Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Sang Taruna AKABRI

by Priatop-jakarta


Sang TARUNA Cerita I Oleh : JakartaTop e-mail : calvin_abraham@yahoo.com

Kisah dibawah ini adalah fiktif belaka, semua peristiwa, nama, maupun tempat hanyalah merupakan fiktif demata, apabila trdapat kesamaan didalamnya maka itu semua hanyalah suatu kebetulan semata-mata.

Prolog : Calvin tokoh kita ini adalah seorang siswa kelas 3 di salah satu SMA favorit didaerahnya, menjadi seorang tentara merupakan impiannya sejak ia masih duduk dibangku SMP. Berasal dari keluarga yang harmonis, dengan kedua orang adiknya yang sangat ia sayangi, Calvin merupakan anak tertua dalam keluarganya. Ayahnya adalah seorang pegawai negeri disalah satu instansi pemerintah di Jakarta, yang saat ini sedang bertugas di pedalaman Irian Jaya (sekarang Papua). Cita-citanya untuk menjadi seorang tentara sempat memperoleh penolakan dari ayahnya, yang berkeinginan agar Calvin meneruskan pendidikannya ke fakultas kedokteran.

“Kak bangun kak, udah pagi nih… loe jadi ngedaftar Akabri gak ?” demikian sang adik membangunkan kakaknya yang masih tertidur lelap dibawah selimutnya. “Iya… iya… bentar lagi, mata gue masih sepet nih… cerewet banget sih loe…” balas Calvin dari balik selimut tebalnya. Pagi itu adalah hari pertama pembukaan pendaftaran calon taruna Akabri. Dengan badan yang masih menuntut untuk tetap tidur, Calvin melangkah menuju kamar mandi yang ada didalam kamar tidurnya tanpa sehelai benangpun yang menempel di badannya, tidur tanpa mengenakan pakaian merupakan kebiasaan Calvin selama ini. Seperti umumnya kaum Adam pada pagi hari saat baru bangun tidur, batang penis Calvin yang belum disunat itu berdiri laksana tugu Monas di Jakarta, dipenuhi dengan cairan air seni yang telah bergolak untuk segera dikeluarkan.

Semalam sebelum tidur, Calvin yang masih berusia belasan itu sempat menonton sebuah VCD porno yang ia beli dari seorang penjual VCD di kawasan Mangga Besar, Jakarta. Tak terasa penis Calvin malam itu mulai menegang saat ia menonton adegan “panas” di VCD itu, dengan tangan kanannya, Calvin mengusap-usap kemaluannya yang telah tegang dan berdiri dengan gagahnya, sejalan dengan kian “panas”nya adegan dalam VCD itu, tangan kanan Calvin tidak lagi hanya mengelus-elus “tugu monas”nya itu, namun mulai mengocoknya… Akh… akh… ssssssh, gila enak banget nih… oough yesssssh… ooough… aaaakh… Penisnya yang masih berkulum itu kini mulai kian mengeras dan mengeras seiring dengan semakin cepatnya tangan Calvin mengocoknya, oough… gila gue udah gak kuat lagi nih… aaaakh… yessssh… crot crot… penis Calvin menembakkan cairan spermanya dengan begitu kencangnya hingga mengenai dada Calvin yang bidang itu…. Oooough yesss… uenak tenan….

Kembali ke pagi hari dimana Calvin dengan gontai dan telanjang menuju kamar mandinya, setelah mengarahkan batang penisnya yang masih berkulup ke lobang toilet, Calvin melepaskan air seni yang telah terbendung didalamnya, untuk kemudian mandi pagi, mengenakan seragam putih abu-abunya, kini Calvin siap untuk menyantap sarapan pagi yang telah tersedia di meja makan bersama keluarga tercintanya. “Cal… kamu udah mantap mau daftar Akabri?” demikian sang ayah memulai pembicaraan pagi hari itu. “Mantap dong Pa, kan udah dari SMP Cal mau jadi tentara, emang kenapa Pa?” jawab Calvin. “Nggak… kalo kamu udah mantap ya Papa sama Mama ngedukung kamu, gitu juga adik-adik kamu, kita semua ngedukung kamu kok… tapi… apa kamu gak mau nyoba ikutan UMPTN juga ? Siapa tau kamu lolos UMPTN, kan kamu jadi punya banyak pilihan nantinya…” demikian ujar sang ayah yang dalam hati kecilnya tetap menginginkan anak tertuanya itu untuk kuliah kedokteran. “Gak ah… Cal maunya jadi tentara, dan soal ini kan udah pernah kita bahas, kok Papa nyinggung-nyinggung soal UMPTN lagi sih?” Sang ayah hanya tersenyum, demikian pula dengan ibu dan kedua orang adiknya, mereka paham betul akan sifat Calvin yang keras dalam pendiriannya itu. “Ya udah… sarapannya dihabiskan dulu, baru berangkat ke Kodam, ntar kamu diantar sama Pak Dirman, biar adik-adikmu ntar berangkatnya sama Papa aja… iya kan Pa ?” tanya sang ibu. “Iya, biar Arry dan Angga berangkatnya barengan sama Papa, kamu sama Pak Dirman aja ya…” balas sang ayah. ”Thanks ya Pa, Ma, Cal berangkat dulu...” Setelah mencium kedua orangtuanya, dan mengacak-acak rambut kedua adiknya, Calvin pun berangkat ke Kodam dengan diantar oleh Pak Dirman, sopir pribadi keluarga Calvin.

