya mulai terasa berat, bukti kalo dia mulai berjalan menuju puncak.

Tiba-tiba kuhentikan aksiku, kucengkram tangannya dengan kasar. Michael yang merasa kaget segera membuka matanya dan memandang ke arahku dengan pandangan bertanya-tanya. Tanpa basa-basi segera kuangkat kedua tangannya dan kutahan di atas kepalanya dengan kedua tanganku, dia hanya memandang ke arahku dengan penuh tanda tanya, kemudia sambil menatap matanya, perlahan-lahan kubawa mulutku mendekati ketiaknya yang sudah terbuka itu. Kuhirup baunya yang sangat menggairahkan, aroma maskulin dari laki-laki yang sangat khas. Segera kujulurkan lidahku dan mulai menyapu tempat yang berbulu lebat itu. Pelan....pelan.... kusapukan lidahku menyusuri setiap jengkal ketiaknya. Dia kembali menutup matanya dan mendesah pelan menikmati setiap jilatanku. Setelah mulai terbuai dengan permainan lembutku, tiba-tiba aku menyerbu ketiaknya dengan kasar. Kuhisap-hisap bulunya dengan lidah dan bibirku sambil sesekali kutari-tarik. Beberapa diantaranya terasa lepas dan masuk ke dalam mulutku. Air liurku sudah bercampur menjadi satu dengan bau khas ketiaknya dan bekas keringatnya. Kusedot-sedot terus.. teruss.....dengan rakusnya. Setelah puas dengan ketiak kirinya aku berpindah ke yang kanan, kuperlakukan dengan cara yang sama seperti yang kiri. Michael hanya bisa mengerang-erang keenakan menikmati pelayanannku itu tanpa berdaya untuk berbuat apa-apa.

“Aaaahhhh..... aaaahhhh.....terus Vin..... teruuusss.....ooohhh enak Vinnnn....enaaakkk“

Setelah puas dengan ketiaknya aku segera turun menuju puting susunya. Puting susu yang berwarna coklat kemerahan itu terlihat menantangku dan memohon untuk segera disentuh. Perlahan-lahan kusapukan lidahku menyusuri daerah di sekitar putting susunya. Kemudian kutiup dengan perlahan-lahan putingnya yang telah basah karena jilatanku tadi sehingga menimbulkan sensasi hawa dingin yang menggairahkan. Michael mengangkat kepalanya untuk melihat aksiku itu sambil menahan nafasnya. Sambil kutatap tajam matanya, aku keluarkan ujung lidahku dan kusentuhkan tepat di puting susunya kemudian dengan gerakan melingkar, kukecup mesra. Kuhisap perlahan ujung putingnya dengan kedua bibirku. Tiba-tiba kuhisap putingnya itu dengan kasar. Kuhisap-hisap dengan kuat seperti seorang bayi yang sedang menetek, sesekali kugigit mesra sambil menariknya dengan menggunakan gigiku. Aku jilat.... aku kemut.... aku jilat.... aku kemut.... berulang kali kusedot-sedot puting susunya bergantian kanan dan kiri. Michael kembali menengadahkan kepalanya sambil menutup matanya dan menyodorkan dadanya ke arah mulutku. Dia mulai mengerang-ngerang lagi sambil mengacak-acak rambutku.

Sambil terus menjilat-jilat aku turun ke arah perutnya. Kuhisap-hisap perutnya yang rata itu mulai dari sebelah kiri ke sebelah kanan. Kusemprotkan ludahku tepat di lubang pusarnya, kemudian aku bersihkan dengan cara menyedotnya dengan menggunakan lidahku, berulang kali kulakukan hal itu di perutnya. Michael mengerang dengan keras setiap kali kusedot-sedot pusarnya.

Jilatanku perlahan-lahan mulai meninggalkan perutnya dan mengarah ke kontolnya yang masih terbungkus celana dalam. Aku mulai mencium-cium celana dalamnya tepat di jendolan kontolnya yang sudah mengintip di ujung karet celananya. Kutarik nafas dalam-dalam untuk menikmati aroma khas bekas kencing bercampur keringat yang telah mengering. Sesekali kugigit-gigit jendolannya dengan lembut. Dia yang sudah tidak sabar dengan actionku itu segera membuka celana dalamnya dengan kasar. Tooeengg…… kontolnya yang sudah full ngaceng itu mencuat keluar dan menampar mulutku. Kontol yang sangat indah dengan panjang sekitar 18 cm dan gemuk itu terlentang menantang di atas perutnya didasari oleh bulu jembutnya yang tercukur rapi. Topi bajanya yang berwarna merah kecoklatan tampak seperti jamur yang merekah dan dihiasi oleh lubang kencing tepat di ujung tengahnya, tampak basah oleh cairan pre-cumnya. Kontolnya sangat gagah dihiasi oleh urat-urat yang bertonjolan seperti sekelompok cacing tanah. Di bawahnya tergantung buah pelernya seperti dua buah telur ayam kampung tanpa sehelai bulupun. Dapat kucium aroma jantan yang baunya berbeda dengan tempat-tempat sebelumnya, aroma lembab khas milik alat kelamin laki-laki.

