Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Suami-suami Metropolis II : Kisah Kamal (1)

by Rangga2004


I

“Ouhhh… ahhhh…… ahhhhhh…….ahhhhhhhh………. goddhhhhhh…,” tubuh sintal Yayuk menggelepar. Kedua lengannya mengepit erat-erat punggung lebar berotot milik Yosep, laki-laki muda yang sedang menyenggamainya dengan liar. Jemari Yayuk mencakar punggung bersimbah keringat itu. Matanya terpejam. Selangkangannya ditekannya sekuat tenaga ke atas. Menyatukannya dengan selangkangan milik Yosep.

“Ohhh.. ohhh… ohhh.. ohh..,” erang Yosep diantara hentakan pantatnya yang keras dan cepat. Meski tubuh Yayuk yang bersimbah keringat itu sudah terbaring lemas tak berdaya, usai orgasmenya yang kelima, Yosep tak peduli. Ia terus berpacu menggapai puncak kenikmatan yang belum juga diraihnya. Kontolnya terus bergerak keluar masuk memek Yayuk dengan buas. Memek Yayuk yang sudah becek karena sudah lima kali orgasme, membuat Yosep semakin mudah melakukan aksinya menggagahi Yayuk.

Ceprot.. ceprot.. ceprot.. ceprott.. suara gesekan kontol milik sang lelaki muda di memek Yayuk terdengar keras. Suara itu semakin membakar birahi lelaki itu. Pantatnya bergerak semakin cepat. Mulutnya mencari-cari mulut Yayuk untuk kemudian melumatnya dengan penuh nafsu.

Akhirnya usaha keras lelaki muda itu membuahkan hasil juga. Kontolnya yang gemuk panjang dirasakannya berdenyut-denyut. Spermanya bergerak cepat menuju lobang kencingnya. Sesaat kemudian tubuhnya yang ramping berotot itu mengejang. Pantatnya menekan kuat, membenamkan dalam-dalam kontolnya hingga mentok di rongga memek Yayuk. Spermanya berlompatan. Menyemprot seluruh dinding rongga memek wanita cantik bertubuh sintal yang dientotnya itu.

“Ohhh.. Mbakk.. Mbakk… ohhh…..ohhhh………,” erangnya keras. Yayuk memejamkan matanya. Ia menikmati sensasi semburan cairan kental hangat di dalam memeknya.

Setelah itu keduanya terdiam. Tinggal deru nafas mereka yang terdengar terengah-engah memenuhi kamar tempat mereka memacu birahi dari dua jam lalu.

***

Asap rokok mengepul dari antara celah bibir tipis dan hidung mancung Yayuk. Pun begitu juga lelaki muda yang duduk setengah berebaring disebelah kirinya. Keduanya asik merokok di atas ranjang empuk hotel usai pergumulan birahi mereka yang buas dan liar. Masih bertelanjang bulat. Keringat masih menetes dari pori-pori kulit mereka.

“Kamu benar-benar mesin sex, Seph,” katanya sambil tersenyum pada Yosep. Tangan kirinya mengurut-urut batang kontol setengah keras milik Yosep. Menarik-narik daging kulup kontol laki-laki itu. Berusaha menutupi kepala kontol yang besar berwarna kemerahan itu. Tentu saja kulup itu tak bisa menutup kepala kontol itu, karena batang kontol milik Yosep belum sepenuhnya lemas.

Yang diajak bicara tak menyahut sedikitpun. Yosep asik merokok sambil tatapannya memandangi ke arah bawah, ke selangkangannya. Mengawasi jemari tangan kiri Yayuk yang nakal mengusik kulup kontolnya. Lengan kanannya diletakkannya dibawah leher menopang kepalanya. Ketiaknya yang dihiasi dengan bulu-bulu ketiak yang lebat dan basah dipampangkannya. Membuat Yayuk harus menukar-nukar pandangannya. Kadang ke ketiak kadang ke selangkangan juga.

Tubuh Yosep ini benar-benar menggoda. Kekar, tinggi, kulitnya yang sawo matang dihiasi dengan bulu-bulu halus yang lebat. Terutama di ketiak, dada, perut sampai selangkangannya. Ditunjang lagi dengan wajahnya yang ganteng dan jantan. Ngesexnyapun buas. Inilah yang membuat Yayuk keranjingan ngentot dengannya.