Krrr... krrr... krr... handphone Calvin bergetar didalam saku celana abu-abunya, rupanya dari teman akrabnya, Herdy. ”Halo... eh Cal loe udah jalan lom ?” tanya Herdy dari seberang sana. ”Udeh... ini gue baru aja jalan, dianterin Pak Dirman sopirnya bokap, loe jadi kan daftar Akabri juga...” jawab Calvin. ”Iyalah... loe jemput gue dong, motor gue mogok lagi nih, bisa kan Cal... males gue kalo musti naik angkot... bisa kan pren... ” balas Herdy. ”Iya degh... gue jemput loe... tapi gak dirumah loe ya, loe tunggu gue di perempatan depan rumah loe aja, biar kita gak telat naympe Kodamnya” ujar Calvin. ”Oke deh pren, gue tunggu ya...” ucap Herdy mengakhiri percakapan mereka. Calvin dan Herdy merupakan sahabat akrab sejak mereka masih SMP, mereka juga memiliki cita-cita yang sama, menjadi tentara, dan pagi ini mereka berniat untuk mendaftarkan diri mereka di Kodam dikota mereka. Perjalanan dari rumah Calvin hingga ke Kodam membutuhkan waktu 30 menit, kini Calvin dan Herdy yang diantar oleh Pak Dirman, telah berada didepan loket pendaftaran Akabri. Kegiatan hari pertama itu hanyalah mengisi formulir pendaftaran dan menyerahkan berkas-berkas yang diminta sebagai kelengkapan pendaftaran.

Seminggu sejak hari itu, kini Calvin dan Herdy mengikuti ujian seleksi yang meliputi tes akademik, tes kesamaptaan, dan juga tes kesehatan. Pada saat tes kesehatan, seluruh pendaftar diwajibkan untuk melepaskan seluruh pakaian mereka, dan berbaris untuk diperiksa oleh tim kesehatan yang ditunjuk. Pada saat tiba giliran nomor peserta milik Calvin dipanggil masuk, ia diminta untuk berdiri menghadap tembok, tingginya kembali diukur dan dicatat, kemudian ia diminta untuk berbalik menghadap sang dokter pemeriksa yang saat itu berusia sekitar 26 tahunan, sambil berjongkok, sang dokter wanita memegang batang penis Calvin yang berkulup dan masih “tertidur”, mendapat sentuhan dari dokter wanita yang masih cukup muda itu, perlahan penis Calvin mulai bangun dari tidurnya, melihat reaksi penis Calvin ini, dengan wajah dinginnya, sang dokter menyentil penis Calvin, yang tentu saja bukan kepalang sakitnya, menyebabkan penis Calvin kembali tertidur. Setelah melakukan pemeriksaan organ vital Calvin, sang dokter memerintahkan Calvin untuk kembali menghadap tembok, dengan meregangkan kedua belah kakinya, kembali dengan muka dinginnya, sang dokter tanpa mengatakan apa-apa memasukan jarinya kedalam lubang anus Calvin untuk melakukan pemeriksaan anus, mendapat pemeriksaan semacam ini menyebabkan Calvin berteriak kesakitan, lagi-lagi sang dokter wanita itu tidak menunjukan reaksi apa-apa dan hanya mengatakan ”Oke cukup, kamu boleh pakai baju kamu lagi, dan keluar keruangan sebelah untuk pemeriksaan mata”. Sambil menahan perih, Calvin mengenakan kembali pakaiannya dan menuju ke ruang sebelah sebagaimana diperintahkan oleh dokter wanita tersebut.

