Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

High School Affair! Bag.4 -Krisna-

by Erotic_rhys


Namaku Adiet umur 18 tahun, ini pengalamanku sebagai murid SMU kelas 2. 3 bulan yang lalu cintaku telah ditolak oleh Arifin meskipun setelah itu kami sempat bercinta di rumahnya. Hal itu telah membangkitkan semangatku, aku pun masih mempunyai hati lainnya, aku mencintai Sharif, cowo keturunan Arab yang sangat tampan sekali. Aku merasa tidak pede dengan diriku, tetapi aku memberanikan diri untuk berkata jujur, aku pun mengatakan pada Sharif bahwa aku mencintai dia juga. Ternyata semua berjalan dengan lancar, tanpa pikir panjang Sharif menerima cintaku. Sejak itu kami sering sekali kencan berdua tanpa menimbulkan rasa curiga pada sekitar yang tahu hanya ke 3 teman kami bahwa kami berpasangan, di depan orang lain kami berlaku seperti dua orang sahabat saja, tetapi dibalik itu kami sudah sering bercinta, aku sampai lupa sudah berapa kali kami melakukannya di berbagai tempat, sampai-sampai kami nekad melakukannya di taman-taman yang sepi karena birahi kami sangat tinggi terutama Sharif. Dan saking seringnya, tingkat kemampuan Sharif pun semakin lihai dan dapat mengendalikan rasa sakitnya pada saat waktu bercinta. Pada suatu hari, kami sedang tidur berdua di kamarku sehabis melakukan hal rutinitas. Sharif sudah menginap di rumahku sudah 2 hari karena keluargaku sedang tidak ada. Kemudian HPku tiba-tiba berbunyi, aku pun bangun dan mengambil HPku, ternyata ada SMS masuk, kubaca SMS itu ternyata dari George, gDit, si Rifandi ktnya sakit, kpn mo jenguk dia nich?h, dengan mata agak berat, aku membalas SMS, gTar mlm aja kesana yuk, aku ksh tau Sharif ama Arifin dl, aku mo bobo siang dulu nih.h Ku kirim SMS itu kemudian aku mematikan HPku, kubalikan badanku dan memeluk Sharif, g..sapa dit?..h dengan setengah tidur, suara serak dan lemasnya Sharif bertanya. gGeorgec dia mo ngajak kita jenguk Rifandich, gooh..h dengan singkatnya Sharif mengangguk sambil mengusap-ngusap pundakku. gudah bobo lagi..h aku mencium bibirnya dan kembali tidur dengan wajah yang berhadapan dengan Sharif, aku bisa merasakan nafasnya Sharif membuatku nyaman.

Ke-esokan harinya, kami berangkat ke Sekolah bersama-sama dari rumahku, kunjungan kami menjenguk Rifandi semalam terasa bergembira sekali, disana kami saling bercanda dan memberi Rifandi semangat untuk sembuh dari panasnya itu. Aku berpisah dengan Sharif karena kami berbeda kelas, dia pun masuk duluan ke dalam kelasnya dan aku pun berjalan menuju kelasku. Setiba di kelas, aku menyapa teman-temanku dan duduk di bangku, George tersenyum dan menyapaku. gHai Dit, eh PR bahasa Inggris yang nomor 9 kamu ngerti gak?h meskipun George Indo, tapi bahasa inggrisnya setingkat dengan kami. Aku pun membuka tasku, ketika aku hendak mengambil buku-ku, aku melihat ada satu buku Sharif yang terbawa, kulihat itu buku Matematikanya, celaka! Pelajaran matematika di kelas Sharif kan pelajaran pertama! Oleh karena itu, aku berdiri membawa bukunya dan hendak keluar, gEh dit kemana??h, gaku keluar dulu sebentar, kamu lihat saja jawaban no.9 di buku bahasa inggrisku ya!h, aku berjalan sedikit buru-buru, kulihat murid-murid mulai masuk ke dalam kelasnya karena sebentar lagi bel pelajaran pertama akan berbunyi.

