Setelah puas bermain-main dengan dua buah zakar yang ranum itu, Tomi memindahkan aksi mulutnya kembali ke sekitar anus perawan Iwan. Sementara Iwan semakin pasrah dan tetap tergolek dengan posisi kedua kakinya masih mengangkang di udara. Nafasnya tampak terengah-engah dan keringat makin deras membasahi tubuhnya. Tiba-tiba, Iwan memekik lirih dan matanya tampak mendelik sesaat. Tanpa disadarinya, lidah Tomi sudah menyentuh bagian permukaan lubang anusnya yang masih tertutup rapat itu. Iwan merasakan ada sesuatu yang hangat dan basah menyentuh kulit anusnya. Kemudian, ia merasakan sentuhan yang sungguh nikmat itu berubah menjadi usapan-usapan lembut dan hangat. Dan bersamaan dengan perubahan itu, kenikmatan yang menjalari tubuhnya semakin meningkat.
"Akh... Tomi enak sekali lidahmu," desah Iwan singkat, sebelum ia kembali terseret arus kenikmatan sex yang menggelora.
Iwan pun kembali memejamkan matanya, berkonsentrasi menikmati setiap sentuhan dan gelitikan lidah Tomi pada bibir anusnya. Sementara Tomi semakin gemas mempermainkan tubuh kekasihnya. Tangan kanannya tampak dengan gemas meremas-remas pantat Iwan yang montok, sementara tangan kirinya meremas-remas lembut buah zakar sambil sekali-sekali mengocok batang kontol Iwan. Gerakan-gerakan dua tangan itu dan gelitikan lidah pada bibir anus menghadirkan kombinasi kenikmatan seksual yang sungguh sensasional bagi Iwan. Inilah pengalaman pertama kontak seksual yang benar-benar membuat Iwan ketagihan.
Dengan penuh perasaan Iwan menikmati terus kenikmatan yang semakin jauh melambungkan dirinya menuju puncak kenikmatan asmara. Sedangkan Tomi juga sudah asik bermain-main dengan lidah dan bibirnya pada anus Iwan. Aroma keringat kejantanan yang muncul dari selangkangan dan celah pantat Iwan telah menghipnotis Tomi untuk terus menikmatinya dan semakin memacu gelora nafsu birahinya. Sekali-sekali lidah Tomi coba menerobos kepekatan lubang anus Iwan. Lidah itu coba menembus anus perawan Iwan yang masih tertutup rapat.
"Ya..yah, terus Tomi, teruskan... akh... nikmat sekali rasanya. Masukkan lidahmu ke pantatku... oh..ah, oh..," desah Iwan tak terkendali saat ia merasakan ada sesuatu yang lembut coba menerobos memasuki anusnya.
Dengan reflek, Iwan mengendurkan otot-otot anusnya, sehingga anus perawan yang semula tertutup rapat itu mulai mengendur. Kondisi itu makin memudahkan lidah Tomi membuka permukaan mulut anus Iwan. Namun, lidah Tomi tidak bisa terlalu dalam menjangkau lubang anus Iwan. Iwan sendiri tampak mulai tak sabar merasakan sensasi kenikmatan sex yang lebih dalam lagi. Pinggulnya mulai bergoyang-goyang, seolah memancing lidah Tomi agar lebih berani menjelajahi lebih dalam rongga pantatnya. Tomi juga tampak tidak mau menyerah. Kemudian ia mengalihkan aktivitas tangan kanannya yang semula sibuk meremas-remas bongkahan pantat Iwan. Jemari tangan kanannya kini sudah berada di depan liang anus Iwan.
Sesaat, Tomi mengulum dan membasahi jari telunjuk kanannya dengan ludahnya. Sesaat kemudian, jari telunjuk itu diarahkannya menuju bibir anus Iwan. Sejenak, Tomi mempermainkan telunjuknya di bibir anus Iwan yang sudah basah oleh air liurnya tadi. Kini jari itu menggantikan aktivitas lidah dan bibirnya dalam memberikan kenikmatan sex pada Iwan. Begitu telunjuk itu menyentuh bibir anus yang lembut, Iwan kembali terpekik dan tubuhnya menggelinjang keenakan. Pekikan lirih itu kemudian berubah menjadi desahan dan rintihan panjang, ketika jari telunjuk Tomi berusaha menembus permukaan anusnya. Kontan Iwan merasakan ada kenikmatan yang lebih kuat lagi, saat jari Tomi sudah membuka liang anusnya. Tapi, kemudian Iwan memekik keras dan membuka matanya. "Aduh... sakit Tomi, perih Tomi," rintih Iwan memelas.