“Ohh.. Yoseph…,” rintih Yayuk lirih. Dibungkukkannya tubuhnya untuk sekedar menyelomoti kepala kontol milik Yosep. Kontol Yosep menjadi berasap oleh kepulan asap yang keluar dari multu Yayuk.

“Kenapa Mbak Yayuk? Pengen lagi yah?” katanya menggodanya. Pantatnya bergerak-gerak lembut membuat kontolnya jadi keluar masuk mulut Yayuk.

“Mmhhhh….. iya. Mbak suka banget kontol kamu ini sayang.. mmpphh..,” sahut Yayuk sembari mengulum kepala kontol itu bak es krim yang lezat. Suara desisan seperti orang kepedasan keluar dari mulut wanita cantik itu.

Tiba-tiba irama lagu “Mencintaimu” milik KD, mengalun keras dari ponsel poliphonic milik Yayuk.

“Huh, mengganggu saja,” gerutu Yayuk. Penuh keterpaksaan dilepaskannya kontol Yosep dari mulutnya. Ia harus segera mengangkat ponsel itu, kalau tidak bisa berabe, soalnya yang menghubungi itu adalah suaminya. Nada dering lagu “Mencintaimu” memang khusus di set apabila suaminya yang menghubungi.

“Halo mas,” kata Yayuk dengan suara penuh kemesraan. Yosep hanya tertawa lucu melihat gaya Yayuk yang berpura-pura mesra menyahut panggilan telepon suaminya. “Iya mas, masih dua hari lagi nih pulangnya. Tugas-tugas Yayuk belum kelar juga disini. Mas udah makan? Mmmm enak banget. Sabar ya mas, entar kalo Yayuk udah pulang pasti mas, Yayuk masakin deh. Udah ya sayang, Yayuk masih harus ngelanjutin kerjaan lagi nih. Love u. muachh..,” kata Yayuk mengakhiri pembicaraan.

“Mesra nih ye,” goda Yosep sambil ngakak.

“Huh, sok perhatian. Padahal dia cuman ngecek doang. Mastiin kapan gue balik. Kalo dia tahu kapan gue balik, dia kan punya waktu buat ngungsiin lontenya,” kata Yayuk kesal.

“Hehehe, cemburu nih?”

“Siapa yang cemburu? Rugi aja cemburu sama dia. Lagian gue kan bisa ngentot sepuasnya dengan kamu disini Sep,” kata Yayuk. Ia kembali mendekati Yosep yang sedang mengangkang memamerkan kontolnya. Dengan penuh nafsu Yayuk kembali melumat kontol perkasa milik lelaki muda itu.

Berpuluh-puluh kilometer jaraknya dari hotel tempat Yayuk sedang asik memuaskan birahi bersama Yosep, Kamal, suami Yayuk, meletakkan kembali gagang telepon. Tubuhnya yang kekar telanjang bulat bersimbah keringat. Wajahnya yang ganteng tersenyum mesum ke arah sofa. Disana duduk sesosok tubuh yang juga telanjang bulat bersimbah keringat seperti dirinya. Sosok yang disenyumi itu membalas senyuman Kamal.

Kamal mendekat ke arah sofa. Kemudian ia langsung mendekap tubuh telanjang bulat itu. Keduanya berciuman dengan buas sambil meraba-raba satu sama lain. “Lanjut di kamar yuk,” ajak Kamal. Mulutnya menjelajahi leher hingga sampai ke dada bidang tubuh yang didekapnya itu. Kamal sedang menggumuli laki-laki seperti dirinya juga. Tanpa merasa jengah mulutnya menjelajahi otot-otot kekar milik laki-laki itu. Keduanya terlihat sama bernafsunya.

“Boleh, siapa takut,” sahut laki-laki itu.

Keduanya kemudian bangkit dari sofa. Sambil memunguti semua pakaian mereka yang berserakan di lantai, keduanya segera berjalan menuju kamar tidur Kamal. Kamar yang merupakan ruangan pribadi Kamal bersama istrinya Yayuk.

