Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Suami-suami Metropolis I : Kisah Indra (1)

by Rangga2004


I

Adalah Indra. Seorang suami baik hati. Saking baiknya, segala kemauan istrinya dituruti. Mirna, istri Indra, emang terkenal garang dan ceriwis. Segala urusan Indra diaturnya. Bila Indra tak mengikuti aturannya, maka Mirna akan betah untuk ngomelin suaminya itu seharian. Daripada pusing dengerin omelan istrinya yang bak radio rusak itu, Indra akhirnya lebih memilih untuk mengalah dan mengikuti apa keinginan dan aturan Mirna. Karena itu Indra digelari oleh tetangganya satu kompleks sebagai Suami Takut Istri.

Diusia yang sebaya, awal tiga puluh tahunan, Indra dan Mirna sudah menjalani kehidupan rumah tangga selama tujuh tahun. Keduanya sudah dikaruniai tiga orang anak yang masih kecil-kecil dengan usia kelahiran yang hanya selisih satu tahun. Anak mereka yang paling besar masih duduk di bangku taman kanak-kanak saat ini.

Meski sudah disibukkan dengan pekerjaan kantor, Mirna masih juga menambah kesibukan Indra dengan mengurusi anak-anak mereka. Antar jeput anak-anak ke sekolah atau jalan-jalan atau juga segala tetek bengek lainnya, adalah urusan Indra. Sementara Mirna lebih suka dengan kegiatan arisan dan aktivitas jual beli segala perhiasan mewah.

Satu kali di hari Minggu sore, Indra membawa ketiga anaknya pergi berenang ke kolam renang. Bayangkan, gimana repotnya Indra mengurusi ketiga anaknya yang mungil-mungil itu saat bermain-main di kolam anak-anak. Mirna tidak ikut. Hari itu ia ada arisan katanya. Saat Indra sedang repot membujuk anaknya yang menangis karena rebutan ban, tiba-tiba seseorang menegurnya.

“Indra kan?” kata suara teguran itu.

“Ya benar. Siapa ya?” tanya Indra sambil mengamati orang yang menegurnya, seorang laki-laki tampan berperawakan tinggi atletis. Laki-laki itu berdiri tegak di tepi kolam anak. Tubuhnya yang tinggi berotot hanya ditutupi cawat renang yang mungil. Posisi Indra yang berada dalam kolam renang membuatnya jadi lebih rendah dari laki-laki itu. Saat berdiri, wajah Indra lurus sejajar dengan selangkangan cowok itu. Tatapan Indra leluasa memandangi gundukan kontol milik cowok itu yang meski masih dalam keadaan tidur terlihat sangat besar dan diselipkan ke arah bawah didalam cawat renang mungil itu. Sejenak Indra terkesima melihat besarnya gundukan milik cowok itu, namun kemudian ditengadahkannya kepalanya menatap wajah ganteng cowok yang menegurnya itu.

“Gue, Dharma. Masak gak ingat sih,” kata laki-laki itu tersenyum pada Indra.

“Dharma?” Indra berpikir keras.

“Masih muda kok udah pikun sih Dra. Gue teman SMU elo dulu. Ingat gak, waktu kita ngintip cewek-cewek di kolam renang?” kata cowok itu mengingatkan.

“Astaga. Dharma! Elo ini. Bukannya elo katanya ke Amrik. Kok udah disini sekarang?” tanya Indra. Ingatannya akan Dharma sudah kembali rupanya.

Selanjutnya keduanya bejabat tangan dengan erat sambil tertawa-tawa girang.

“Sama siapa elo kemari?” tanya Indra.

“Sama istri gue. Tuh, dia sedang asik jemuran disitu,” kata Dharma menunjuk ke arah kolam orang dewasa. Indra mengikuti tatapannya sesuai arah yang ditunjuk Dharma.

“Astaga! Itukan cewek yang gue pelototin sejak tadi,” kata Indra dalam hati. Ia tak ingin Dharma mengetahui kalo istrinya itu sejak tadi adalah objek fantasi sexualnya.