"Rileks saja Wan... kendurkan otot anusmu sekarang. Kamu akan merasakan kenikmatan yang tiada taranya," ujar Tomi dengan penuh kesabaran, sambil menarik lagi jari tengahnya dari mulut anus Iwan.
Tomi menyadari, ini adalah hubungan sex pertama bagi Iwan. Karena itu, ia harus bertindak hati-hati agar Iwan tidak merasakan sakit pada anusnya. Sebab ia takut rasa sakit itu akan menimbulkan trauma pada diri Iwan saat melakukan hubungan seks lagi dengannya. Dan Iwan yang sudah benar-benar pasrah, menuruti saja perkataan Tomi dengan bernafas panjang sambil mengendurkan otot-otot anusnya. Setelah Iwan benar-benar rileks, Tomi mulai lagi mencoba melakukan penetrasi jarinya ke anus yang kini mulai tampak longgar itu.
"Ok Tomi, aku siap sekarang, masukkan lagi jarimu," ujar Iwan lirih.
"Baiklah Wan, kalau masih sakit bilang ya," sahut Tomi lembut.
Kemudian, Tomi kembali membasahi jarinya dengan ludahnya, lantas mengarahkannya ke mulut anus Iwan. Masih dengan penuh kesabaran, Tomi menggelitikkan jarinya di bibir anus Iwan. Hal itu membuat Iwan kembali merasakan sensasi kenikmatan pada bibir anusnya, dan membuatnya semakin rileks. Mulut Iwan kembali mendesis-desis kenikmatan, dan matanya sudah terpejam kembali. Melihat kondisi Iwan yang tampak sudah siap, jari Tomi mulai menerobos kegelapan anus Iwan. Kali ini Iwan sudah benar-benar rileks, sehingga otot-otot anusnya tidak melawan saat jari Tomi menguak mulut anusnya. Dengan pelan-pelan jari itu mulai menyusup masuk dan menembus mulut anus Iwan.
"Akh..uh en..naakkk Tomi..terus masukkan sayangku..," lenguh Iwan yang semakin jauh menyusuri kenikmatan demi kenikmatan yang menghampiri tubuhnya.
"Gimana Wan, sakit gak?" tanya Tomi saat mendengar lenguhan Iwan.
"Akh..enak Tomi gak sakit kok terusin aja, masukkan semua tanganmu," sahut Iwan sambil menggeliat-geliat keenakan.
Mendengar jawaban Iwan itu, Tomi pun tak ragu lagi meneruskan memasukkan jarinya ke anus Iwan. Tak terasa sudah setengah jarinya amblas dalam kegelapan lorong anus Iwan. Dan semakin dalam jari itu menembus anus Iwan, goyangan dan desahan Iwan semakin kuat. Rupanya Iwan mulai menuai kenikmatan yang lebih hebat lagi. Akhirnya, seluruh jari telunjuk Tomi sudah tenggelam dalam liang anus Iwan. Sejenak Tomi mendiamkan jarinya yang kini sudah tersekap dalam dekapan hangat liang anus Iwan. Dalam kondisi itu, Tomi menggerakkan kepalanya menuju batang kontol Iwan yang masih berdiri tegak ngaceng, dengan kepala kontol yang sudah basah kuyup oleh lender bening. Begitu banyaknya lendir bening yang keluar, sampai mengalir ke sepanjang batang kontol itu, dan kemudian menggenang di sekitar pangkal batang kontol serta membasahi bulu-bulu jembut yang tumbuh lebat di sekitarnya. Lidah Tomi kemudian menyapu sepanjang batang kontol dan jembut yang basah oleh pre cum Iwan. Terasa asin dan gurih pre cum itu. Dan baunya yang khas makin membuat birahi Tomi meledak-ledak.
