Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

AKU DI BALI: PESTA ITU TELAH BERAKHIR

by Lelaki63


Pemotretan di Dreamland memang seru banget. Walau pantainya tak begitu panjang, tapi sangat indah pemandangannya. Apalagi para model cowok merasa bebas melakukan apa saja. Beberapa pengunjung umum malah menikmati keramaian ini. Langit cerah berwarna biru. Hujan rintik sedikit gerimis tidak mengganggu kegiatan.

Di atas tebing itu telah dibangun restoran. Sejak keluarnya mas Tommy, sang putra mahkota mantan petinggi republik ini, yang katanya pemilik kawasan ini, pembangunan properti ini mulai lagi. Beberapa peselancar dengan motor yang telah dimodifikasi sampingnya untuk bisa bawa papan luncur telah memenuhi kawasan rumput yang digunakan tempat parkir motor.

Memang suasananya rame banget, seperti acara men hunt gitu deh. Entah kenapa, aku telah mati rasa dengan cowok-cowok seksi ini. Ada yang menarik perhatianku, tapi aku tak mau terlalu dekat ato terlalu kelihatan kalo suka. Lama-lama aku jadi terbiasa. Jantungku, otakku sudah tak tergetar lagi dengan pemandangan yang biasanya bisa membuat aku horny berat.

Berbagai pose para model dilakukan di pantai, kadang deburan ombak membuat mereka berteriak seru, membuyarkan pose mereka. Justru itu yang bikin seru. Apalagi ada yang nekat nyaris telanjang dengan melorotkan celananya sampai di bawah pinggul dan nyaris memeperlihatkan pangkal batang kontolnya. Untung aja bulu-bulunya sudah tercukur rapi. Ah ....

Dikejauhan kulihat Fitri sedang ngobrol dengan cewek. Mau nggak mau, cewek yang sedang ngobrol dengan Fitri itu menarik perhatianku. Badannya lumayan tinggi dan ramping. Sekilas malah kayak bule karena tubuhnya yang lumayan bagus itu. Pos tempat Fitri duduk memang dipasangi bendera sebagai identitas panitia kegiatan kami hari ini.

Aku ngobrol dengan Fitri, mencek, apakah semua peralatan dan peserta sudah lengkap. Alhamdulillah, semua lancar. Kulirik cewek yang disamping Fitri.

"Kenalkan dulu nih," kata Fitri menyadari kalo aku ingin kenal sama cewek yang di sampingnya. Nggak banget sih, cuma entah kenapa, ada 'rasa' juga dikit. Halah ...!

Kami berjabat tangan.

"Yadi."

"Ambar," katanya. Suaranya tidak menunjukkan kewanitaan, sedikit seperti suara laki-laki. Aku jadi ingat ... tapi segera aku tepiskan dugaanku. Aku nggak yakin.

Mestinya aku bicara banyak, cuma gak nyaman aja karena Ambar jarang bicara, dia hanya menjawab pertanyaanku dengan singkat. Mungkinkah dia malu dengan suara besarnya itu? Akhirnya aku tinggalkan mereka, dan aku melangkah ke restoran. Aku mau minum sesuatu yang hangat. Rasanya perutku belum nyaman sekali ..

Dari atas ini, aku melihat aksi pemotretan yang makin rame. Ingin aku untuk bergabung di lokasi, cuma, rasa malas menghalangiku. Pengarah gaya dari tim kerja Andika dan Bobby lumayan kreatif. Ada saja hal yang dapat kulihat, pasti hasilnya bagus.

Hpku berbunyi. Dari kantor di Jakarta, Bu Poppy segera bicara.

Dia menanyakan kegiatan kami hari ini dan rencana beberapa hari ke depan. Kubilang kegiatan lancar saja. Walau bagaimanpun, dia pasti juga sudah dapat laporan dari Fitri, seperti tiap hari kuingatkan dia tuk selalu buat laporan ke email bu Poppy.

"Bisa kembali duluan ke Jakarta kan?" tanya bu Poppy. Sebelum aku bertanya lagi, dia seperti mendesak aku." Proporsal kerjasama kita dengan pihak Bangkok disetujui," tambahnya.

Ya Allah. Begitu besar rahmat-Mu. Apapun, semua memang rezki yang tak perlu dihindari. Ada proyek tentu ada uang. Ada uang pasti tuk memudahkan untuk beribadah ke Pencipta. Belum sempat aku bicara lagi, aku kaget karena gembira. Berarti kerjaku selama ini dimudahkan. Benar kata temanku, semua sesuai dengan amal ibadah kita. Kalo ibadah kita baik, tentu Allah memudahkan usaha kita. Alhamdulillah.

