Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

An Unexpected Guest

by Bumi ayudhia


Dengan dibantu oleh 3 pekerja bangunan yang sedang bekerja membangun rumah mungilku, akhirnya tenda berukuran cukup besar telah berdiri tegak tepat di samping bedeng tempat para pekerja tidur dan istirahat.Dengan sisa tabunganku ditambah pinjaman dari kantor, aku dapat mewujudkan keinginanku untuk memiliki rumah sendiri. Sejak aku menikahi Karina 6 tahun yang lalu, kami hanya mampu mengontrak rumah dari tahun ke tahun. Meskipun tanah yang kami beli letaknya agak di pinggiran kota yaitu di ciputat, namun terasa masih sejuk dan asri.Di sekeliling tanah kami masih penuh oleh pohon buah2an yang berbagai macam dan rindang.Meski tanah itu telah di kaveling per petak-petak ,namun semua sudah ada pemiliknya. Kami rasanya orang pertama yang mau membangun rumah ditengah kebun buah2an itu. Harapan kami akan segera diikuti oleh mereka yang punya tanah di sekitar kami untuk membangun rumah diatas tanah mereka. Aku sengaja minta cuti untuk dapat mengawasi dan mengikuti perkembangan pembangunannya. Karina dan kedua putra kami yang masih kecil2 tetap menunggui kontrakan kami. Apalagi si bungsu baru berusia 2 bulan. Kulihat para pekerja sudah memulai kegiatan menurut tugas masing2. Ada yang mengaduk semen dan pasir, ada yang memasang bata dll. Umumnya mereka masih muda2 dan ada beberapa yang masih belasan tahun. Fondasi telah dikerjakan sejak seminggu yang lalu.Jadi untuk beberapa minggu kedepan tenda itu akan menjadi tempat tinggalku. Karina telah menyiapkan beberpa potong pakaian dan keperluan masak-memasak. Siang harinya, setelah lelah mundar mandir mengawasi mereka bekerja,aku ingin tidur2an sejenak.Seperti biasa, akulepas pakaianku hingga hanya mengenakan celana dalam, kurebahkan tubuhku diatas kasur lipat. Angin sepoi2 dari luar tenda membuatku ketiduran. Entah berapa lama aku tertidur sampai terbangun mendengar suara hiruk pikuk di luar tenda. Kuintip dari jendela kecil di bagian samping tenda untuk melihat asal suara gaduh. Yang kulihat membuat darahku berdesir.Ternyata ada pompa air tepat diantara bedeng dan tenda. Tampak belasan pekerja yang umumnya anak2 muda sedang mandi bersama.Tentu saja semuanya telanjang bulat.Ada yang memompa air untuk temannya, ada yang sedang menyabuni badannya, bershampo dan semua kegiatan mandi.Kuperhatikan beberapa diantaranya berbadan bagus dan gempal. Kontol2 mereka bergoyang bergelantungan meski tidak ada yang ngaceng.Bahkan nyaris berukuran kecil karena mengkerut kedinginan.Tapi ada juga yang berukuran besar meski sedang tidak ngaceng. Beberapa ada yang berjembut tebal tapi ada juga yang nyaris belum berjenbut karena usia nya yang masih muda. Mungkin mereka telah terbiasa mandi bareng hingga tidak tampak malu atau risih. Malahan ada beberapa yang saling bergurau menarik2 kontol temannya bahkan ada yeang menempelkan kontolnya ke pantat temannya. Tapi aku tahu mereka hanya bergurau. Sungguh pemandangan yang membuat birahi kehomoanku yang telah 6 tahun terkubur mendadak mencuat deras ke otakku, Bayangakan bagaimana rasanya melihat belasan laki2 telanjang bulat didepan aku yang sudah 6 tahun puasa total melakukan sex sejenis. Sejak aku menikahi Karina, aku menjauh dari kehidupan gay. Padahal sejak usia 11 tahun aku telah mengenal dan menikmati