Gay Erotic Stories

Namun dari semua yang paling berkesan adalah saat berhubungan intim dengan robi dan zainal dua kakak adek yang aku pacari. ya menurut aku sih aku menyukai mereka.

robi dan zainal cukup ganteng ya dengan bapak orang ambon dan ibu orang jepang wajah mereka cukup unik.

kulit robi agak kehitaman seperti bapaknya sedangkan zainal kulitnya putih kekuningan seperti ibunya.

terus terang aku sangat mencintai mereka.

namun apa daya ternyata, nasib harus berkata laen.

robi rupanya marah sama aku karena aku berhubungan dengan zainal, dan dia berusaha menjauhi aku.

hatiku hancur dan sedih sekali, ya mungkin aku juga yang maruk masak berhubungan intim dengan kakak adek sekaligus dan berbarengan pula lagi.

tapi terus terang ya yang namanya perasaan atau cinta kalau boleh aku bilang mana bisa diatur.

hatiku terpaut kepada kedua duanya.

akhirnya aku ditinggali oleh keduanya.

padahal umurku saat itu masih 12 thn dan robi 11 thn dan zainal 10 thn.

rupanya cobaan belum berakhir hubugan aku dengan robi diketahui oleh orang tua kami dan mereka pun pindah rumah.

robi dan zainal pindah rumah mengikuti orang tua mereka ke perumahan laen.

hatiku sedih sekali, aku jadi sering melamun dan merasa, kok hidupku hampa sekali.

dan aku mencari robi dan zaenal ke mana mana tapi alamat mereka tidak pernah ketemu, mereka bagaikan lenyap di hilang bumi. kadang kadang dalam mimpi aku sering membayangi keduanya.

rupanya doa ku dikabulkan tuhan setelah sepuluh tahun.

disaat pesta pernikahan kakakku yang kedua di gedung pesta aku bertemu robi pujaan hatiku, jantungku rasanya seperti berhenti. ngak bisa kubayangkan rasanya antara ini mimpi atau kahayalanku saja. hatiku kacau ngak karuan.

lalu aku memberanikan diri untuk mendekati dia, dia terlihat sangat dingin dengan sorot mata yang tajam. aku ngak tau apa perasaan nya kepadaku.

apakah marah benci dendam aku tidak tau.

lalu ku ikuti langkahnya dan di lorong dekat toilet dia bilang bahwa dia dimasukkan ke rumah sakit jiwa selama 6 bulan di ambon untuk melupakan ku oleh orang tuanya, sedangkan Zainal kabur dari rumah orangtuanya ke bandung dan entah bagaimana kabarnya.

aku hanya dapat tertegun dan tak bisa berkata apa apa. ingin rasanya aku berkata, robi aku mencintaimu dan aku pun juga tersiksa berpisah dengan mu, karena aku sangat membutuhkanmu.

namun lidahku kelu dan tidak ada satu katapun yang keluar dari bibirku.

akhirya kami berpisah, dan sampai saat ini pun aku masih merindukan mu robi dan zainal.