Johan sempat terkejut ketika ia mendengar Tomi dan Iwan sama-sama mendesah panjang. Ketika mereka berdua mendesah dan mengerang panjang, tampak Iwan untuk beberapa saat menghentikan goyangan pinggulnya yang menyebabkan kontolnya keluar masuk pantat Tomi. Sebaliknya, Iwan justru menekankan dan membenamkan kuat-kuat seluruh batang kemaluannya dalam anus Tomi. Bersamaan dengan itu, Tomi mengunci dan mengerutkan kuat-kuat otot-otot anusnya, sehingga anusnya benar-benar menjepit dan memilin batang penis Iwan. Ketika itu, Iwan merasakan betapa nikmatnya kontolnya yang sedang terbenam dalam anus Tomi. Ia merasakan, penisnya seperti dipijat dan diremas-remas oleh kehangatan otot-otot dalam liang anus Tomi. Sebaliknya Tomi merasakan pula kehangatan yang dihadirkan dari gerakan penis Iwan yang menyodok habis anusnya hingga menyentuh prostatnya. Kenikmatan yang terus mengaliri badannya, terasa semakin meningkat ketika Iwan mulai kembali menggerakkan kontolnya maju mundur sehingga terjadi gesekan-gesekan antara batang penis itu dengan otot-otot dan syaraf pada sepanjang liang anusnya.
Sambil merasakan nikmatnya sodokan-sodokan penis Iwan pada anusnya, Tomi tak melupakan batang kontol Johan yang terhidang bebas di depan matanya. Dengan posisi 69, memudahkan Johan dan Tomi saling menghisap penis yang tersaji di depan mulut mereka masing-masing. Dan Tomi pun mengalami kenikmatan ganda. Di bagian bawah anusnya disumpal oleh kegagahan penis Iwan, sedangkan di bagian atas mulutnya pun dipenuhi oleh kesibukan menikmati hangatnya penis Johan yang sangat panjang itu. Sedangkan kontolnya sendiri juga sedang dihisap habis-habisan oleh mulut Johan, sehingga makin lengkaplah kenikmatan seks yang dirasakannya saat itu. Sambil mendesah-desah dan mengerang menahan kenikmatan seks, mulut Tomi tak hentinya menjilati dan menghisap batang kemaluan Johan. Sensasi kenikmatan yang dirasakannya kali sungguh luar biasa. Ia benar-benar tidak menyesali kehadiran Johan, karena Johan makin melengkapi dan membuat hubungan seks threesome itu makin nikmat dan menggairahkan.
Karena begitu dahsyatnya kenikmatan seks yang dirasakannya kali ini, membuat Tomi tidak dapat mengendalikan nafsu dan tempo permainan seksnya. Ia begitu lepas kendali mereguk setiap kenikmatan yang diberikan oleh dua kekasihnya sekaligus. Akibatnya, Tomi tidak mampu bertahan terlalu lama. Bila biasanya ia berhubungan seks berdua dengan Iwan mampu bertahan lebih dari 10 menit dalam posisi bottom maupun top, atau bahkan bisa sampai lebih dari 15 menit bila melakukan onani berdua dengan Iwan, kali ini, meskipun baru mencapai 5 menit penis Iwan menyodok dan berada dalam anusnya, ia sudah merasakan gejala hendak mencapai orgasmenya. Dan Tomi sengaja tidak mau menahan agar orgasmenya tidak segera datang. Ia membiarkan dirinya hanyut oleh pusaran arus kenikmatan seks itu hingga mencapai orgasme dengan cepat.
Tanda-tanda itu dengan jelas dirasakan oleh Johan sedang sibuk mengisap dan mengulum penisnya. Meskipun baru dua kali menghisap kontol cowok, tapi Johan dengan cepat dapat mempelajari gejala-gejala pasangan seksnya hendak mencapai orgasme dalam mulutnya. Melalui sentuhan lidahnya pada kepala penis Tomi serta bibirnya pada batang penis yang sama, ia merasakan denyutan nadi pada batang kontol itu makin keras dan cepat. Sementara ia juga merasakan desahan nafas dan detak jantung Tomi makin memburu. Sedangkan hisapan-hisapan mulut Tomi pada kontolnya juga semakin tidak beraturan, karena Tomi sendiri sedang sibuk berkonsentrasi mempersiapkan diri untuk mencapai puncak kenikmatan seks yang pertamakali dalam hidupnya melalui hubungan seks bertiga.