kehidupan gay yang teramat nikmat. Itu sebabnya aku menikahi Karine pada usia 17 tahun yang saat itu kami baru duduk di SMU kelas dua. Bukannya karena Karina telah hamil, tapi karena kami saling mencintai dan untukku pribadi aku ingin membuktikan bahwa aku masih laki-laki sejati. Peerlah tapi pasti,batang kontolku semakin panjang dan mengea. kurogoh celana dalamku dan kumainkan kontolku an mengusap-usap ke[ala kontolku sampai mengeluarkan lendir precum. Mataku tak lepas dari tubuh2 telanjang itu.Gejolak birahiku semakin memuncak.Kubuka celana dalamku, dan mulai mengocok kepala kontolku dengan ritme yang tertur dan lembut. Kini konsentrasku beralih kerasa nikmat di kontolku. Kubaringkan tubuhku terlentang sambil mataku terpejam kenikmatan. Tak tahan merasakan kenikmatan itu hingga akhirnya semburan sperma hangat memuncrat dari lubang kencingku. Sejenak kurasakan kenikmatan yang luar biasa.Aku tak perlu kuatir ada yang melihat karena aku hanya seorang diri di dalam tenda.beberapa menit aku biarkan spermaku menjadi agak mencair di atas dada dan perutku sambil tetap memejamkan mata. Mendadak aku terkejut mendengar suara gesekan tangan yang sedang mengocok kontolnya di dekatku. Kubuka mataku, dan kulihat sesosok tubuh yang berbaring di dekatku sedang mengocok kontolnya. Matanya terpejam. Tanpa mengenakan baju dengan celana pendek yang telah diturunkan hingga mata kakinya. Tamapaknya dia sedang sangat menikmati gerakan tangannya sehingga tidak menyadari kalau tanganku mulai menggerayangi kedua biji yang menggantung di pangkal batang kontolnya. Kekagetanku sirna karena dahulu hal ini biasa terjadi padaku. Jadi bukan hal baru lagi bagiku.Puasaku selama 6 tahun telah berakhir sudah. Perlahan kulepas tangannya dari batang kontolnya dan kugantikan dengan hangatnya mulutku. Karena kulihat wajah dan penampilsn serta bentuk tubuh yang lumayan, maka dengan penuh napsu kukulum kontolnya yang lumayan besar. Mendadak ia membuka matanya terkejut.Berusaha menarik kontolnya dari mulutku. Tapi aku tahan keinginannya dengan memeluk pantatnya dan makin menekan batang kontolnya semakin masuk ke dalam mulutku.Sesaat kemudian tubuhnya meregang kaku.diikuti semburan hangat spermanaya dalam mulutku yang tanpa mau rugi aku telan langsung .Sesaat berselang... dengan tubuh masih telanjang,pemuda itu bangun dan berusaha mencium kedua kakiku yang saat itu sedang berdiri sambil membersihkan sperma yang berlumuran di dada dan perutku dengan handuk kecil. Kontolku yang masih setengah ngaceng bergerak kekiri dan ke kanan karena gerakanku membersihkan dada dan perutku. Pemuda itu yang ternyata bernama Hendi mohon ampun karena telah lancang masuk ke tendaku tanpa izin karena kebetulan dia melongok ke dalam tenda dan melihatu sedang mebocok kontolku sehingga dia tak tahan dan ikut terangsang sampai melakukan hal yang sama dengan yang kulakukan. Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya. Lalu aku pura2 menghukumnya dengan mengharuskan dia tidur malam ini di tendaku dan harus telanjang bulat. Dia mengusap air matanya dan menyanggupi menjalankan "hukuman" ku.Tentu saja aku tertawa dalam hati. Kutaksir usia Hendi baru 17 tahun.masih fresh dan lugu.Akhirnya ,malam itu kulampiaskan hasrat sex gayku kepada Hendy. Tak perlu kuceritakan bagaimana indah dan nikmat yang kualami malam itu setelah 6 tahun aku berusaha memendam hasrat itu yang justru amat menyiksaku' Pukul lima pagi aku sudah terbangun.Kulepas pelukanku dari tubuh Hendi yang masih lelap. Kami tidur didalam sleeping bag yang memang dirancang untuk dua orang. Kubiarkan dia tetap tidur. Kupakai celana pendekku. Tanpa emengenakan baju, aku keluar tenda menuju bedeng para pekerja di samoing tendaku. Bedeng itu hanya dibangun sekadarnya. Aku buka pintu bedeng dan mengintip kedalamnya. Kulihat belasan tubuh bergeletakan didalam bedeng sempit itu. Rata2 mereka hanya bercelana pendek atau celana dalam saja karena hawa didalam bedeng panas dan sumpek karena terlalu banyak orang didalamnya. Otomatis pikiran liar u mendapat ide. Akan kuminta sebagian dari mereka (Yang masih muda dan sesuai dgn selersku, tentunya) untuk tidur di tendaku yang kebetulan cukup luas untuk menampung 10 orang. Terima kasih untuk Kurnia yang telah meminjamkan tenda ini. Tentu saja awalnya aku tidak pernah merencanakan semua ini. Sang mandor juga masih nyenyak. Kuincar ada delapan orang yang akan kuajak tidur di tendaku. Salah satunya adalah pemuda yang siang tadi kulihat amat tampan untuk ukuran kuli bangunan. dia tidur dipojok hanya menggunakan sarung. Pahanya amat besar dengan bulu2 yang lebat tumbuh di kakinya. Tak kubayangkan seberapa lebat bulu jembutnya.Aku tahu namanya Asep.Dia sudah kuincar sejak pertama kulihat dia.Lada Kang Wawan, yang diusianya yang sudah diatas 30 an tapi masih tampak gagah dan seksi.Tipe laki2 sejati idamanku. Siang itu aku gelisah menunggu datangnya malam. Aku sudah bicara dengan mandor untuk mengizinkan anak buahnya sebagian tidur di tendaku dengan alasan agar mereka dapat istirahat dengan agak nyaman setelah lelah bekerja.Tentu saja kusebutkan beberapa nama yang telah kuincar. Sang mandor mengiyakan. Jam lima sore aku telah siap menunggu di dalam tendaku, melihat keluar melalui jendela kecil di sisi tendaku. Satu persatu para pekerja berdatangan ke pompa air. melepas pakaian merka sampai telanjang bulat.Dalam waktu 15 menit hampir semua pekerja berada di sekeliling pompa air bertelanjang bulat untuk mandi. Bahkan kali ini ada beberapa dari mereka mencuci pakaian yang tadi mereka pakai untuk bekerja. Semua sudah tampak biasa telanjang di depan orang banyak seperti itu.Lagi, ada yang bergurau dengan membetot kontol kawannya. Yang dibetot membalas ke temannya yang ada didekatnya.Sungguh riang suasananya. mereka bergurau berkejar2an .Ada yang memeluk tubuh telanjang temannya saat kakinya tergelincir hingga hampir terjatuh. Sang teman berusaha menolong tapi malah keduanya terjatuh sehingga tubuh telanjang mereka saling tindih.Tidak ada rasa napsu birahi karena kontol mereka tidak ngaceng. Yang lain malah mentertawai yang terjatuh.kontol mereka sampai terguncang kekiri dan kekanan karena sipemilik kontol tertawa sambil berjingkrakkan. Tadi pagi saat mereka mandi tidak ada canda ria,maklum mereka semua baru bangun tidur.Ingin rasanya aku bergabung dengan mereka.tapi kutahan keinginanku. Mungkin besok atau kusa aku akan mulai bergabung.Aku khawatir kontolku tak akan tahan bila berada diantara lelaki2 bertelanajang bulat itu.Saat ini yang kunantikan adalah saat tidur malam. Telah kususun kasur sedemikian rupa sehingga nanti kami akan tidur sejajar dan saling berhimpitan.Belum adanya aliran listrik