Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Sahabatku sayang..

by Odeus@jkt


Ini adalah kisah fiksi. Semua yang adadalam cerita ini hanyalah rekaan dari pengarangnya saja. Cerita Dan semua tokoh yang ada dalam cerita ini hanyalah imajniasi. Semua komentar Dan saran ditunggu Dan bisa dikirimkan ke cup_a_cupcup@yahoo.com

Gw dengan Rendy sudah berteman sejak lama, mungkin sudah sekitar 10 tahun lebih. Kedua orang tua kita sudah saling kenal juga. Meskipun sudah lama bersahabat, dia tidak pernah tahu sisi lain dari gw, karena sifat gw memang tidak berbeda dengan cowok-cowok lainnya. Kita bahkan juga sering double date, sehingga Rendy tidak pernah mencurigai apapun.

Gw sendiri bernama Daniel Dan umur kami berdua yang sama yaitu 24 tahun, membuat banyak kegiatan bisa kami lakukan bersama. Kami yang sama-sama menyukai basket, membuat tubuh kami tegap, tinggi nmaun tetap langsing. Gw yang berkulit putih Dan berambut cepak, kontras dengan kulit Rendy yang sawo matang dengan rambut panjangnya.

Suatu waktu keluarga gw pergi keluar kota untuk menghadiri sebuah pernikahan dari sepupu gw, Dan para pembantu juga meminta cuti. Karena gw ada sesuatu yang harus dikerjakan, maka gw tidak ikut dengan mereka. Dan akhirnya gw meminta Rendy untuk menginap untuk menemani gw dirumah.

Pada awalnya semua berjalan lancar. Rendi yang memang terbiasa menginap, kembali tidur dikamar gw. Meskipun Rendy sering buka baju didepan gw hingga hanya tinggal celana dalamnya, tapi gw sendiri tidak pernah berani berganti baju didepannya paling hanya membuka baju Dan tidak lebih dari itu. Pada saat Rendy berganti pakaian sering hanya mengenakan celana dalamnya mondar mandir didepan gw. Jadi, gimana gw berani buka celana karena setelah melihat pemanDangan yang menggiurkan itu, pasti gw akan ereksi Dan sangat sulit untuk disembunyikan.

Seorang pria muda tampan dengan rambut panjangnya Dan muka yang ditumbuhi bulu-buu halus. Dengan kulit sawo matangnya terkaDang makin seksi dengan kemilau dari keringatnya. Tonjolan celana dalam putihnya yang seakan ingin merobek kain penutupnya, karena dari luar memang terlihat sangat besar. DaDanya yang biDang dengan dua puting yang coklat tua ditambah bulu-bulu halus disekitar dada Dan pusarnya. Kedua kakinya yang panjang Dan paha yang besar berotot. Serta bongkahan pantat yang besar Dan bulat. Pokoknya...yummy!!

Suatu hari gw mesti keluar buat belanja keperluan harian dan Rendy berjanji untuk menjaga rumah saja. Pada saat gw sudah sampai disupermarket, gw baru menyadari bahwa gw tidak membawa dompet. Dengan BT, gw kembali ke rumah lagi. Karena mau buru-buru, gw tidak memasukan mobil kedalam perkarangan. Dan gw langsung masuk kedalam rumah, karena gw membawa kunci cadangan.

Pada saat mendekati kamar orang tua gw, gw mendengar suara-suara aneh. Ketika gw sudah didepan kamar itu, gw membuka pintu sedikit Dan kaget melihat apa yang terjadi. Rendy seDang berusaha mencongkel lemari kecil disamping tempat tidur bonyok gw, tempat mereka menyimpan perhiasan Dan barang-barang berharga lainnya. Gw marah! Dan gw berteriak. Rendy kaget dan terloncat kebelakang untuk menjauhi lemari itu.

“Bangsat loh, Ren! Mau ngapain loh bongkar-bongkar lemari bokap gw?” teriak gw. Dengan serta merta gw menerjangnya hingga jatuh terjerembab. Mungkin karena belum pulih dari rasa kagentnya atau rasa malunya karena tertangkap basah, maka dengan mudah gw memiting tanggannya kebelakang. Dengan bantuan seutas tali yang gw temukan dikamar itu gw berhasil mengikatnya dengan mudah.