“Henny, namanya,” kata Dharma.

II

Indra ngobrol dengan Dharma dan istrinya di tepi kolam renang. Agar tak menggangu obrolan mereka, Indra membelikan makanan kecil untuk cemilan ketiga itu.

“Udah berapa lama balik ke Jakarta Dhar?” tanya Indra. Sambil bicara, matanya sesekali melirik ke arah Henny. Mengawasi segala gerakan istri Dharma yang sexy itu. Gimana gak melirik Henny cuman pake bikini doang. Sepertinya dua suami istri muda ini tahu dengan kelebihan yang mereka miliki atas tubuh mereka. Sehingga tidak malu-malu untuk memamerkannya. Indra sendiri, meskipun tubuhnya tak kalah atletisnya dibandingkan Dharma, masih mikir-mikir untuk menggenakan cawat segitiga seminim yang dikenakan Dharma itu. Ia hanya berani menggenakan cawat segi empat menutupi selangkangannya, seperti saat ini.

“Udah ada setahun Ndra. Setelah menikah dengan Henny ya gue kerja di Jakarta sini,” sahut Dharma menerangkan.

“Hebat juga kamu ya Ndra. Jagoannya udah tiga,” kata Henny berkomentar.

“Mirna sih. Katanya dia pengen punya anak sekalian sekarang. Jadi setelah itu ia tidak direpotin lagi dengan urusan bikin anak. Katanya biar dia punya banyak waktu untuk mengurus tubuhnya,” sahut Indra menanggapi komentar Henny. Disempatkannya untuk melirik sepuasnya payudara Henny yang menantang itu.

“Bagus juga planningnya tuh Mas. Bisa ditiru,” kata Henny pada Dharma. Sang suami hanya tertawa mendengar kata-kata istrinya.

“Ndra, lo gak pernah ngumpul-ngumpul lagi ya sama teman-teman SMA dulu? Gue ama beberapa teman suka ngumpul loh,” kata Dharma.

“O, ya? Siapa aja?” tanya Indra. Tiba-tiba terbersit keinginannnya untuk bisa ngumpul-ngumpul lagi dengan teman-temannya dulu. Bernostalgia.

“Gue biasanya ngumpul berempat Ndra. Masih ingat gak si Ricky, Vito, Ferry, dan Kamal?”

“Masih dong. Kalo ngumpul lagi, gue diajak dong Dhar,” kata Indra.

“Boleh. Kenapa enggak?” kata Dharma.

“Ngomong-ngomong, istri elo kok gak ikut Ndra?” tanya Henny.

“Mana mau dia ikut ginian. Kerjaannya arisan-arisan mulu. Kalo gak arisan ya aerobik dengan teman-temannya yang centil-centil itu,” kata Indra.

“Ceritanya, elo suami merangkap baby sitter nih?” goda Dharma.

“Ya.. gitulah,” kata Indra manyun.

“Baru sekali ini lho, gue ketemu baby sitter yang sekekar elo,” kata Dharma lagi sambil terbahak.

Kata-kata Dharma membuat Indra mengamati tubuhnya sendiri.

“Ahh.. gue udah gak sekekar dulu lagi Dhar. Gue udah gak banyak waktu lagi buat olah raga. Paling sempatnya cuman fitness sekali seminggu. Kalo elo masih kekar banget. Masih rajin olah raga ya Dhar?” tanya Indra.

“Kalo dia sih, tiada hari tanpa olah raga Ndra,” celetuk Henny. Terlihat ia sangat bangga mengatakan itu. Siapa juga istri yang gak bangga kalo suaminya seganteng dan seatletis Dharma.

Ketika hari bernjak semakin gelap, akhirnya mereka bersepakat untuk makan malam bersama dulu sebelum kemudian berpisah untuk kembali ke rumah masing-masing. Sampai di rumah Indrapun harus mendengarkan segala omelan istrinya. Kepulangannya yang telat langsung menjadi bahan kecurigaan Mirna.