Hari yang dinanti-nantikan pun tiba, pengumuman penerimaan Calon Taruna Akabri. Baik Calvin maupun Herdy, keduanya dinyatakan lulus seleksi tingkat daerah, ini berarti keduanya berhak untuk melanjutkan seleksi akhir di Magelang, seminggu lagi. Sepulang dari melihat pengumuman, Calvin dan Herdy dengan menggunakan motor Herdy menuju rumah Herdy di kawasan Kalibata. Dalam perjalanan pulang itu, Herdy mengatakan akan mampir dulu kerumah saudaranya di Pasar Minggu untuk menyampaikan berita kelulusannya itu. Setelah bertamu kerumah saudaranya, Herdy dan Calvin kini meluncur menembus kemacetan Pasar Minggu menuju rumah Hedy di Kalibata, penat, lelah, dan kesal membuat keduanya berbaring lemas dikamar tidur Herdy. Kedua orangtua Herdy siang itu sedang tidak berada dirumah, maklumlah keduanya adalah pengusaha yang cukup sibuk di kawasan Pasar Senen. ”Asli gue gak nyangka bisa lulus tes” ujar Herdy. ”Gue juga gak nyangka Her... kalo gue bisa lulus, soalnya gue kan ngerokok...” balas Calvin. ”Eh loe mau makan gak?, gue laper nih” ucap Herdy kemudian. ”Gak akh, gue masih gerah nih... gile banget macetnya, padahal sekarang kan bukan hari Senin... mo rontok nih pinggang gue...” balas Calvin. ”Cal, loe masih inget gak waktu tes kesehatan... gue gak nyangka kalo tuh dokter cewe bisa sedingin itu megang-megang kontol gue....”lanjut Herdy ke Calvin sahabat akrabnya sejak mereka masih SMP. ”Ho oh... gak bakal gue lupa... suakit banget man...” jawab Calvin, dan keduanya pun tertawa. ”Ya udah, loe kalo mau mandi tuh handuknya di lemari gue, loe ambil aja sendiri” timpal Herdy kemudian. ”Loe gak mau mandi Her?, badan loe bau knalpot Metro Mini tuh...” canda Calvin ke Herdy. ”Mandilaaaah... gue juga udah begah nih, loe mandi duluan aja gih... masa mo mandi barengan... ntar kalo gue ngaceng pas mandi ma loe, gimana...?” timpal Herdy. ”Ga apa kok, emang ada larangan cowo mandi bareng?, lagian kalo loe ampe ngaceng, ntar gue sentil tuh ”manuk” loe kayak dokter yang meriksa kita... lagian biar cepet, kan gue juga harus ngabarin ke bokap nyokap gue kalo gue lulus tes...” ujar Calvin kemudian. Akhirnya keduanya pun mandi bersama dibawah shower kamar mandi Herdy. Pada saat mandi itu, Herdy melihat batang penis Calvin yang belum disunat dan berkata ”Cal... loe belom sunat ya?, lucu bentuknya, kayak anak kecil...” Kemudian Calvin pun menjawab ”Iya lom sunat nih gue... kenapa emangnya? Loe jangan bilang ”dia” kayak anak kecil, loe belom tau aja kalo dia bangun... punya loe juga kalah gedenya...” Ukuran penis Herdy memang terbilang cukup besar dan panjang, bentuknya pun cukup bagus, dengan kepala penis yang telah disunat, mirip seperti kepala rudal. ”Yakin loe... kalo penis loe tuh sanggup ngalahin rudal gue ini?” tanya Herdy penasaran. ”Mo bukti loe Her?, ntar gue buktiin kalo dia bangun” balas Calvin. Kemudian Calvin pun mulai mengocok penisnya dengan menggunakan tangan kanannya yang dipenuhi oleh sabun mandi itu, perlahan namun pasti, penis Calvin mulai bangun dari tidur siangnya. ”Udah akh, kelamaan kalo gitu caranya, kapan mo selesai mandinya kita?” ujar Herdy, ”Sini gue kocokin kontol loe biar cepet bangun...” ujar Herdy. Tanpa menunggu persetujuan Calvin, Herdy pun mulai memegang penis Calvin dan mengocoknya. Calvin yang sempat terkejut dengan ulah sohibnya itu, hanya terdiam saja ketika tangan kanan Herdy mulai mengocok dengan lembut batang penisnya.”Gile loe Her... gue gak nyangka kalo tangan loe bisa seenak ini ngocokin kontol gue... udah bangun tuh kontol gue loe kocokin... oough enak banget man tangan loe... oough... oough... gue jadi ngaceng nih Her...” ucap Calvin sambil bersandar di dinding kamar mandi Herdy, dibawah pancuran air hangat dari shower diatas mereka. Penis Herdy yang sejak tadi sudah setengah tegang kini kian mengeras saja, ”Cal... gantian dong loe kocokin kontol gue...” kata Herdy ke Calvin yang sedang merasa nikmatnya kocokan tangan Herdy. ”Ya udeh... sini gantian gue kocokin kontol loe Her...”. Maka kini gantian tangan Calvin yang mengocok dan membelai penis Herdy. ”Gile... kontol loe keras banget Her, mana panjang lagi... kebayang kalo loe ”nembak” memek cewe...” ujar Calvin. ”Uuugh... enak banget Cal... kencengin kocokna loe Cal.... oough yesssh.... enak man.... gue gak tahn lagi nih...” erang Herdy. ”Loe kocokin kontol gue juga dong... masa loe aja yang keluar... gue kan juga pengen dikeluarin...” Maka tangan herdy pun kembali mengocok batang penis Calvin yang telah menegang dan mengeras itu. Kini tubuh keduanya saling berdekatan dengan rapatnya, mereka saling mengocok batang penis, sementara secara refleks tangan kiri keduanya saling merangkul pinggul masing-masing sehingga keduanya kian rapat dan berpelukan, diiringi dengan kian cepatnya degupan jantung dan semakin kencangnya aliran darah dalam tubuh keduanya, baik Herdy maupun Calvin akhirnya mencapai klimaksnya. ”Oouugh gue udah ga tahan nih Cal.. pejuh gue udah mau keluar nih...” erang Herdy. ”Punya gue juga nih Her... udah mo muncrat nih... aaakh.... oough....” balas erang Calvin. Kini mereka semakin mempercepat kocokan masing-masing, dan.... Crot... crot... croot... penis keduanya akhirnya memuntahkan lahar putih hangatnya. “Buset… pejuh loe banyak banget Cal… jarang loe keluarin ya… kalo loe ‘ML’ ma cewe pasti langsung bunting tuh cewe…” ujar Herdy ke Calvin. “Punya loe juga banyak man… udah akh… bersihin dulu tuh… trus kita makan… gue jadi laper nih Her” balas Calvin. Setelah selasai mandi dan berpakaian kembali, Calvin dan Herdy kemudian menyatap makanan yang telah disediakan oleh si bibi pembantu di keluarga Herdy, dan kemudian merekapun meluncur menuju kawasan Tomang, rumah Calvin.