Segera kubuka kedua kakinya ke arah samping kanan dan kiri, sehingga kini terpampang dengan jelas di hadapanku suatu pemandangan menantang milik kekasihku. Pemandangan aurat jantan milik laki-laki yang sudah full ngaceng. Perlahan-lahan kujilati selangkangannya bergantian kanan dan kiri, kuhisap-hisap rasa asinnya yang sangat nikmat itu. Kemudian dengan pelan-pelan kuarahkan jilatanku ke arah telurnya, kujilati satu persatu secara bergantian dengan gerakan memutar sambil sesekali kukulum-kulum. Kucoba untuk memasukkannya keduanya ke dalam mulutku dan kumain-mainkan dengan lidahku. Suara erangan Michael mulai terdengar lagi, suara erangan yang terdengar sangat merdu di telingaku. Pelan-pelan dia mulai menuntun kepalaku ke atas menuju ke arah kontolnya. Aku sapukan ujung lidahku di sepanjang batang kontolnya, kemudian kupegang batang itu dengan tangan kananku sambil kukocok-kocok ringan sementara tangan kiriku memuntir-muntir puting susunya. Aku jilat lubang kencingnya dengan ujung lidahku, kusapukan lidahku perlahan-lahan di sepanjang lubang itu, kubuka dengan ujung lidahku dan kucoba untuk memasukinya. Dapat kurasakan suatu rasa yang sangat enak, lendir kental bening dengan rasa asin yang sangat sensasional.

Setelah itu perlahan-lahan aku mencoba untuk memasukkan batang itu ke dalam mulutku. Pelan...pelan...pelan....kuturunkan mulutku menyusuri batang itu inci demi inci sampai akhirnya menyentuh pangkal kerongkonganku. Aku mencoba untuk melihat ekspresi wajahnya. Dia memejamkan mata dan mencoba untuk mengatur nafasnya sambil menikmati sensasi yang baru pertama kali dirasakannya. Mulutnya mengeluarkan desahan-desahan pelan yang tersendat-sendat seiring dengan masuknya batang kontolnya ke dalam mulutku. Kemudian kutarik kembali kepalaku ke atas menjauhi kontolnya, kemudian kuturunkan lagi, kutarik, kuturunkan, kutarik, kuturunkan, lama-lama semakin cepat, semakin cepat, dan semakin cepat, air liurku sudah membanjiri pangkal kontolnya dan meleleh turun membasahi buah pelernya. Michael secara reflek mulai menyodok-nyodokkan pinggulnya ke dalam mulutku. Tangannya memegang kepalaku dan menjambak-jambak rambutku. Dia mengerang-ngerang tidak karuan semakin lama semakin keras dan tidak beraturan,

“Yesss...yesss...ohhhh….ohhhh….yesss….yesss….teruss Vin.... cepetin Vinnn… cepetiinn.…ahhhh..... ahhhh......“, Michael menghentak-hentakan kontolnya memasuki mulutku, berusaha untuk memasukkannya sedalam mungkin ke dalam mulutku, aku berusaha untuk mengimbanginya dengan mempercepat gerakan kepalaku, makin lama makin cepat, makin lama makin cepat, makin lama makin cepat,

“ahhh…..ahhhh….ahhhh…..Vin…..aku mau keluar Vinnn……aku mau keluar sayyyy…..ahhhh….. ahhhh…. ahhhhhhhhh……”, crrroooot…….crrroooot…….crrroooot…….crrrooot……. crrrooot……. crrrooot…….

Akhirnya Michael memuntahkan lahar panasnya di dalam mulutku, badannya mengejang-ngejang, ototnya mengeras dan nafasnya tersengal-sengal seiring dengan semprotan pejuhnya di dalam mulutku. Aku berusaha untuk menelan seluruh cairan sari milik kekasihku itu berkali-kali, tapi sebagian masih mengalir keluar melalui ujung mulutku ke arah dagu. Setelah beberapa kali semprotan, akhirnya pelan-pelan gerakannya mulai melemah dan nafasnya mulai mereda. Kontolnya masih kukulum di dalam mulutku, aku melirik ke arah wajahnya, kulihat matanya masih terpejam, tampak sekali rasa nikmat yang sangat dalam tergambar di wajahnya. Kemudian perlahan-lahan dia mulai membuka matanya dan melihat ke arahku sambil memberikan senyuman mesranya. Dia langsung mencabut kontolnya dari mulutku, kemudian menarik badanku ke atas dan mendekatkan wajahku tepat di hadapan wajahnya. Aku menatap matanya dengan mesra, tampak titik-titik keringat keluar di keningnya,

“Kamu suka say?“ tanyaku kepadanya.