"Oh akh ouh nikmat sekali kontolmu dalam pantatku Wan.. oh teruskan Wan.. tekan lebih keras lagi..ahk... akh.... Aku udah hampir keluar nih terus..,.. tekan tekan akh akh... aaaahhhhhhhhh," Tomi mengerang dan mendesah panjang lebar, sembari mengoyang-goyangkan pinggulnya semakin keras, sehingga kontol Iwan makin cepat keluar masuk dan makin dalam menekan ke dalam anus Tomi.
Pada saat yang sama, kontol Tomi yang sedang dikulum Johan juga semakin cepat keluar masuk mulut Johan. Hanya berselang tak sampai satu menit kemudian, "Ouh Wan Jo.... aku keluar sekarang. Oh pejuku keluar akh ah ah... uh akh..hahh..ouhgg...yeah akh..," bersamaan dengan desahan panjang itu, tiba-tiba dari penis Tomi menyembur dengan deras air maninya ke dalam mulut Johan yang dengan setia telah siap siaga menanti banjir air mani dari kontol Tomi.
Croot.. crottt.. croooottt crooott..., air mani Tomi pun muncrat berkali-kali ke dalam mulut Johan. Bersamaan dengan semburan air maninya, tubuh Tomi meregang kuat serta beberapa kali menggelinjang. Setiap kali dari penisnya terjadi semburan air mani, pada saat yang sama tubuh Tomi menggelinjang dan meregang dengan kuat, disertai dengan desahan dan erangan panjang, pertanda ia benar-benar merasakan dahsyatnya surga kenikmatan duniawi itu. Dengan mata terpejam rapat, Tomi mencapai orgasmenya yang disertai dengan semburan demi semburan spermanya. Johan yang dalam posisi di bawah tubuh Tomi tampak tak kalah sibuk menyedot dan menelan setiap tetesan sperma yang disemburkan berkali-kali dari penis Tomi. Sementara di bagian bawah Johan sibuk menghisap dan menelan air mani Tomi yang mengalir deras, di bagian atas Iwan terus asik menggenjotkan kontolnya keluar masuk liang anus Tomi. Sehingga kombinasi sedotan mulut dan jilatan lidah Johan serta sodokan-sodokan kontol Iwan memberikan puncak kenikmatan yang dirasakan Tomi semakin sempurna.
Meskipun di kolam renang tadi, Tomi sudah dua kali mengalami orgasme dan ejakulasi, tetapi pada orgasmenya yang ketiga dalam tempo 2,5 jam itu tetap terjadi ejakulasi yang dahsyat berupa semburan air mani yang mencapai 9 kali tanpa henti. Dan semua semburan air mani itu ditelah hingga tuntas dan bersih oleh Johan yang benar-benar menikmati gurih dan segarnya air mani hangat milik Tomi. Begitu habis air maninya disemburkan ke mulut Johan, tubuh Tomi langsung ambruk tertelungkup lemas di samping tubuh mulus Johan. Akibatnya, kontol Iwan yang sebelumnya tertancap erat dan amblas seluruhnya ke dalam anus Tomi, langsung tercabut begitu saja.
Kontol yang sedang ngaceng keras itu langsung melejit berdiri mengacung bebas di atas wajah Johan yang sedang terkapar terengah-engah karena kelelahan setelah menghisap habis-habisan batang penis milik Tomi. Tomi sendiri langsung terkulai lemas dengan nafas terengah-engah tapi wajahnya tetap dihiasi senyuman manisnya yang menandakan ia benar-benar telah mencapai puncak kepuasan yang terhebat yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
Sementara itu, Johan dan Iwan juga tampak bernafas terengah-engah dengan wajah yang memerah karena menahan gejolak birahi yang belum terpuaskan. Johan sempat hendak menyambar kontol Iwan yang teracung di hadapan wajahnya, untuk segera mengulum dan menghisapnya sampai memancarkan air mani lagi. Tapi keinginannya itu dicegah oleh Johan. "Lho kenapa Wan, kok aku gak boleh ngisap kontolmu? Kita kan sudah sepakat bebas melakukan apa saja di antara kita bertiga," rajuk Johan manja sambil mengelus-elus dua buah zakar Iwan.
"Tenang Jo, nanti pasti kamu dapatkan giliranmu menghisap kontolku sampai kamu puas. Tapi sekarang kan kontolku ini sudah kotor, belepotan pelicin KY, masa kamu masih mau menghisapnya? Kan rasanya KY itu tidak enak," ujar Iwan menjelaskan dengan penuh kesabaran dan kasih saying.
