Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Suami-suami Metropolis I : Kisah Indra (2)

by Rangga2004


IV

“Mir, gue harus ke luar kota Jum’at depan. Mungkin baru pulang hari Minggu sore,” katanya dengan suara pelan pada istrinya yang sedang ngos-ngosan usai “memperkosanya”.

“Mau ngapain emangnya?” tanya Mirna mendelik sewot.

“Bos nyuruh gue ikutan out bond. Dengan temen-temen sekantor,” sahut Indra. Itulah alasan yang diciptakannya dalam beberapa minggu ini.

“Apa gak bisa nolak?” tanya Mirna.

“Gak bisa Mir. Entar bahaya dengan karir gue,” sahut Indra.

“Karir, karir. Huh. Perasaan elo gitu-gitu aja. Gaji gak naek-naek,” omel Mirna. Omelan itu bersambung terus dan terus, hingga Indra terlelap karena tak kuasa menahan kantuknya. Kata-kata Mirna tak lagi didengarnya.

Meski ngomel, Mirna mengijinkan juga Indra pergi dengan alasan mengikuti kegiatan out bond. Mana mau dia Indra sampai kehilangan pekerjaan hanya gara-gara tak diijinkannya pergi. Kalau Indra sampai berhenti kerja bagaimana dia bisa memenuhi kebutuhan hura-huranya yang banyak memakan biaya itu.

Jum’at sore Indra sudah ngumpul dengan teman-teman lamanya bersiap-siap berangkat untuk melakukan arung jeram bareng-bareng. Kamal yang paling doyan arung jeram punya peralatan banyak yang bisa dipinjamkan pada Indra. Berenam mereka berangkat dengan mobil milik Vito.

“Enak kalo bawa cewek ya,” kata Ferry nyeletuk. Indra mesem. Tawaran Ferry menggoda juga.

“Gak mungkin Fer. Kita bawa orang alim,” kata Dharma. Ia melirik pada Indra. Teman-temannya tertawa.

“Kalo mau bawa cewek ya bawa aja. Gue gak papa kok,” kata Indra.

“Hehehe. Jangan diambil hati Ndra. Si Ferry becanda kok. Sampai disana gak akan ada yang bakalan mikirin cewek deh,” kata Kamal. Ia tersenyum. Teman-teman Indra yang lain juga tersenyum. Indra tak mengerti artinya. Yang dipahaminya adalah mungkin karena asik dengan arung jeram maka mereka tak ada waktu untuk memikirkan cewek. Mereka semua akan hanyut dengan arung jeram yang menegangkan.

Di aliran sungai yang digunakan sebagai jalur arung jeram sudah berdiri dua tenda saat mereka tiba. Rupanya ada dua rombongan arung jeram lainnya selain mereka. Indra dan rombongan segera mendirikan tenda. Tenda mereka didirikan jauh dari dua tenda yang ada. Hampir berjarak seratus meter.

“Lebih enak disini. Kita jadi dapat aliran air yang terlebih dahulu dari mereka. Jadi airnya masih jernih dan bersih untuk digunakan minum,” kata Dharma menerangkan pada Indra saat ia bertanya kenapa tenda mereka harus didirikan jauh dari dua tenda yang lain.

Jawaban Dharma cukup beralasan buat Indra. Dan memang mereka menggunakan air sungai itu sebagai air minum dan untuk memasak mi instan.

Sorenya mereka mulai bersiap-siap untuk melakukan arung jeram. Segala peralatan mereka bawa bersama-sama. Indra benar-benar merasa terbebas dari himpitan beban pikirannya selama ini. Ia berteriak-teriak saat mereka melaju di aliran air yang deras. Ia tertawa-tawa lepas. Segala prilaku istri dan kerepotannya mengurus anak selama ini terlupakan. Yang ada hanya perasaan bebas. Sebebas-bebasnya.

“Seneng banget Ndra,” komentar Dharma saat mereka tiba di aliran air yang tenang dan sama-sama mendayung menuju tepi sungai.

“Seru banget Dhar. Gue rasanya bebas. Gue mau sering-sering begini,” kata Indra.

“Kalo elo mau, boleh aja kita sering-sering begini. Gue emang doyannya arung jeram begini Ndra,” kata Kamal.