Dengan santai sambil berangkulan, kedua lelaki ganteng bertubuh kekar dan jantan itu memasuki kamar tidur Kamal. Sampai di dalam kamar, keduanya melemparkan pakaian mereka sesukanya di lantai. Kemudian keduanya menghambur ke atas ranjang empuk yang ada didalam kamar itu.

Kamal menelentangkan tubuhnya di atas ranjang. Kedua pahanya diangkatnya tinggi-tinggi, memamerkan lobang pantatnya yang ditutupi bulu-bulu.

“Bud, jilat nih bool gue,” katanya manja. Laki-laki tampan yang sedang mengamati lobang pantat Kamal itu bernama Budi. Dengan rakus, Budi segera menyelomoti lobang pantat Kamal. “Ohh… ohhh… ohhh..,” Kamal mengerang-erang keenakan.

Budi ini tak lain dan tak bukan adalah adik kandung Yayuk, istri Kamal. Sejak Kamal dan Yayuk menikah tiga tahun lalu, Budi sudah ikut dengan mereka. Kamal dan Yayuklah yang membiayai kuliah cowok ganteng yang hobi membentuk otot ini. Selama tiga tahun itu pulalah Kamal dan Budi menjalin hubungan sex tanpa pernah diduga oleh Yayuk. Kecurigaan Yayuk pada Kamal adalah bahwa suaminya itu berselingkuh dengan wanita lain di belakangnya. Padahal, selain berselingkuh dengan wanita-wanita lain, Kamal ternyata berselingkuh juga dengan laki-laki. Beberapa laki-laki malah. Termasuk dengan Budi, adik kandung Yayuk yang memang sangat menggairahkan ini.

Kehidupan Budi yang normal, bahkan terkenal playboy tentu saja tak menimbulkan kecurigaan. Tak akan ada orang yang mengira bahwa ternyata Budi yang jantan dan juga Kamal yang macho itu ternyata doyan ngesex dengan sejenis.

“Ahhh.. ah… ah…. Ahhh..,” Kamal mengerang-erang keras. Wajahnya yang ganteng merah padam. Otot-ototnya mengejang. Diatasnya, dengan buas Budi sedang asik menggenjotkan pantatnya menyenggamai suami kakak kandungnya itu. Keduanya terlihat sangat menikmati persenggamaan mereka. Pantat keduanya bergoyang cepat dan keras berbalasan. Tak lama kemudian kedua laki-laki itupun orgasme. Sperma mereka tumpah ruah. Lobang pantat Kamal banjir dipenuhi sperma asik iparnya. Sedangkan spernya sendiri membasahi perut dan dadanya yang berkeringat. Setelah menuntaskan orgasme mereka, keduanya kemudian tertidur di atas ranjang sambil berpelukan.

II

“Mas, gue pergi dulu ya,” kata Budi pamit pada Kamal. Ia terlihat rapi dengan setelan jean, kaos oblong, plus jaket kulit yang ngepas ditubuhnya yang ramping berotot.

“Mo kemana kamu?” tanya Kamal yang sedang asik menonton siaran berita di televisi.

“Biasa mas, ngapel ke rumah Fiona,” sahut Budi cengengesan.

“Jangan kemalaman pulangnya,” pesan kamal.

“Beres boss,” sahut Budi sebelum menghilang dari tatapan Kamal. Tak lama suara sepeda motor Budi yang memekakkan telinga terdengar keras menjauh dari tempat tinggal Kamal.

Hari itu malam minggu. Waktu masih menunjukkan pukul 5 sore. Kamal tinggal sendiri di rumah. Yayuk belum pulang. Masih hari Minggu besok istrinya itu kembali dari dinas luar kota sekalian pesta sexnya dengan Yosep.

Kamal dan Yayuk adalah potret kehidupan keluarga muda metropolitan. Diusia pertengahan tigapuluhan tahun, keduanya belum berencana untuk memiliki anak. Kesibukan dalam mengejar karir, membuat keduanya sepakat untuk menunda dulu keinginan memiliki anak.

