Gay Erotic Stories

Pada tahun 1999 selepas diumumkannya hasil jajak pendapat [referendum[ di Timor Timur,terjadilah huru-hara dan banyak orang Timor Timur [Timtim] yang kabur ke Timor Barat untuk menyelamatkan diri.

Diantara mereka yang kabur ini ada yang kemudian bermukim di Kupang,Denpasar,Makassar,dan Jakarta. Sebagian dari mereka ada juga yang kembali ke Timtim yang waktu itu sudah berubah nama menjadi Timor Leste.Leste adalah kata Portugis yang arti-nya "timur", jadi Timor Leste artinya Timor Timur juga. Waktu aku akan menempatkan Alfredo seorang pemuda Timor Leste di Denpasar sebagai pegawai kantor cabang dari kantor tempatku bekerja [yaitu suatu organisasi internasional],maka aku harus mengurus visa,izin tinggal, izin kerja untuk Alfredo di kantor imigrasi Denpasar.Tentu saja kantorku juga harus menanggung biaya-biaya untuk pengurusan surat-surat izin itu.Pada waktu aku sering datang ke kantor imigrasi bersama Alfredo aku berjumpa dengan Jacinto. Waktu itu Jacinto mengantarkan temannya ke kantor imigrasi itu untuk mengurus izin tinggal.

Ternyata Jacinto adalah teman Alfredo di Dili. Maka jadilah pertemuan itu suatu reunion atau reuni di antara dua teman lama itu. Jacinto ada lah salah seorang pelarian Timtim yang kemudian menetap di Denpasar dan memilih kewarganegaraan di tempat domisili-nya yang baru.

Di Denpasar Alfredo tinggal di rumah yang aku kontrak. Dia sekalian menjaga rumah itu. Karena aku harus bolak-balik Denpasar - Dili. Sebab, basisku sebagai Country Diretor adalah di Dili.

Alfredo adalah pemuda tampan yang bertubuh ketat dan atletis. Maklumlah, karena dia punya darah Portugis. Alfredo adalah bekas anak berandalan dan anggota suatu geng anak remaja di kota Dili yang tidak aman itu. Tapi berkat "pembinaan"-ku dan berkat kharisma dan aura-ku, Alfredo tunduk kepadaku.Aku bisa berbuat apa saja kepadanya dan dia menurut.Apalagi setelah dia direkrut sebagai staf di kantor organisasi internasional yang aku pimpin di Dili. Alfredo sengaja aku tempatkan di kantor cabang Denpasar agar aku lebih mudah untuk menikmati tubuhnya buat pelampiasan nafsu sex sejenis dan pelampiasan nafsu sadis-ku! Praktis dia adalah budak sex milikku!

Jacinto sering main ke rumahku di Denpasar untuk menemui Alfredo.Alfredo juga sering menceritakan kepadaku tentang apa dan siapa Jacinto, yang ada lah sahabatnya itu. Berikut ini adalah ringkasan cerita Alfredo tentang sahabatnya : Jacinto.

Jacinto aku jadikan tokoh dalam cerita cabulku ini karena dia tampan dan tubuhnya juga bagus.Aku suka sekali melihatnya.Agaknya sama juga seperti Alfredo, Jacinto adalah bekas anak berandalan. Yah,"anak berandalan yunior".Karena waktu mereka berteman di Dili, baik Jacinto maupun Alfredo masih berumur sekitar dua belas tahun.Waktu itu jembut mereka baru mulai tumbuh dan pejuh mereka pun belum keluar. Alfredo yang tetap tinggal di Dili kemudian jadi berandalan betulan.

RIWAYAT JACINTO

1. Yatim Piatu

[Jacinto adalah nama Portugis (dan juga Spanyol) yang artinya bunga hyacinth.Bagi perempuan,nama itu disebut Jacinta.

Menurut Alfredo,Jacinto lahir di pinggiran kota Dili. Mungkin di daerah Taibessi, Dare atau bisa juga di tempat yang lebih jauh seperti Remexio. Tapi menurut Alfredo pula, kemungkinan terbesar adalah bahwa keluarga Jacinto berasal dari Dare.