“Si Kamal sih, segala olah raga penuh tantangan dia hobi. Nyawanya banyak kayaknya,” kata Vito.

“Nafsunya juga banyak,” celetuk Ricky. Lalu mereka tertawa ramai-ramai.

Sesampainya di tepi mereka segera mengangkat boat karet ke atas tanah. Masing-masing berbaring di atas tanah. Kelelahan. Seluruh pakaian mereka basah kuyup. Langit mulai beranjak gelap.

“Kayaknya cuman kita yang berarung jeram sore ini. Rombongan yang dua itu kayaknya enggak ya,” celetuk Ricky lewat lima belas menit mereka berbaring di tanah melepas lelah.

“Kayaknya iya,” sahut Dharma.

“Kenapa emang?” tanya Vito.

“Gak papa. Gue pengen buka baju aja. Basah semua nih. Kalo cuman kita-kita aja kan gak ada masalah,” jawab Ricky. Ia segera melepaskan pakaiannya lalu pakaian basah itu diperasnya dan diletakkannya di atas tanah.

“Bener juga si Ricky,” sahut Kamal. Ia mengikuti apa yang dilakukan Ricky. Yang lain juga ikutan. Hanya Indra saja yang belum melakukan. Ia memandangi saja kelima temannya itu.

Kelima temannya itu dengan cuek melepaskan seluruh pakaian mereka. Tanpa malu, kelimanya sudah bertelanjang bulat. Indra merasa jengah melihat kelima temannya yang telanjang bulat seperti itu. Mau tak mau matanya melihat jelas kontol-kontol sahabatnya yang menggantung bebas dihiasi jembut lebat di selangkangan mereka. Tanpa disuruh, pelajaran geometri segera muncul dibenaknya. Kepalanya sibuk mengira-ngira ukuran kontol teman-temannya itu. Kesimpulan akhirnya, kontol kelima temannya itu besar-besar semuanya. Sama seperti kontolnya yang juga besar. Kontol yang membuat Mirna istrinya tergila-gila ngentot dengannya selalu.

“Gak buka baju Ndra. Baju elo kan basah juga,” Kata Kamal.

“Iya Ndra. Kita pada mau mandi nih. Elo gak mandi?” tanya Dharma.

Sebentar kemudian kelima temannya iutu sudah asik mencebur ke dalam sungai. Langit gelap bercampur merah terlihat indah di cakrawala. Hari sudah Maghrib.

“Ayo Ndra. Ngapain juga bengong disitu,” ajak Vito.

Indra berpikir sejenak, akhirnya kemudian iapun mulai melepaskan seluruh pakaiannnya. Setelah ikut menjemurnya dengan pakaian milik teman-temannnya yang lain, iapun langsung menceburkan tubuhnya yang telanjang bulat ke dalam sungai.

V

“Gue kirain elo malu telanjang dihadapan kita-kita Ndra,” kata Dharma.

“Lho? Kenapa musti malu?” tanya Indra bingung.

“Gue kirain elo malu karena ukuran kontol kita yang gede. Takut gak sebanding gitu. Hehehe. Rupanya elo punya juga gak beda ama terong ungu ukurannya,” sambung Dharma terbahak.

Indra mesem mendengar kata-kata Dharma. Diliriknya kontolnya. Selama ini ia memang tak pernah memperhatikan perkakas pusakanya itu. Apa yang dikatakan Dharma benar rupanya. Kontolnya emang gede, mirip-mirip dengan ukuran terong ungu yang suka dimasak Mirna istrinya.

“Hehehe. Perhatian banget elo sama kontol gue,” kata Indra setelah yakin dengan ukuran kontolnya.

“Ya iyalah. Si Dharma emang perhatian sama kontol yang punya ukuran diatas rata-rata Ndra,” celetuk Kamal.

“Ngawur. Ngapain juga perhatian sama kontol orang,” kata Indra. Ia sibuk menggosok tubuhnya dengan air sungai.

“Kontol gede soalnya bisa memberi kenikmatan Ndra,” kata Dharma.