sangat menguntungkan bagiku. Lampu minyak harus ditaruh diluar tenda untuk menghindari kebakaran.Jadi aku masih dapat melihat keindahan tubuh mereka. Jam 7 malam satu persatu mulai bardatangan ke tendaku.Asep dan kang Wawan juga sudh datang. Tentu saja Hendi juga ada. Tampaknya Hendi menikmati alam pertama keperawanannya semalam. Terbukti dia minta agar dia dibolehkan tidur denganku lagi.Akhirnya lengkap delapan orang yang kupilih untuk tidur di tendaku. Belum termasuk Handi dan aku. Berarti ada 10 orang dalam tendaku. Kami mengobrol saling bercerita. DEngan alasan udara agak panas, aku membuka baju dan celanaku hingga tinggal celana dalam saja. Apalagi kita semua laki-laki, jadi tak ada salahnya hanya bercelana dalam, kataku. Kalau ada yang mau telanjang juga boleh, kataku lagi coba bergurau. mereka tertawa-tawa mendengar gurauanku. Kulihat Hendi hanya tersipu. Rupanya pancinganku berhasil . Satu persatu mulai membuka bajunya, bahkan celananya. Jadi sekarang mereka hanya bercelana dalam atau celana pendek. Kang wawan hanya bersarung. Dia biasa tidak pakai celana dalam kalau tidur, katanya.Satu persatu mulai terserang kantuk,dan mulai tertidur. Kini tiggal aku, Hendi,Asep, Dadang, dan tata yang masih terjaga. Kuperhatikan tubuh Asep yang telanjang dada. Bulu2 halus tubuh disana semakin menipis ke arah perutnya.Sungguh sempurna penampilannya. Kulitnya agak kecoklatan tapi justru mengesankan kejantanannya. Tiba-tiba Tata punya ide konyol. Dia memang suka ngebanyol.Dihampirinya Kang Wawan yang sudah tidur. Disingkapkann kain sarungnya. Tata bilang Kontol kang Wawan paling besar.Begitu kain sarung tersingkap tampak kontol kang wawan yang sedang ngaceng memang besar sekali.Kenakalan Tata menguntungkanku. Tangan Tata mulai mengocok kontol kang Wawan. Kurasa kang Wawan belum tidur dan membiarkan Tata melakukannya.Kulihat Hendi sudah telanjang di belakangku.Dadang juga ikut memelorotkan celana dalamnya.kontolnya juga sudah ngaceng.Hendi segera melahap kontol Dadang kedalam mulutnya. Aku agak terkejut juga melihatnya. Maka kuberanikan diri menghampiri Asep dan memeluk tubuhnya. Ternyata pelukanku disambut dengan hangat. Aku semakin liar.Kuserang mulutnya dengan ciuman yang juga mendapat sambutan hangat.Entah setan apa yang merasuki kami semua sehingga akhirnya kami bersepuluh sudah telanjang bulat semua dengan mendapat pasangan masing2. kadang -kadang kami bertukar pasangan dan kadang2 kami saling isap megisap kontol atau saling sodom menyodomi. Mungkin Setan gay yang telah lama kusembunyikan dalam tubuhku kini muncul membalas dendam dan merasuki semua orang yang ada di dalam tendaku. Nyatanya kami semua merasakan kenikmatan yang tiada taranya,berulang-ulang masing2 saling menyemburkan ssperma hangatnya. Aku rasa akulah yang paling banyak menelan sperma.Sembilan kontol sudah kulahap semua dengan penuh napsu. Akhirnya kami semua merasa puas dan lelah. Dengan tubuh masih telanjang bulat, kami semua tertidur. Sudah terbayang hari2 berikut akan terus dilalui dengan pesta sex seperti ini akan terus berlanjut sampai rumahku selesai.Sebelum terlelap tidur,kuciumi sembilan kontol bergantian,seakan sangat sayang untuk melewatkan malam ini.Ktutupi kesembilan tubuh telanjang itu denga selimut, sebelum akhirnya aku tertidur dalam pelukan dan kehangatan tubuh Asep dan kang Wawan.