"Besok saja balik ke Jakarta. Nanti biar Fitri dan Arman yang urus tuk menyelesaikan kegiatan di Denpasar." Bu Poppy tak memberi aku kesempatan untuk berdalih.

Segera aku turun ke pantai, ke tempat Fitri. Masih ada Ambar di sana. Kupikir tak apa hal-hal kantor diketahui oleh dia. Kubilang kalo aku besok balik ke Jakarta. Eh, taunya dia udah tau dan sudah pesan tiket pesawat untuk aku. Dia juga sudah siapkan semuanya. Rupanya sepeninggalku, dia sudah dihubungi bu Poppy.

Fitri menawarkan aku untuk pulang ke Kuta sekarang.

Aku ragu. Ambar yang segera bicara.

"Biar aku yang ngantar, kalo mau." Deg! Kok aku jadi deg-degan begini?

Kulihat Fitri. Dia hanya tersenyum saja. Sepertinya menyetujui penawaran Ambar. Aku masih diam ragu. Memang aku mesti merapikan barang-barangku saja, dan itu tak perlu waktu lama. Ntar sore ato malam aku bisa saja menyelesaikannya.

Dalam hati aku ragu, mana mungkin aku bisa jalan dengan cewek? Disisi lain ada keinginanku diantar oleh salah satu model yang ada sekarang ... ah! Akhirnya aku sampaikan kalo aku mau pulang sendiri aja, agak sorean. Gak enak juga menolak tawaran Ambar tadi. Tapi kulihat Ambar tidak menunjukkan ketidaksenangannya.

***

Pagi ini aku dikejutkan dengan sms. Sungguh mengejutkan. Identitas di phone book tertulis dari Bagus, tapi isinya tentang Ambar. Cewek yang aku kenal kemarin di Dreamland. Ada apa ini?

"Maaf, selama ini aku mengenalkan diri sebagai Bagus. Aku sesungguhnya cewek. Aku Ambar. Nanti kita ketemu di airport aja. Maaf ya, selama ini sms kamu tidak aku balas. Aku tidak yakin kamu mau berteman dengan aku. Tapi selama di Bali, aku mengikuti kegiatan kamu kok. Aku banyak dapat informasi dari Fitri. Dia teman yang baik."

Ya Allah. Apa yang selama ini aku lamunkan ... Bagus ... Ambar ... ah. Mungkinkah dia tahu kalo aku ... Aku jadi was-was juga. Kembali aku mengingat percakapan kami sewaktu chatting, sms-an ketika aku di Jakarta dan beberapa kali aku menghubungi dia. Aku sungguh tidak yakin, apa aku pernah bilang sesuatu yang cenderung ke arah gay gitu. Ah ... kalo saja dia cerita ke Fitri? Kalau saja Allah membuka sedikit aibku sekarang, pasti Allah mau aku menyadarinya dan kembali insyaf dengan pikiran-pikiranku, dengan perilakuku yang tidak sesuai dengan fitrah-Nya. Maafkan ya Allah.

Dunia tidak selebar dan luas seperti yang kita perkirakan. Allah punya kuasa untuk memperlihatkan aib kita sebagai rasa sayang-Nya pada kita. Masa sih kita mau terus bergelimang dalam dunia yang tidak di redhoi-Nya? Aku pasrah saja. Dan lagi kalo ada yang tahu dan membuka aibku, menceritakan apa yang aku pernah lakukan, aku pikir itu bukanlah suatu kehancuran. Justru itu sebagai pondasi untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan lebih kuat. Ya Allah, berikanlah yang terbaik untukku sesuai dengan redho-Mu. Aku berdoa.

Fitri mengantarkan aku ke mobil yang disewa dari hotel. Dia tidak mengatakan apa-apa tentang Ambar dan lagi aku juga tak mau tahu. Aku titip pada dia untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

Aku tak banyak bawa barang. Satu ransel dan satu tas pakaian. Perjalan ke airport yang berangkat lebih cepat, 3 jam sebelum checkin, dengan pertimbangan kalo saja ada iring-iringan upara apa gitu yang membuat perjalanan dapat jadi macet. Aku hanya berdua dengan sopir. Udara pagi yang cerah, pemandangan alam yang membuat aku yakin inilah titipan-Nya yang patut disyukuri.