Kemudian tiba-tiba aku melihat sosok belakang Sharif sedang berjalan, gSharif!!h aku memanggilnya tetapi dia tidak menoleh karena terlalu jauh untuk mendengar suaraku, gSharif!!h aku memanggilnya lagi tetapi dia tetap berjalan, aku berlari mengejar dia, setelah terkejar aku menarik dia gAduh kamu kok gak dengar aku sih!!?h. Dengan rasa terkejut, dia menoleh dan menatapku, ternyata orang itu bukan Sharif!! melainkan orang lain yang berpostur sama dengan Sharif, hanya wajahnya berbeda, meskipun dia beralis tebal dan berhidung mancung seperti Sharif, tetapi matanya agak besar dan bulat, bibirnya merah dan agak tebal tidak setipis bibir Sharif, sepertinya dia orang Indo juga. Dengan wajah ekspresi masih terkejut dia terus menatapku, muka-ku merah padam melihat wajahnya yang sangat cute itu, lalu aku pun tersadar bahwa aku masih memegang tangan dia, cepat-cepat aku melepaskan tanganku gma..maaf. Aku pikir kamu temanku..h kemudian aku melewati dia, dan bergegas kembali menuju kelas Sharif, aku pun berjalan sambil berpikir gCowok tadicsiapa ya? Kok aku belum pernah melihat dia sebelumnyach Selepas bel istirahat berbunyi, guru bahasa Indonesian menyuruhku untuk mengambilkan dia buku sastra di perpustakaan, sebenarnya aku agak malas dan ingin segera bertemu Sharif, tapi apa daya diriku, aku pun pergi ke perpustakaan untuk mengambil bukunya. Aku bertanya pada penjaga perpustakaan dan dia pun memberitahukan dimana letaknya buku itu. Aku pergi ke rak bagian 7-5, aku pun mulai mencari.

Tak lama kemudian, aku pun menemukannya, dengan segera aku mencabutnya dan bergegas untuk menyerahkan buku ini dan segera bertemu dengan Sharif. eBruk!f gaduh!h tiba-tiba aku menabrak seseorang dengan keras, gma maaf!!h aku meminta maaf dan melihat siapa yang ku tabrak, ternyata cowo yang kukira Sharif tadi pagi itu! gkamu lagi?h dia berkata padaku, aku kaget, gI iya maaf..h aku minta maaf sekali lagi padanya, geh tidak apa-apa! Aku tidak apa-apa kok! Kan tidak sengaja.h Kata dia, aku pun merasa lega, gsyukurlah.. maaf saya terburu-buru, permisi.h Aku pun bergegas, geh tunggu!h aku kaget karena dia menarik tanganku, gnama kamu apa? Kelas mana?h, gnamaku Adiet, aku kelas 2-5ch dengan singkat aku menjawab, gAku Krisna, aku murid baru di kelas 2-9.h, aku pun heran dan berpikir, kelas dia dekat sekali dengan kelas Sharif yang di kelas 2-10 dan mungkin dia juga keturunan indo Arab seperti Sharif. gaku harap kita bisa berteman.h Dia pun tersenyum padaku, gtentu saja.h Aku pun membalas senyum, goh ya maaf kamu kan sedang terburu-buru.h Krisna melepaskan tanganku, gok, sampai nanti ya.h Aku pun kembali bergegas karena ingin sekali bertemu dengan Sharif.

Selepas memberikan buku sastra pada guru Bahasa Indonesia, aku kembali bergegas ke kantin mencari Sharif, di kantin Sharif duduk melamun sedangkan Arifin dan George sedang mengobrol sambil bercanda, aku pun menghampiri mereka, ghai! Sorry telat, aku habis membawakan buku sastra pada bu shita.h Aku pun duduk disebelah Sharif, di bawah meja aku menggenggam tangan Sharif karena aku sangat rindu sekali padanya. geh gue dapet SMS, katanya besok Rifandi mo sekolah.h Kata George sambil mengotak-ngatik HPnya dan memperlihatkan isi SMSnya pada kami, ghehe bisa sembuh juga dia.h Canda Arifin sambil menyedot coca-colanya. Aku masih teringat pada Krisna, lalu aku memberanikan diri bertanya g..eh di kelas 2-9 ada murid baru ya? Tadi aku baru berkenalan.h , Sharif mengerutkan dahinya dan berpikir gckelas 2-9?h, geh iya di kelas 2-9, gue tau dari temen sekelas gue, namanya Krisna kan? Dia keturunan indo India.h Kata Arifin, aku hanya diam tak bicara mendengar penjelasan Arifin, ternyata Krisna berdarah India bukannya Arab. goooh..h aku hanya mengangguk.