Dengan wajah yang menunduk lesu Dan malu, gw tinggalkan dia di ruang duduk dan menuju kekamar gw sendiri untuk membereskan barang-barangnya. Ketika gw kembali diapun masih menunduk seperti saat gw tinggalkan sebelumnya. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, maka gw kembali mengikat tanggan dan kakinya dengan tambang yang gw bawa dari kamar.

“Elo udah gila yah, Ren?” seru gw “Koq bisa-bisanya elo berbuat begini? Tapi sekarang gw gak bisa menolong elo. Gw mesti memanggil polisi.” Sambil berkata demikian gw berjalan menuju telepon rumah.

“Tolong jangan telepon polisi, Dan.” Pintanya. “gw enggak mau masuk penjara. Tolong Dan, gw memnag sedang butuh duit banget buat bayar utang judi gw, jadinya gw nekat. Maafin gw yach, Dan.”

“Enak aja elo minta maaf!” sembur gw masih BT.

“Gw tahu itu salah. Sekarang gw pasrah ama elo. Elo boleh minta atau menyuruh gw ngapain aja, tapi tolong janagn panggil polisi, Dan!” dengan muka yang masih menahan malu dia menengok kearah gw.

“Emangn elo bakalan melakukan apapun yang gw suruh?” minat gw tiba-tiba bangkit. Mungkin ini kesempatan yang selama ini gw tunggu. Hehehehe......

“Bener, Dan. Elo boleh nyuruh gw ngapain aja, gw nggak bakal nolak.” Jawabnya “Sama sekali nggak bakal nolak dan melawan?” tanya gw untuk memastikan. “ Elo boleh percaya deh, Dan. Gw mau disuruh ngapain aja.” Sahutnya mantap, mungkin karena merasa sudah ada titik terang.

“Baik elo tunggu disini sebentar.” Lalu gw berlari kekamar Dan mengambil handycam gw. Waktu gw balik, handycam gw taruh ditempat yang bisa mengambil gambar seluruh ruang duduk, kemudian gw stel otomatis. Rendy sendiri bingung melihat apa yang gw lakukan.

Kemudian gw mulai berjalan kearahnya dan muali membuka kancing bajunya. “ Dan, elo mau ngapain?” serunya panik “Diam aja loh. Dan jangan berisik!” bentak gw. Lalu gw mulai menarik celana pendek kearah mata kakinya. Setelah itu Gw berjalan kedepan muka Rendy, lalu mulai membuka kaos gw. Kemudian sandal dan ban pinggang gw. Kemudian gw mulai membuka resleting dan kancing jeans gw. Sampai ketika gw membuka jeans gw, Redy sudah mulai menunjukan ekspresi takut menunggu apa yang bakal terjadi dengan tubuh yang nyaris telanjang bulat.

Mungkin ini pertama kalinya Rendy melihat gw dengan celana dalam saja. Dengan tubuh 180 cm Dan berat 68 kg, tubuh gw memang tergolong langsing. Tapi berkat basket yang gw jalanin dari SMP, semua otot di tubuh gw kencang. Kulit putih gw hanya ditumbuhi bulu-bulu pada tempat yang biasa, namun disetiap tempat itu bulu-bulu tumbuh lebat. Dari ketiak, bulu kaki sampai jembut gw yang tumbuh sampai keluar celana dalam gw.

Dengan hanya menguak sedikit celana dalam gw, maka kontol gw keluar. Kontol gw yang meski tidak terlalu besar, tapi panjangnya hampir satu jengkal. Dengan warna yang coklat kemerahan Dan ditumbuhi urat-urat yang bertonjolan, membuat seakan-akan besar. Tangan kanan gw mulai menarik-narik batangnya yang memang sudah tegang.

Awalnya Rendy kaget begitu melihat kontol gw, karena sebelumnya dia memang memalingkan mukanya. Tanpa ragu gw memajukan kontol gw sampai menyentuh mukanya. “Mau apa loh, Dan?” teriaknya panik.

“Ingat tadi elo yang bilang mau disuruh ngapain aja ama gw dan nggak bakalan nolak. Sekarang gw mau elo nyepong gw atau elo memang lebih memilih gw panggilin polisi?” seru gw dengan senyum yang tertahan.