Kehidupan yang penuh kecukupan karena penghasilan keduanya yang lebih dari memadai membuat pasangan muda itu tercebur dalam kehidupan metropolitan yang penuh godaan. Sex bebas menjadi biasa buat mereka. Meskipun saling tahu sama tahu kalau pasangan mereka berselingkuh, keduanya tak saling menggugat. Keduanya memang sudah menyadari, bahwa sejak sebelum menikahpun, sex bebas sudah menjadi budaya mereka. Yang penting kehidupan rumah tangga tetap dipertahankan agar tidak menimbulkan keresahan pada orang tua mereka.

Kehidupan sex yang sangat bebas inilah yang membawa Kamal akhirnya masuk dalam kehidupan sex yang menyimpang. Bermula dari klub kebugaran yang diikutinya sejak lajang dahulu. Banyak dari teman-teman satu klubnya itu yang sudah sedemikian sering menikmati hubungan sex normal akhirnya mencoba-coba variasi baru dengan melakukannya sesama jenis. Ternyata, setelah tercebur dalam nikmatnya sex sejenis, sangat susah untuk meninggalkannya. Bahkan institusi pernikahan juga tak mampu membuatnya untuk meninggalkan kehidupan sex sejenis itu. Begitupula dengan teman-temannya yang lain yang rata-rata juga menikah seperti dirinya.

Akhirnya kehidupan Kamal, dan umumnya laki-laki seperti Kamal ini, menjadi penuh kemunafikan. Didepan istri dan wanita-wanita lain ia bersikap sangat anti pada kehidupan homoseksual. Bahkan cenderung mencela. Padahal dibelakang itu, ia sangat menikmati saat-saat menyodomi atau disodomi atau bermain-main dengan kontol laki-laki lain.

Sepeninggal Budi, Kamal juga bersiap-siap untuk pergi. Sendiri di rumah tanpa kegiatan dan hanya sekadar nonton televisi saja membuatnya suntuk. Pukul setengah enam sore Kamal sudah asik seliweran di Mall Blok M. Sambil lihat-lihat berbagai barang yang dipajang di etalase toko atau sekalian beli ketika ada yang dirasa cocok dengan selera, matanya juga jelalatan cari-cari “barang bagus” yang banyak beredar di mall, baik cewek ataupun cowok.

Di mall memang banyak sekali “barang bagus” beredar sekarang. Mulai dari yang abg sampai yang stw. Ada beberapa yang sudah kerling-kerlingan mata dengan Kamal, tapi satupun tak ada yang cocok dengan seleranya. Setelah hampir seluruh sudut mall dijelajahinya, langkah Kamal akhirnya tiba di studio 21 yang ada dalam mall itu. Seluruh poster film yang dipajang dipelototinya satu per satu.

“Arisan! Bagus tuh,” tiba-tiba terdengar suara celetukan laki-laki didekat telinganya. Kamal menolehkan pandangannya ke arah celetukan itu. Sebuah wajah ganteng dengan rahang kokoh yang terlihat rapi dicukur menyambut tolehan Kamal. Wajah ganteng itu tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya yang rata.

“Arisan?” tanya Kamal.

“Film arisan itu,” sahut laki-laki itu sambil menunjuk poster besar bertajuk Arisan! Yang ada di deretan poster film yang sedang diputar.

“Bagus ya?” tanya Kamal pada laki-laki rapi yang kelihatannya berusia sepantaran dengannya itu.

“Yap. Gue pengen nonton. Cerita komedi satir. Film Indonesia baru,” sahutnya menjelaskan tanpa diminta Kamal. “Jarang-jarang film Indonesia ada yang bertema seperti itu,”

“Mmmm.. boleh juga kayaknya. Nonton sama siapa?” tanya Kamal.

“Sendiri. Istri saya pulang ke Sumatera. Liburan Natal sekaligus tahun baru disana. Kenalkan saya Frans,” kata laki-laki itu sambil mengulurkan tangannya, mengajak Kamal berjabatan tangan.

“Kamal. Saya juga sendiri. Istri saya malah sedang tugas luar kota. Nonton bareng?” ajak Kamal.

“Boleh,” sahut Frans cepat. Keduanya segera menuju loket penjualan tiket. Setelah sempat saling tawar menawarkan untuk saling membayari, akhirnya keduanya sepakat bahwa yang membayar tiket adalah Frans, sedangkan Kamal membelikan makanan dan minuman kecil untuk cemilan sambil nonton.

