Apa yang aku ceritakan dalam cerita bersambung ini merupakan masa-masa paling indah dalam kehidupanku. Paling indah karena saat itu aku pertama kali mengenal rasa cinta, mengenali jati diriku yang sebenarnya sebagai seorang gay, saat-saat pertama aku menjalani kehidupan sebagai seorang gay, dan tentu saja, hari-hari pertama kali aku mengenal dan melakukan hubungna sex sesama cowok. Dan karena semua itulah, aku tidak akan pernah melupakannya. Selamat membaca. Peace n love for gay people!!!! Saran dan komentar sangat dinantikan. (chatyavira@eudoramail.com)
Dengan pelan, Tomi merebahkan badannya menindah tubuh Johan yang masih terbaring. Pelan-pelan, Tomi melepaskan kontol Johan yang benar-benar perkasa itu. Kontol Johan ternyata masih ngaceng dan sangat keras. Begitu terlepas dari sekapan liang anus Tomi yang hangat dan basah, batang penis sepanjang 17,5 cm itu langsung berdiri bebas mengacung dengan gagah, seolah menantang birahi kedua mitra sexnya. Sementara Iwan yang masih dalam kondisi tanggung tampak tak mau terlalu lama membiarkan tantangan sex itu. Ia pun segera mengambil alih posisi Tomi yang kini sudah berbaring di lemas di samping Johan.
Iwan segera berjongkok tepat di atas pinggul dan selangkangan Johan, namun dalam posisi yang membelakangi wajah Johan. Dengan cepat, tangannya meraih batang kontol Johan yang masih ngaceng dan dengan cepat pula ia menyelipkan batang kontol yang panjang dan besar itu dicelah pantatnya, untuk kemudian mengarahkan kepala batang kontol itu tepat pada bibir anusnya. Dengan sedikit menekankan pinggulnya, akhirnya Iwan dapat merasakan kepala kontol Johan telah mulai menyusup masuk ke mulut anusnya.
Johan yang sedang tanggung dan penasaran dengan puncak kenikmatan anak sex itu tak menyia-nyiakan setiap gerakan sex yang dilakukan Iwan. Ia segera bereaksi mengimbangi gerakan pinggul Iwan yang mulai turun. Pelan tapi pasti, kepala penis Johan kembali tenggelam makin dalam di kehangatan liang anus. Kali ini untuk kedua kalinya batang kontol Johan merasakan nikmatnya kehangatan, pijitan, dan jepitan lembut namun penuh gairah birahi pada liang anus Iwan. Dan sebaliknya, Iwan juga untuk keduakalinya dalam hari itu merasakan kegagahan dan keperkasaan kontol Johan pada anusnya. Tanpa menunggu terlalu lama, akhirnya seluruh batang kemaluan Johan terbenam hingga ke pangkalnya di dalam anus Iwan. Dan beberapa saat Iwan duduk diam setengah jongkok, menikmati lembutnya desakan kepala penis Johan pada prostatnya.
Dengan mata terpejam dan mulutnya mendesis lirih, Iwan kemudian mengerut-ngerutkan otot anusnya sehingga desakan kontol itu pada dinding anusnya semakin terasa nikmat. Bersamaan dengan itu, Johan juga mendesah panjang merasakan nikmatnya pijatan lembut otot yang melingkari liang anus itu pada kontolnya. "akh.. pantatmu benar-benar sempit dan hangat. Akhhh..enak sekali pijatan pantatmu Wan ahhh..ah.," desah Johan setiap kali ia merasakan kontolnya dijepit dan dipijat oleh otot anus Iwan.
Tomi yang masih lemas hanya mampu mengamati dan menikmati adegan sex hidup yang terpampang di depan matanya. Kali ini kontolnya tetap lemas. Rupanya ia benar-benar kehabisan tenaga setelah empat kali mengalami orgasme melalui berbagai pergumulan sex yang sungguh indah dan menyenangkan itu. Tapi lidahnya tetap tidak bisa berdiam diri. Sambil merebahkan kepalanya di dada bidang Johan, lidahnya menggelitik putting susu Johan yang kemerahan. Putting mungil itu semakin mengeras merasakan kenikmatan gelitikan lidah Tomi. Johan semakin keenakan ketika mulut Tomi mulai berulah dengan mengisap-isap putting susunya kiri dan kanan bergantian.