“Huh, pantes hobi bawa anak-anak berenang. Supaya bisa liat body-body mulus abg ya. Apa gak puas liat istri sendiri? Apa gue gak kurang mulus buat elo?” kata Mirna mengomeli suaminya. Kalo sudah begitu Indra hanya bisa diam. Ia paling malas untuk melawan atau membantah omelan istrinya.

Malamnya, diatas ranjang, meskipun tubuhnya dirasakannya capek sekali usai berenang siang tadi, mau gak mau Indra harus melayani istrinya yang punya nafsu gede itu. Sebenarnya, lebih tepat Indra bukan melayani istrinya, tapi membiarkan dirinya diperkosa oleh istrinya itu. Semalaman itu Mirna mengentoti kontol Indra dalam posisi Indra telentang dan Mirna tengkurap atau duduk diatas tubuh kekar Indra. Sambil menggenjotkan memeknya, semalaman itu juga Henny mengomeli Indra.

“Dasar suami gak tau dirihh.. hh… hhh… hhh… apa gak puas dengan memek gue hhh.. hhh…. Apa kurang sempit? hhh… hhh,” racau Mirna. Sementara pantatnya memompa terus dengan cepat tanpa henti.

Seperti itulah yang dialami Indra sejak lama. Karena itu sudah lama ia tak pernah merasakan nikmat saat mengentot dengan istrinya. Sedangkan untuk mencoba berselingkuh ia tak berani. Karenanya seringkali ia berfantasi sendiri dengan khayalannya. Terutama saat melihat tubuh-tubuh mulus para cewek di kolam renang. Termasuk juga istri Dharma, Henny, sempat menjadi fantasinya tadi.

III

Indra sedang serius memperhatikan angka-angka yang muncul di monitor komputernya. Indra bekerja menjadi akuntan internal sebuah bank swasta yang cukup prestisius di Indonesia. Sedang serius meneliti angka-angka itu, tiba-tiba ponselnya berdering. Ia langsung mengangkatnya. Terbaca nama Dharma di monitor ponselnya.

“Halo Dhar. Siang. Tumben nelpon gue nih,” kata Indra.

“Iya. Mau ngajak makan siang bareng. Gak makan siang nih?” tanya Dharma.

“Astaga. Ini udah jam istirahat ya. Sampai gak ingat gue,”

“Makanya, jangan keenakan kerja aja,” kata Dharma.

“Mau makan dimana nih rencananya?”

“Tadi gue nongontek anak-anak. Mereka sepakat ngajak makan bareng di Sizzler. Gimana? Bisa?”

“Bisa. Bisa. Gue punya waktu sampe jam 2 kok. Ini masih jam 12 kan. Jadi kita ketemu disana ya,” kata Indra kemudian menutup pembicaraan.

Di Sizzler kelima temannya sudah menanti. Indra merasa sangat senang bertemu dengan sahabat-sahabat lamanya itu. Mereka bernostalgia sambil makan bersama-sama.

“Asik juga kalo kita arung jeram bareng-bareng nih,” ajak Kamal.

“Iya. Bener. Asik juga tuh. Gimana? Kapan bisa direalisasikan?” tanya Ricky.

“Gue sih kapan aja ready,” sahut Vito.

“Mmm.. gue juga. Gue juga,” kata Dharma.

Ferry hanya mengangguk-angguk tanda mengiyakan bisa ikutan. Mulutnya penuh makanan sehingga membuatnya susah buat ngomong.

Semuanya sepakat untuk bisa kapan saja. Hanya tinggal Indra yang masih kebingungan. Gimana caranya bisa melepaskan diri sehari saja dari Mirna, istrinya yang menyebalkan itu.

“Entar deh, gue hubungi lagi,” kata Indra.

“Kenapa Ndra? Sibuk ngurusin anak?” goda Dharma nakal.