Dare adalah suatu conceilho (sub-district) yang letaknya di luar kota Dili. Tapi Gereja Katholik Dare yang cukup besar dapat dilihat dengan jelas dari kota Dili - karena letaknya di perbukitan. Gereja Katholik Dare terkesan berwarna merah jika dilihat dari kota Dili, karena atapnya berwarna merah.

Ayah Jacinto bernama Paulo dan ibunya bernama Jacinta.Boleh jadi itu lah sebabnya anak tunggal mereka diberi nama Jacinto. Sebetulnya Jacinto adalah anak ketiga, tapi karena dua orang kakak Jacinto meninggal waktu masih bayi maka jadilah Jacinto anak tungga(demi etika,maka nama keluarga Jacinto tidak disebutkan dalam cerita cabul ini).

Jacinta,ibu Jacinto,meninggal hanya beberapa hari setelah melahirkan Jacinto - anaknya yang ketiga itu. Pelayanan kesehatan selama 400 tahun masa penjajahan Portugis di Timor Timur amatlah sangat buruk. Oleh karena itu tidak mengherankan jika angka kematian bayi dan angka kematian ibu masih sangat tinggi di Timor Leste. Paul,ayah Jacinto meninggal ketika Jacinto masih balita.Sejak ayah-nya meninggal, Jacinto diurus oleh kakeknya yang selalu menyebut dirinya bernama : Maukuru.

Sehari sebelum pengumuman hasil jajak pendapat di Timtim (referendum), Maukuru meninggal dan pada masa huru-hara itulah Jacinto ikut kabur ke Timor Barat mengikuti seorang anggota militer yang kata -nya bernama Zacharias dan biasa dipanggil Bang Jack (dibaca "Jek")].

2. Sekilas Timor Portugis

[Pada waktu Portugis akan meninggalkan Timtim di tahun 1975,hanya ada satu orang dokter (militer) untuk seluruh wilayah Timtim dan dokter itu hanya bertugas melayani tentara Portugis dan ditempat-kan di Dili.

Dokter tentara Portugis itu terutama dimaksudkan untuk memberikan pelayanan penyakit kelamin bagi tentara Portugis. Oleh sebab itu di setiap pintu gerbang markas militer Portugis di Timor Timur, selalu ada "Posto Anti-Venerico" [Pos Pengobatan Penyakit Kelamin].Sebagian besar obat-obatan yang tersedia di klinik-klinik tentara Portugis adalah obat penyakit kelamin.

Anggota tentara Portugis sebagian besar adalah penduduk asli.Karena kulup mereka panjang-panjang dan tidak sunat,maka tak heran jika mereka gemar sekali ngentot dengan pelacur. Akibatnya mereka sering sekali ketularan penyakit kelamin. Seperti diketahui, lelaki yang tak sunat dan suka ngentot sembarangan akan sering sekali ketularan penyakit kelamin (STI - Sexually Transmitted Infection).

Pada masa penjajahan Portugis, sesuai konstitusi Portugis waktu itu,maka wilayah jajahan dianggap sebagai "propinsi seberang lautan Portugis" dan Timor Timor waktu itu masih merupakan bagian dari Propinsi Macau-Timor yang ber-ibukota di Macau - jajahan Portugis di daratan Cina dekat Hong Kong. Komando Militer Portugis di Timtim disebut CTIT(Commando Territorial Independeca de Timor). Buruknya pemerintahan Portugis di negeri induk [Metropole] mau pun di wilayah jajahan tak dapat terlepas dari peran buruk dari Diktator Salazar yang berkuasa puluhan tahun di Portugal secara otoriter,sama seperti juga diktator Generalissimo Francisco Franco di Spanyol.

Pada dasarnya Pemerintahan di Timor Timur di era penjajahan Portugis dikuasai oleh orang Portugis atau keturunan Portugis,baik ditingkat Governador[Propinsi], Administrador [District], mau pun di Conceilho [Sub-District]. Sedangkan pimpinan di tingkat Posto[Desa] dipegang oleh raja-raja Timor yang disebut Liurai.Para liurai ini sangat setia kepada Portugis karena orang Portugis diidentik-kan dengan para rohaniwan Portugis yang membawa Agama Katholik ke Timor (keselamatan).