Menatap kontol yang ngaceng dan sekeras baja itu, Tomi semakin gemas. Kontolnya sendiri juga sudah dari tadi mengalirkan pre cum yang banyak, sampai membasahi kain sprei tempat tidurnya. Meski sebenarnya sudah tidak sabar lagi, namun demikian, Tomi tetap sabar memberikan kenikmatan-kenikmatan birahi pada kekasihnya. Tomi ingin benar-benar menuntaskan tugasnya sampai Iwan benar-benar sampai pada puncak kenikmatannya. Karena itu, Tomi kemudian mulai menggerakkan jarinya keluar masuk lubang pantat Iwan. Gerakan jari itu menimbulkan gesekan-gesekan panas yang penuh sensasi, membuat mulut Iwan tidak berhenti mendesah dan melenguh.
"Akh..ah.. enak sekali jarimu Tomi... aku suka sekali. Teruskan Tomi, masukkan lebih dalam lagi akh akh enak Tomi akh..," desah Iwan setiap kali Tomi menggerakkan jarinya keluar masuk.
Dan bersamaan dengan gerakan-gerakan jarinya itu, dari lubang kontol Iwan mengalir dengan deras pre cum. Setiap kali jari Tomi bergerak masuk, dari lubang kontol itu mengalir pre cum dengan deras. Dan setiap tetes pre cum yang keluar langsung disambut oleh sapuan lembut lidah Tomi, dan begitu seterusnya, yang memberikan kenikmatan ganda pada Iwan. Sementara di bagian bawah anusnya dikocok-kocok jari Tomi, dan pada saat yang sama kepala kontolnya juga digelitik dan diusap oleh lidah Tomi. Kondisi itu membawa Tomi semakin jauh terbang ke angkasa yang penuh kenikmatan. Dengan mata terpejam, Iwan menikmati saja seluruh permainan Tomi pada dirinya.
Tiba-tiba mulut Iwan menjerit keras dan membuat kaget Tomi. "Ah..hah kenapa Wan? Sakit ya?" tanya Tomi setengah panik, sambil berusaha menarik keluar jarinya dari lubang pantat Iwan.
"Akh...jangan, jangan kamu keluarkan jarimu Tomi teruskan saja. Tadi itu enak sekali jarimu dalam pantatku," desah Iwan.
Rupanya, tanpa sengaja jari Tomi menyentuh dan menekan prostat Iwan. Saat itulah, Iwan merasakan kenikmatan yang sangat hebat. Karena itu, Tomi kembali memasukkan jarinya lebih dalam ke liang anus Iwan. Saat kembali jari itu menekan dan menyentuh prostat Iwan yang sensitif, lagi-lagi Iwan memekik dengan nada erotis. Hal itu membuat Tomi penasaran. Karena itu, ujung jarinya sengaja bergerak memutar-mutar tepat pada daerah prostat Iwan yang sangat sensitif terhadap rangsangan. Karuan saja, gerakan ujung jari Tomi itu membuat Iwan makin keras memekik dan mendesah tiada hentinya. Semakin keras Iwan memekik, semakin kuat Tomi menekan daerah prostat Iwan. Sekitar dua menit Iwan melakukan hal itu, sampai Iwan mendekati puncak kenikmatannya. Tanpa memberikan rangsangan oleh mulutnya pada kontol Iwan, kemudian ia mendengar Iwan hendak mencapai orgasmenya. Kali ini Tomi tidak mau menghentikan kegiatan jarinya. Ia membiarkan Iwan mencapai puncak kenikmatan seksnya.
"Akh.. ah Tomi enak sekali. Teruskan, teruskan. Tomi aku udah mau keluar nih, pejuku rasanya sudah di ujung kontolku, ah... enak.. akh.. uuuh.. aku pejuku keluar sekarang Tom..," kata Iwan.
"Ayooo... Wan, nikmati seluruh puncak kenikmatanmu, Wan. Keluarkan saja semua pejumu. Aku ingin menikmati kesegaran pejumu sekarang Wan..," balas Tomi.