Dia menganggukan kepalanya perlahan sambil tersenyum manja kepadaku, dia membersihkan sisa-sisa maninya di bibirku dengan ujung jarinya, kemudian perlahan-lahan kurapikan rambutnya dengan jariku lalu kukecup lembut bibirnya. Tiba-tiba dengan gerakan secepat kilat dia membalikkan badanku dan ganti menindih badanku,

“It’s my turn now. Show time…..“, Michael tersenyum nakal ke arahku.

Permainannya sangat ganas dan kasar, dia melumat bibirku dengan ganas, menciumku dalam-dalam sambil memainkan lidahnya di dalam mulutku, sementara kedua tangannya memegang erat kepalaku. Dia memasukkan lidahnya ke dalam mulutku dengan paksa, menyusuri daerah di balik bibirku dan menyapu seluruh gigiku, sesekali gigi kami saling terantuk karena permainan kasarnya itu. Dia menghisap-hisap ludahku seperti orang kehausan air. Dan dia juga mengeluarkan ludahnya di mulutku, yang langsung saja segera kuminum. Benar-benar nikmat sekali rasanya.

Setelah puas menghisap mulutku, kemudian dia turun ke leherku, dijilatinya dengan kasar dan sesekali digigit dengan giginya. Rasanya sakit tapi nikmat sekali. Setelah meninggalkan bekas merah-merah di leherku dia turun ke puting susuku. Dihisapnya kuat-kuat puting susuku bergantian sebelah kiri dan kanan seperti seorang bayi yang sedang menetek pada ibunya. Sesekali dia memuntir-muntir putingku dengan jarinya sambil ditarik-tarik. Kadang-kadang digigit-gigit dengan giginya sambil menyentuhkan ujung lidahnya ke ujung putingku. Karena daerah ini sangat sensitif bagiku, aku langsung mendesah-desah dengan hebat. Melihat reaksiku yang sangat menikmatinya, dia tambah memperkuat hisapannya sambil meraba-raba kontolku yang masih ada di dalam celana dalamku itu. Kemudian sambil mengemut puting susuku, dia menarik turun celana dalamku dan menggenggam kontolku yang sudah full ngaceng. Dikocoknya perlahan-lahan batang kontolku yang sudah mengeluarkan precum itu. Makin lama makin cepat. Makin lama makin cepat. Aku spontan menyodok-nyodokkan pinggulku mengikuti irama kocokannya, makin lama makin cepat, makin lama makin cepat, mengikuti irama gerakan tangannya. Ooooohhh betapa nikmatnya, sementara puting susuku dikemut-kemut, kontolku juga dikocok-kocok, benar-benar perpaduan sensasi yang sulit untuk diungkapkan,

“Aaaahhhh…….. aaaahhhh…….. ssshhhh......sssshhhhh.......enak say....enak sekalliiiii......hisap terus.....hisap yang kuat say.....hisaaapppp......“, aku mulai mengerang-ngerang tidak karuan sambil meremas-remas rambutnya.

“Teruuussss say.... teruuusss.....aaahhhh…..aaahhhh…..say…aku sudah mau keluar say….aku sudah mau keluaaarrr…….”

Mendengar hal itu, Michael semakin hebat menghisap-hisap puting susuku bergantian yang kanan dan yang kiri sambil mempercepat kocokannya. Beberapa saat kemudian,

“Saayyy.....I’m cuummming.....I’mm cummminggg....aarrgghh.....arrggghhh.....“

Kemudian secepat kilat dia melepaskan hisapannya dari puting susuku dan mencoba untuk memasukkan kontolku ke dalam mulutnya,

