Gay Erotic Stories

Entah dari mana Reno tahu bahwa aku adalah warga negara Amerika [US Citizen]. Bisa jadi dia tahu dari Manajemen Apartemen, dari Satpam Apartemen, atau entah dari mana. Aku memang baru pindah ke apartemen itu,tidak heran jika informasi tentang jatidiriku agak mudah diakses di kantor Manajemen Apartemen itu.Mungkin sewaktu data tentang diri-ku sedang di-entry, Reno sedang berada di kantor Apartemen itu atau berkasnya tercecer di meja sehingga terbaca Reno.

Tentu saja tidak ada masalah bagiku kalau ada orang yang tahu bahwa aku US Citizen. Kenyataan-nya aku memang US Citizen dan aku tinggal secara sah, punya izin tinggal, dan selalu bayar pajak.

Walaupun kakekku orang Jerman dan aku lahir di Amerika tapi aku merasa sebagai Indonesia asli. Sebetulnya hanya kakekku saja yang orang-asing, nenekku, ibuku, ayahku orang Indonesia Asli dan aku dibesarkan,bersekolah dari TK,SD,SLTP, SMA/ SMU di Indonesia.Hanya ijazah S1 dan S2 saja yang aku dapatkan di Amerika Serikat. Bahwa kemudian aku memilih jadi WNA [US Citizen] bukan jadi WNI, ada pertimbangan tersendiri yang rasanya tidak patut aku ceritakan dalam cerita cabul yang tidak bermoral ini.Karena hal itu adalah masalah yang sangat pribadi!

Jika biasanya aku yang mencoba melakukan PDKT [Pendekatan] pada seorang cowok, maka kali ini Reno lah yang mulai PDKT padaku. Yach! Bedanya kalau aku PDKT untuk mendapatkan sex, maka Reno PDKT padaku untuk mendapatkan informasi tentang cara-cara bersekolah di Amerika Serikat.

Aku menganggap Reno pemuda yang berani, tidak pemalu dan sangat percaya diri. Bayangkan, pada suatu sore Reno mengetuk pintu apartemenku,lalu dia memperkenalkan diri bahwa dia bernama Reno, tinggal di lantai-8 apartemen itu dan menyampai-kan maksudnya bahwa dia ingin berkenalan dengan-ku dan dia juga berterus terang bahwa dia ingin mendapatkan informasi dari aku tentang hal-hal yang perlu dia ketahui jika akan bersekolah di Amerika atau tepatnya langkah-langkah yang harus dia lakukan jika dia ingin sukses bersekolah di Amerika.

Aku sangat menghargai sikap Reno ini.Apalagi Reno juga berwajah tampan[mungkin justru hal ini yang membikin aku menghargai sikap Reno, bukan karena keberaniannya atau keterus-terangannya].

Tentu saja kedatangan Reno aku sambut dengan tangan terbuka.Aku langsung merespons bahwa aku siap memberikan informasi apa saja yang diperlu-kan Reno Dalam hatiku aku berpikir, Reno seperti menyerahkan dirinya jadi mangsa lelaki homosex bejat macam aku!

Reno harum sekali. Entah dia memakai parfum atau deodoran atau minyak rambut merek apa. Tapi aku merasa segar dan betah berada dekat-dekat Reno yang menawan hatiku itu.

Waktu Reno datang di apartemenku sudah menjelang waktu Maghrib.Untung saja setelah basa-basi dan mendapatkan informasi awal Reno pamit karena ada janji dengan orang-tuanya.Kalau tidak, bisa-bisa aku mengorbankan Sholat Maghrib-ku untuk sekedar menikmati keberduaanku dengan Reno,remaja tampan itu. Sebelum berlalu Reno minta izin agar dia boleh datang lagi jika ada yang perlu dia tanya-kan - tentu saja aku izinkan. Sambil otak kotor-ku berkhayal siapa tahu aku bisa menikmati tubuh-nya yang belia itu! Mungkin jika sedang makan di Warung Padang, Reno dapat diibaratkan "Ayam Pop" yang empuk, putih, gurih, dan ledzat.Agh! Ta'i! Sebelum Reno datang ke apartemenku, aku memang sudah sering melihat Reno di tempat parkir atau di lift gedung apartemen itu.Reno adalah pemuda yang tampan dan menawan,karena dia tinggi ramping berdada bidang dan bertubuh atletis. Lengannya kekar amat indah dan kulitnya putih bersih.