Rupanya berita kelulusan seleksi mereka telah diketahui oleh keluarga Calvin, karena ayah Calvin yang pegawai negeri itu memiliki kenalan di Kodam, tempat dimana Herdy dan Calvin mendaftar Akabri, dan berita ini pun rupanya telah disampaikan oleh ibu Calvin ke orangtua Herdy, serta mengundang kedua orangtua Herdy untuk dating kerumah keluarga Calvin untuk merayakan kelulusan seleksi daerah anak-anak mereka. Kedatangan Calvin dan Herdy disambut dengan sukacita oleh keluarga mereka masing-masing di rumah Calvin.

Hari-hari penantian keberangkatan yang membosankan pun akhirnya berakhir, hari ini keduanya telah kembali berada di lapangan Kodam, bersama-sama dengan puluhan Calon Taruna Akabri lainnya, menunggu untuk diberangkatkan ke seleksi tahap selanjutnya, Seleksi Akhir di Magelang selama delapan minggu. Hari-hari yang melelahkan, yang dipenuhi dengan air mata dan perjuangan menanti kedatangan mereka para Calon Taruna Akabri di Magelang.

Bersambung….

###

1 Gay Erotic Stories from Priatop-jakarta

Sang Taruna AKABRI

Sang TARUNA Cerita I Oleh : JakartaTop e-mail : calvin_abraham@yahoo.com Kisah dibawah ini adalah fiktif belaka, semua peristiwa, nama, maupun tempat hanyalah merupakan fiktif demata, apabila trdapat kesamaan didalamnya maka itu semua hanyalah suatu kebetulan semata-mata. Prolog : Calvin tokoh kita ini adalah seorang siswa kelas 3 di salah satu SMA favorit didaerahnya, menjadi seorang

###

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story