“Aaarrggghhhh....... aaarrggghhhh....... aaarrggghhhh.......aarrggghhhh.......“, ccrroooot........ ccrroooot........ ccrroooot........ ccrroooot........ ccrroooot........ aku memuntahkan pejuhku di dalam mulutnya, setiap kali semprotan, aku menekan kepalanya dan berusaha menghujamkan kontolku sedalam-dalamnya ke dalam kerongkongannya. Dia berusaha untuk tidak tersedak sambil terus menelan cairan pejuhku sampai tetesan yang terakhir. Hebatnya tidak sedikitpun dari pejuhku yang meleleh keluar dari mulutnya. Semuanya dapat dia telan masuk ke dalam kerongkongannya. Setelah beberapa kali semprotan yang sangat nikmat itu, akhirnya berangsur-angsur nafasku mulai mereda dan kembali tenang. Aku mulai membuka mataku dan mencari wajah kekasihku itu. Kulihat dia masih menyedot-nyedot kontolku yang sudah mulai melemas itu. Langsung saja kutarik kontolku keluar dari mulutnya, dan kutarik tubuhnya ke atas. Kemudian aku rebahkan dia di sampingku dan kutindih dia. Aku langsung mencium mulutnya, berusaha untuk ikut merasakan cairan pejuhku yang sudah habis ditelan seluruhnya olehnya. Aku mencium aroma air mani yang khas itu keluar dari bau nafasnya. Aku langsung melumat bibirnya dengan mesra. Kami berciuman cukup lama, saling melumat bibir masing-masing dengan ciuman mesra.

“Terima kasih sayang, kamu benar-benar hebat malam ini.“

Michael hanya tersenyum manja mendengar ucapanku itu sambil mengedipkan matanya. Kembali kulumat bibirnya yang tipis itu dalam-dalam. Lalu aku merebahkan badanku di sampingnya, kutarik tubuhnya ke dalam dekapanku. Dia menyandarkan kepalanya di atas dadaku dan tangannya memelukku.

“I love you, Mike.”

“I love you too, Vin.”

Sepanjang malam itu dia tidur nyenyak dalam dekapanku dalam keadaan sama-sama telanjang bulat dibawah selimut yang tebal.

Any comment, email to: calvin_sby@yahoo.com

###

6 Gay Erotic Stories from Calvin Mulya

A Love Story, Part 1

Perkenalkan, namaku Calvin, umur 27 tahun, orang Surabaya asli. Sebagai anak pertama dalam keluarga keturunan, aku dituntut untuk segera meneruskan garis keturunan ayahku. Untuk melimpahkan kewajiban tersebut kepada adikku satu-satunya tidak memungkinkan karena dia adalah seorang cewek. Dalam tradisi kami, hanya anak laki-laki saja yang dapat meneruskan garis keturunan keluarga. Itulah sebabnya

A Love Story, Part 2

Suasana jalanan di kota Surabaya malam itu terasa sepi dan lengang, di beberapa jalan tertentu terlihat sedikit genangan air akibat hujan yang baru saja turun mengguyur kota. Jam sudah menunjukkan angka 21.30. Michael menyandarkan kepalanya di pundakku, sementara aku masih mendekap erat tangan kanannya di dalam dadaku, sesekali kucium rambutnya yang menyentuh pipiku, rambut yang sangat indah,

A Love Story, Part 3

Malam itu kami berdua tidur nyenyak sekali, entah pukul berapa kami terlelap setelah saling memuaskan. Keesokan paginya, tiba-tiba mataku terasa silau. Segera kubuka mataku dengan agak malas dan kulihat sinar matahari masuk dari jendela langsung menyinari tempat tidur kami berdua. Ternyata aku lupa menutup tirai jendela kamarku semalaman. Jam meja yang ada di samping tempat tidurku menunjukkan

A Love Story, Part 4

Suasana malam itu terasa begitu hangat dan nyaman. Kami tidur sambil berpelukan di bawah selimut, sementara di luar sana hujan sedang mengguyur dengan lebatnya yang sesekali diiringi dengan suara kilat yang menggelegar bersahutan. Aku rasakan kehangatan tubuh Michael mengalir masuk kedalam dan menyatu dengan kehangatan tubuhku. Hembusan nafasnya menerpa dadaku dengan lembut secara berirama. Kami

Sopir Papaku, 1

Sore itu sepulang dari bandara mengantarkan kedua orang tuaku ke Jakarta, aku merasa sangat lapar sekali. Kulirik jam yang ada di dashboard mobil menunjukkan pukul 19.30. Pantas saja perutku terasa keroncongan. “Pak Mat, kita makan di Restaurant Kemuning dulu ya. Saya kelaparan nih.” “Baik mas, mau di tempat yang baru atau yang lama?” “Yang baru aja Pak, dingin, ada AC nya.“ Pak Mat

The Love

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan kebahagian kepada pasangan yang, mungkin, sedang mengalami masalah, atau mungkin juga kepada pasangan yang baru yang ingin menikmati dan menjaga kehidupan bahagia anda. Jika memang benar masalah itu ada atau anda ingin menikmati kehidupan yang lebih bahagia lagi, berikut ini adalah beberapa saran yang terbaik yang bisa saya berikan: 1.

###

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story