“Bener lo Dhar. Kontol gede bisa bikin istri kita jadi maniak,” sahut Indra membenarkan. Ia tak memahami arah pembicaraan Dharma. Ia tak menyadari bahwa saat itu Dharma sedang menatap serius ke arahnya. Bukan hanya Dharma, teman-temannya yang lain juga.

“Bisa memberikan kenikmatan buat kita Ndra,” kata Dharma kemudian. Terdengar tegas nada suaranya.

Kata-kata Dharma mengangetkan Indra. Ia mengangkat wajahnya kemudian memandang ke arah Dharma. Indra kaget melihat Dharma ternyata sedang menatapnya dengan tatapan yang aneh. Yang membuatnya semakin kaget dilihatnya temannya itu sedang asik meremas-remas kontolnya sendiri yang mulai bergerak semakin besar. Saat matanya memutar ke arah teman-temannya yang lain, ia terhenak. Semua temannya sedang menatap lurus ke arahnya sambil meremas-remas kontol seperti Dharma. Dan kini, Indra dikelilingi oleh kelima temannya yang telanjang bulat dengan kontol mereka yang gemuk dan panjang mengacung keras.

“Kalian kenapa?” tanya Indra bingung.

“Kita pengen ngajak elo merasakan nikmatnya kontol Ndra,” kata Kamal. Kelima temannya berjalan mendekat ke Indra.

“Ngawur. Apa-apaan sih. Jangan bercanda dong,” kata Indra. Tiba-tiba ia merinding melihat kelakuan teman-temannya itu.

Kelima temannya mengapitnya rapat berkeliling. Tangan mereka mengelus-elus tubuh Indra tak ketinggalan kontolnya.

“Jangan dong. Gue geli nih,” kata Indra lirih. Darahnya berdesir. Elusan teman-temannya itu tak urung membuatnya terangsang.

“Elo pernah maen kontol Ndra?” bisik Kamal lirih di telinga Indra.

“Ngelus-elus kontol Ndra,” bisik Dharma di telinga yang lain. Bisikan kedua temannya itu membuatnya jengah.

“Elo suka ngisep kontol Ndra?” bisik Kamal lagi. “Gue suka. Suka banget,” sambung Kamal.

“Gue juga suka. Mau liat Ndra? Lo mau liat gue ngisep kontol Vito?” kata Ricky yang berdiri tepat didepannya. Tanpa mendapat jawaban dari Indra Ricky langsung menunduk, mulutnya langsung menerkam kontol Vito. Indra kaget. dengan lahap Ricky mengulum kontol Vito. Terlihat sangat menikmati, seperti apa yang dilakukan Mirna saat mengulum kontolnya.

Indra semakin merinding. Ferry dilihatnya juga mulai membungkuk. Kontol Dharma langsung dilumatnya. “Ini gak bener,” katanya dengan suara parau. Kontoil Indra mulai membesar. Suasana sekitanya entah mengapa bisa membangkitkan birahinya.

“Apa yang gak bener Ndra? Kontol elo ini yang gak bener?” bisik Kamal. Tangannya mengurut-urut batang kontol Indra. Indra merasa anah, tapi ia merasa enak diperlakukan Kamal seperti itu. Akhirnya Indra tak perduli lagi dengan perasaan jengahnya. Ia tak perduli saat Kamal kemudian membungkuk ke selangkangannya. Ia tak perduli saat kontolnya dengan sukses masuk ke dalam mulut Kamal.

VI

Indra tak tahu setan apa yang merasuk dalam jiwanya. Ia tak lagi bisa mengontrol diri. Ia merasa terbuai dengan oral yang dilakukan oleh temannya di kontolnya. Bak raja, kini Indra duduk mengangkang diatas sebongkah batu besar di dalam sungai. Satu per satu teman-temannya melakukan oral padanya, bergiliran. Tak ada lagi jengah, tak ada lagi risih. Yang ada Indra merinding karena terbakar birahi yang mengelora.

Teman-temannya yang sama-sama lelaki seperti dirinya, dan juga sama-sama memiliki istri sepertinya terlihat sangat biasa saat mengoralnya. Seperti bukan melakukan hal yang aneh. Seperti sangat biasa mereka memain-mainkan kontol laki-laki lain dalam mulut mereka. Sepertinya sangat biasa buat mereka mengisap kepala kontol laki-laki lain dalam mulut mereka. Tiba-tiba kata-kata Kamal saat diperjalanan tadi, terngiang di benak Indra. Kata-kata Kamal tentang mereka tidak akan memikirkan cewek nantinya. Rupanya inilah maksud kata-kata Kamal itu, pikir Indra.