Gereja Katolik [Diosis Dili] mempunyai pengaruh yang sangat besar pada masa pemerintahan jajahan Portugis.Itulah sebabnya Gereja Katholik di Timor Timur sangat terganggu ketika Timtim berada di bawah pemerintahan Indonesia. Karena kekuasaaan mereka tercerabut dan mereka nyaris tidak punya peran sama sekali dalam pemerintahan.

Diosis (keuskupan) Dili selalu berusaha membantu para Pemberontak Timtim dengan alasan memberikan pelayanan rohani.Itulah sebabnya mereka menolak untuk bergabung dalam wadah KWI (Konferensi Wali-Gereja Indonesia).Oleh karena itulah diatur oleh Vatican sedemikian rupa sehingga jabatan pimpinan Keuskupan Dili(Uskup Dili) dipegang oleh Sri Paus di Roma.Sedangkan uskup yang berada di Dili pada waktu itu berstatus sebagai Uskup Bantu.

Oleh sebab itu pada waktu Paus Johanes Paulus II berkunjung ke Dili,ketika memimpin perayaan misa, beliau mencium salib di altar[suatu tradisi yang dilakukan oleh seorang uskup jika memimpin misa di keusukupannya],untuk menunjukkan bahwa beliau adalah Uskup Dili.

Kelak Diosis Dili dipecah menjadi dua keuskupan yaitu Diosis Dili dan Diosis Baucau.Uskup Basilio do Nascimento ditahbiskan memimpin Diosis Baucau. Pengangkatan Belo sebagai Uskup Dili adalah atas usulan Jenderal Benny Murdani kepada Sri Paus, karena ketika itu belum pernah ada orang Timtim asli yang menjabat sebagai uskup. Sebelum Pastor Belo menjadi Uskup Dili, Diosis Dili dipimpin oleh Uskup Datubara asal Sumatera Utara sebagai "Uskup Bantu". Jabatan itu disebut Uskup Bantu, karena uskup yang sebenarnya adalah Sri Paus di Roma.

Pada dasarnya umat Katholik Timtim hanya mau menerima orang Portugis sebagai rohaniwan mereka atau orang-orang yang berlatar belakang budaya Portugis.

Pada era penjajahan Belanda di Indonesia, pastor-pastor Belanda yang ditempatkan di Timor Portugis -pun tidak pernah diterima oleh penduduk Timor Portugis].

3. Jacinto tinggal dengan Bang Jack

Pasca jajak pendapat Timtim,Bang Zacharias (Bang Jack) ditempatkan di Bali (Denpasar) dan Jacinto tinggal bersama Bang Jack.

Sebagai seorang perwira militer Bang Jack sangat paham tentang bagaimana caranya mengendalikan remaja berandalan seperti Jacinto sama halnya dengan mengendalikan anak buahnya (tamtama) yang berandalan.

Karena itu Bang Jack) "took no chances" (artinya: tidak mau mengambil risiko) dan Bang Jack segera menerapkan pendidikan militer pada Jacinto. Untuk itu Bang Jack segera menyiapkan pecut,borgol, dan rantai untuk mendidik Jacinto.Alat-alat itu akan digunakan sebagai "alat disiplin" untuk Jacinto. Supaya dapat disiplin, maka setiap pagi Jacinto wajib ikut lari pagi dan senam pagi bersama Bang Jack di lapangan sebuah Markas Militer.Bang Jack juga mengharuskan Jacinto lari-pagi dan senam pagi bertelanjang dada seperti juga Bang Jack dan anggota militer umumnya.Dengan demikian Bang Jack dapat sekaligus memeriksa dan juga memantau tubuh Jacinto kalau-kalau dia memakai Narkoba Suntik.

Bang Jack juga mewajibkan Jacinto mandi bareng Bang Jack dua kali sehari(telanjang bulat).Dengan demikian di samping Bang Jack juga bisa mengawasi seluruh bagian tubuh Jacinto,juga untuk memaksa agar Jacinto mandi dua kali sehariPenduduk Timtim umumnya jarang mandi,karena di Timtim memang air sukar didapat.