Gedung bioskop penuh. Banyak yang pengen nonton film ini rupanya. Setelah menemukan nomor kursi tempat mereka duduk, dua teman baru itu langsung duduk dan mulai ngobrol. Obrolan mereka nyambung. Keduanya ternyata sama-sama hobi arung jeram dan olah raga-olah raga penuh tantangan lainnya. Frans dan Kamal layaknya seperti dua sahabat lama saja jadinya.

Selama film diputar keduanya asik tertawa-tawa. Komedi yang tertuang dalam film itu benar-benar lepas dan menyegarkan. Tak ada tanda-tanda keanehan Frans dirasakan oleh Kamal. Ia menduga cowok yang duduk disebelahnya ini adalah laki-laki normal. Namun saat tiba di adegan yang sangat hot, dimana Surya Saputra berciuman dengan Tora Sudiro barulah Kamal menyadari dugaannya salah pada Frans. Saat matanya melirik pada Frans, ternyata cowok itu juga melirik padanya. Keduanya sempat bertemu pandang untuk kemudian segera kembali memandang layar film.

“Ternyata dia sakit juga,” batin Kamal.

Setelah film usai keduanya bersiap-siap pulang. Sepanjang jalan menuju lapangan parkir mereka bercerita sambil mengomentari isi film. Kamal pengen mengajak Frans singgah ke rumahnya. Nafsunya pada cowok itu mulai bangkit. Namun mengingat adanya Budi di rumah, ia tak enak untuk membawa laki-laki ini pulang. Ia berharap Frans yang mengajaknya singgah ke rumahnya. Namun, sampai mereka tiba di parkiran tak ada ajakan yang keluar dari mulut Frans. Untuk menawarkan diri, Kamal merasa gengsi.

Mobil Frans duluan melaju meninggalkan parkiran. Harapan Kamal akan diundang oleh Frans untuk singgah ke rumahnya sirna. Dengan kecewa iapun melajukan mobilnya. Mau gak mau pulang dan ngentotin si Budi lagi deh, pikir Kamal dalam hati. Kontolnya dirasakannya sudah ereksi keras. Birahinya pada Frans harus dituntaskannya malam ini pada Budi.

Di tepi jalan raya tidak terlalu jauh dari mall Blok M, Kamal melihat Fras sedang memarkirkan mobilnya. Cowok ganteng itu terlihat berdiri santai di samping mobilnya. Bersender sambil tersenyum pada Kamal yang sedang melihatnya. Kamal segera memarkirkan mobilnya di depan mobil Frans. Dari spion mobil, Kamal melihat Frans mendatangi mobilnya.

“Ngapain disitu?” tanya Kamal menyelidik saat wajah ganteng Frans nongol di jendela mobilnya. Tubuh atletis cowok itu membungkuk.

“Nungguin elo,” sahut Frans santai.

“Maksud elo?”

“Buru-buru pulang?”

“Gak juga. Kenapa?”

“Mampir ke rumah gue yuk,” ajak Frans.

Tanpa ba bi bu lagi keduanya segera meluncur di jalan raya beriringan menuju rumah Frans.

“Kok gak dari parkiran ngajak gue mampir?” tanya Kamal saat keduanya sudah tiba di rumah Frans yang megah.

“Hehehe. Biar elo penasaran,” jawab Frans nakal.

“Karena sudah bikin gue penasaran, maka elo harus gue hukum,” sahut Kamal. Tubuh Frans langsung didorongnya ke dinding. Bibirnya langsung melumat bibir tipis Frans penuh nafsu. Sesaat kemudian kedua suami ganteng itu asik berpagutan penuh nafsu.

“Udah-udah,” kata Frans mendorong tubuh Kamal agar melepaskannya.

“Kenapa?” tanya Kamal bingung.

“Entar elo dimarahin bini gue baru tau,”

“Lho? Bukannya bini elo gak ada di rumah?” tanya Kamal bingung.

“Gak lihat tuh, bini gue ngelihatin kita ciuman sejak tadi,”

“Mana? Mana?” Kamal celingukan. Kalo ternyata istri Frans melihat bisa berabe.

“Tuh dia,” tunjuk Frans ke arah foto besar dirinya dan istrinya yang tergantung di ruang tamu. Kamal terkekeh.