“Kayak gue gak punya anak aja,” kata Ferry menimpali.

“Makanya, jangan cepat-cepat punya anak,” sahut Kamal.

Indra hanya mesem. Godaan nakal Dharma membuatnya jadi malu hati. Akhirnya setelah terdiam beberapa lama Indra mengatakan siap untuk berangkat kapan saja. Saat makan siang bersama-sama dengan teman lamanya itu ia melupakan sejenak alasan apa yang harus dibuatnya untuk bisa pergi bersama teman-temannya ini. Namun setelah makan siang bersama usai, dan Indra kembali ke kantor, mulailah ia bingung untuk menciptakan alasan.

Sejak makan siang bareng pertama itu, keenam kawan lama itu jadi semakin sering makan siang bersama. Indra merasa seperti sebagian dirinya yang hilang telah kembali. Ia merasa sangat senang ngumpul-ngumpul bersama sahabat-sahabatnya itu.

Sambil makan bersama mereka suka nakal menggoda cewek-cewek yang mereka jumpai. Rasanya masa-masa ceria SMA dulu kembali lagi dirasakan Indra.

[BERSAMBUNG.......]

###

19 Gay Erotic Stories from Rangga2004

Aladin II : Pembalasan Jafar (1)

Pernikahan Aladin dengan Putri Jasmin menorehkan luka di hati Jafar. Setiap kali melihat pasangan pengantin baru itu bermesraan, hati Jafar terasa sangat perih. Keinginannya untuk bisa mempersunting Putri Jasmin kandas karena Aladin. Sejak pernikahan Aladin dan Putri Jasmin tak ada yang dipikirkan oleh Jafar selain bagaimana cara untuk memisahkan keduanya. Jafar mulai menyusun rencana untuk

Cerita Remaja, Part 1

BAB I PERKENALAN Siapa yang tak kenal Andre? Si cowok populer di SMU Dwi Warna. Tinggi, ganteng, atletis, ramah, kaya namun tidak sombong. Jabatannya banyak mulai dari Ketua OSIS, Komandan Paskriba, Ketua PMR, sampai Ketua Kelas pun dia pegang. Andre jago segala jenis olah raga yang ada di sekolah. Basket dia bisa, voli juga, sepak bola apalagi, renang top, dan, belum pernah ada yang sanggup

Cerita Remaja, Part 2

Setiba di rumahnya, Calvin tak mampu memandang wajah Andre saat menyuruhnya masuk. Ia takut Andre menyadari perbesaran ukuran kontolnya sepanjang perjalanan mereka. Andre sendiri kelihatan sangat cuek. Sepertinya ia tak menyadari apa yang terjadi dengan Calvin sepanjang perjalanan tadi. Seperti juga kemaren sore. Rumah Calvin terlihat sepi. Saat itu jam menunjukkan pukul 18.30 wib. Pada Andre,

Konsekuensi : Behind The Scene II (1)

Scene 01 Aditya memperhatikan layar atm. Senyumnya langsung mengembang. Saldo tabungan dollarnya bertambah lagi bulan ini. Ada transfer baru dalam jumlah yang cukup besar. Transfer yang Aditya tahu persis darimana datangnya. Darimana lagi kalo bukan dari Praha. Tepatnya dari International Male Video, produsen film porno yang pernah mengontrak Aditya untuk membintangi beberapa judul film

Suami-suami Metropolis I : Kisah Indra (1)

I Adalah Indra. Seorang suami baik hati. Saking baiknya, segala kemauan istrinya dituruti. Mirna, istri Indra, emang terkenal garang dan ceriwis. Segala urusan Indra diaturnya. Bila Indra tak mengikuti aturannya, maka Mirna akan betah untuk ngomelin suaminya itu seharian. Daripada pusing dengerin omelan istrinya yang bak radio rusak itu, Indra akhirnya lebih memilih untuk mengalah dan

Suami-suami Metropolis I : Kisah Indra (2)

IV “Mir, gue harus ke luar kota Jum’at depan. Mungkin baru pulang hari Minggu sore,” katanya dengan suara pelan pada istrinya yang sedang ngos-ngosan usai “memperkosanya”. “Mau ngapain emangnya?” tanya Mirna mendelik sewot. “Bos nyuruh gue ikutan out bond. Dengan temen-temen sekantor,” sahut Indra. Itulah alasan yang diciptakannya dalam beberapa minggu ini. “Apa gak bisa nolak?”