Pada malam hari pun Jacinto diharuskan tidur di samping Bang Jack telanjang-bulat di lantai(tanpa alas) hanya menggunakan alas-kepala bantal tipis. Dengan cara begitu Jacinto benar-benar dibentuk jadi laki-laki sejati dan dibiasakan hidup secara militer.

Bang Jack membuat aturan yang wajib diikuti oleh Jacinto. Untuk setiap pelanggaran aturan yang dilakukan Jacinto,sengaja atau tak sengaja, besar atau kecil kesalahannya, sudah pasti Bang Jack akan mengoreksi dengan lecutan cemeti yang KERAS (!) pada tubuh Jacinto,sampai kulitnya yang kena lecutan itu lecet dan berdarah!

Setiap kali akan dihajar dengan cemeti oleh Bang Jack, maka Jacinto harus telanjang-bulat dengan kedua kaki mengangkang lebar dan kedua tangan diangkat keatas,sehingga tubuh Jacinto berbentuk huruf "X". Bang Jack juga tidak ragu menghajar pipi Jacinto dengan tamparan keras PLAKK!PLAKK! jika dianggap Jacinto tidak perlu dicambuk,atau bisa juga dia "cukup" ditonjok perutnya dengan KERASS (!): BUK! BUK!,biasanya sampai Jacinto muntah-muntah!Tidak heran jika Jacinto menjadi segan dan amat takut pada Bang Jack yang keras dan kejam itu!

4. Jacinto tumbuh jembut

Waktu Jacinto kabur dari Timtim, dia berumur dua belas tahun enam bulan. Jembut dan bulu keteknya belum mulai tumbuh.Pejuhnya pun belum keluar.Dia belum pernah mimpi basah,walaupun kalau Jacinto tegang(ngaceng),kontolnya tegak, berdiri sampai ujung kontolnya mengacung dan seakan-akan seperti "menempel" ke dinding perutnya di bagian bawah.

Tapi setelah enambulan tinggal bersama Bang Jack, Bang Jack mengamati bahwa jembut Jacinto agaknya akan segera tumbuh.Apalagi Jacinto mengeluh bahwa pangkal kontolnya sering terasa gatal. Itu tanda jembutnya akan segera tumbuh.

Oleh sebab itu Bang Jack memutuskan bahwa Jacinto harus segera disunat. Apalagi kulup Jacinto juga panjang,seperti kulup orang Hispanik (Latino) di Amerika Latin.Maka setelah enam bulan Jacinto ber -ada di Denpasar dan sudah mulai terbiasa dengan kehidupan yang keras dan militeristik, maka Bang Jack merasa sudah waktunya bagi Jacinto untuk disunat.

Waktu Jacinto berumut tiga-belas tahun!Benar saja jembutnya mulai tumbuh dan ternyata cepat menjadi banyak dan lebat, meskipun bulu keteknya belum mengijuk.

Bang Jack juga belum pernah menemukan Jacinto mimpi basah.Hal ini mudah diketahui,karena setiap malam Jacinto tidur bertelanjang bulat di samping Bang Jack. Jadi,kalau Jacinto mimpi basah pasti akan ketahuan Bang Jack!Sebab pejuhnya pasti akan berceceran di seprei tempat tidur mereka itu!

Jacinto harus disunat sebelum dia mulai keluar pejuh (mimpi basah) agar kontolnya tidak sering ngaceng setelah dia disunat nantinya.Sebab, kalau luka sunatnya belum sembuh dan Jacinto sering ngaceng,maka luka sunatnya nantinya akan mudah terbuka lagi dan - jadi lama sembuhnya.Kelak jika kulup Jacinto sudah dibuang maka Jacinto tidak akan terlalu suka ngeloco! Tentu saja Jacinto akan disunat secara militer tanpa anestesi. Sehingga dia dapat benar-benar merasa-kan proses dirinya menjadi lelaki sejati (real man) atau "passage to manhood".