Menit-menit berlalu. Indra mengerang. Indra menggelinjang. Ia merasa spermanya akan segera tumpah. Didorngnya kepala Ferry yang sedang berputar-putar diselangkangannya, maksudnya meminta Ferry untuk melepaskan lumatan mulutnya di kontol Indra. Tapi sahabatnya itu malah memegang kuat-kuat pinggang Indra. Mulutnya tak mau dilepaskannya dari kontol Indra. Akhirnya Indra tak kuasa lagi menyemburkan spermanya. Tumpah ruang spermanya menyembur dalam mulut Ferry. Indra kelojotan. Tubuhnya keringatan. Semakin kelojotan karena mulut Ferry yang malakukan sedotan kuat-kuat di kepala kontolnya. Semuanya spermanya dikuras oleh Ferry dengan mulutnya.

“Hahh.. hahh… hahh… ahhh..,” Indra tersengal-sengal oleh perbuatan Ferry. Setelah tak ada lagi semburan sperma Indra, Ferry melepaskan kontol Indra. Ia kemudian bangkit memandangi Indra. Dengan cuek, didepan mata Indra, Ferry menelan seluruh sperma Indra yang ada dimulutnya. Indra kaget luar biasa.

“Gila lu Fer, itu sperma gue,” kata Indra lirih.

“Emang kenapa? Enak banget Ndra sperma elo. Gurih,” sahut Ferry tertawa.

Dibawah gelapanya malam di tepi sungai itu untuk pertama kalinya Indra menyaksikan bagaimana seluruh temannya itu satu persatu saling menelan sperma tanpa merasa jijik atau risih. Dan dibawah gelapnya malam itu juga untuk pertama kali Indra melakukan oral pada kontol laki-laki. Awalnya ia menolak keras saat teman-temannya memintanya untuk melakukan oral pada mereka. Namun kemudian ia tak bisa berbuat apa-apa saat teman-temannya memaksanya telentang di tanah dengan kedua tangan dan kaki dipegangi. Dengan pasrah ia harus menerima satu persatu kontol kawannya itu mengentoti mulutnya.

Akhirnya mau tak mau Indrapun harus merasakan menelan sperma juga. Saat mereka orgasme, mereka memperlakukan mulut Indra bak memek saja layaknya. Kontol mereka benamkan dalam-dalam hingga menembus kerongkongan Indra. Akhirnya semburan sperma mereka dengan lancar menembus kerongkongan Indra dan tertelan olehnya.

VII

Indra terbangun keesokan paginya. Ia merasa risih menyadari bahwa tubuhnya yang kekar dalam keadaan telanjang bulat sedang berdempetan dengan tubuh teman-temannya yang juga telanjang bulat. Segera diambilnya pakaiannya dari ransel yang dibawanya. Dengan terburu-buru ia kenakan kaos oblong dan celana pendek yang ditemukannya dari ransel. Kemudian ia segera keluar dari tenda.

Didepan api unggun yang masih membara ia duduk merenung. Perlahan-lahan memorinya membawanya pada apa yang terjadi padanya semalam. Berenam dengan tubuh kelelahan mereka mengusung ban arung jeram kembali ke tenda mereka. Ia teringat juga sebab mereka menjadi kelelahan. Mereka telah berpesta oral kontol semalam. Teringat pula bagaimana kontol-kontol besar temannya sudah memasuki mulutnya. Ia teringat bagaimana sperma mereka berlima juga sudah tertelan olehnya dan masuk dalam lambungnya. Mendadadak Indra merasa mual dan pengen muntah. Namun tak ada muntahan yang keluar dari mulutnya.

Tiba-tiba ada yang menepuk punggungnya. “Kenapa Ndra? Hamil?” tanya suara itu. Indra menoleh, tatapan cengengesan Dharma menyambutnya.

“Gue aja yang udah banyak nelan sperma gak hamil-hamil. Elo baru seklai juga, masak langsung hamil,” sambung Dharma lagi.