“Tapi koq begini caranya, Dan? Bukan begini yang gw maksud.” ucapnya dengan lirih.

“Yach sudah terserah elo. Mungkin elo memang lebih milih ke penjara.” Kata gw sambil memasukan kembali kontol gw ke celana dalam gw.

“Jangan..jangan..Dan! ok, gw bersedia melakukannya” dengan kembali menundukan kepalanya. Gw yang tahu bahwa ancaman gw bakalan berhasil, membuka celana dalam gw sekaligus dan melemparkannya ke sofa dibelakangnya.

Dengan langkah pasti gw mendekati Rendy, lalu gw angkat kepalanya. Tangan kanan gw yang memegang kontol, mulai gw arahin kewajahnya. Dengan perlahan-lahan gw sapukan keseluruh wajahnya, melewati matanya yang terpejam, sampai kebibirnya yang tipis.

Perlahan-lahan gw mulai memasukan kepala kontol gw yang kemerahan kedalam mulutnya. Saat dia mau mundur, tangan kiri gw dengan sigap memegang belakang kepalanya menahan gerakannya. Sampai seluruh batang kontol gw yang berurat itu masuk kedalamnya, gw menahannya disana dan Rendy mulai meronta-ronta bagaikan ikan kehabisan air.

Lalu kontol itu gw tarik. Gw melihat ke bawah dan Rendy yang sedang menutup matanya tidak kuasa untuk melakukan apapun, membuat gw semakin bersemangat. Dengan kecepatan yang bertambah, gw mulai maju mundurin pantat gw Dan berkali-kali bulu jembut gw yang tebal mengesek-gesek hidungnya.

Penolakan yang tadi terasa kini mulai digantikan dengan kepasrahan yang ditandai dengan mulai disedotnya kontol gw dalam mulutnya. Tangan gw yang memegang kepalanya, mulai mengendalikan kepalanya untuk maju mundur lebih cepat.

Ketika gw merasa bahwa gw sudah mau puncaknya, gw tarik keluar kontol gw yang kini berkilauan dengan air ludahnya. Dari ekspresi mukanya yang lega, dia menarik nafas lega. Kontol gw yang semakin memerah terus gw kocok, sampai tiba-tiba gw keluarin peju gw ke mukanya. Dia kaget luar biasa dengan apa yang gw lakukan dan apa yang mendarat dimukanya. Berkali-kali peju gw berloncatan kemuka dan rambutnya. Ketika sudah nggak ada lagi yang keluar dari kontol gw, gw ratakan seluruh peju itu dengan memakai kontol gw dimukanya.

Setelah selesai gw berjalan kearah handycam dan mematikannya. Dan meninggalkannya dengan peju yang mulai menetes turun dari dagunya kedadanya dan tubuhnya yang telanjang, untuk membersihkan badan dan mandi dikamar gw...

So..... (apakah perlu ada sekuelnya? Ditunggu tanggapannya dan berikan pendapat anda bagaimana ceritanya selanjutnya akan berlanjut )

###

2 Gay Erotic Stories from Odeus@jkt

Sahabatku sayang..

Ini adalah kisah fiksi. Semua yang adadalam cerita ini hanyalah rekaan dari pengarangnya saja. Cerita Dan semua tokoh yang ada dalam cerita ini hanyalah imajniasi. Semua komentar Dan saran ditunggu Dan bisa dikirimkan ke cup_a_cupcup@yahoo.com Gw dengan Rendy sudah berteman sejak lama, mungkin sudah sekitar 10 tahun lebih. Kedua orang tua kita sudah saling kenal juga. Meskipun sudah lama

Wisnu, Sang Petinju

Cerita ini fiktif belaka dan tidak ada hubungannya dengan sinetron “Opera Jakarta” lho! Semua kritikan dan masukan harap ditujukan ke e-mailku di Cup_a_cupcup@yahoo.com Wisnu adalah salah seorang petinju muda yang berbakat. Walaupun ditemukan dijalanan , dia mempunyai potongan tubuh yang tidak kalah dari orang yang latihan fitness, dengan otot – otot yang tertata rapi diseluruh tubuhnya.

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story