5 Jacinto disunat secara militer

Ketika Bang jack sedang meikirkan kapan Jacinto akan disunat,tiba-tiba dia mendapat tugas dinas ke ibu-kota negara untuk beberapa hari. Itu lah pertama kalinya Jacinto ditinggal sendirian oleh Bang Jack di rumah. Sekembalinya dari tugas,Bang Jack dilapori anak buahnya,bahwa selama Bang Jack dinas ke luar kota,Jacinto sering tidak ikut lari pagi dan senam pagi.

Bang Jack menganggap pelanggaran ini sangat tepat untuk dijadikan alasan menyunat Jacinto (seakan-akan sebagai hukuman).Maka,hari itu juga Jacinto disuruh datang ke kantor Bang Jack di Markas Militer.

Ketika Jacinto datang di hadapan Bang Jack,maka langsung Bang Jack membentak Jacinto :

"KENAPA KAU SERING TIDAK IKUT SENAM PAGI WAKTU AKU TIDAK DI RUMAH!"

Jacinto pucat dan ketakutan. Belum pernah dia melihat Bang Jack semarah itu. Apalagi waktu itu Bang jack sudah menggenggam pecut-besarnya dan Bang jack sudah telanjang dada. Sesuatu hal yang biasa dilakukan Bang Jack kalau akan menghukum dan menghajar Jacinto.

Jacinto gemetar dan ketakutan,dia hanya menjawab:

"Ampun.... Ampun Bang"

Ketika itu Jacinto sudah pernah dihajar beberapa kali oleh Bang Jack dengan KERASS(!) dan Jacinto merasakan hukuman yang diberikan Bang Jack sangat keras dan kejam.

"TELANJANG KAU!", bentak Bang Jack lagi.

Tanpa menunggu lebih lama. Cepat-cepat Jacinto melepaskan seluruh penutup tubuh remajanya yang berusia tiga belas tahun itu,dengan jembut yang sudah sudah mulai tumbuh!Jacinto sudah tahu bahwa kalau dia diperintah telanjang bulat, pasti dia akan dihajar!

Dalam keadaan Jacinto ketakutan dengan kaki lemas dan tubuh gemetar itu,Bang Jack meminta anak-buah -nya yang ada di situ, seorang Bintara yang ber-tubuh tegap dan kekar :

"Bawa dia ke kamar siksa!"

Bintara tegap itu keluar dari ruangan Bang Jack dan Jacinto mengikutinya dari belakang telanjang bulat. Jacinto kemalu-maluan berjalan telanjang bulat di kantor itu. Kemudian Bintara tegap itu menyuruh Jacinto berjalan duluan didepannya.Agar terkesan Jacinto sedang digelandang! Apa lagi sekali-sekali dia bertemu dan berpapasan dengan anggota militer.

Kamar siksa adalah ruangan di Markas Militer itu dimana para anggota tentara yang melanggar aturan atau disiplin,diinterogasi dengan bermacam-macam siksaan [supaya mau mengaku] dan ruangan dimana hukuman badan[corporal punishment] biasanya dila kukan.

Para anggota militer di markas itu sudah terbiasa melihat tahanan digelandang telanjang bulat ke kamar siksa.Tetapi tentu saja Jacinto tidak tahu hal itu.

Jacinto berjalan menunduk,kemalu-maluan,tubuhnya yang putih bersih, wajah Portugisnya yang tampan, kontolnya yang besar tapi belum sunat dan jembut-nya yang jelas tampak baru mulai tumbuh itu,tentu saja menarik perhatian para anggota militer yang berpapasan dengan dia. Satu dua orang di antara mereka ada yang menanyakan kepada Bintara tegap, anak-buah Bang Jack itu :

"Tahanan dari mana itu, 'kok masih anak-anak"

"Ya.Ini anak nakal!", jawab Bintara tegap itu sambil tersenyum.Jacinto tampak jadi makin kemalu -maluan! Sesampainya di kamar siksa, Jacinto segera saja dipentang di tiang siksa oleh Bintara tegap itu.