“Elo semua gila. Elo semua sengaja menjebak gue. Apalagi yang elo semua pengen lakukan ke gue habis ini? Apalagi? Ngentot kan? Ngentot kan?!” kata Indra dengan suara keras. Ia merasa kesl.

“Ssttt.. jangan keras-keras Ndra. Santai aja. Kok elo tau sih kalo hari ini kita punya rencana ngentot dengan elo? Elo udah ngebayanginnya sejak tadi?” tanya Dharma santai.

“Dasar gila. Gue mau pulang sekarang,”

“Mau pulang? Kenapa Ndra udah rindu istri? Udah gak tahan pengen berlindung di ketek istri elo? Pulang sana! Pulang!” kata Dharma membentak.

Indra kaget diejek seperti oleh Dharma. “Apa maksud elo?” tanya Indra menantang.

“Gue tau Ndra. Gue tau kalo elo selama ini tertekan dengan istri elo. Sebagai temen, gue merasa sedih melihat elo jadi pecundang bagi istri elo. Itu makanya gue ajak teman-teman untuk bisa merubah elo. Kita berlima Ndra gak mau jadi pecundang istri kita. Kita berlima pengen bebas ngelakuin apa yang kita suka. Kita berlima pengen ngesex dengan siapa yang kita suka. Dengan siapa saja. Segala macam cewek udah kita cobain Ndra. Lalu tiba-tiba Kamal menawarkan suatu yang lain. Dia nawarin kita negsex sejenis. Awalnya kita juga menolak. Namun ternyata apa yang ditawarkan Kamal sangat nikmat. Selama ini kita gak tau. Kamal sudah selangkah lebih maju dari kita. Dia sudah melakukannya sejak lajang. Itulah makanya kita melakukan hal ini. Bukan karena gue dan teman-teman gay sejak awal. Bukan. Kita hanya sekadar memuaskan nafsu kita sesuka kita. Itu saja,” kata Dharma menerangkan panjang lebar.

Indra gak tau mau ngomong apalagi. Entah kenapa kata-kata Dharma seperti menghipnotisnya. Tiba-tiba dalam hatinya ia mengakui, bahwa meskipun ia menolak apa yang dilakukan teman-temannya semalam, namun sesungguhnya ia menikmati juga. Ia sadar bahwa orgasmenya dalam mulut Ferry semalam sangat berbeda. Ia merasa bebas. Selama ini ia merasa tertekan saat orgasme dalam memek Mirna. Ia tak pernah merasa puas. Ia memandangi Dharma.

“Gue bingung Dhar,” katanya pelan.

“Gak usah bingung Ndra. Enjoy aja. Yang enting elo nikmat dan terpuaskan. Itu aja,”

“Lo bener Dhar, gue selama ini memang mencari kepuasan. Gue gak pernah memperoleh itu saat ngentot dengan istri gue. Selalu perasaan gue tertekan,”

“Lo gak akan merasa tertekan lagi. Lo akan sangat terpuaskan. Bayangkan, elo melakukannya dengan laki-laki Ndra. Coba kalo istri elo tau. Dia pasti marah banget. Bayangkan, elo bisa ngentot dengan orang yang bisa bikin istri elo marah luar biasa. Gimana gak puas Ndra. Sedangkan dengan cewek aja istri elo bakal nyumpahin elo. Ini dengan laki-laki, kalo dia tau elo bisa dibunuhnya kan. Hehehe. Dan elo bisa melakukannya. Sesuka elo malah,” kata-kata Dharma membius.

Indrapun terpengaruh. Dharma berhasil membiusnya dengan kata-kata. Perasaan tertekannya pada istrinya membuat akal sehatnya sirna. Meskipun awalnya merasa aneh, namun akhirnya Indra kalah juga dengan godaan Dharma yang mencumbunya. Indra mengerang penuh kenikmatan saat lidah Dharma menjelajahi kulit tubuhnya.

Untuk pertama kalinya Indra merasakan bagaimana menyetubuhi orang lain selain Mirna istrinya. Dan orang pertama itu adalah Dharma. Mereka melakukannya di alam terbuka dekat api unggun. Saat teman-teman mereka terbangun, mereka melihat bagaimana Dharma dan Indra sedang asik memacu birahi berdua. Mereka bersenggama tanpa melepaskan pakaian. Hanya celana saja yang mereka turunkan sebatas paha.