Seperti yang aku duga, perjalanan lancar, hanya ada satu iringan dengan upacara adat yang kami lewati. Aku sampai air port lebih cepat. Ketika aku sampai di teras airport yang sudah rame, Ambar sudah berada di sampingku. Dia kelihatan lebih cantik dan segar pagi ini. Entahlah. Aku merasa salah tingkah juga. Aku jadi kikuk.

"Kita ngobrol di dunkindonat aja ya," ajaknya.

Aku harus apa lagi? Aku ikuti dia menuju kursi restoran dekat pintu masuk itu. Aku pesan coklat panas dengan dua donat. Ambar pesan yang sama.

Kami ngobrol seputar dunia cyber, tentang chatting dan banyak hal lagi. Entah kenapa, aku jadi membandingkan dia dengan Elga. Kok tega ya. Dia memang lebih cantik dari Elga. Bicaranya juga cepat nyambung. Dan aku yakin dia lebih cerdas dari Elga. Cuma bedanya, Elga dari keluarga yang jelas, sedang Ambar mengaku tidak tahu siapa bapaknya. Ibunya hanyalah wanita korban nafsu kotor lelaki. Dia adalah hasil dari kasus perkosaan. Itulah awal tidak percayadirinya. Itulah awal dia tidak percaya lelaki. Dia tidak yakin ada lelaki yang baik. Susah juga kalo dia sudah punya pikiran yang demikian.

Cuma dia mengaku, setelah mengenal aku, dari chatting dan sms, dia mulai yakin ada cowok yang baik. Memang selama ini aku berteman dengan konsep mengajak kebaikan aja. Kalo ada yang ikut-ikutan untuk bermaksiat ... ah, memang aku merasa selama ini sebagai penggoda aja.

***

Aku segera masuk ke ruang tunggu. Kutinggal Ambar di luar. Walau selama ini aku mengharapkan Bagus, aku juga senang bertemu Bagus dengan wujud Ambar. Selama ini lamunankau telah diarahkan untuk kearah lebih baik. Semua atas ijin Allah.

Di ruang tunggu sudah rame. Sudah banyak bulenya yang sudah mau meninggalkan Bali. Inilah bagian Bali yang terakhir.Penerbanganku belum bisa checkin. Aku masih menunggu setengah jam lagi. Ada penerbangan yang dibatalkan. Semoga penerbanganku tidak mengalami hal yang sama. Cuaca akhir-akhir ini memang mengkhawatirkan. Tapi aku juga khawatir dengan kondisi pesawat yang banyak menimbulkan kecelakaan. Ya Allah, lindungilah aku. Kalau saja Allah mengambilku dengan cara kecelakaan peasawat ... ah, kok aku jadi berpikiran tentang mati?

Mendadak tubuhku terasa dingin. Ada rasa aneh. Entahlah. Ada rasa sedih, pasrah, dan tak tau apa. Ada rasa kematian semakin dekat saja.

Ketika aku ke toilet, dan menuju urinoir untuk kencing, di sebelahku ada cowok juga kencing. pakainnya putih-putih. Celana jeans putih, sepatu reebok putih dan kaos joger. Rambut sedikit cepaknya, membuat wajahnya kelihatan ganteng banget.

Dia menoleh ke arahku, melihat ke arah barangku. Aku juga menoleh ke barangnya yang setengah tegang. Dan aku melihat proses menegang barangnya sampai menyentuh bagian atas urinoir. Dia mesti memegangnya agar masuk lurus. Indah sekali. Bentuknya tidak seperti yang pernah aku lihat. Panjang, besar dan bagian kepala yang padat, besar, indah mengkilat. Dia membuiarkan aku menikmati memandang barangnya yang menegang kencang itu.

Aku gak tahan juga. Barangku pelan menegang. Sengaja aku mundurkan pinggulku, agar dia juga bisa melihat punyaku. Sampai akhirnya aku masukkan barangku ke celana. Dah, cukup! batinku. Kutinggalkan dia yang sedang mengocok barangnya. Perasaan aku tidak karuan.

Di luar toilet perasaan bersalah itu timbul lagi. Kenapa ada perasaan begini? Saat aku galau dengan kematian, aku menemukan cowok ganteng dengan pakaian putih-putih, walau kejadiannya terasa aneh banget. Mungkinkah dia malaikat PENCABUT NYAWA yang menjelma jadi cowok ganteng yang mau menggodaku? Kalau aku melayani dia, mungkinkah aku menemukan kematian di sisinya? Jantungku berdetak aneh. Inilah saatnya kematian itu .... Aku tak mendengar informasi untuk penumpang penerbangan. Semua titipan-Nya segera diambil. Kematian itu sudah datang ...Padahal aku belum menyelesaikan tugas-Nya yang diberikan padaku. Ya Allah, apa mesti sekarang ...?

