Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Aah...My True Bad Stories 1 ( Indonesian)

by Indostuff


Cerita ini adalah kisah nyata dari sebagian perjalanan hidupku. Tokoh-tokoh yang terlibat dalam cerita ini adalah benar adanya. Tanpa ada dramatisasi yang berlebihan.

Orang-orang memanggilku Nico. Usiaku saat ini 25 tahun. Terlahir dari orang tua yang berbeda ras. Ayahku asli Batak, sedangkan Ibuku campuran Afro-Spanish dan dulunya berwarga negara Spanyol. Tapi sejak menikah dengan Ayah, Ibu resmi menjadi WNI (walau akhirnya harus bercerai saat usiaku 10 tahun, dan beliau kembali lagi ke Spanyol dan sampai saat ini tidak ada berita lagi). Tampangku biasa-biasa saja, kulitku tidak terlalu gelap dan juga tidak terlalu putih sebagaimana ibuku berkulit cokelat, sedangkan ayahku berkulit kuning langsat. Dengan tinggi 170 cm dan berat badan 58 kg. Aku memang berperawakan kecil dengan bentuk tubuh yang slim fit. Dan yang menjadi kebangganku adalah ukuran penisku yang berukuran 20cm.

Sejak kecil aku sudah merasakan bahwa rasa suka terhadap sesama jenis sudah ada. Dan rasa itu berkembang sampai saat ini, walaupun aku pernah juga melakukan hubungan seks dengan cewek-cewek yang memang menaruh hati padaku. Namun, rasa dan sensasi berhubungan seks sejenis lebih nikmat buatku.

Baiklah, kumulai kisahku mulai dari aku masih duduk di bangku SMA (walau sebenarnya kisah cabulku sudah kumulai dari kelas 1 SMP).

Aku memang berwajah biasa saja, pendiam dengan penampilan sederhana tapi aku selalu mendapatkan perhatian lebih dari lingkungan sekitarku. Yah, mungkin karena aku selalu dikategorikan anak yang baik dan patuh kepada orang tua ditambah lagi dengan prestasi akademikku yang selalu jadi bintang kelas mulai dari SD. Bahkan selalu mewakili sekolahku dalam berbagai kegiatan lomba akademik hingga jenjang provinsi. Jadilah aku sebagai pusat perhatian hampir semua orang di sekolah dan juga lingkungan tempat tinggalku.

Masa SD dan SMP aku habiskan di kota kelahiranku di daerah yang terkenal dengan danaunya yang terbesar di Asia Tenggara. Kemudian SMA aku harus melanjutkannya di salah satu SMA negeri favorit yang dikelola oleh mantan Menteri di Kabinet Pembangunan VI ( SMA yang siswanya seleksi setiap juara umum di sekolah masing-masing) di Kota BLG sekitar 40 km dari kota kelahiranku yang juga masih berada di seputaran danau yang terkenal itu. Suasana disiplin di sekolah baruku memang sangat ketat dengan menerapkan disiplin semi militer. Tiap siswa laki-laki harus berambut cepak ala militer dan siswi perempuan berambut sebahu. Maka tak heran bila banyak siswa laki-laki yang berpenampilan sangat menawan dan berbadan bagus (walau bagiku berbadan bagus bukanlah suatu patokan). Tapi belum ada yang menarik perhatianku.

Hari-hari pertama kulalui dengan mulus karena aku memang sudah terbiasa hidup dalam kedisiplinan. Untuk info, guru-guru pengajar di SMA ini adalah pendidik pilihan. Dan ada satu yang istimewa. Salah satu guru Bahasa Inggris kami didatangkan langsung dari Singapura. Ya, seorang lelaki Singapura yang berdarah campuran Chinese-Aussie. Michael Yeoh yang biasa kami panggil Mr. Mike. Dengan tampang yang memang sangat rupawan, tetapi berbadan fit average saja. Aku tak pernah membayangkan bahwa akhirnya kami akan membina sebuah hubungan spesial nantinya.