Dharma duduk dalam pangkuan Indra. Pantatnya bergerak-gerak naik turun dengan lembut mengeluar masukkan kontol gemuk panjang milik Indra dalam lobang pantatnya. Indra merem melek keenakan sambil meremas-remas tubuh kekar atletis milik sahabatnya itu.

Sejak sabtu pagi hingga minggu sore keesokan harinya, Indra menjadi primadona teman-temannya. Masing-masing ingin berkesempatan mencicipi kontol Indra menganal mereka. Tak cukup sampai disitu. Indrapun harus merelakan saat teman-temannya juga ingin mencicipi lobang pantatnya yang masih perjaka itu. Dan Dharma mendapat kehormatan dari teman-temannya untuk yang pertama kali mengentoti lobang pantat Indra yang perjaka itu.

Disaksikan oleh teman-teman mereka, Dharma melakukan prosesi sodomi coblos perjaka Indra itu dengan penuh kelembutan. Keduanya ibarat pengantin baru yang sedang memadu cinta saja. Kontol Dharma menusuk-nusuk perlahan namun dalam di lobang pantat Indra. Sambil menggenjot, Dharma membelai rambut Indra yang basah dengan penuh kasih sayang. Sesekali ia tersenyum mesra pada sahabatnya itu. Indra benar-benar terbuai dengan perlakuan Dharma saat menyenggamainya itu. Ia mengerang-erang oleh deraan rasa sakit dan rasa nikmat yang menghinggapinya bersamaan. Setelah lima belas menit kemudian, Indrapun orgasme. Spermanya menyembur deras dalam jumlah yang banyak saat Dharma masih menggobok-obok lobang pantatnya dengan penuh kelembutan.

[TAMAT]

###

19 Gay Erotic Stories from Rangga2004

Aladin II : Pembalasan Jafar (1)

Pernikahan Aladin dengan Putri Jasmin menorehkan luka di hati Jafar. Setiap kali melihat pasangan pengantin baru itu bermesraan, hati Jafar terasa sangat perih. Keinginannya untuk bisa mempersunting Putri Jasmin kandas karena Aladin. Sejak pernikahan Aladin dan Putri Jasmin tak ada yang dipikirkan oleh Jafar selain bagaimana cara untuk memisahkan keduanya. Jafar mulai menyusun rencana untuk

Cerita Remaja, Part 1

BAB I PERKENALAN Siapa yang tak kenal Andre? Si cowok populer di SMU Dwi Warna. Tinggi, ganteng, atletis, ramah, kaya namun tidak sombong. Jabatannya banyak mulai dari Ketua OSIS, Komandan Paskriba, Ketua PMR, sampai Ketua Kelas pun dia pegang. Andre jago segala jenis olah raga yang ada di sekolah. Basket dia bisa, voli juga, sepak bola apalagi, renang top, dan, belum pernah ada yang sanggup

Cerita Remaja, Part 2

Setiba di rumahnya, Calvin tak mampu memandang wajah Andre saat menyuruhnya masuk. Ia takut Andre menyadari perbesaran ukuran kontolnya sepanjang perjalanan mereka. Andre sendiri kelihatan sangat cuek. Sepertinya ia tak menyadari apa yang terjadi dengan Calvin sepanjang perjalanan tadi. Seperti juga kemaren sore. Rumah Calvin terlihat sepi. Saat itu jam menunjukkan pukul 18.30 wib. Pada Andre,

Konsekuensi : Behind The Scene II (1)

Scene 01 Aditya memperhatikan layar atm. Senyumnya langsung mengembang. Saldo tabungan dollarnya bertambah lagi bulan ini. Ada transfer baru dalam jumlah yang cukup besar. Transfer yang Aditya tahu persis darimana datangnya. Darimana lagi kalo bukan dari Praha. Tepatnya dari International Male Video, produsen film porno yang pernah mengontrak Aditya untuk membintangi beberapa judul film

Suami-suami Metropolis I : Kisah Indra (1)