"Wah benar juga kamu Wan.. .aku memang belum pengalaman soal seperti ini," ujar Johan sambil segera menyambar mulut seksi Iwan untuk kembali memberikan ciuman-ciuman maut.
Sementara mereka berciuman dengan ganas, Tomi tampak senyum-senyum melihat tingkah dua pacarnya yang sedang dimabuk nafsu birahi yang belum tuntas tersalurkan. Setelah nafasnya normal, dan rasa lemas mulai berkurang setelah digenjot dan dihisap habis-habisan oleh Iwan dan Johan, Tomi pun mulai beraksi kembali. Perlahan ia menggeserkan badannya menuju arah selangkangan Johan di mana terdapat kontol Johan yang tampak sedikit lemas karena sempat tidak mendapat rangsangan seks lagi. Dengan mudah, Tomi segera mendapatkan kontol yang menyusut menjadi tinggal 14,5 cm dan kemudian segera mengulumnya lagi. Johan yang sedang asik melakukan French kiss dengan Iwan, tidak menolak perlakuan Tomi terhadap kontolnya. Bahkan Johan sangat menikmati hisapan dan kuluman mulut Tomi pada batang penisnya. Akibatnya, dengan cepat, batang penis Johan segera ereksi lagi hingga sekeras batang kayu jati. Segera saja, hisapan dan kuluman mulut Tomi itu kembali menghadirkan sejuta kenikmatan pada diri Johan, sampai membuat Johan kembali mendesah dan mengerang erotis sebagai reaksi atas sentuhan penuh nikmat yang terjadi melalui batang kemaluannya. "Akh..oh.. ternyata kamu memang hebat Tom udah ngecrot masih juga kuat ngisap kontolku," ujar Johan, sambil menghentikan ciuman ganasnya pada mulut Iwan yang semakin terengah-engah menahan gejolak birahinya.
Iwan tampak senang menyaksikan adegan Tomi mengisap batang penis milik Johan, sementara tangan kanan Tomi sibuk mengocok kontol Iwan. "Jo, kamu pasti ingin menikmati enaknya anal seks kan?" tanya Iwan sambil memberikan kecupan mesra pada bibir Johan.
"Tentu saja aku sangat menginginkannya. Kalau tidak, untuk apa kita bertiga ada di sini sekarang," jawab Johan dengan cepat sambil tak kalah mesra memberikan ciuman balasan kepada Iwan.
"Kalau begitu sekarang giliranmu melakukan anal seks padaku Jo. Kamu mau kan Jo? Aku benar-benar ingin merasakan kehadiran dirimu yang menyatu dengan diriku melalui anal seks," ujar Iwan masih dengan mesra dan tatapan sayu yang mencerminkan nafsu birahinya sudah memuncak hingga ke ubun-ubun.
"Kamu mau aku memasukkan kontolku ke pantatmu sekarang Wan? Tentu saja aku mau sekali. Sudah lama aku memimpikan peristiwa seperti ini. Sekarang aku sudah siap melakukannya untukmu, sayangku," ujar Johan sambil kembali memberikan ciumannya untuk Iwan.
Mendengar jawaban Johan, Iwan segera mengubah posisinya, menjadi terlentang dan kemudian mengangkat kedua kakinya dalam posisi menganggkang. Posisi itu dengan jelas memperlihatkan rekahan pantat seksi Iwan. Dan Johan semakin bernafsu ketika matanya menatap lubang sempit dan gelap tepat di tengah-tengah rekahan pantat itu. Anus Iwan yang selama ini hanya pernah dimasuki kemaluan Tomi, tampak terkatup rapat, dengan bibirnya yang memerah segar. Iwan sengaja menggerak-gerakkan otot anusnya, sehingga bibir anusnya tampak bergerak kembang kempis, seolah menantang kejantanan batang penis Johan untuk segera menikmati kehangatan dan remasan lembut otot-otot anusnya.
"Wah.. Wan, ternyata anusmu sungguh menggairahkan aku gak sabar lagi nih," ujar Johan sembari berlutut tepat di depan selangkangan Iwan, sehingga ujung kontolnya menempel tepat di bibir Iwan.
"Iya.. Jo, aku juga tidak sabar lagi merasakan sodokan kontolmu. Ayo Jo, masukkan cepat, jangan ragu lagi. Aku udah pasrah nih," balas Iwan.