Aku belum mengenal Elga lebih dekat. Juga Ambar.Ya Allah, beri kesempatan aku untuk merasakan nikmatnya sebagai lelaki sesuai fitrahmu. Dingin itu terasa makin mengeringkan ragaku. menjalar dari ujung jariku, menyelusuri telapak kakiku, terus ke atas .. terasa lemas seluruh kakiku. Arwahku terasa menjalar keluar. Mencabut diri ...

(Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberi inspirasi untuk ceriita ini. Kepada yang di Aceh, Medan, Lampung, Indramayu, Semarang, Surabaya, Makassar, Balikpapan. Terutama tulisan dan surat-surat di http://groups.yahoo.com/group/hijrah_euy. Maaf lahir batin ya...)

###

24 Gay Erotic Stories from Lelaki63

Akhir Cinta Andri

Sore dengan udara sejuk sehabis hujan begini enaknya memang tiduran saja di kamar. Tapi aku punya niat untuk membelikan sesuatu untuk Elga. Dia ulang tahun minggu depan. Entah kenapa, ada rasa yang tidak biasa setiap aku ingat dia. Ada rindu disana, ada kangen, tapi juga rasa sepi dan sedih. Entahlah ... Sejak kemarahan Andri padaku, memang ada rasa sepi yang tiba-tiba hadir. Ada

Aku adalah Yadi

Jadilah diri sendiri. Jangan mau jadi orang lain atau makhluk lain. Berlakulah sebagai kodrat yang diciptakan oleh Tuhan. Itu terus yang terngiang di telingaku, di pikiranku. Selagi aku menghindar dari semua godaan yang aku senangi tapi tidak disenangi Tuhan, bisikan-bisikan itu terus bersuara. Kadang pelan, kadang sampai menghentak jantungku. Sore ini aku pulang tidak terlalu malam.

Aku dan Elang

Aku sedang menikmati foto-foto model dari majalah Playgirl yang kuambil dari internet di komputerku di kantor. Malam belum begitu larut. Rasa malas pulang ke tempat kost membuatku betah di kantor. Ada ratusan foto cowok keren yang telanjang atau setengah telanjang yang kutonton bolak-balik. Aku tidak suka melihat gambar yang vulgar dan sangat porno. Sarafku di kepala kembali berdenyut. Keren

Aku Dan Joko

Sejak kejadian yang menimpa mas Wawan, rumah kontrakannya masih kosong. Mas Wawan masih merasa trauma dengan meninggal semua orang yang sangat dicintainya. Semoga dia dapat mengambil pelajaran dari apa yang dialaminya itu. Malam ini ada pengajian di mesjid dekat rumah. Ketika aku mengambil air untuk sholat, aku menangkap sepasang mata yang juga sedang melihat ke arahku. Deg! Jantungku memberi

Aku Di BALI : Bayangan Kerinduan

Gerimis kecil menyambut kami di Ngurah Rai. Bali belum begitu ramai sejak dua kali kena bom. Tapi beginilah, untuk pertama kali aku ke Bali, kesan pertama ada rasa senang. Aku banyak tau Bali hanya lewat internet dan cerita teman-teman saja. Perasaanku kadang masih terasa sepi dan sedih. Baru sekarang ini aku merasakan ini. Apalagi kalau melihat sesuatu yang memperlihatkan keakraban

Aku Di Bali : Kebersamaan Misterius

Tak biasanya aku mandi tanpa mempermainkan batangku. Apa karena doaku ketika masuk kamar mandi, atau karena aku udah kecapaian atau karena memang aku sudah sadar kalau masturbasi tak baik untuk diriku? Segera aku keluar kamar mandi dan berpakaian. Cermin kamar mandi berembun karena udara panas air hangat dan aku tak bisa menikmati keindahan tubuhku sambil melap diri dengan handuk.

AKU DI BALI : MENAHAN DIRI DARI GODAAN

Perjalanan ke Nusa Dua aku lewati sambil tidur. Aku tertidur di mobil, di tempat duduk belakang. "Dah sampe! Yadi bangun!" Gelagapan aku bangun. Sejenak aku tak menyadari sedang di mana. Fitri, Arman dan Dodi menunggu di luar mobil. Sebagian barang-barang yang kami bawa sudah diturunkan dari mobil. Rupanya sudah di pelataran parkir di depan sebuah hotel. Lingkungannya sangat indah.