Selama tiga bulan dia mengajar Bahasa Inggris di kelas kami, bagiku semuanya biasa saja. Tak ada yang menarik perhatianku dari Mr. Mike. Hingga tibalah saatnya kami akan menghadapi Ulangan Umum Catur Wulan I. Aku memiliki kesulitan menelaah salah satu sub subyek dari pelajaran Bahasa Inggris. Padahal soal Ulangan Umum kebanyakan menanyakan tentang hal tersebut. Lalu aku berinisiatif memberanikan diri mengutarakan soal kesulitanku menelaah sub suyek tersebut kepada Mr. Mike. “ Sir, it’s hard for me to learn about this sub subject of your subject.”, tanyaku. “ Oh, it’s you Nick. Hmm..! It’s so simple Nick. Just focus on this tip…bla…bla…bla…bla”, terang dia panjang lebar. Aku masih kurang mengerti dan meminta dia mengulanginya. Dengan sabar dia terus menerangkannya padaku. Entah mengapa melihat dia menerangkannya kepadaku, aku malah menjadi tertarik melihat bibir dia yang tipis, dan mata dia yang berwarna abu-abu kecoklatan. Perasaanku sudah mulai kacau balau, antara memperhatikan dan juga membayangkan melumat bibir dia yang tipis. Aku sampai mengutuki diriku sendiri di dalam hati. “ Aduh…! Kok aku jadi kacau begini.”, sungutku dalam hati. “ Nick…! Are you alright?”, tiba-tiba dia menghentakkan lamunanku. “ Oh…sss…so..sorry Sir!”, jawabku malu-malu. “ Yes…I’m Ok.”, tambahku sambil berusaha tetap rileks. “ What’s wrong with you Nick? Any other problem? You can share with me.”, tiba-tiba dia menepuk pundakku. “ No, Sir! Everything is okay.”, balasku masih tetap berusaha rileks. “ Ah…ok! Is everything clear now?”, tanya dia sambil memasukkan buku-buku dia ke dalam tas. “ Yes, Sir! Now that I got it. And thank you so much, Sir! Sorry for disturbing you.”, jawabku walau apa-apa yang telah dia jelaskan semuanya terbang begitu saja. “ Nico, if you need more help don’t you hasitate to come to my home. Love to help you.”, tawar dia padaku. “ Mmmm…ok, Sir! Really appreciated it.”, jawabku lagi.

Malam menjelang, semua pelajaran untuk besok harinya sudah aku siapkan. PR-PR sekolah sudah aku selesaikan. Aku beranjak ke tempat tidur sambil membaca buku kesukaanku (tentunya yang masih berkaitan dengan ilmu pengetahuan). Oh iya, kami tinggal di asrama yang dikelola oleh yayasan milik salah satu mantan Menteri era ORBA yang tentunya satu kompleks dengan sekolah kami. Kami tidak membayar sepeserpun untuk uang sekolah dan biaya kehidupan sehari-hari. Malah kami diberi uang saku setiap bulannya oleh yayasan.Aku satu kamar dengan 3 orang teman kelasku. Diantara kami berempat, hanya aku yang bertubuh paling kecil 170cm dan berat badan 58 kg. Sambil tiduran, bayangan tentang Mr. Mike kembali hadir dalam pikiranku. Senyumnya yang menawan, bibir tipisnya yang menggoda, ah….aku benar-benar jatuh cinta. Tak terasa ada yang mengeras di bagian selangkanganku. Ah…damned…untung teman sekamarku sudah pada tidur. Kalau tidak, bisa jadi bahan ledekan mereka. Apalagi kami kalau tidur harus pakai celana pendek ketat sepaha dan kaos singlet putih. Ah…my Mr. Mike.

Selanjutnya setiap hari-hariku selalu dibayangi oleh Mr. Mike yang sangat aku cintai. Ah…betapa aku sangat menginginkannya. Dan aku hanya bisa membayangkannya. Mulanya aku merasa bahwa perasaanku padanya tidak bakalan dia respon. Sampai pada satu hari yang tidak aku duga sama sekali. Adalah suatu kebiasaan di sekolah kami, setiap habis Ulangan Umum, maka setiap kertas ujian yang telah diperiksa setiap guru mata pelajaran akan dikembalikan kepada siswa yang bersangkutan. Tak kuduga, bahwa akhirnya setelah dengan susah payah menjawab soal-soal Bahasa Inggris, ternyata aku mendapatkan nilai yang paling tinggi sekelas satu. Betapa senangnya hati ini…