“Cantik. Siapa namanya?” tanya Kamal mendekati foto besar itu. Istri Frans memang cantik.

“Merry,” sahut Frans tertawa. Ia kegirangan karena telah membuat Kamal kebingungan sejenak tadi.

Kamal mengelus wajah Merry yang ada di foto dengan lembut. “Mer, gue mau minta ijin nih,” katanya. Matanya melirik nakal ke Frans. “Gue sama suami elo mau ngentot berdua malam ini. Jangan marah ya,” katanya tergelak-gelak.

“Sial,” kata Frans ikut tergelak. “Emang gue ada bilang mau ngentot dengan elo malam ini?”

“Gak bilang sih. Kalo elo gak mua ya gak papa. Gue ngentot aja sendiri. Tapi pantat elo kangkangin lebar-lebar ya. Elo diam aja sambil liatin titit gue ngobok-ngobok bool elo,” sahut Kamal semakin terbahak.

“Edan,”

Dan setengah jam kemudian setelah keduanya puas bergantian mengulum kontol mereka yang gemuk dan panjang, sofa ruang tamu rumah Frans sudah berubah menjadi tempat kedua suami ganteng itu memacu birahi. Duduk mengangkang dalam pelukan Kamal, Frans asik menggoyangkan pantatnya naik turun mengeluar masukkan kontol Kamal yang tanpa dibungkus kondom dalam lobang pantatnya yang rimbun bulu. Keduanya telanjang bulat. Keduanya bersimbah keringat. Keduanya mengerang-erang dan mendesis-desis.

Tangan Kamal memegang pinggang ramping Frans erat-erat. Ia membantu gerakan pantat Frans agar bergerak semakin cepat dan keras naik turun. Suara tepukan buah pantat Frans di selangkangan Kamal terdengar keras. Membuat birahi mereka semakin menggila.

[BERSAMBUNG...]

###

Popular Blogs From MenOnTheNet.com

Please support our sponsors to keep MenOnTheNet.com free.

19 Gay Erotic Stories from Rangga2004

Aladin II : Pembalasan Jafar (1)

Pernikahan Aladin dengan Putri Jasmin menorehkan luka di hati Jafar. Setiap kali melihat pasangan pengantin baru itu bermesraan, hati Jafar terasa sangat perih. Keinginannya untuk bisa mempersunting Putri Jasmin kandas karena Aladin. Sejak pernikahan Aladin dan Putri Jasmin tak ada yang dipikirkan oleh Jafar selain bagaimana cara untuk memisahkan keduanya. Jafar mulai menyusun rencana untuk

Cerita Remaja, Part 1

BAB I PERKENALAN Siapa yang tak kenal Andre? Si cowok populer di SMU Dwi Warna. Tinggi, ganteng, atletis, ramah, kaya namun tidak sombong. Jabatannya banyak mulai dari Ketua OSIS, Komandan Paskriba, Ketua PMR, sampai Ketua Kelas pun dia pegang. Andre jago segala jenis olah raga yang ada di sekolah. Basket dia bisa, voli juga, sepak bola apalagi, renang top, dan, belum pernah ada yang sanggup

Cerita Remaja, Part 2

Setiba di rumahnya, Calvin tak mampu memandang wajah Andre saat menyuruhnya masuk. Ia takut Andre menyadari perbesaran ukuran kontolnya sepanjang perjalanan mereka. Andre sendiri kelihatan sangat cuek. Sepertinya ia tak menyadari apa yang terjadi dengan Calvin sepanjang perjalanan tadi. Seperti juga kemaren sore. Rumah Calvin terlihat sepi. Saat itu jam menunjukkan pukul 18.30 wib. Pada Andre,

Konsekuensi : Behind The Scene II (1)

Scene 01 Aditya memperhatikan layar atm. Senyumnya langsung mengembang. Saldo tabungan dollarnya bertambah lagi bulan ini. Ada transfer baru dalam jumlah yang cukup besar. Transfer yang Aditya tahu persis darimana datangnya. Darimana lagi kalo bukan dari Praha. Tepatnya dari International Male Video, produsen film porno yang pernah mengontrak Aditya untuk membintangi beberapa judul film

Suami-suami Metropolis I : Kisah Indra (1)