Tak lama kemudian, kebetulan Krisna melintas meja kami dan duduk 2 meja di belakang Arifin, gnah itu dia kan??h seru Arifin. gitu dia?? Eh sepintas mirip Sharif lho! Karena posturnya sama banget!h seru George, aku pun setuju dengan apa yang dikatakan oleh George. Krisna celingak-celinguk sendirian sambil minum teh botol dengan sedotan, tanda sadar dia melirik pada arah meja kami, kami yang sedang memperhatikan dia langsung memalingkan muka, tetapi aku tidak bergerak relfek seperti mereka. Krisna berhenti menyedot tehnya dan menatapku dengan matanya yang bulat itu. goooh..h Krisna tersenyum kemudian dia berdiri dan menghampiri meja kami ghai ketemu lagi kita.h Semua yang ada di meja kami kontan terkejut melihat Krisna, g..ha..haloch aku tergagap-gagap, gboleh ikut duduk sini ya.h Tanpa basa-basi Krisna menarik kursi dan duduk di sebelahku, ku dengar Sharif yang ada disebelah kiriku menarik nafas panjang, aku takut Sharif marah!!

gkalian teman-teman Adiet?h Tanya Krisna, gehm, iya mereka temanku, kenalkan.h, semuanya pun mengenalkan diri mereka pada Krisna, Krisna tersenyum ramah sepertinya senang dapat bertemu dengan semuanya, sedangkan Sharif diam saja dia tidak mengenalkan dirinya, dalam hatiku berpikir pasti Sharif marah, Krisna pun menatap pada Sharif gnah ini satu lagi siapa?h Krisna bertanya sambil menunjuk pada Sharif, gdiach aku hendak mengenalkan tetapi Sharif menyela, ggue Sharif, bf-nya Adiet.h, Aku terkejut ketika Sharif berterus terang, George tersenyum ingin menahan tawa, Arifin hanya bersiul sambil mengibas-ngibaskan tangannya pada wajahnya menandakan situasi sedang panas. Krisna terlihat sangat shock sekali gcbf?...kalianc gay?h Krisna menunjuk pada aku dan Sharif, giya, kita gay.h Kata Sharif dengan cueknya. Wajahku memerah menahan malu, lalu Krisna menatap pada George dan Arifin gkalian gay juga?h Tanya Krisna, gyoi.h Kata Arifin singkat dan George hanya tersenyum sambil menopang dagu. gpacaran juga??h Krisna bertanya lagi, George tertawa kecil, gngga tuh, Cuma Adie tama Sharif doank yang pacaran. Kita-kita sih temenan deket aja.h Arifin menjawabnya dengan jelas. Krisna pun terdiam lalu tiba-tiba berkata gcga nyangkac aku pikir, hanya aku saja gay yang di sekolah inich kata-kata Krisna membuat kami terkejut, ternyata dia juga sama seperti kami! Setelah itu, kami saling berbagi cerita dan dari pengalaman Krisna, sepertinya dia sama sekali kesepian dan tidak pernah menpunyai teman yang senasib dengan dirinya.

Meskipun Sharif dapat menerima Krisna di kelompok kami, tetapi dia harus tetap berhati-hati padanya karena Krisna terlihat berusaha mendekati aku dilihat dari penglihatan Sharif. Ah, aku pikir Sharif terlalu membesar-besarkan masalahnya. Waktu telah berlalu begitu cepat, kami dan Krisna sudah mulai akrab dan sepertinya Sharif pun sudah mulai bersahabat dengan Krisna, aku pun merasa lega dengan keadaan ini.

Suatu hari, aku menerima SMS dari Sharif, dia berkata bahwa dia tidak bisa menemaniku pergi ke mall jalan-jalan karena ibunya sakit, aku merasa agak kecewa. Aku hanya menghembuskan nafas berat dan membalas SMSnya untuk merawat ibunya baik-baik sampai sembuh. Tak lama kemudian, Viena masuk ke dalam kamarku gkak, ada temen kakak tuh.h Kata Viena, gsiapa Vin?h, gtau, aku ga kenal, dia Tanya-tanya dulu lagi kalo ini rumah kakak atau bukan.h, aku berpikir siapa gerangan yang datang. Aku pun bangun dari tempat tidurku dan pergi ke teras, ternyata kulihat Krisna sedang duduk di kursi teras, aku sangat kaget sekali melihat dia datang ke rumahku. gKrisna?h, ghei! Dit!h Krisna tersenyum, tau dari mana rumahku?h aku bertanya heran, gaku tanya Sharif. Aku bilang aku mo maen ke rumah kamu trus dia kasih tau deh dimana rumah kamu.h, goooh..h aku hanya menganguk, geh denger-denger dari Sharif kamu tadinya mo jalan-jalan ama Sharif? Sharif bilang aku suruh temenin kamu jalan-jalan aja katanya soalnya dia kan musti jagain nyokapnya yang lagi sakit.h, geh ga usah, aku ga apa-apa kok.h, gga apa-apa, sekalian aku juga mo ada perlu kok, soalnya bete dirumah. Yuk, jalan-jalan aja!h Krisna mengajakku lagi, aku berpikir sejenak kemudian aku pun memutuskan untuk pergi bersama Krisna saja, gok, aku bilang bentar ya ama nyokapku.h Aku pun masuk ke dalam dan pamit pada ibuku.