I Adalah Indra. Seorang suami baik hati. Saking baiknya, segala kemauan istrinya dituruti. Mirna, istri Indra, emang terkenal garang dan ceriwis. Segala urusan Indra diaturnya. Bila Indra tak mengikuti aturannya, maka Mirna akan betah untuk ngomelin suaminya itu seharian. Daripada pusing dengerin omelan istrinya yang bak radio rusak itu, Indra akhirnya lebih memilih untuk mengalah dan

Suami-suami Metropolis I : Kisah Indra (2)

IV “Mir, gue harus ke luar kota Jum’at depan. Mungkin baru pulang hari Minggu sore,” katanya dengan suara pelan pada istrinya yang sedang ngos-ngosan usai “memperkosanya”. “Mau ngapain emangnya?” tanya Mirna mendelik sewot. “Bos nyuruh gue ikutan out bond. Dengan temen-temen sekantor,” sahut Indra. Itulah alasan yang diciptakannya dalam beberapa minggu ini. “Apa gak bisa nolak?”

Suami-suami Metropolis II : Kisah Kamal (1)

I “Ouhhh… ahhhh…… ahhhhhh…….ahhhhhhhh………. goddhhhhhh…,” tubuh sintal Yayuk menggelepar. Kedua lengannya mengepit erat-erat punggung lebar berotot milik Yosep, laki-laki muda yang sedang menyenggamainya dengan liar. Jemari Yayuk mencakar punggung bersimbah keringat itu. Matanya terpejam. Selangkangannya ditekannya sekuat tenaga ke atas. Menyatukannya dengan selangkangan milik Yosep. “Ohhh..

Suami-suami Metropolis II : Kisah Kamal (1)

I “Ouhhh… ahhhh…… ahhhhhh…….ahhhhhhhh………. goddhhhhhh…,” tubuh sintal Yayuk menggelepar. Kedua lengannya mengepit erat-erat punggung lebar berotot milik Yosep, laki-laki muda yang sedang menyenggamainya dengan liar. Jemari Yayuk mencakar punggung bersimbah keringat itu. Matanya terpejam. Selangkangannya ditekannya sekuat tenaga ke atas. Menyatukannya dengan selangkangan milik Yosep. “Ohhh..

Suami-suami Metropolis II : Kisah Kamal (2)

III “Mas, gue pergi dulu ya,” kata Budi pamit pada Kamal. Ia terlihat rapi dengan setelan jean, kaos oblong, plus jaket kulit yang ngepas ditubuhnya yang ramping berotot. “Mo kemana kamu?” tanya Kamal yang sedang asik menonton siaran berita di televisi. “Biasa mas, ngapel ke rumah Fiona,” sahut Budi cengengesan. “Jangan kemalaman pulangnya,” pesan kamal. “Beres boss,” sahut Budi

Suami-suami Metropolis III : Kisah Luthfi dan Ferry (3)

VI “Kok kamu marah ke gue Rul?” tanya Luthfi tanpa merasa bersalah. “Pake nanya lagi kenapa gue marah. Kelakuan kamu itu yang bikin gue marah!” sahut Rully dengan suara tinggi. “Gak sopan banget kamu itu. Gini-gini grade gue jauh lebih tinggi dari kamu Luth,” Rully benar-benar berang. “Sabar Rul, sabar. Gue kirain kamu emang suka maen begituan, maka…,” kata-kata Luthfi terpotong karena

Suami-suami Metropolis III: Kisah Luthfi dan Ferry (1)

I Wajah Luthfi keruh saat keluar dari ruangan Pak Sujono, kepala bagian umum kantor tempatnya bekerja. Berjalan menuju basement gedung kantor ia terus terdiam. Rekan-rekan sekantornya yang menegur tak dihiraukannya. Termasuk Grace, sekretaris Kepala Cabang yang sexy. Padahal. Kalau suasana hatinya sedang senang, sekretaris ini tak pernah luput dari godaan mesumnya. Sehari tak ngobrol jorok

Suami-suami Metropolis III: Kisah Luthfi dan Ferry (2)

III Ferry membereskan berkas-berkas hasil pekerjaannya dan mengumpulkannya semua ke dalam satu map. Berkas-berkas itu adalah data-data keuangan dan kegiatan usaha kantor cabang yang sedang diperiksanya. Sebagai pemeriksa internal, setiap akhir tahun ia memang bertugas untuk memeriksa perkembangan usaha dan keuangan kantor cabang perusahaan mereka yang bergerak di bidang jasa konstruksi.