I Adalah Indra. Seorang suami baik hati. Saking baiknya, segala kemauan istrinya dituruti. Mirna, istri Indra, emang terkenal garang dan ceriwis. Segala urusan Indra diaturnya. Bila Indra tak mengikuti aturannya, maka Mirna akan betah untuk ngomelin suaminya itu seharian. Daripada pusing dengerin omelan istrinya yang bak radio rusak itu, Indra akhirnya lebih memilih untuk mengalah dan

Suami-suami Metropolis I : Kisah Indra (2)

IV “Mir, gue harus ke luar kota Jum’at depan. Mungkin baru pulang hari Minggu sore,” katanya dengan suara pelan pada istrinya yang sedang ngos-ngosan usai “memperkosanya”. “Mau ngapain emangnya?” tanya Mirna mendelik sewot. “Bos nyuruh gue ikutan out bond. Dengan temen-temen sekantor,” sahut Indra. Itulah alasan yang diciptakannya dalam beberapa minggu ini. “Apa gak bisa nolak?”

Suami-suami Metropolis II : Kisah Kamal (1)

I “Ouhhh… ahhhh…… ahhhhhh…….ahhhhhhhh………. goddhhhhhh…,” tubuh sintal Yayuk menggelepar. Kedua lengannya mengepit erat-erat punggung lebar berotot milik Yosep, laki-laki muda yang sedang menyenggamainya dengan liar. Jemari Yayuk mencakar punggung bersimbah keringat itu. Matanya terpejam. Selangkangannya ditekannya sekuat tenaga ke atas. Menyatukannya dengan selangkangan milik Yosep. “Ohhh..

Suami-suami Metropolis II : Kisah Kamal (1)

I “Ouhhh… ahhhh…… ahhhhhh…….ahhhhhhhh………. goddhhhhhh…,” tubuh sintal Yayuk menggelepar. Kedua lengannya mengepit erat-erat punggung lebar berotot milik Yosep, laki-laki muda yang sedang menyenggamainya dengan liar. Jemari Yayuk mencakar punggung bersimbah keringat itu. Matanya terpejam. Selangkangannya ditekannya sekuat tenaga ke atas. Menyatukannya dengan selangkangan milik Yosep. “Ohhh..

Suami-suami Metropolis II : Kisah Kamal (2)

III “Mas, gue pergi dulu ya,” kata Budi pamit pada Kamal. Ia terlihat rapi dengan setelan jean, kaos oblong, plus jaket kulit yang ngepas ditubuhnya yang ramping berotot. “Mo kemana kamu?” tanya Kamal yang sedang asik menonton siaran berita di televisi. “Biasa mas, ngapel ke rumah Fiona,” sahut Budi cengengesan. “Jangan kemalaman pulangnya,” pesan kamal. “Beres boss,” sahut Budi

Suami-suami Metropolis III : Kisah Luthfi dan Ferry (3)

VI “Kok kamu marah ke gue Rul?” tanya Luthfi tanpa merasa bersalah. “Pake nanya lagi kenapa gue marah. Kelakuan kamu itu yang bikin gue marah!” sahut Rully dengan suara tinggi. “Gak sopan banget kamu itu. Gini-gini grade gue jauh lebih tinggi dari kamu Luth,” Rully benar-benar berang. “Sabar Rul, sabar. Gue kirain kamu emang suka maen begituan, maka…,” kata-kata Luthfi terpotong karena

Suami-suami Metropolis III: Kisah Luthfi dan Ferry (1)

I Wajah Luthfi keruh saat keluar dari ruangan Pak Sujono, kepala bagian umum kantor tempatnya bekerja. Berjalan menuju basement gedung kantor ia terus terdiam. Rekan-rekan sekantornya yang menegur tak dihiraukannya. Termasuk Grace, sekretaris Kepala Cabang yang sexy. Padahal. Kalau suasana hatinya sedang senang, sekretaris ini tak pernah luput dari godaan mesumnya. Sehari tak ngobrol jorok

Suami-suami Metropolis III: Kisah Luthfi dan Ferry (2)

III Ferry membereskan berkas-berkas hasil pekerjaannya dan mengumpulkannya semua ke dalam satu map. Berkas-berkas itu adalah data-data keuangan dan kegiatan usaha kantor cabang yang sedang diperiksanya. Sebagai pemeriksa internal, setiap akhir tahun ia memang bertugas untuk memeriksa perkembangan usaha dan keuangan kantor cabang perusahaan mereka yang bergerak di bidang jasa konstruksi.