Setelah pembagian hasil kertas ujian, Mr. Mike menyuruhku menemuinya di rumahnya yang masih satu kompleks di sekolah kami dengan alasan minta bantuanku memeriksa hasil ulangan kelas yang lain. “ Nick…! Congratulation, you just got the highest mark of my subject.”, dia berkata sambil berdiri dan menepuk pundakku. “ Thank you so much, Sir! Really appreciated what you’ve done to me.”, balasku dengan agak gemetar. Entah mengapa aku menjadi begitu gugup bila berhadapan langsung dengan dia. Keringat dingin mulai mengalir di sekujur tubuhku. “ Hey Nick! What’s wrong with you?”, dia curiga melihatku agak gemetar. “ Ehh..it’s nothing, Sir! I’m just so nervous.”, jawabku jujur. “ Nervous? Nervous of what?”, sambil dia duduk persis di sampingku dan meletakkan lengan kanannya di pundakku layaknya seorang teman akrab. Perasaanku mulai tidak karuan. Senang, segan, takut ah semuanya campur aduk tetapi malah membuat nafsuku yang memang hyperseks semakin menjadi-jadi. Mr. Mike malah merangkulku, dan merebahkan kepalaku di dadanya, yang malah semakin membuat nafsuku tidak tertahankan lagi. Tanpa ada yang mengkomandoi, secara tiba-tiba aku mendongakkan kepalaku dan melumat bibirnya yang kuidam-idamkan. Aku tidak peduli lagi dengan siapa aku berhadapan saat itu. Tidak kuduga, dia malah membalas lumatan bibirku tidak kalah ganasnya. Lidahnya bermain-main di rongga langit-langit mulutku dan mencari-cari lidahku. Akupun melakukan hal yang sama. Kugigit kecil bibirnya, dan tangan kananku pun sudah berhasil menyusup ke dalam bajunya dan mulai memelintir puting susunya yang sudah keras melenting. Sementara tangan kiriku dengan cekatan membuka setiap kancing bajunya dan berhasil membuat dia telanjang dada. Hm…kulihat ke bagian selangkanganku, ternyata dia sudah berhasil melepaskan celana seragamku juga celana dalamku. Terlihat tangan dia sudah mengelus lembut senjataku yang memang berukuran besar dan terlihat menantang. “ Wow…! How come did you get this huge cock, Nick?”, ucap dia sambil melepaskan ciumannya dan beralih memandangi senjataku yang sudah tegak mengeras bagaikan pentungan hansip. Dia menjulurkan lidahnya seraya menjilat precum di ujung kontolku. “ Sh…hhh….agh….!”, racauku kenikmatan saat lidahnya dengan cekatan menari-nari di lubang kencingku dan menyapu bersih kepala kontolku. “ Hmmmphmh...! Oh my God…sshhhssh…!”, desisku seperti ular yang sedang meggeliat kepanasan saat hawa panas mulutnya terasa mengulum senjataku. Dia berusaha memasukkan seluruh batang kemaluanku ke dalam mulutnya, tetapi tidak berhasil. Lalu dia beralih ke bagian testisku yang sudah bulat menggantung dan menantang. Lidahnya begitu lihai memijit-mijit telurku dan menyapu bersih kantung telurku. Bahkan lidahnya menyambar-nyambar ke arah lubang anusku. Sungguh nikmat sampai tanganku menjambak rambutnya dan menekan kuat kepalanya ke bagian belahan pantatku. Aku tidak sabar ingin juga melakukan hal yang sama kepadanya. Kudorong badannya agak kasar sampai dia terduduk di kursi kerjanya. Dia agak kaget, tapi aku segera tersenyum dan sambil menggigit kecil bibirku menunjukkan kenakalanku. Dia tersenyum juga dan malah menarikku ke arahnya. “ It’s the show time. “, bisikku ke telinganya sambil menghembuskan nafas hangatku ke dalam telinganya. “ Oh…! You’re really so naughty Nick. Really love it. Hmmmmmphhhhhhh…!”, desis dia seperti cacing kepanasan. Kuarahkan serangan berikutnya ke lehernya yang wangi parfum. Kusapu bersih semua lehernya walau terasa agak asin tapi aku sangat menikmatinya. Kuturunkan lidahku ke arah puting susunya yang sudah keras melenting. Kusapu lembut dan kuputar-putar ujung lidahku di kepala teteknya yang merah kecoklatan. Kugigit lembut dan kemudian kuhisap kuat-kuat. Dia semakin kelojotan dengan permainan lidahku. Tangannya semakin kuat memelukku, seakan tidak mau melepaskanku. Kusapu habis tiap lekukan tubuhnya dari ujung kepala sampai ke ujung kakinya. Tak ada yang luput dari permainan lidahku. Dia sangat menikmati sekali akan apa yang aku lakukan kepadanya....( bersambung!)

Saran dan kritik silakan kirim ke nicholas.seerait@yahoo.co.id Untuk yang mau berkenalan silakan add di friendster dengan alamat email; nicholas.seerait@yahoo.co.id 085664513224

###

3 Gay Erotic Stories from Indostuff

Aah...My True Bad Stories 1 ( Indonesian)

Cerita ini adalah kisah nyata dari sebagian perjalanan hidupku. Tokoh-tokoh yang terlibat dalam cerita ini adalah benar adanya. Tanpa ada dramatisasi yang berlebihan. Orang-orang memanggilku Nico. Usiaku saat ini 25 tahun. Terlahir dari orang tua yang berbeda ras. Ayahku asli Batak, sedangkan Ibuku campuran Afro-Spanish dan dulunya berwarga negara Spanyol. Tapi sejak menikah dengan Ayah,

Aah...My True Bad Stories 2 (Indonesian)

Sambungan dari bagian I........“ It’s the show time. “, bisikku ke telinganya sambil menghembuskan nafas hangatku ke dalam telinganya.“ Oh…! You’re really so naughty Nick. Really love it. Hmmmmmphhhhhhh…!”, desis dia seperti cacing kepanasan.Kuarahkan serangan berikutnya ke lehernya yang wangi parfum. Kusapu bersih semua lehernya walau terasa agak asin tapi aku sangat menikmatinya.

Aah...My True Bad Stories 3

Maaf....setahun lebih baru bisa menyambung kisah ini........Kosong……………!Ya…! Kosong…kata yang tepat menggambarkan keadaan hatiku saat itu. Setelah kepergian Mike kembali ke Singapura, hidup ini rasanya ada yang kurang. Kami yang biasa saling mengisi, kini hanya tinggal kenangan. Hidupku kosong, hampa, feels like I’m going to die. Hampir 3 bulan dia pergi dan Mike memang selalu rajin

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story