Suami-suami Metropolis II : Kisah Kamal (1)

I “Ouhhh… ahhhh…… ahhhhhh…….ahhhhhhhh………. goddhhhhhh…,” tubuh sintal Yayuk menggelepar. Kedua lengannya mengepit erat-erat punggung lebar berotot milik Yosep, laki-laki muda yang sedang menyenggamainya dengan liar. Jemari Yayuk mencakar punggung bersimbah keringat itu. Matanya terpejam. Selangkangannya ditekannya sekuat tenaga ke atas. Menyatukannya dengan selangkangan milik Yosep. “Ohhh..

Suami-suami Metropolis II : Kisah Kamal (1)

I “Ouhhh… ahhhh…… ahhhhhh…….ahhhhhhhh………. goddhhhhhh…,” tubuh sintal Yayuk menggelepar. Kedua lengannya mengepit erat-erat punggung lebar berotot milik Yosep, laki-laki muda yang sedang menyenggamainya dengan liar. Jemari Yayuk mencakar punggung bersimbah keringat itu. Matanya terpejam. Selangkangannya ditekannya sekuat tenaga ke atas. Menyatukannya dengan selangkangan milik Yosep. “Ohhh..

Suami-suami Metropolis II : Kisah Kamal (2)

III “Mas, gue pergi dulu ya,” kata Budi pamit pada Kamal. Ia terlihat rapi dengan setelan jean, kaos oblong, plus jaket kulit yang ngepas ditubuhnya yang ramping berotot. “Mo kemana kamu?” tanya Kamal yang sedang asik menonton siaran berita di televisi. “Biasa mas, ngapel ke rumah Fiona,” sahut Budi cengengesan. “Jangan kemalaman pulangnya,” pesan kamal. “Beres boss,” sahut Budi

Suami-suami Metropolis III : Kisah Luthfi dan Ferry (3)

VI “Kok kamu marah ke gue Rul?” tanya Luthfi tanpa merasa bersalah. “Pake nanya lagi kenapa gue marah. Kelakuan kamu itu yang bikin gue marah!” sahut Rully dengan suara tinggi. “Gak sopan banget kamu itu. Gini-gini grade gue jauh lebih tinggi dari kamu Luth,” Rully benar-benar berang. “Sabar Rul, sabar. Gue kirain kamu emang suka maen begituan, maka…,” kata-kata Luthfi terpotong karena

Suami-suami Metropolis III: Kisah Luthfi dan Ferry (1)

I Wajah Luthfi keruh saat keluar dari ruangan Pak Sujono, kepala bagian umum kantor tempatnya bekerja. Berjalan menuju basement gedung kantor ia terus terdiam. Rekan-rekan sekantornya yang menegur tak dihiraukannya. Termasuk Grace, sekretaris Kepala Cabang yang sexy. Padahal. Kalau suasana hatinya sedang senang, sekretaris ini tak pernah luput dari godaan mesumnya. Sehari tak ngobrol jorok

Suami-suami Metropolis III: Kisah Luthfi dan Ferry (2)

III Ferry membereskan berkas-berkas hasil pekerjaannya dan mengumpulkannya semua ke dalam satu map. Berkas-berkas itu adalah data-data keuangan dan kegiatan usaha kantor cabang yang sedang diperiksanya. Sebagai pemeriksa internal, setiap akhir tahun ia memang bertugas untuk memeriksa perkembangan usaha dan keuangan kantor cabang perusahaan mereka yang bergerak di bidang jasa konstruksi.