Suami-suami Metropolis IV : Cerita Yona (1)

I “Ohhhh… paaa.. pahh.. ohhh… ohhh… aku nyampe pahh.. ohh..,” aku mengerang keras. Seluruh tubuhku bergetar hebat. Orgasmeku meledak sudah. Sementara itu Hendra, suamiku, terus saja menggenjotkan pantatnya turun naik dengan cepat dan menghentak-hentak. Ia belum juga menyudahi aksinya mengentotiku. Padahal sudah hampir satu jam kami melakukan persenggamaan ini, tubuhku sudah dibolak-balik

Suami-suami Metropolis IV : Cerita Yona (2)

VII Berkali-kali aku dan Yasmin sudah orgasme. Namun suami-suami kami masih juga perkasa. Yah inilah akibat obat perangsang itu. Selama ini tidak pakai obat perangsang saja meraka sudah perkasa. Apalagi ditambah obat seperti ini. Tubuhku dan Yasmin sudah terasa remuk. Rasanya aku pengen segera menyudahinya. Namun kedua suami kami sepertinya masih ingin terus dan terus. akhirnya pada pukul

Suami-suami Metropolis V : Rahasia Hendra dan Vito (1)

I Hendra segera meninggalkan kantor setelah jam kerjanya usai. Istri tersayangnya, Yona, hari ini berulang tahun. Sesuai dengan pesan istrinya tadi pagi, ia harus pulang segera malam ini karena ada pesta kecil-kecilan yang akan diadakan nanti malam. Sepasang suami istri, sahabat istrinya akan datang juga untuk ikut merayakan ulang tahun istrinya malam ini. “Kok buru-buru sih pak? Mau

Suami-suami Metropolis V : Rahasia Hendra dan Vito (2)

V Yona dan Yasmin sudah sangat lelah. tubuh meraka terasa remuk dientoti oleh Vito dan Hendra tanpa henti. Sementara itu suami-suami mereka masih belum terpuaskan juga. masih ingin lagi dan lagi. “Udah mas, udah. Capek nih,” kata Yasmin menghiba pada Vito yang masih menggenjot memeknya. Padahal saat itu Hendra sudah berdiri di samping mereka minta gantian setelah dia berhasil mengalahkan

Suami-suami Metropolis V : Rahasia Hendra dan Vito (3)

VII Yasmin sudah tertidur lelap. Sementara itu, Yona merasa matanya berat. Meski sangat ingin menyaksikan juga bagaimana keperkasaan suaminya menggempur Vito, namun ia sudah tak sanggup lagi menahan kantuknya. Tak lama kemudian, Yona jatuh tertidur. Vito masih rebahan diatas tubuh Hendra. Entah mengapa Hendra merasa nyaman dalam posisi seperti itu bersama Vito. Apalagi setelah mengetahui

Suami-suami Metropolis VI : Cerita Merry (1)

I Sebenarnya aku sangat malu menceritakan hal ini. Karena apa yang akan kuceritakan nantinya adalah aib bagi diriku. Selama ini cerita itu aku simpan saja di batinku yang membuatku akhirnya jadi tertekan batin seperti ini. Aku tak tahu harus bagaimana. Aku benar-benar bingung. Sebelumnya kuperkenalkan dulu diriku. Namaku Merry. Usiaku dua puluh empat tahun. Aku menikah pada usia dua puluh

Suami-suami Metropolis VI : Cerita Merry (2)

III Aku benar-benar tak habis pikir mengapa mereka bisa melakukannya. Kok bisa-bisanya suami melakukan sodomi pada Darwin dan keponakanku itu bersedia. Malah kulihat dia sangat menikmatinya. Apa tuh bocah gak kesakitan lobang pantatnya diobok-obok kontol suamiku yang gemuk panjang bak timun itu? Kepalaku jadi pusing. Tapi meski begitu aku tetap terus mengintip apa yang mereka lakukan. Aku

###

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story