Berkata begitu, Tomi semakin mempercepat gerakan jarinya keluar masuk liang pantat, sambil memberikan tekanan-tekanan pada prostat Iwan. Hal itu membuat Iwan makin merasakan nikmat dan makin kuat menggelinjang, serta mempercepat proses Iwan menuju puncak kenikmatan. Tiba-tiba dari ujung kontol Iwan menyemburkan peju dengan kuat. Padahal kontol itu tidak mengalami rangsangan yang berarti dari mulut Tomi kecuali usapan lembut lidah Tomi saat menyapu pre cum yang keluar dari lubang kontol itu. Ternyata tekanan jari Tomi pada prostat Iwan yang merangsang Iwan mencapai orgasmenya. Untungnya mulut Tomi sudah siap menampung semburan peju hangat dari kontol Iwan.
"Akh.. Tomieeee... aku.. keluar.. sekarang!!! Ah..ah..oh...akh...nikmat sekali!!! Akh...ah..uhhhhhh..," jerit Iwan panjang, saat kontolnya pertama kali menyemburkan peju. Inilah semburan peju sekaligus orgasme pertama Iwan melalui hubungan sex. Tubuh Iwan meregang dan mengejang dengan hebat saat ia mencapi orgasmenya. Bersamaan dengan semburan-semburan pejunya yang deras itu, Iwan terus mendesah dan mengerang penuh kenikmatan. Tangannya mencengkram erat kain sprei, sedangkan tangan kanannya juga mencengkram erat rambut Tomi yang tengah sibuk menyedot kontolnya. Nafas Iwan pun tampak terengah-engah seperti baru saja lari maraton, dan tubuhnya sudah basah kuyup oleh keringat birahi yang mengalir makin deras saat ia mengalami ejakulasi.
Mulut Tomi langsung disibukkan oleh semburan peju yang bertubi-tubi dari kontol Iwan. Sementara jarinya terjepit erat oleh bibir anus Iwan yang mengalami kontraksi hebat saat mencapai orgasme. Karena itu, Tomi tidak dapat menarik keluar jarinya dari anus Iwan yang hangat dan lembab itu. Sekitar tiga menit Iwan mengalami orgasmenya yang sungguh nikmat, dan baru sekali ini ia merasakan kenikmatan seindah itu. Semburan-semburan peju yang dahsyat dari lubang kontol Iwan seperti ledakan magma panas dari puncak gunung berapi. Air mani Iwan pun segera memenuhi rongga mulut Tomi, dan segera mengalir membasahi kerongkongan Tomi yang memang sudah kering dan kehausan. Aliran sperma segar itu segera menyegarkan tenggorokan Tomi. Tetapi sperma Iwan sangat banyak. Tomi sempat menghitung terjadi sembilan kali semburan kuat dari kepala kontol Iwan. Dan semburan itu semuanya tertampung pada mulutnya.
Air mani Iwan terasa gurih dan asin di lidah Iwan. Kesegaran air mani itu makin membuat Tomi bernafsu untuk terus menyedot batang kontol Iwan yang sedang dikulumnya. Sedotannya baru berhenti ketika dari ujung kontol itu tidak lagi menyemburkan air mani. Tetapi Tomi masih tetap mengulum penis gagah itu beberapa saat sampai nafas Iwan kembali tenang dan tubuh Iwan mengendur tidak lagi tegang. Sementara penis Iwan yang semula berdiri tegak dan mengaceng sekeras baja, perlahan mulai melunak dan menyusut dalam sekapan mulut Tomi. Sesaat kemudian Iwan membuka matanya dan tersenyum penuh kepuasan pada Tomi.
Tomi kemudian merasakan kontraksi pada anus Iwan juga sudah mulai mengendur dan bibir anus itu tidak lagi menggigit jarinya. Karena itu dia perlahan mulai menarik keluar jarinya dari liang anus Iwan. Saat jarinya bergerak perlahan, Iwan kembali mendesah-desah keenakan. "Akh..ah Tomi jarimu masih di dalam pantatku ya?" tanyanya dengan polos sambil tersenyum manis ke arah Tomi yang masih berada di selangkangannya.