AKU DI BALI : UJIAN DALAM GODAAN

Kegiatan pemotretan di kawasan Nusa Dua berjalan lancar. Kami sangat didukung oleh pengelola kawasan ini. Walau kepariwisataan di Bali ini sudah mulai pulih setelah didera teror bom, rupanya promosi tetap diperlukan. Karena itu mereka sangat membantu. Ada yang memperhatikanku. Aku rasakan itu. Kusapu pandanganku ke sekeliling. Mataku terhenti di pojok sana. Kami sedang makan di restoran hotel.

Aku Di Bali: Kesendirian Yang Sepi

Sejenak aku tidak menyadari, sedang berada di mana. Tapi beberapa saat kemudian aku dapat melihat sekeling: kamar hotel yang luas, rapi dan dingin. Ada suara gemuruh di luar. Suara deburan ombak pantai Kuta. Hanya lampu dekat pintu yang menyala, sedang di tengah ruangan mati. Temaram. Tubuhku terasa sudah nyaman. Sebelum tidur tadi aku sudah beberapa kali buang air. Dan sebelum tidur

AKU DI BALI: PESTA ITU TELAH BERAKHIR

Pemotretan di Dreamland memang seru banget. Walau pantainya tak begitu panjang, tapi sangat indah pemandangannya. Apalagi para model cowok merasa bebas melakukan apa saja. Beberapa pengunjung umum malah menikmati keramaian ini. Langit cerah berwarna biru. Hujan rintik sedikit gerimis tidak mengganggu kegiatan. Di atas tebing itu telah dibangun restoran. Sejak keluarnya mas Tommy, sang putra

Ancol dan Misteri

Proyekku selesai dengan sukses. Bu Ayu mengirimkan SMSnya untuk menyampaikan terima kasihnya atas apa yang kukerjakan untuk perusahaannya. Bu Poppy memberiku bonus dengan mentransfer uang ke tabunganku. Aku belum mengecek berapa nilainya. Tapi penghargaan yang diberikan mereka sudah cukup menyenangkan. Saat sekarang sedang ada pendekatan untuk pekerjaan graphic design sebuah hotel baru di sekitar

ANDRI, SANG KEKASIH

Bete abis! Sungguh aku nggak bisa tenang lagi. Maunya teriak dengan kencang atau menghantam sesuatu sampai hancur. Disisi lain entah kenapa keinginan untuk introspeksi diri hanya timbul sebentar, tertutup oleh emosiku yang sedang memuncak. Mestinya aku sadari apa yang membuat aku galau gelisah, karena ibadahku yang yang tidak kukerjakan dengan baik. Sholatku tidak tepat waktu dan kadang ada

ANDRI, SANG KEKASIH 2

Hari-hari setelah dari karaoke beberapa hari lalu memang membuat aku sedikit ada semangat. Entah apa dan kenapa. Tapi kupikr karena Andri, anak karaoke itu. Anak yang sederhana tapi penampilannya di mataku, entah kenapa kelihatan asik aja. Dan mimpi-mimpi itu yang membuat aku semangat. Atau karena aku sudah kembali beribadah dengan benar. Rasa syukurku terhadap apa yang telah diberi-Nya

ANDRI, SANG KEKASIH 3

Tubuh dan pakaianku sangat bau rokok. Aku nggak tahan. Sesampai di rumah, aku langsung mandi. Kubiarkan Anto yang masih meneruskan acara nonton tv. Masih terasa bagaimana Andri memperlakukan aku tadi. Kami berciuman sangat rapat dan lama. Baru sekali itu aku melakukkannya. Entah kenapa aku mau saja dan menikmatinya. Ah. Ada rasa kangen timbul tiba-tiba ...Dilain pihak aku merasa dosa. Terasa

Antara Menggoda dan Godaan

Aku terbangun ketika bel pintu berbunyi. Ah, aku lupa, kalau pintu masih terkunci. Disampingku Bu Ayu masih tertidur pulas. Kelelahan dia. Kuperhatikan tubuhnya yang halus dan putih. Dadanya masih kelihatan kencang dan perutnya juga tidak gendut. Aku suka keindahan yang dimiliki oleh ibu muda ini. Bel di pintu bunyi lagi. Mungkin Bang Jay pulang, kata batinku. Aku bangun dengan malas. Aku

Antra Menggoda dan Godaan

Aku terbangun ketika bel pintu berbunyi. Ah, aku lupa, kalau pintu masih terkunci. Disampingku Bu Ayu masih tertidur pulas. Kelelahan dia. Kuperhatikan tubuhnya yang halus dan putih. Dadanya masih kelihatan kencang dan perutnya juga tidak gendut. Aku suka keindahan yang dimiliki oleh ibu muda ini. Bel di pintu bunyi lagi. Mungkin Bang Jay pulang, kata batinku. Aku bangun dengan malas. Aku

Arisan !