Sambil memejamkan matanya, Johan tampak benar-benar menikmati layanan sex yang diberikan kedua cowok yang telah resmi menjadi pacarnyaa itu. Pahanya mengangkang lebar-lebar sehingga memberikan ruang gerak yang bebas bagi Iwan untuk menggenjot kontolnya. Johan benar-benar merasakan suatu paduan kenikmatan birahi yang sulit untuk diceritakan. Sementara Iwan menggerakkan pinggulnya naik turun mengocok batang penis Johan yang terselip di dalam pantatnya, Tomi pun terus sibuk mengenyot dan menghisap putting susu Johan. Sedangkan Johan tak mau kalah aktif, dia pun semakin cepat memutar-mutar pinggulnya, sehingga ia merasakan batang kejantanannya seperti dipilin-pilin penuh nikmat oleh suatu mulut ompong.
Tetapi Iwan tidak dapat terlalu lama bertahan dalam posisi berjongkok seperti itu. Karena ia harus menahan beban badannya sendiri, sementara tenaganya sudah habis terkuras setelah tiga kali mengalami orgasme. Akhirnya ia menghentikan gerakan pinggulnya yang naik turun itu. Kemudian ia dengan perlahan merebahkan badannya sehingga menindih badan Johan dengan kondisi batang kemaluan Johan tetap tertancap dalam liang anusnya. Dalam posisi seperti itu, Johan tetap dapat menggerakkan pinggulnya naik turun sehingga kontolnya terus bergerak keluar masuk dalam liang anus Iwan yang sangat hangat dan menimbulkan gesekan-gesekan penuh birahi. Kenikmatan yang dirasakan dua remaja homo itu pun terus mengaliri seluruh syaraf pada sekujur tubuh mereka. Iwan yang kini lebih pasif hanya mampu mendesis-desis serta mendesah panjang setiap kali ia merasakan batang kontol Johan menyodok lembut prostatnya. "Ah.. akh.. akhhh..aaaaaa.. Jo enak sekali kontolmu, terus masukkan lebih dalam lagi Jo.. sungguh enak rasanya sayang," ujar Iwan setengah merintih menahan desakan kenikmatan birahi yang tak kunjung tuntas.
"Haaahhh..ahkk yah.. Wan pantatmu sungguh nikmat. Akh..akh..," ujar Johan menimpali dengan nafas terengah-engah karena sibuk menggenjot pantat Iwan yang sempit dan hangat.
Sekitar dua menit saja Johan melakukan hal tersebut, karena dengan posisi tubuh yang ditindih Iwan, ia merasa kurang leluasa menggempur lobang pantat seksi itu. Kemudian, tanpa melepaskan kontolnya dari sekapan pantat Iwan, Johan menggulingkan badannya, sehingga kini ia berada dalam posisi miring rapat dengan tubuh mulus Iwan. Dalam posisi miring itu, Johan kemudian melanjutkan gempuran batang kejantannya pada liang anus Iwan. Ternyata dalam posisi itu kenikmatan yang dirasakannya semakin hebat.
Kontolnya semakin terasa kuat bergesekan dengan dinding anus Iwan yang semakin basah dan lembab karena lendir pre cum yang semakin deras mengalir dari penisnya. Hal yang sama ternyata juga dirasakan Iwan. Posisi itu membuat penis Johan semakin sering menyentuh dan menekan prostatnya. Karena itu, mulut Iwan semakin keras mendesah, merintih dan mengerang panjang karena kenikmatan yang dirasakan semakin menjadi-jadi.
"Oh..ah..uh..akh... Jo, enak sekali rasanya, terus Jo, teruuuussss... Terusss..kan sodok lebih dalam lagi. Jo.. Akh.. lebih cepat lagi Jo..," ucap Iwan sembari turut menggoyang-goyangkan pantatnya mengimbangi kenikmatan yang diberikan Johan.