###

9 Gay Erotic Stories from Bumi ayudhia

Abi si biang keladi

Hari itu aku sungguh merasa amat bete sekali.Mbak mega ,kakakku dan suaminya yang ganteng merangkap kekasih gelapku ,mas Guntur sedang melancong ke China selama dua minggu.Mereka memboyong pula kedua orang tuaku ikut serta. Tinggallah aku seorang diri di rumah mewah mas Guntur. Padahal ini baru hari kedua mereka pergi. Aku memang tidak kesepian di rumah karena pembantu mas Guntur yang juga

Aku dan budi

Malam itu aku merasa gelisah sekali. Aku di rumah sendirian lagi. Kakakku, mbak mega dan mas Guntur suaminya sedang berlibur ke Bali selama seminggu.Ini baru malam kedua aku sendirian. Tak ada lagi yang hendak kukerjakan. Menonton TV malas.Mau makan, di freezer banyak makanan. Lagipula aku tidak merasa lapar. Mau belajar, sekolah sedang libur panjang.Aku coba menghubungi teman2, tapi mereka semua

aku mencari pekerjaan.

Sudah 2 bulan ini aku menganggur. Sebelumnya aku bekerja di sebuah perusahaan swasta besar sebagai graphis disainer.Sebenarnya aku juga sudah mulai bosan dengan pekerjaan ini karena sudah lima tahun aku bekerja di perusahaan itu. Untunglah aku diberi pesangon yang lumayan besar, sehingga aku tidak terlalu berat menjadi pengangguran. Aku di pecat oleh atasanku, Mr. Anil yang berkebangsaan India.

An Unexpected Guest

Dengan dibantu oleh 3 pekerja bangunan yang sedang bekerja membangun rumah mungilku, akhirnya tenda berukuran cukup besar telah berdiri tegak tepat di samping bedeng tempat para pekerja tidur dan istirahat.Dengan sisa tabunganku ditambah pinjaman dari kantor, aku dapat mewujudkan keinginanku untuk memiliki rumah sendiri. Sejak aku menikahi Karina 6 tahun yang lalu, kami hanya mampu mengontrak

Andhika, sepupuku sayang

Saat itu aku duduk di kelas dua SMP. Tubuhku masih belum menunjukkan tubuh orang dewasa. Yah, aku memang baru berusia 15 tahun. Masih anak-anak. Bulu jembutku pun belum lebat. Tapi kontolku sudah tumbuh besar. Lebih besar dari kontol teman2 sekelasku. Kami sering menunjukkan kontol kami waktu sedang ngaceng saat berganti pakaian setelah selesai berolah raga di sekolah. Kenakalan anak yang

Andi, My Brother-in-law To Be

Minggu siang itu aku dan istriku Karina kedatangan tamu seorang pemuda dari Solo. Andi, nama pemuda itu adalah calon suami Karen, adik Karina. Mereka bekerja di sebuah bank swasta yang sama di kota Solo. Andi mendapat tugas dari kantornya untuk training di kantor pusat di jakarta selama sebulan. Karena Andi tidak punya keluarga di Jakarta, maka kami memintanya untuk tinggal bersama kami selama

bumi

s Saat itu aku duduk dibangku kelas tiga SMP. Usiaku menginjak limabelas tahun.Aku termasuk murid yang paling tinggi dan besar di kelas,pandai dalam semua pelajaran dan jago basket. Itu sebabnya banyak murid dan gauru2 yang sayang kepadaku. Tentunya kedua orang tuaku sangat bangga kepadaku. Apalagi aku anak tunggal.Walau mereka tidak terlalu memanjakanku, tapi semua kebutuhanku disediakan meski

My brother in law, Budi and me

Aku terbangun.Ternyata aku tidak sendirian.Mas Guntur masih erat memelukku. Tubuh kami yang telanjang bulat setelah beberapa saat yang lalu saling isap mengisap kontol cukup melelahkan. Kupandangi wajah mas Guntur yang ganteng.Agaknya dia juga ketiduran. Jam didinding menunjuk angka satu. Berarti kami tertidur kira2 dua jam. tanganku mencari-cari kontol mas Guntur. Kugenggam kontolnya yang masih

My Brother-in-law and Me

Namaku Bumi. Saat itu usiaku 16 tahun duduk di bangku kelas satu SMU terfavorit di Jakarta. Aku tinggal bersama kakak perempuanku mbak Mega dan suaminya yang sangat ganteng bernama Mas Guntur.Mereka hampir dua tahun menikah tetapi belum dikaruniai anak karena saat itu Mbak Mega sedang menyelesaikan skripsi untuk mencapai gelar S1 di bidang disain interior. Sedangkan Mas Guntur adalah seorang

###

Web-01: vampire_2.0.3.07
_stories_story