Reno tidak bernuansa bule, tapi jika aku melihat Reno aku teringat pemuda-remaja Australia yang bertubuh altetis di Gold Coast [Queensland] atau "male stripper" asal Australia atau bintang film pria Home and Away di channel TV ABC Indo Vision. Jadi, aku mengatakan sungguh-sungguh bahwa Reno memang benar tampan dan menawan.

KUNJUNGAN KEDUA

Sekitar seminggu setelah berkenalan dengan Reno, dia menelepon aku untuk janjian ketemu aku lagi. Reno ingin menanyakan hal-hal lain lagi untuk persiapan ke Amerika.

Tentu saja Reno harus mempersiapkan diri dengan sistem Amerika yang mungkin berbeda jauh dengan sistem pendidikan di Tanah Airnya. Di samping itu,walaupun kemampuan Bahasa Inggris Reno sudah lumayan,Reno masih harus punya kemampuan menulis dan mungkin juga berdebat serta berdiskusi dalam Bahasa Inggris. Hal-hal seperti inilah yang aku perlu jelaskan kepada Reno agar perkenalannya dengan aku tidak sia-sia.

Selain itu aku juga mengingatkan Reno bahwa dia akan berpisah dengan orang-tua,keluarga,dan juga teman-temannya.Apakah di Amerika nanti Reno akan cepat mendapat teman baru ataukah dia terpaksa harus kesepian karena tak ada yang mau berteman dengannya. Semua itu dipengaruhi banyak faktor termasuk faktor diri Reno sendiri.Belum lagi Reno juga harus mengelola uang, memikirkan akomodasi, [tempat tinggal], makan dan masak, laundry, dan tentu saja Reno harus belajar, harus ujian, dan tentu harus cepat selesai.Karena Reno sekolah di Amerika dibiayai orang-tuanya. Pada waktu cerita cabul ini ditulis sudah jarang orang Indonesia yang belajar di Amerika, karena masalah visa dan juga masalah biaya pendidikan serta biaya hidup yang tinggi di Amerika.Orang Indonesia cenderung memilih belajar ke Australia, Eropa atau negara tetangga seperti Singapura, Jepang, Filipina, dan Thailand. Pada kunjungan kedua kalinya itu Reno datang sudah jam 20:00 di hari Jum'at. Jadi aku tidak usah tergoda atau diombang-ambing antara Sholat Maghrib atau berduaan dengan Reno yang ganteng itu!

Karena aku dan Reno punya banyak waktu maka kami pun ngobrol sampai malam.Bahkan karena aku dan Reno belum makan malam, aku mengajak Reno makan di luar dan dia tidak menolak. Tentu saja dalam hatiku aku berkhayal sedang berpacaran dengan Reno yang tampan-rupawan-menawan itu.

Reno adalah pemuda yang simpatik,cerdas, punya wawasan luas, dan sangat dewasa. Oleh karena itu aku terpaksa harus berpikir keras,apakah kiranya Reno mungkin untuk aku cabuli[?].Agar Reno tidak curiga, kaget atau menjauh dari aku - seandainya dia sempat mendeteksi bahwa aku suka hubungan sex sejenis - maka aku bersikap selaki-laki dan sejantan mungkin.Aku juga sekali-sekali mengajak Reno bicara tentang sepakbola dan mesin mobil - topik yang dianggap "cowok banget".

Berdasarkan pengalamanku yang amat sangat cabul ini,setiap pemuda remaja [laki-laki] tidak pernah keberatan untuk diajak hubungan sex sejenis asal dilakukan dengan cara yang tepat, elegan, dan sopan. Sebagian kecil dari mereka terpaksa harus ditaklukkan dulu dengan kekerasan. Tapi setelah mereka berhasil ditaklukkan [dipaksa] mereka akan menyerah dan pasrah untuk mendapatkan penyerahan yang nikmatt!Berhasil menaklukkan[dan memperkosa] pemuda remaja dengan kekerasan,apalagi jika cowok itu bertubuh atletis, kekar, dan berotot berusaha keras melawan, merupakan kenikmatan-surgawi yang tersendiri! Di situlah kenikmatan sexual dan kenikmatan sadistik menyatu dan mengatar nyawaku moksa ke nirwana seakan menempatkan diriku ke tingkat kesunyataan mulia - menjadi Boddisatwa!

AWAL MAIN CABUL

Sepulang dari makan malam,aku mengajak Reno untuk melihat-lihat album lamaku,buku tahunan,dan buku kenangan angkatanku di alma materku di Amerika. Aku juga menyalakan TV. Supaya aku dapat mudah menerangkan gambar dan foto yang sedang dilihat Reno, aku duduk di samping Reno. Kmai duduk di sofa.Sementara Reno melihat-lihat album aku pura-pura nonton siaran berita TV atau headline news.