Setelah berjam-jam jalan-jalan, Krisna pun mengajak aku main ke rumahnya, aku pun setuju karena hari masih panjang, kami berdua pun naik mobil yang di kendarai oleh Krisna menuju rumahnya, setiba di rumahnya, pembantunya membukakan pintu gerasinya dan Krisna pun memasukan mobil ke dalam gerasinya. Aku kagum melihat rumah Krisna yang besar sekali, baru kali ini aku melihat rumah yang besar dalam nyata. Kami pun masuk ke dalam, aku serasa masuk ke dalam lobby hotel bintang 5, ternyata rumah Krisna sangat exclusive dan royal sekali, aku melihat sekitar hanya ada beberapa orang pembantu saja yang sedang bekerja, aku pun bertanya gKris, bokap nyokap mana?h, gdua-duanya kerja, mereka suka pulang malem.h Aku berjalan mengikuti Krisna sambil menikmati ruangan-ruangan rumah Krisna, Krisna naik ke atas tangga aku pun ikut menyusulnya, setelah tiba di lantai dua Krisna berjalan ke lorong-lorong, aku melihat di kiri kanan lorong itu terdapat beberapa pintu yang jaraknya agak berjauhan.

Setiba di ujung lorong Krisna membuka pintu dengan kuncinya gyuk masuk.h Aku pun masuk ke dalam, aku melihat kamar Krisna yang cukup rapi dan bagus sekali, gwah gila, aku sih betah banget kalo kamarku kayak gini.h Aku memperhatikan foto Krisna yang cukup besar di atas kasurnya, Krisna di dalam foto itu terlihat seperti foto model, dia sangat tampan sekali, aku berdecak kagum, gkamu suka kamarku?h Tanya Krisna sambil mendekati, giya dong, keren banget.h, gudah kamu tinggal sini aja.h, gHaha! Ngaco kamu.h Aku menertawakan Krisna sambil melihat keluar arah jendela yang halamannya cukup menyenangkan. Krisna mulai mendekatiku dari belakang, tiba-tiba dia merangkul leherku dengan perlahan dan menciumi pipiku, aku terkejut geh.. Kris, janganch aku melepaskan tangan Krisna dan mendorongnya, Krisna menatapku gditch lalu dia mengelus wajahku gakucaku suka kamuch aku terkejut mendengarnya, g..jangan.. aku sudah punya Sharifch aku menolak Krisna karena aku hanya mencintai Sharif. g..tapi boleh kan aku suka ama kamuch tanpa bicara banyak Krisna menciumi bibirku, aku mendorong dia lagi gKris, janganch, Krisna pun mulai mendekat lagi, aku mendorong dia lagi, aku pun berusaha menghindar dari dia, Krisna menarik tanganku dan memelukku sangat erat, dia mencium diriku dengan paksa, aku berusaha melepaskan diri gKrisnacjangancudah. Hentikanch tetapi Krisna terus mendesak, dia menciumi bibirku sampai-sampai aku mulai terbuai oleh ciumannya, nafasnya wangi sekali seperti Sharif tetapi wanginya berbeda.

