Gay Erotic Stories

berambut cepak yang sedangh tersenyum manis ke arahku. Ternyata ia salah seorang satpam yang bertugas di Blok

M Plaza. Senyumnya yang manis itu menggerakkan hatiku untuk berkenalan dengannya.

"Hai, nama saya Bram" "Saya Adrian. Lagi jalan - jalan nih ?" "Iya, kesepian di tempat kost"

Tak terasa aku ngobrol panjang lebar dengan Adrian, mataku tak bisa lepas dari potongan tubuhnya yang atletis,

lengannya yang berotot, dadanya yang bidang. Bahkan mataku sempat menjelajahi bagian menonjol diantara

selangkangannya yang berbalut oleh ketatnya celana panjang Adrian. Sambil bersandar di pagar di pinggir tangga

kami terus mengobrol.

"Kenapa sih kamu kok melototin selangkangan saya ?" "Abis nonjol banget sih..." "Apanya ?" "Itunya..." "Emang kamu suka ya sama yang nonjol gini ?" "Sebenernya aku lebih suka lagi sama orangnya" "Ah, gombal banget kamu" "Bener kok..." "Ehm, kebetulan aku sudha selesai kerja nih. Kita cabut yuk" "Trus kita tancep - tancepan ?" "Hahaha... "

Kemudian aku berhasil mengajaknya ke tempat kostku yang memang sepi. Di sana kami saling berpelukan dan tanpa

terasa bibirnya sudah mengulum bibirku. Lidahnya menjelajahi lidahku, dan kami saling berpagutan lama sekali. Tangannya mengembara mencari puting susuku. Dipelintirnya dengan gemas.

"Ooohhh, terusin.." "Bukain baju ama celanaku dong...."

Maka akupun segera menelanjangi seluruh pakaiannya. Oh, ternyata tubuhnya yang kekar itu benar - benar jantan

dan mempesona. Dadanya yang bidang ditunjang oleh perut six pack yang amat berotot. Kedua pahanya membentuk

pahatan yang sempurna. Sementara otot - otot bisepsnya menonjol, tanda latihan jasmani yang teratur. Aku pun segera membuka seluruh pakaianku.

Dengan tubuh saling telanjang, kedua pasang tangan kami saling menggerayangi seluruh anggota tubuh. Elusan dan

pijatan sungguh menyenangkan dan menaikkan birahi kami berdua. Aku memutuskan untuk mulai mencicipi kelezatan

tubuhnya dengan lidahku.

Maka lidahku pun menyapu, mengusap, menikmati setiap lekuk liku tubuh Adrian. Ia mengeluh penuh kenikmatan,

sambil kedua tangannya meremas, membelai, menyayangi batang kontolku berikut kedua biji pelerku. "Oh.... yyaaa terus.." "Remas perlahan sayaaanngg' "Yaaaa... jilat di situ..." "Hhhmmmm... aaakhhh.." "oookkhh.."

Setelah percumbuan yang panas selama hampir 40 menit, aku memutuskan untuk memasuki lobang pantatnya. "Adrian, aku mau ngentotin kamu.." "Oh yes, pleaseee.. kenapa gak dari tadi Bram" "Ayo tusuk lobang pantatku dengan kontolmu"

Ia menungging dan aku pun perlahan menyelipkan batang kontolku ke lobang pantatnya. Awalnya amat seret, tapi

dengan sedikit pelumas, aku berhasil masuk. Lalu aku keluar masukkan batang kontolku, sementara ia menggoyang

- goyangkan pantatnya dengan penuh nafsu.

"OOhhh.. yeess.. fuck " "AAAhhh... pantat kaammuu.." "Kenapa Bram ..." "enak banget " "Terus rojok dong Braaaammm ... aakkhh..."

Tak terasa 30 menit berlalu persetubuhan kami, diselingi istirahat beberapa kali, yang diisi dengan percumbuan

penuh nafsu, akhirnya air maniku mendekati puncak. Adrian minta agar ia diperbolehkan mencicipi air maniku.

Aku tidak keberatan asal ia juga memperbolehkan aku mencicipi maninya.

Maka aku pun mengocok kontolku di mulutnya, dan tak lama muncratlah air maniku dengan derasnya ke mulutnya

yang sudah menganga menantikan air kenikmatan itu. Setelah aku mengeluarkan semua, kami berciuman dengan

mesra, dan lidahnya membagikan air mani itu kepadaku. Aku menyambut dengan penuh suka cita. Alangkah nikmatnya

mencicipi air mani sendiri....

Kemudian giliran Adrian mengocok di mulutku, dan akupun menampung setiap tetes air maninya hingga tetes

penghabisan. Dan kami pun berciuman dengan mesra, membagikan sari pati kenikmatan itu dengan perasaan puas.

Adrian, I really love you, and surely I want to fuck you 100 more times.