Karena aku duduk di samping Reno aku pura-pura meletakkan tanganku di bahunya sambil nonton TV. Seakan-akan tidak sengaja.Lalu aku juga pelan-pelan mengelus punggungnya yang keras dan kekar.

Sementara itu aku mulai bernafsu.Kontolku mulai menegang, nafasku agak memburu. Hampir saja aku tak bisa mengendalikan diriku. Tetapi tiba-tiba saja Reno berhenti melihat album dan dia spontan berkata :

"Mas. Reno juga suka kok sama Mas Mario", suatu pernyataan yang belum pernah aku dengar sebelum-nya dari cowok manapun juga yang pernah kusukai, aku dekati, atau aku cabuli.

Aku merasa mendapat durian runtuh, cahaya Dewa Ndaru,lotere,atau entah apa.Aku merasa bahagia dan bersyukur dan karena itu tanpa berkata apa-apa aku peluk Reno. Aku ciumi lehernya, bagian atas dadanya dan kemudian aku lumat bibirnya di atas sofa sialan itu!Aku merasa bahagiaa sekali!

Malam itu aku lanjutkan permainan cabul,permainan gila, permainan jahat yang memang sudah lama aku inginkan!Aku mengajak Reno bergulingan di karpet dan rasanya tambah nikmat karena tubuhku merasa-kan kerasnya lantai ubin di berbagai bagian tubuh -ku!

Kami saling membuka kancing baju,saling membuka-kan risleting celana,saling memplorotkan celana dan kancut,sampai akhirnya kami berdua telanjang bulat.Berpelukan nikmat!Aku meraba dan merasai semua bagian tubuh Reno yang untuk pertama kali dalam sejarah aku lihat dalam keadaan bugil ber- telanjang bulat tak berpenutup selembar benang pun jua. Tubuh Reno memang indah, bahkan mungkin lebih indah daripada jika dia berpakaian.Dadanya yang menonjol dengan puting susu yang melenting, perutnya yang rata dengan tonjolan six-packs,lalu kontolnya yang besar dan sunat,biji-pelernya yang membulat,jembutnya yang lebat,bulu-keteknya yang menandai dia cowok yang sehat.Semua indah,indaah, indaaah tak terkira!Reno bagai seorang bidadara, lelaki dari surga yang turun ke bumi hanya untuk aku, dipersembahkan kepadaku, kepadaku saja!

Entah berapa lama kami berdua berpelukan, aku meraba,mengobok,menggerayangi semua bagian tubuh Reno! Aku juga menyodok-nyodok silitnya dengan jari telunjukku sampai Reno terkaget-kaget,boelh jadi dia jadi merasa agak sakit di boolnya!Aku juga menyodok ketiaknya yang basah dan berambut ringan dan indah itu.

Akhirnya aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan emas untuk menyodomi silit Reno. Maka Reno aku telentangkan dan dia menurut.Bantal aku selipkan di bawah bokongnya sehingga panggulnya terangkat, kedua pahanya aku kangkangkan dengan tanganku!

Lalu tanganku meloco, menggosok, merangsang, dan mengocok kontolnya. Sekali-sekali jemariku juga merangsang puting susunya,sehingga Reno merasakan nikmat yang menggila sampai dia menggeliat-geliat nikmat tak tertahan. Dalam keadaan Reno begitu aku hajarkan kontolku yang sudah ngaceng sangat keras ke dalam silitnya dengan kasar.Reno kaget, mungkin merasa sakit tapi aku justru merasakan kenikmatan sex dan kenikmatan sadistik. Apalagi saat aku melihat wajah tampannya menujukkan rona kesakitan.

Sengaja aku hajar,aku hajar,aku hajar,aku hajar -kan kontolku ke boolnya maju-mundur, maju-mundur, dengan kasar sampai panggulnya bergoyang-goyang macam panggul perempuan yang sedang dientot laki-laki :

"Sakit Mas...", tiba tiba Reno berkata setengah menjerit.Aku jadi merasa tambah nikmat mendengar jerit-keluhannya dan aku berkata :

"Sakit sedikit ya, Reno laki-laki!", sambil aku terus memompa kontolku ke silitnya tanpa ampun! Aku merasakan tambah nikmat, tambah gila, tambah nikmat tambah gila dan CROOOOOOOOOOOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOOOOOOOOT! Pejuhku muncrat di dalam silit Reno dan aku segera mempercepat kocokan tanganku di kontol Reno dan Reno pun segera muncrat pejuhnya : CROOOOOOOOOOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOOOOOOOOOOT! AAAAAGH! Kecabulan yang indah!

[TA'I]