Aku pun pasrah menerima ciuman Krisna, kemudian dia melepaskan ciumannya dan bernafas berat dekat hidungku, Krisna benar-benar seperti Sharif sifatnya, sama sekali tidak jauh berbeda, dia mulai mencium aku lagi dan perlahan-lahan dia mendorongku dan akhirnya dia menjatuhkan aku di atas kasurnya, aku sadar dan panik, cepat-cepat aku mendorong Krisna lagi. Tetapi Krisna menahan tanganku dan menjepit kakiku dengan kakinya, dia mulai meremas-remas dadaku, aku pun sedikit terangsang gaaaahckris.. janganchentikanch wajahku merah padam, Krisna menggesek-gesekan celana blue jeansnya pada pahaku, Krisna tak henti-hentinya menciumiku, aku mendorong dia lagi tapi dia meremas dengan kuat dadaku dan mencubiti puting susuku dengan kuat gaduhcaaaah!h aku kesakitan, Krisna mulai menjilat-jilat wajahku ketika aku mengerang-ngerang kesakitan, aku mulai merasa lemas, Krisna masih menggesek-gesekan pangkal pahanya padaku, cubitan Krisna semakin kuat, aku mendesah-desah kesakitan dan akhirnya lemas tak bertenaga. Krisna bangun sambil menduduki tubuhku, dia membuka sweater dan kemeja dalamnya, aku melihat badan Krisna sangat atletis sekali, tubuhnya putih bersih dengan dada bidang, dia mulai membuka kancing bajuku, aku memegang tangannya untuk mencegah dia, tapi dia menepisnya dan terus membuka sampai akhirnya dia membuka semua kancing bajuku, kemudian dia kembali menindihiku dan memegang kedua tanganku di atas kasur, dia mulai mengisap-ngisap leherku, aku merasa geli, rasanya memang enak tapi aku mulai kehilangan tenaga entah kenapa gkrisc jangan, krisc krisnach aku berkata dengan lemahnya, krisna berhenti mengisap dan dia mulai mengigit-gigit leherku, aku mulai berkeringat dan aku merasakan celana dalamku mulai basah, aku sudah tidak bisa menahan lagi dengan hawa nafsuku yang menolak untuk mendorong Krisna lagi, kemudian Krisna mengigitleherku dengan keras gaaah!

Aaaah! Sakit! Hentikan kris!!h aku menjerit kesakitan, akhirnya Krisna berhenti mengigit, aku melihat darah di bibir Krisna, aku rasa itu darah dari leherku, dia sungguh ganas sekali. Krisna berdiri lagi, dia mulai melepas celana jeansnya, dengan lemahnya aku hanya bisa menyaksikannya, aku melihat kontol Krisna yang sama besarnya dengan milik Sharif, aku mulai gemetar ketakutan, Krisna pun mulai membuka kancing dan resleting celanaku, ketika dia hendak menariknya aku menepis tangannya dan berusaha berdiri untuk lari karena panik. Krisna pun terkejut cepat-cepat dia menarik kakiku sampai aku terjatuh ke bawah yang untungnya aku terjatuh di atas karpet bulu tebal, aku kesakitan karena jidatku terbentur cukup keras, dengan paksa Krisna menarik-narik celanaku sampai akhirnya tinggal celana dalam saja, ketika aku hendak berdiri Krisna kembali menahan tanganku dengan kuat, aku panik dan mulai berontak, dengan geram Krisna menahan punggungku dengan badannya dan menarik tanganku ke atas dan dia menggengam kedua tanganku dengan sebelah tangan saja, aku ketakutan mendengar deru nafasnya yang menggebu-gebu dari belakang telingaku, aku mulai menangis dan menjerit dalam hatiku memanggil Sharif. Krisna melorotkan celana dalamku, kemudian dia memain-mainkan lubang pantatku dengan memasukan jarinya, gaah, aaah, aaaahch aku mengerang sedikit kesakitan, ghah hah hah hahch deru nafas Krisna terus mengebu-gebu di belakang telingaku, wangi nafasnya membuatku mabuk. Lama setelah Krisna menusuk-nusuk lubang pantatku dengan jarinya, tubuh dia mulai naik ke atas, aku sudah menduga bahwa dia akan mulai menyodomiku, aku ingin sekali berteriak memanggil nama Sharif, tapi suaraku menyangkut di tenggorokanku. Pelan-pelan kontol Krisna mulai masuk dan menerobos anusku, gaaaaahcaaaaaah.. aaaaaaaaaaaahc.h

Aku mengerang kesakitan, gaaah, oooooh.. ufff..aaaaaaaaah..h Krisna pun mulai merasakan sakit pula, pelan-pelan Krisna menggerakan maju-mundur sambil mendesah-desah ke-enakan, dia sama sekali berbeda dengan Sharif maupun Arifin yang pertama-tama mereka melakukan mereka merasakan kesakitan, tetapi Krisna sama sekali menikmatinya meskipun ini pertama kalinya buat dia. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya mengerang dan menangis, aku membuka mataku, aku melihat bayangin Krisna di depan cermin besar yang tepat di hadapanku. Wajah Krisna yang putih itu terlihat dengan jelas, wajahnya merah dan penuh keringat, matanya terpejam dan mulutnya mendesah-desah merasakan nikmat. Aku lemas dan merasa bernafsu melihat wajah Krisna seperti itu, gnnnnnghch aku mengerang pelan, gaaaaahch Krisna membalas eranganku dengan desahannya, aku pun kembali mengerang dan Krisna kembali membalasnya, kami terus menerus melakukan hal itu sampai iler Krisna mengalir dengan deras dari mulutnya membasahi punggungku dan aku menyaksikannya dengan jelas di depan kaca itu.