Kalo sudah niat baik, aku merasa semuanya jadi mudah. Rencanaku untuk pindah tempat tinggal, dengan mudah kudapatkan gantinya. Dari seorang sahabat aku dapat rumah kontrakan di wilayah Jakarta Selatan, gayanya sih kayak rumahnya si Ucup dalam Bajaj Bajuri kalo dari tampak depan. Lumayan. Di depan ada teras, kemudian bagian dalam yang terbagi tiga, bagian depan ruang tamu, kemudian kamar tidur dan

BILA CINTA HARUS MEMILIH

Jangan berusaha untuk mengunci cinta dalam hidupmu dengan berkata

LEE WONG, ANAK SIMPANAN 1

Perasaan galau itu makin menegang, membuat nafasku terasa sesak.Keringat dingin mulai mengucur. Inilah saat kematian itu. Pelan kutarik nafas. Uuuuffhh! Kuehembus pelan, sampai dadaku terasa sakit. Mungkinkah jasadku mulai melepasakan dirinya dariku? Kok disini? Kok sekarang? Masih mampukah aku menahan kehendak-Nya? Semua apa yang pernah aku lakukan terasa berkelebat kencang. Kupejamkan

LEE WONG, ANAK SIMPANAN 2

Kami berhenti di salah satu rumah di kawasan Lippo Cikarang. Awalnya aku pikir ini rumah ibunya. "Ini rumah yang dibelikan Papa. Kalau dia pulang ke jakarta, pulangnya ke sini. Setelah itu baru ke keluarganya di Pondok Indah." Hah...? Sungguh aku tak mengerti. Tadi aja di mobil, dia cerita, biasanya kalo di mobil dia dengan papanya bebas melakukan aksi mesra-mesraan. Papanya yang aktif meraba

Malam Godaan

Malam sepi. Aku tetap berjalan masuk gang, jalan alternatifku, yang di kiri-kanan tergenang air got hitam yang kalau hujan sedikit aja pasti meluap. Kalau sudah begitu, aku tidak lewat sini. Tapi sekarang cuacanya sedang bagus, dan agak sedikit panas. Tubuhku yang tadi berkeringat waktu di kendaraan sudah agak kering. Gelap, hanya beberapa rumah yang menyalakan lampu terasnya,

Seorang Sahabat

Hari-hari kulalui dengan sedikit membosankan.Pekerjaan di kantorku sedang tidak begitu sibuk. Apalagi cuaca Jakarta dan sekitarnya akhir-akhir ini semakin panas. Belum lagi isu bencana gempa dan stunami yang membuat aku rada was-was juga. Hari kerjaku hanya duduk di depan komputer main game atau internet. Semua yang kulakukan untuk mengisi kebosananku terasa sia-sia. Rasa bosan makin menggebu

Tantangan Godaan

Hari Sabtu siang yang sedikit melelahkan. Aku tidak masuk kerja hari ini. Bu Poppy mengizinkanku untuk tidak masuk, tapi aku dibekali VCD yang berisi beberapa contoh iklan. Ini ujian aku pertama setelah hampir tiga bulan bekerja di biro iklan. Aku diminta buat konsep iklan sebuah kosmetik wanita dan akan presentasi hari Senin. Sejak pagi aku bersih-bersih kamar sambil menyetel VCD

Terjerumus Godaan

Kalau ada usaha untuk berbuat baik, kenapa mesti dilecehkan? Kadang memang tidak bisa konsisten soal kepatuhan untuk tidak berbuat dosa, karena para syetan pengganggunya lebih canggih dalam hal menggoda. Begitulah, ada teman yang berkomentar mengejek terhadap apa yang kuceritakan. Tapi tidak begitu dengan Ran. Kemarin Ran cerita kalau koleksi barang pornonya sudah dihibahkan kepada teman-teman

###
Popular Blogs From MenOnTheNet.com

Please support our sponsors to keep MenOnTheNet.com free.

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story