Gay Erotic Stories

Namaku Irfan, pekerjaanku adalah pengurus rumah tangga di asrama para bintang Akademi Fantasi Indosiar di perumahan Raffles Hills. Tugasku adalah mengurus segala sesuatu, mulai dari makanan, pakaian, kesehatan, bahkan sampai ke urusan pribadi para bintang AFI tersebut. Kisahku di bawah ini bukan bermaksud menjlek-jelekkan mereka, tapi ini adalah kisah nyata kenangan manisku bersama Veri, Kia, Romi, Dicky, Smile (juga Mas Adi Nugroho, presenter gay itu).

Malam itu seperti biasa aku mengawasi pekerjaan para asisten pribadi (sebutan untuk para pembantu) membereskan sisa - sisa makan malam para bintang tersebut. Setelah beres, aku akan mengecek kamar tidur para bintang itu, apakah sudah rapih atau belum. Maklum jadwal mereka kan padat sekali. Aku paling senang mengecek dan merapihakn sendiri kamar para bintang idolaku, terutama yang cowok. Ya, tidak bisa kupungkiri naluri gay yang sudah lama terpendam itu akan mencuat juga.

Pertama aku mengecek kamar Romi (yang sekamar dengan Kia, si hitam manis yang senyumnya amat mempesona). Waktu kuketuk pintu kamar mereka, sempat kudengar lenguhan manja Kia. Begitu kubuka kamar mereka, tak dinyana aku menyaksikan pemandangan yang amat menggoda. Kia dan Romi, keduanya sedang bugil tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh mereka. Keringat membasahi tubuh kekar keduanya. Kia sedang menungging, menyediakan pantatnya yang bulat untuk diterjang oleh kontol Romi yang panjang dan besar.

Melihat adegan itu, mau tak mau kontolku pun ikut membesar.

"Wah Mas berdua lagi ngentot ya ?" "Iya, nih Fan. Kenapa ? Mau ikut gabung kita ?" sahut Romi. "Sini Fan, gue isep kontol loe" ajak Kia.

Tanpa menunggu lebih lama, aku menutup pintu kamar mereka, melucuti seluruh pakaian yang melekat di tubuhku, dan langsung bergabung bersama mereka. Kusodorkan kontolku yang besar dan panjang ke mulut Kia. Dia langsung mengulum seluruh kontolku, sampai kurasakan ujung kepala kontolku menyodok tenggorokannya. Lidahnya bermain dengan lincah mengulum, mengusap, meresapi setiap inci kontolku.

Sementara itu Romi masih asyik menggenjot pantat Kia dari belakang. Kepala kami saling mendekat, berpaut dan bibir - bibir kami pun bertemu, berpagut dalam sebuah ciuman penuh gelora birahi. Kubuka mulutku, lidahku menjelajahi manis bibir Romi yang ranum. Ia pun tak mau kalah. Lidahnya menyambut mesra lidahku, saling bergelut melampiaskan gairah cabul.

Nafas kami bertiga memburu mengejar kenikmatan orgasme, dan akhirnya tak lama Romi mencapai puncak orgasmenya dengan ganas dan brutal.

"Oh, gilaaa... gue ... mo keluar..." "Tahan, Rom, keluarin di mulut gue" kata Kia.

Kia lalu mencabut kontolku dari mulutnya, dan mengeluarkan kontol Romi dari pantatnya. Lalu diisapnya kuat - kuat kontol itu. Tak ayal lagi Romi memuncratkan pejuhnya yang amat banyak itu. Diisapnya setiap tetes pejuh itu hingga Romi menggelepar tak berdaya.

Sesudah itu giliran kontolku diisap lagi oleh mulut seksinya. Tak lama kontolku pun memuncratkan air pejuh yang lumayan banyak. Dan seperti tadi, Kia menelan semuanya tanpa sisa.

Tanpa terasa, adegan kami bertiga ditonton oleh Veri, Dicky, Smile, bahkan Mas Adi Nugroho, sang presenter. Mereka semua tampak terkesima tapi amat terangsang oleh adegan yang baru saja kami lakukan. Tanpa sepatah kata, mereka semua langsung melucuti pakaian mereka satu persatu, dan bergabung bersama kami.

Mulut Dicky menyerobot mencari kontol Kia yang hitam dan besar. Sementara itu Veri dan Mas Adi saling berciuman dengan penuh nafsu. Kontol Mas Adi diremas dan dikocok oleh tangan Romi. Smile dan aku saling mengocok kontol masing - masing. Tak tahan melihat adegan itu, langsung kugandeng Dicky, yang paling imut diantara mereka. Dicky kusuruh menungging, dan kutancap lobang pantatnya dengan kontolku. Ia mengerang kegirangan,

"Oh, ayo Fan, masukin semuanya. Gue pengen ditembus.." "Pasti dong Dick.."

"Ayo Smile, sini, kontol loe gue isep" ajak Kia si maniak oral seks.

"Rom, ayo dong nungging, gue mau ngentotin pantat loe" kata Veri, "Mas Adi, sambil entot aku dari belakang yach.."

Maka terjadilah adegan penuh kecabulan yang dahsyat. Aku asyik menunggangi Dicky yang mengimbangiku dengan goyangan pantatnya. Smile menikmati isapan maut Kia. Pantat Romi yang menungging dihajar oleh kontol Veri, si Melayu yang ternyata tidak kenal malu, sementara pantat Veri sendiri penuh dirojok oleh kontol Mas Adi.

Kami berganti - ganti posisi, saling memuncratkan air pejuh di mulut satu sama lain, hingga fajar menyingsing...

Oh sungguh kenangan manis tiada tara. Romi, Dicky, Veri, Kia, Smile, dan Mas Adi.. Terima kasih banyak atas kenangan manis yang kalian berikan.