gcnngh..ngghcngghch gerakan Krisna mulai menjadi cepat, aku mulai merasa perih-perih di anusku gaah aah aaaah aaaah, sakit! Aaaah!!h aku mengeluh kesakitan tapi Krisna terus mempercepat genjotannya gnngh ngh nghhh nnnngh ngggh!!h dengan nafsunya Krisna mengenjotku, dan menghiraukan keluhanku. Aku merasakan kontol Krisna membengkak dan bergunjang-gunjang tapi Krisna terus menggenjotku gaaaaah, aaaaaaah, sakit sakit!!h aku mengeluh, air mataku sudah terus mengalir, eSrrt srrt srrrttf rasa panas menyembur di dalam pantatku goooohc aaaaaaahc periiihhc.aaaaaahhhcaaaaaaahhhh Krisna meringis merasa perih tapi dia terus menerus menggenjotku meskipun sudah menumpahi spermanya, aku pun panik, kenapa Krisna tidak berhenti meskipun dia sudah mengeluarkan sperma, dia pun mulai membalikan badanku dan terus menggenjot-genjot.Gila!! Krisna ternyata masih bisa bertahan!! Aku dapat merasakan kontolnya masih menegang dan terus menggesek-gesek dinding anusku, aku sudah kelelahan tak bertenaga lagi, aku hanya membiarkan Krisna terus mengenjotku.

Aku terus menangis menahan sakit, dan rasanya aku mencium bau sperma yang tajam bercampur dengan bau darah, sudah lama aku tidak merasakan lecet-lecet pada anus semenjak dengan Sharif, terakhir kalinya aku berdarah ketika aku melakukannya bersama Arifin dan itu pun untuk kedua kalinya aku bermain sex. Kembali aku merasakan kontol Krisna membengkak dan beguncang-guncang lagi, aku sudah tidak bisa berteriak kesakitan lagi karena sudah lelah, aku hanya meringis kesakitan dan mengeluh. esrrt srrt srrrt!f sprema Krisna kembali menyembur, perutku sudah terasa panas sekali dengan sperma Krisna, gsssss..aaah..aahcaaah!!...auwc.aaaaaah!!..mmm..h Krisna mendesah-desah ke-enakan, aku berpikir dia akan berhenti karena gerakannya melambat. Akhirnya Krisna berhenti mengenjot, dia membiarkan kontolnya di dalam anusku, aku hanya menutup mataku karena sudah tidak ada tenaga lagi. Krisna membelai-belai rambutku, dia menciumi mlulutku lagi, aku tidak membalasnya, Krisna sibuk mengulum-ngulum bibirku, lalu perlahan-lahan Krisna mulai mendorong-dorong lagi, dengan nafasnya yang wangi itu menusuk hidungku dia menggenjot-genjot aku sambil menikmati bibirku, Ya ampun!! Aku berhadapan dengan monster sex!! Sudah dua kali orgasme, dia masih tetap mempunyai daya tahan sex yang berlipat ganda!! Ya tuhan!!

Aku sudah tidak merasakan adanya hawa nafsu lagi pada diriku, rasa genjotan Krisna terasa menjadi hambar meskipun rasa sakit melimpah ruah di seluruh tubuhku rasanya aku mual dan ingin sekali muntah. gaaacaaahcaaahcaaah..h Krisna terus mengerang-ngerang, merasakan nikmatnya pelampiasan kejantanan dia, Krisna kembali bersemangat, genjotannya terasa sangat lancar, mungkin karena Sperma dia yang berlimpah ruah membuat anusku menjadi licin, atau juga bisa karena anusku kini semakin membesar karena digenjot Krisna tanpa hentinya. Air liur Krisna terus menetes-netes di seluruh tubuhku, rasanya aku kini menjadi mandi keringat dan air liur, aku seperti sudah mengkhianati Sharif karena Sharif sama sekali tidak pernah memandikan aku dengan keringat dan air liurnya sebanyak Krisna, aku merasa menjadi milik Krisna sekarang. gAaaahceeennnghchoh..hohchohch Krisna mengerang lagi, aku memandang dia yang semakin tidak karuan hawa nafsunya. Pandanganku agak buyar dan mulai kabur, aku sudah tidak kuat lagi, aku pingsan dan Krisna masih terus menggenjotku tanpa henti.