"Iya Wan.. abis tadi pantatmu kuat sekali menjepit jariku sampai aku tidak bisa menariknya keluar," ujar Tomi.
"Kalau begitu keluarnya pelan-pelan ya...akh..ah..enak juga Tomi.," desah Iwan, saat Tomi melanjutkan menarik jarinya keluar dari liang pantat Iwan.
"Aahhhh.... uuuhhhh akhhhhhhhhh," Iwan mendesah panjang, saat akhirnya jari itu tercabut seluruhnya dari anusnya.
"Bagaimana Wan? Puas gak?" tanya Tomi.
"Oh..Tomi... Terima kasih sayangku, kamu sudah memberikan pengalaman baru yang sungguh nikmat dan indah. Belum pernah aku merasakan kenikmatan sex semacam ini. Sangat enak, dan jauh lebih enak daripada onani. Aku benar-benar menikmatinya, kamu sungguh pintar memberikan kenikmatan padaku," puji Iwan sembari menarik tubuh Tomi ke atas.
Tomi pun tengkurap dan menindih tubuh Iwan yang basah oleh keringat. Sehingga kontolnya yang masih ngaceng dan sudah basah kuyup oleh pre cum menekan perut Iwan. "Akh... Tomi kontolmu masih ngaceng. Sekarang giliranku memberikan kamu kenikmatan," ujar Tomi sambil berusaha berguling.
Tapi Tomi menolaknya dengan halus. "Sebentar Wan, kamu kan masih lemas, kalau dipaksakan jadi gak seru mainnya," kata Tomi sembari mencium bibir Iwan dengan lembut dan mendalam.
Saat itu di mulut Tomi masih ada sebagian air mani Iwan yang belum ditelannya. Ia sengaja menyisakan sebagian sperma segar itu untuk dibagikan kepada Iwan. Melalui ciuman panas itu, Tomi mengalirkan kesegaran sperma Iwan. Dan Iwan dengan lahap menyambut aliran spermanya sendiri dan mereguk kesegarannya hingga tidak tersisa. Kemudian mereka kembali terlibat dalam ciuman yang sungguh panas dan seksi. Lidah mereka saling beradu dan bergulat, memberikan rangsangan-rangsangan sex yang tak kurang indahnya. Sekitar lima menit mereka berciuman sampai nafas dua remaja itu kembali terengah-engah.
"Terima kasih ya Tomi, kamu telah memberikan pengalaman pertama sex yang sungguh nikmat. Aku tidak akan pernah melupakan kenikmatan ini, terutama saat kontolku tadi ngecrot. Aku seperti terbang ke angkasa," bisik Iwan sambil memeluk erat Tomi yang masih menindihnya.
"Sama-sama Tomi, aku juga gembira dapat merasakan kehangatan badanmu, kemesraan cintamu. Aku belum pernah merasakan kebahagiaan sebesar ini," balas Tomi sambil mengecup kening Tomi.
"Tomi, hisapan mulutmu pada kontolku tadi sungguh nikmat. Aku ingin merasakan kenikmatan itu bersamamu setiap hari," ujar Iwan.
"Tentu saja kamu bisa merasakannya setiap hari Wan, karena aku pun senang sekali bermain dengan kontolmu yang panjang itu. Apalagi, pejumu sungguh gurih dan segar. Aku suka sekali menghirup pejumu," sahut Tomi.
"Benarkah Tomi? Kamu suka kontol dan pejuku?" ujar Iwan setengah tidak percaya dengan pendengarannya.
"Aku janji padamu Wan. Aku sayang kamu," sahut Tomi sambil sekali lagi mengecup mesra kening dan pipi mulus Iwan, yang disambut dengan senyuman manis bibir Iwan dan tatapan mata Iwan yang berbinar-binar.
Kemudian mereka kembali saling berciuman dengan penuh kemesraan dan kehangatan cinta yang tumbuh di hati mereka. (Bersambung)
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
© 1995-2024 FREYA Communications, Inc.
ALL RIGHTS RESERVED.