Suami-suami Metropolis IV : Cerita Yona (1)

I “Ohhhh… paaa.. pahh.. ohhh… ohhh… aku nyampe pahh.. ohh..,” aku mengerang keras. Seluruh tubuhku bergetar hebat. Orgasmeku meledak sudah. Sementara itu Hendra, suamiku, terus saja menggenjotkan pantatnya turun naik dengan cepat dan menghentak-hentak. Ia belum juga menyudahi aksinya mengentotiku. Padahal sudah hampir satu jam kami melakukan persenggamaan ini, tubuhku sudah dibolak-balik

Suami-suami Metropolis IV : Cerita Yona (2)

VII Berkali-kali aku dan Yasmin sudah orgasme. Namun suami-suami kami masih juga perkasa. Yah inilah akibat obat perangsang itu. Selama ini tidak pakai obat perangsang saja meraka sudah perkasa. Apalagi ditambah obat seperti ini. Tubuhku dan Yasmin sudah terasa remuk. Rasanya aku pengen segera menyudahinya. Namun kedua suami kami sepertinya masih ingin terus dan terus. akhirnya pada pukul

Suami-suami Metropolis V : Rahasia Hendra dan Vito (1)

I Hendra segera meninggalkan kantor setelah jam kerjanya usai. Istri tersayangnya, Yona, hari ini berulang tahun. Sesuai dengan pesan istrinya tadi pagi, ia harus pulang segera malam ini karena ada pesta kecil-kecilan yang akan diadakan nanti malam. Sepasang suami istri, sahabat istrinya akan datang juga untuk ikut merayakan ulang tahun istrinya malam ini. “Kok buru-buru sih pak? Mau

Suami-suami Metropolis V : Rahasia Hendra dan Vito (2)

V Yona dan Yasmin sudah sangat lelah. tubuh meraka terasa remuk dientoti oleh Vito dan Hendra tanpa henti. Sementara itu suami-suami mereka masih belum terpuaskan juga. masih ingin lagi dan lagi. “Udah mas, udah. Capek nih,” kata Yasmin menghiba pada Vito yang masih menggenjot memeknya. Padahal saat itu Hendra sudah berdiri di samping mereka minta gantian setelah dia berhasil mengalahkan

Suami-suami Metropolis V : Rahasia Hendra dan Vito (3)

VII Yasmin sudah tertidur lelap. Sementara itu, Yona merasa matanya berat. Meski sangat ingin menyaksikan juga bagaimana keperkasaan suaminya menggempur Vito, namun ia sudah tak sanggup lagi menahan kantuknya. Tak lama kemudian, Yona jatuh tertidur. Vito masih rebahan diatas tubuh Hendra. Entah mengapa Hendra merasa nyaman dalam posisi seperti itu bersama Vito. Apalagi setelah mengetahui

Suami-suami Metropolis VI : Cerita Merry (1)

I Sebenarnya aku sangat malu menceritakan hal ini. Karena apa yang akan kuceritakan nantinya adalah aib bagi diriku. Selama ini cerita itu aku simpan saja di batinku yang membuatku akhirnya jadi tertekan batin seperti ini. Aku tak tahu harus bagaimana. Aku benar-benar bingung. Sebelumnya kuperkenalkan dulu diriku. Namaku Merry. Usiaku dua puluh empat tahun. Aku menikah pada usia dua puluh

Suami-suami Metropolis VI : Cerita Merry (2)

III Aku benar-benar tak habis pikir mengapa mereka bisa melakukannya. Kok bisa-bisanya suami melakukan sodomi pada Darwin dan keponakanku itu bersedia. Malah kulihat dia sangat menikmatinya. Apa tuh bocah gak kesakitan lobang pantatnya diobok-obok kontol suamiku yang gemuk panjang bak timun itu? Kepalaku jadi pusing. Tapi meski begitu aku tetap terus mengintip apa yang mereka lakukan. Aku

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story