Kemudian dengan bantuan Tomi, kontol Johan yang semakin ngaceng itu segera disaput oleh pelicin KY. Sejenak tangan kanan Tomi mengocok-ngocok kontol Johan untuk meratakan sapuan pelicin KY ke sekujur batang penis Johan, terutama bagian kepala kontolnya yang sangat besar itu. Tomi tampak dengan gemas mengocok-ngocok kontol itu untuk beberapa saat sampai Johan kembali mendesah-desah penuh nikmat. Setelah merasa kontol itu telah dibaluri pelicin KY dengan rata, jemari Tomi segera mengolesi bibir dan permukaan rongga anus Iwan dengan pelicin yang tersisa di jemarinya. Dengan mudah jari telunjuk Tomi menyusup ke dalam anus Iwan, sehingga menghadirkan sensasi kenikmatan bagi Iwan. Setelah jari telunjuknya lancar keluar masuk anus itu, Tomi juga segera menyusupkan jari tengahnya ke anus itu hingga dua jarinya habis terbenam dalam anus hangat Iwan. Iwan makin menggelinjang dan menggeliat keenakan ketika dua jari Tomi menggelitik serta memijit-mijit dinding lorong anusnya untuk beberapa saat, sampai penis Iwan meneteskan banyak pre cum. Puas melemaskan otot-otot anus Iwan, Tomi segera menarik keluar dua jarinya dari anus itu.
Ketika jari itu telah tercabut, maka tampaklah anus Iwan yang menganga kemerahan, sebagai pertanda bahwa anus itu telah siap menerima penetrasi dari kontol Johan. Johan yang sudah tak sabar lagi, segera menempelkan kepala penisnya yang sudah licin oleh pelicin KY dan bercampur dengan pre cum bening. Karena belum pengalaman melakukan anal sex, beberapa kali Johan gagal memasukkan kepala penisnya ke dalam mulut anus Iwan. Selain itu kepala kontolnya yang bulat dan besar seperti jamur merang, membuatnya makin kesulitan melakukan penetrasi. Beruntung, ada Tomi yang dengan setia membantu Johan mengatasi kesulitannya. Tangan kanan Tomi tampak menggenggam kontol Johan dan membantu mengarahkannya ke mulut anus Iwan, sehingga kepala penis itu tidak lagi tergelincir. Sedangkan kedua tangan Johan tampak menahan kaki Iwan yang mengangkang lebar ke atas. Berkat kesabaran mereka, akhirnya kepala penis Johan berhasil menyusup ke dalam mulut anus Iwan.
Tapi, begitu kepala penis itu berhasil masuk semuanya ke dalam mulut anus Iwan, tiba-tiba Iwan menjerit lirih sambil meringis. Dengan wajah memerah dan peluh mulai membasahi keningnya, Iwan tampak merasa kesakitan. "Akh...aduh ah nyeri Jo, perih rasanya Jo," jerit lirih Iwan yang memang merasakan sakit, nyeri, dan ngilu pada anusnya.
Dengan cepat, Johan berusaha menarik keluar lagi kepala penisnya dari jepitan otot anus Iwan. Johan tidak tega menyaksikan Iwan yang tampak kesakitan seperti itu. Tetapi sebelum ia berhasil menarik keluar kepala penisnya, tangan Tomi segera mencegah gerakan kontol itu. "Biarkan saja begitu Jo, diamkan saja dulu sebentar sampai otot-otot anus Iwan rileks semuanya," ujar Tomi mengajari Johan dengan penuh kesabaran.
"I.. i..iya Jo. Biarkan saja begitu sebentar. Nanti juga sakitnya hilang sendiri," ujar Iwan terbata-bata.
"Kok kamu masih merasa sakit sih Wan? Kan kontol Tomi udah sering masuk ke pantatmu," ujar Johan merasa kebingungan dengan tatapan bersalah.
"Abis kepala kontolmu besar banget sih Jo," jawab Tomi.
"Iya Jo kepala kontolmu besar sekali, jauh lebih besar dari kontol Tomi dan dan kontolku sendiri. Sampai rasanya pantatku ini sobek. Berdarah nggak Tom?" ujar Iwan dengan nada khawatir.
"Tenang Wan, nggak berdarah kok. Kan anus kamu udah gak perawan lagi," ujar Tomi sambil tersenyum geli melihat tingkah dua kekasihnya itu. (Bersambung)
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
© 1995-2024 FREYA Communications, Inc.
ALL RIGHTS RESERVED.