Desahan dan rintihan manja Iwan itu makin membuat Johan bernafsu. Ia semakin gemas melihat kemolekan tubuh Iwan. Nafsu Johan makin memuncak ketika Iwan berinisiatif mengangkat kaki kanannya sehingga ia kini dalam posisi miring sambil mengangkangkan paha kanannya lebar-lebar ke udara. Posisi itu membuat kontol Johan makin mudah bergerak keluar masuk liang anus Iwan, dan Johan juga semakin mudah menggempur pantat seksi itu. Posisi Iwan yang mengangkang dalam keadaan tubuh miring itu juga memancing birahi Tomi.
Kontol Iwan yang terlihat ngaceng menggelantung terayun-ayun seirama gerakan pantat Iwan serta sodokan kontol Johan membuat Tomi kembali bernafsu. Pelan-pelan kontolnya yang tadi sempat lemas, kini sudah kembali berdiri tegak. Kontol dan nafsu Tomi semakin membara ketika Tomi melihat dari celah sempit batang penis Iwan melelehkan lendir bening dan membuat basah batang penis itu. Tanpa menunggu lebih lama, Tomi beringsut mendekati selangkangan Iwan, dan mulutnya langsung menyerbut penis yang sudah basah bagian kepalanya.
Rupanya dalam posisi kaki kanan yang mengangkang lebar ke atas itu membuat Iwan tidak bisa lagi mengocok batang penisnya. Sebab tangan kanannya kini sibuk menahan paha kanannya agar tetap dapat mengangkang lebar-lebar. Sementara tangan kirinya menopang kepalanya. Karena itu kehadiran mulut Tomi yang haus kontol pada batang penisnya itu sungguh membuatnya gembira. Dengan demikian mulut dan lidah binal Tomi segera menggantikan gerakan tangan kanan Iwan mengocok batang penis yang Indah dan gagah itu.
Dengan cepat mulut Tomi segera mengulum dan mengisap batang penis Iwan. Lidah Tomi dengan liar menjilati setiap tetes pre cum asin dan gurih itu hingga tandas. Jilatan lidah Tomi pada batang dan kepala penis Iwan kembali menghadirkan kombinasi sensasi kenikmatan seks pada diri Iwan. Dari belakang pantatnya disodok terus menerus oleh batang kontol Johan, sedangkan dari depan kontolnya dilumat dan dikulum serta dihisap habis-habisan oleh mulut Tomi. Maka mulut Iwan pun semakin liar mengerang dan mendesah tak henti-hentinya.
Tetapi beberapa saat kemudian Iwan tidak dapat mengerang dan mendesah lagi, apalagi merintih dengan irama penuh birahi. Sebab tanpa menunggu terlalu lama, mulut Iwan sudah disumpal oleh batang kontol Tomi yang sudah ngaceng total. Sekarang Iwan dan Tomi sudah dalam posisi 69 dengan tubuh miring. Dua cowok seksi dan cakep itu masing-masing sudah disibukkan dengan kegiatan mengisap, mengulum, dan menjilati batang kontol yang segar dan hangat. Mereka sibuk saling menggerakkan kepalanya maju mundur sehingga kontol yang ada dalam hisapan mereka masing-masing bergerak keluar masuk mulut menghadirkan gesekan-gesekan dan kocokan yang sungguh nikmat.
Johan yang menggenjot anus Iwan dari belakang terus bersemangat memacu birahinya untuk mencapai puncak kepuasan. Mulutnya terus mendesah-desah menahan kenikmatan tiada tara yang dirasakannya. Johan benar-benar gemas menikmati kemulusan dan kenikmatan serta kehangatan tubuh Iwan. Begitu gemasnya, sampai Johan tak tahan untuk menggigit lembut tengkuk, leher, dan bahu Iwan hingga meninggalkan bercak-bercak merah pada bekas gigitannya itu. Gigitan itu ternyata malah memacu birahi Iwan. Sambil mengulum dan menghisap penis Tomi, Iwan mengerang-ngerang lirih, sementara Johan sambil mendesah lirih sekali-sekali menjilati telinga Iwan.