Lama kemudian, aku mulai sadar kembali, kepalaku terasa pusing dan rasanya mual sekali, ketika aku bangun, hari sudah gelap dari jendela kamar, aku tersadar bahwa aku berada di kamar asing. Kini aku sudah berada di atas kasur Krisna tanpa busana, Krisna pun tidur disebelahku, aku melihat dia juga telanjang bulat, kami hanya berselimutkan selimut tebal milik Krisna. Pantatku terasa perih dan nyut-nyutan, aku menatap Krisna yang terlelap, wajahnya memang tampan tapi aku tidak rela dia memperkosaku karena aku tidak mencintai dia. Aku merasa sedih, kemudian aku menoleh dan melihat karpet dimana Krisna menjamahku, disana terlihat beberapa serpihan bulu-bulu, aku pikir bulu Krisna pasti rontok ketika dia terus menggenjotku, kulihat bercak-bercak darah dan sperma, aku tidak bisa menelan ludahku karena aku ingin menangis, aku melihat jam di dinding menunjukan waktu pukul 2 malam, aku menangis karena pasti keluargaku dan Sharif khawatir karena aku tidak pulang.

Aku kembali menatap Krisna, aku benci padanya, aku terus menatapnya dengan benci. Tetapi lama-lama nafsuku menaik, aku memperhatikan tubuhnya yang atletis itu sangat menggodaku, aku pun tergoda dan ku sibak selimut yang menyelimuti tubuh Krisna, aku melihat kontol Krisna masih menegang, ku pikir karena dia terlelap tidur. Hawa nafsu pun memenuhi otakku, perlahan aku menjilat kontol Krisna, Krisna tidak bergerak bahkan tidak bangun, aku pun mulai mengulum-ngulum, aku merasakan kenikmatanku sendiri, aku melampiaskan dendamku. Ajaibnya Krisna sama sekali tidak bangun setelah agak lama aku mengulum-ngulum kontolnya, gcnngghhch aku mendengar dia sedikit mengerang, tetapi aku terus mengulumnya g..nggghhhch dia kembali mengerang dan aku pun tetap cuek, erangan Krisna terus menerus, dia seperti mendapat mimpi basah, aku menarik kulit kepala kontolnya itu dengan kuat dan kujilat-jilat isi si kontolnya sambil melihat ekspresi wajahnya, wajahnya terlihat cemberut karena dia merasakan rasa perih, gaaaahc.aaaaahh..h Krisna kembali mengerang kesakitan dalam tidurnya, tiba-tiba ketika sedang kujilat isi dalam kontolnya, kontolnya menyemburkan sperma dan masuk kedalam mulutku karena kaget sebagian masuk ke dalam mulutku dan sebagian menyeprot wajahku dan ada yang masuk dalam hidungku juga.

Aku mengelap wajahku dengan selimut, ku telan sedikit sperma Krisna dan sebagian ku keluarkan ke tanganku, kulumuri wajah Krisna dengan spermanya sendiri, seperti yang terbius, Krisna sama sekali tidak bangun. Aku pun bangkit dari kasur dan memungut pakaianku dan pergi ke kamar mandi. Disana aku membersihkan diriku dan aku memakai bajuku kembali, aku melihat dalam cermin wajahku pucat sekali seperti kurang darah. Setelah itu aku keluar dari kamar Krisna dan meninggalkan Krisna si pejantan monster itu tidur telanjang tanpa selimut. Rumah Krisna masih terang meskipun sudah jam 2 lewat. Aku berjalan dan turun, aku bertemu dengan salah satu pembantunya, dia terkejut karena melihatku gAduh! Den, bikin kaget aja! Kirain hantu! Mau kemana den?h dia bertanya, gaku mau pulang bang, tolong bukakan pintu ya.h, gpulang? Jam segini? Aduh den udah nginep aja! Den Krisna mana? Kok temennya ditinggalin?h, gdia dah tidur bang.h, gaduh kasian banget ditinggalin tidur gitu, padahal den ikut tidur aja sama den Krisna.h, gga ah bang aku mo pulang aja.h, giya deh..h pembantu itu pun membukakan pintunya dan aku pun keluar ghati-hati ya den.h Pembantunya sangat baik sekali. Aku melihat jalanan sepi, kemudian aku pun membawa HPku hendak memesan taksi. Tapi aku kebingungan, haruskan aku pulang ke rumah? Aku takut ada yang masih bangun pada jam begini, tapi aku pun tidak bisa pulang ke rumah Sharif jam segini karena orang tuanya ada disana dan ibunya sakit. Aku benar-benar bingung. Tiba-tiba ada sebuah motor melintas dan berhenti di depanku, aku lihat ternyata orang itu George, aku kaget, dia memakai baju kusut dan celana pendek gAdiet? Ternyata kamu emang ada disini!h seru George, aku mulai menangis dan memeluk George, George membelaiku gudah jangan nangis, yuk pulang ke rumahku aja, tadi aku kepalang bilang ama keluarga kamu kalau kamu nginep dirumahku.h, aku pun naik ke atas motor dan memeluk George erat-erat, kami pun pergi dari sarang monster itu.