Kedua tangannya dirantai ke atas,kakinya dipaksa mengangkang lebar-lebar dan pergelangan kakinya dirantai ke kaki tiang siksa itu. Tubuh Jacinto seakan-akan membentuk huruf "X".Tubuhnya terasa nyeri karena tergantung dan tertarik ke atas dan kebawah.Pergelangan tangannya terasa nyeri-pedih karena kulitnya terjepit borgol logam. Ketiaknya belum ditumbuhi bulu-ketek, tapi ada jejas hitam memanjang di kedua belahan ketiaknya!Itu menunjuk -kan bahwa akar bulu-keteknya sudah mulai muncul dan satu atau dua tahun lagi atau beberapa bulan lagi bulu ketek Jacinto sudah akan tumbuh lebat dan banyak.

Sambil mementang tubuh Jacinto dengan cara kasar, Bintara tegap itu menimpali :

"Makanya lain kali ikuti saja perintah Bang Jack. Jangan suka melawan.Ini sebentar lagi kamu pasti akan dihajar Bang Jack"

"Iya Bang! Saya tidak akan berani lagi",jawab Jacinto dengan tubuh yang benar-benar "exposed", terpapar telanjang bulat itu!

Tiba-tiba Bang Jack sudah muncul di kamar siksa dan masih bertelanjang-dada. Bang Jack langsung mendekati Jacinto di tiang siksa dan lalu melecut -kan cemeti besarnya dengan keras kebagian bokong Jacinto yang putih bersih dan telanjang itu : CEPRETT! CEPRETT! CEPRETT!, dengan, ayunan yang mantap dan teramat KERASS(!),dibantu oleh seluruh otot-otot karate Bang Jack yang terlatih intensif itu! Akibatnya ujung cemeti itu menghunjam tubuh Jacinto dengan kecepatan amat tinggi dan ketika ujung pecut mengenai bokong Jacinto,langsung saja muncul goresan berdarah akibat lecutan cemeti itu. Pinggul Jacinto seakan-akan terdorong ke depan untuk menghindar lecutan yang amat sangat keras, terasa nyeri, dan pedih itu. Tubuhnya yang putih bersih telanjang bulat itu tergelinjang,wajahnya yang tampan menarik rona terkaget dan amat sangat kesakitan. Tanpa sadar Jacinto menjerit :

"AGH! SAKIT. AMPUN BANG!"

"DIAMMM KAU!!",bentak Bang Jack sambil menghunjam -kan lecutan yang lebih KERASS(!) lagi ke bokong Jacinto yang telanjang : JEPRETT! JEPRETT! Lima baris luka-lecet berdarah, hasil lecutan KERASS(!) tampak membias di bokong Jacinto yang putih bersih dan telanjang itu! Kontol Jacinto yang besar tapi masih kulup itu menunduk.Kepala kontol -nya nongtot keluar dari jepitan mulut-kulupnya!

Tubuh Jacinto yang putih bersih telanjang bulat itu mulai basah oleh keringat dan mulai berkilat akibat menahan sakitnya siksaan Bang Jack yang kejam,sadis, tapi jantan dan militeristik itu!!

Bang Jack melemparkan pecut besarnya ke sudut dan kemudian dia mengambil sebilah rotan yang tampak tergantung di paku yang tertanam didinding kamar siksa itu.Bang Jack melanjutkan lecutan kerasnya ke betis, paha, dan punggung Jacinto, menggunakan rotan yang lentur tetapi berdiameter cukup besar itu. Jacinto sudah pasrah dengan lecutan-lecutan itu, meskipun tiap kali tubuhnya dilecut, tidak urung dia tergelinjang kesakitan dan wajahnya pun menarik rona amat kesakitan!

Bang Jack merasa tubuhnya tambah ketat, puting susunya tegang dan melenting, kontolnya ngaceng. Bagaimana pun juga Bang Jack merasa terangsang dan amat menikmati "tugas mulia" mendisiplinkan Jacinto dengan lecutan-lecutan cemeti yang keras, kejam, sadis,dan tidak berperi-kemanusiaan itu!