Suami-suami Metropolis IV : Cerita Yona (1)

I “Ohhhh… paaa.. pahh.. ohhh… ohhh… aku nyampe pahh.. ohh..,” aku mengerang keras. Seluruh tubuhku bergetar hebat. Orgasmeku meledak sudah. Sementara itu Hendra, suamiku, terus saja menggenjotkan pantatnya turun naik dengan cepat dan menghentak-hentak. Ia belum juga menyudahi aksinya mengentotiku. Padahal sudah hampir satu jam kami melakukan persenggamaan ini, tubuhku sudah dibolak-balik

Suami-suami Metropolis IV : Cerita Yona (2)

VII Berkali-kali aku dan Yasmin sudah orgasme. Namun suami-suami kami masih juga perkasa. Yah inilah akibat obat perangsang itu. Selama ini tidak pakai obat perangsang saja meraka sudah perkasa. Apalagi ditambah obat seperti ini. Tubuhku dan Yasmin sudah terasa remuk. Rasanya aku pengen segera menyudahinya. Namun kedua suami kami sepertinya masih ingin terus dan terus. akhirnya pada pukul

Suami-suami Metropolis V : Rahasia Hendra dan Vito (1)

I Hendra segera meninggalkan kantor setelah jam kerjanya usai. Istri tersayangnya, Yona, hari ini berulang tahun. Sesuai dengan pesan istrinya tadi pagi, ia harus pulang segera malam ini karena ada pesta kecil-kecilan yang akan diadakan nanti malam. Sepasang suami istri, sahabat istrinya akan datang juga untuk ikut merayakan ulang tahun istrinya malam ini. “Kok buru-buru sih pak? Mau

Suami-suami Metropolis V : Rahasia Hendra dan Vito (2)

V Yona dan Yasmin sudah sangat lelah. tubuh meraka terasa remuk dientoti oleh Vito dan Hendra tanpa henti. Sementara itu suami-suami mereka masih belum terpuaskan juga. masih ingin lagi dan lagi. “Udah mas, udah. Capek nih,” kata Yasmin menghiba pada Vito yang masih menggenjot memeknya. Padahal saat itu Hendra sudah berdiri di samping mereka minta gantian setelah dia berhasil mengalahkan

Suami-suami Metropolis V : Rahasia Hendra dan Vito (3)

VII Yasmin sudah tertidur lelap. Sementara itu, Yona merasa matanya berat. Meski sangat ingin menyaksikan juga bagaimana keperkasaan suaminya menggempur Vito, namun ia sudah tak sanggup lagi menahan kantuknya. Tak lama kemudian, Yona jatuh tertidur. Vito masih rebahan diatas tubuh Hendra. Entah mengapa Hendra merasa nyaman dalam posisi seperti itu bersama Vito. Apalagi setelah mengetahui

Suami-suami Metropolis VI : Cerita Merry (1)

I Sebenarnya aku sangat malu menceritakan hal ini. Karena apa yang akan kuceritakan nantinya adalah aib bagi diriku. Selama ini cerita itu aku simpan saja di batinku yang membuatku akhirnya jadi tertekan batin seperti ini. Aku tak tahu harus bagaimana. Aku benar-benar bingung. Sebelumnya kuperkenalkan dulu diriku. Namaku Merry. Usiaku dua puluh empat tahun. Aku menikah pada usia dua puluh

Suami-suami Metropolis VI : Cerita Merry (2)

III Aku benar-benar tak habis pikir mengapa mereka bisa melakukannya. Kok bisa-bisanya suami melakukan sodomi pada Darwin dan keponakanku itu bersedia. Malah kulihat dia sangat menikmatinya. Apa tuh bocah gak kesakitan lobang pantatnya diobok-obok kontol suamiku yang gemuk panjang bak timun itu? Kepalaku jadi pusing. Tapi meski begitu aku tetap terus mengintip apa yang mereka lakukan. Aku

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story