Setiba di rumah George, aku melihat Arifin sedang duduk di teras, aku kaget melihat dia ada disana, dia menghampiri kami ketika kami masuk ke halaman rumah George gAdiet! Aduh gue khawatir banget!h aku pun mulai menangis lagi di depan Arifin. Arifin merangkul pundakku dan mengusap-ngusap kepalaku gssh ssh, udah jangan nangis terus, wajah kamu udah merah dari tadi, nanti kamu sakit.h Di dalam kamar George aku menceritakan semuanya karena aku sudah agak tenang. gGue ga nyangka! Ternyata Krisna mengincar Adiet dari dulu! Liat aja nanti, kalo ketemu gue hajar dia!h Arifin terlihat sangat marah, gSabar fin, jangan gegabah!! Jangan sampai Sharif tau, kamu yang bukan pacar Adiet aja udah gitu, apalagi Sharif.h, gAbis gimana dong!!??h Tanya Arifin kesal, gsudahc biarkan saja finch kataku dengan lemas. gDit? Kenapa??h Arifin bertanya dengan heran, g..biarin ajac meskipun kamu menghajar dia, dan sekalipun Sharif menyiksa dia sampai masuk rumah sakitc semua itu takan bisa mengembalikan peristiwa yang sudah terjadich Arifin dan George merenung, George kembali mengusap rambutku g..aku senang kamu mempunyai hati seperti inich George mendekapku. Arifin pun mengusap-ngusap pundakku, kini aku merasa nyaman dan malam itu pun aku tidur di apit George dan Arifin, aku dapat merasakan kenyamanan dari cinta mereka terhadap diriku, ah rasanya ingin sekali hari cepat berlalu dan berjumpa dengan Sharif lagi.

###

4 Gay Erotic Stories from Erotic_rhys

High Schoo Affair, Bag.2 Sharif

Namaku Adiet umur 18 belas tahun, ini pengalamanku sebagai murid SMU kelas 2. Aku menyukai salah satu temanku yang sangat tampan dan manis, namanya Arifin, aku sama sekali tidak berani berterus terang bahwa aku menyukainya, dan setelah kejadian gila sebulan yang lalu ketika kami memperkosa salah satu teman kami, dia sahabat terdekatku, George. Aku merasakan sedikit sakit hati melihat Arifin

High School Affair Bag.1 George

Namaku Adiet umur 18 belas tahun, ini pengalamanku sebagai murid SMU kelas 2. Sejak dulu aku menyadari bahwa aku ini seorang gay. Aku mempunyai 4 orang teman cowo yang dekat denganku. Arifin, cowo berkulit bersih berwajah tampan dan manis, aku sangat menyukai dia karena dia sangat tampan. Rifandi, cowo tinggi pemain basket idola para cewe sekolah kami. Sharif, cowo berdarah campuran Arab berwajah

High School Affair! Bag.4 -Krisna-

Namaku Adiet umur 18 tahun, ini pengalamanku sebagai murid SMU kelas 2. 3 bulan yang lalu cintaku telah ditolak oleh Arifin meskipun setelah itu kami sempat bercinta di rumahnya. Hal itu telah membangkitkan semangatku, aku pun masih mempunyai hati lainnya, aku mencintai Sharif, cowo keturunan Arab yang sangat tampan sekali. Aku merasa tidak pede dengan diriku, tetapi aku memberanikan diri untuk

High School Affair!, Bag.3 -Arifin-

Namaku Adiet umur 18 tahun, ini pengalamanku sebagai murid SMU kelas 2. Aku menyukai salah satu temanku yang sangat tampan dan manis, namanya Arifin, aku sama sekali tidak berani berterus terang bahwa aku mencintainya. Tetapi 2 hari yang lalu telah terjadi sesuatu, tanpa aku duga untuk pertama kalinya aku telah melakukan sex dengan Sharif, temanku yang berdarah Arab dan tampan itu. Meskipun ada

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story