Tiga remaja gay itu semakin asik dengan permainan sex yang mereka lakoni tanpa mempedulikan jarum jam yang kini sudah menunjukkan pukul 9 malam. Sudah lebih dari 2 jam mereka saling memacu birahi, menimba kenikmatan demi kenikmatan sex yang benar-benar memabukkan. Suasana kamar tidur Johan semakin panas oleh desahan, rintihan dan lenguhan penuh nada birahi. Tempat tidur Johan juga semakin acak-acakan karena geliatan dan gerakan-gerakan penuh erotis tiga cowok seksi itu. Sekitar lima menit mereka bertiga memompa birahi itu, kemudian Johan tanpa mencabut kontolnya dari liang anus Iwan berinisiatif merubah posisi sex. Ia menyadari posisi itu membuat tenaga Iwan dan dirinya lebih cepat terkuras. Apalagi ia melihat Iwan mulai kelelahan menahan paha kanannya untuk terus mengangkang.
Dengan gerakan pelan ia mendorong tubuh Iwan sehingga Iwan dalam posisi tengkurap dan ia berada di atas tubuh Iwan juga dengan posisi tengkurap. Posisi itu membuat Tomi dan Iwan tidak mungkin lagi melanjutkan aktivitas oral sexnya, padahal mereka belum puas untuk saling menjilat dan menghisap kontol. Karena itu kemudian Tomi meminta agar Johan dan Iwan melanjutkan aksi fucking itu dengan posisi doggy style. Tentu saja Johan dan Iwan tidak menolak permintaan itu, dan lagi-lagi tanpa melepaskan kontolnya dari sekapan kehangatan liang anus Iwan, Johan menarik pinggul Iwan ke arah belakang dengan hati-hati agar kontolnya tidak terlepas dari anus Iwan.
Sambil bertumpu pada lututnya, kini Johan sudah berada dalam posisi menggempur liang anus Iwan dari belakang. Sedangkan Iwan dalam posisi menungging mulai menggerakkan-gerakkan pinggulnya maju mundur sehingga pelan-pelan kontol Johan tampak bergerak keluar masuk anusnya. Sementara dengan gerakan seperti itu, dua buah pelir Iwan dengan batang kejantanannya yang tetap ngaceng keras itu tampak terayun-ayun menggemaskan. Batang kontol yang gagah dengan dua buah zakarnya yang ranum itu tentu saja memancing minat Tomi untuk kembali mengulum dan menjilatinya.
Ternyata perubahan posisi itu belum selesai. Belum lama Iwan menggerakkan pinggulnya maju mundur, Johan kembali menarik pinggul itu ke arah belakang, sementara ia sendiri terus beringsut mundur pelan-pelan, sampai ia berada di pinggiran tempat tidur, kemudian ia turun dan kini berada dalam posisi berdiri dan Iwan masih tetap menungging di pinggiran tempat tidur. Dengan posisi itu, Johan kemudian sambil berdiri mulai kembali menggerak-gerakan pinggulnya maju mundur sehingga kontolnya kembali bergerak keluar masuk memompa liang anus Iwan. Posisi doggy style sambil berdiri membuatnya lebih mudah dan bebas bergerak mengayuh kenikmatan-demi kenikmatan sex yang diimbangi dengan goyangan pinggul Iwan yang sekali-sekali memutar-mutar sehingga Johan merasakan penisnya seolah dipilin-pilin oleh mulut ompong yang hangat. (Bersambung)
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
PENGANTAR: Cerita berikut ini merupakan pengalaman hidupku, sewaktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Malang Jatim. Tentu saja nama-nama yang ada dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Jalan ceritanya -terutama adegan sex-memang banyak mengalami improvisasi, sesuai dengan fantasi seksualku yang berkembang ketika aku menuliskan cerita ini. Tetapi, cerita mengenai proses hubunganku dengan dua
© 1995-2024 FREYA Communications, Inc.
ALL RIGHTS RESERVED.