Apalagi ketika Jacinto tampak mulai loyo setelah dihajar seperti itu!Bang Jack merasa perlu untuk membangkitkan semangat Jacinto dengan siksaan yang mengejutkan dan amat sangat nyeri, yaitu : sunat militer!

"Panggil orang kesehatan yang biasa menyunat!" kata Bang Jack memerintah Bintara tegap anak buah -nya.

"Siap!", jawab Bintara tegap itu dan ia segera berlalu dari situ.

Tak berapa lama Bintara tegap itu kembali dengan dua orang Bintara lain yang tidak kalah tegapnya! Keduanya telanjang dada seperti Bang Jack.Tubuh mereka berdua benar-benar sudah "jadi" dan amat berotot, seperti binaragawan senior!

"Jadikan anak ini lelaki sejati!" perintah Bang Jack. "Siap", jawab mereka berdua dengan tegas.Mereka berdua bekerja dengan cepat dan cekatan.Mula-mula mereka berdua cuci-tangan di wastafel yang ada di kamar siksa itu.

Wastafel itu biasanya digunakan untuk mencuci tangan para penyiksa dari lumuran darah korban yang baru disiksa. Setelah mencuci dan mengering -kan tangan mereka, keduanya mengenakan sarung tangan.Kemudian mereka membersihkan kontol, biji peler,lobang pantat, jembut dan paha di sekitar kontol Jacinto dengan suatu cairan. Cairan itu agaknya menimbulkan rasa pedih pada Jacinto.Sebab Jacinto tampak meringis-ringis kesakitan.

Dalam keadaan Jacinto merasa panas-pedih dikontol dan biji-peler,salah satu dari kedua Bintara itu memotong kulup Jacinto tanpa anestesi,tanpa belas kasihan, dan tanpa rasa kemanusiaan sama sekali dan sengaja disentakkan supaya terasa tambah pedih dan nyeri : KRES !

Segera saja tampak Jacinto terlonjak kaget karena dia merasa amat kesakitan dan dia menjerit keras meski agaknya suaranya tertahan:"AAAGH! SAKITT!". Jeritan itu langsung dibungkam dengan bentakan Bang Jack yang amat keras :

"DIAMMM KAU!!!",sambil membentak,tidak lupa Bang Jack melecutkan lagi rotannya dengan AMATT KERASS (!) ke bokong Jacinto yang telanjang : JEPRETTT!Hanya sekali tetapi AMATT! KERASS!,MANTAPP!, dan KEJAMM SEKALI!

Lecutan keras itu mengguncangkan tubuh Jacinto dan menambahkan bilur, lebam,dan lecet berdarah yang keenam.Kali ini luka lecutannya cukup dalam!

Wajah Jacinto tampak makin kesakitan. Kepalanya mendongak-dongak keatas,setiap kali keratan pedih dirasakan di kulupnya. Begitu juga ketika luka sunatnya dijahit. Setengah jam kemudian siksaan yang teramat sangat kejam itu selesai. Jacinto sudah selesai disunat dan dia sudah jadi lelaki sejati!

Jacinto diturunkan dari tiang siksa dan dibiar-kan terlentang telanjang bulat di lantai. Supaya dia merenungkan hukumannya dan tidak mengulangi kesalahannya!].

EPILOG

Meskipun sering dihajar dan disiksa,Jacinto tetap saja betah tinggal bersama Bang Jack.Mungkin juga karena Jacinto amat menikmati tinggal bersama Bang Jack.

Betapa tidak? Bang Jack selalu menganjurkan agar Jacinto sering-sering telanjang bulat jika sedang berada di rumah.Baik jika Jacinto disuruh corvee [kerja bakti]membersihkan rumah atau pun mencuci mobil, jika tidur malam hari, maupun jika mereka berdua sedang santai di rumah.

Apalagi setelah Jacinto mulai sempurna kedewasaan -nya dan dia sudah mulai keluar pejuh, ternyata Bang Jack tidak membatasi atau melarang Jacinto jika dia mau ngeloco atau onani[masturbasi] kapan saja dan dimana saja.Bang Jack menganggap ngeloco atau onani itu sebagai bagian dari kehidupan laki -laki sejati!

[KONTOL]