Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Mengenang percabulanku dengan Dimas.

by Rinaldo Rinaldini


DIMAS SATPAM CAKEP

Aku bekerja di suatu perusahaan multi-nasional sebagai orang penting. Jika banyak orang muda yang berhasil jadi politisi dan jadi anggota DPR, maka aku berhasil di dunia bisnis tanpa harus menipu rakyat dengan janji-janji palsu. Meskipun tempatku bekerja adalah suatu multi national company tapi usaha bisnisnya tetap jujur dan beretika.Berbeda dengan para anggota DPR yang selalu membuat undang- undang yang menindas dan merugikan rakyat jika terima sogokan dari para pengusaha!Ta'i!

Itulah sebabnya aku betah bekerja di perusahaan multinasional sialan ini.Selain itu di perusahaan ini juga banyak cowok-cowok yang muda,tampan,atletis,cerdas dan berpendidikan tinggi.Di antara ex-patriate [orang asing] yang bekerja di perusahaan kami ada juga beberapa cowok Filipino yang ganteng, putih, atletis, sunat dan bulu-keteknya lumayan lebat [demikian pula jembutnya]. Di ruang-ganti fitness di kantor kami, cowok-cowok Filipino ini amat PD [Percaya Diri] dan tidak ragu untuk ganti kancut - telanjang bulat - di depan orang lain. Demikian juga di ruang bilas kolam renang perusahaan. Perusahaan kami punya berkantor agak di luar kota dan kompleksnya dilengkapi berbagai sarana olah-raga dan rekreasi untuk karyawannya.

Tapi yang paling membuat aku betah adalah Dimas, Satpam yang bertugas di depan ruang kerjaku.Sejak aku menjabat Finance Manager yang ruang kerjanya dikawal Dimas,aku sudah jatuh hati pada Satpam Muda sialan itu. Dimas memang cakep dan ramah - sesuai dengan namanya. Dia putih - bersih, atletis. Aku yakin Dimas [sudah] sunat dan aku amat berharap Dimas punya kontol yang berukuran lumayan gede - dengan bulu-ketek dan jembut yang sexy. Enak dipandang mata! Agh! Ta'i!

Setiap pagi,Dimas sudah siap di depan ruang kerjaku.Jika aku tiba di kantor,maka Dimas akan berdiri tegak kemudian menghormat aku secara militer. Setelah aku masuk,dia akan mengambil tasku di mobil dan membawanya ke meja kerjaku.Aku membawa tas hanya sekedar basa-basi saja.Sebab,hampir semua administrasi perusahaan kami sudah dilakuakn secara elektronik. Aku selalu membawa ipad dan di dalam tas kantorku itu ada lap top untuk back up.

DIMAS AKU CABULI

Suatu pagi aku amat horny, ingin sekali coli tapi belum sempat-sempat saja.Ketika aku tiba di kantor dan jumpa Dimas yang ganteng dan atletis - nafsu berahiku tak mau kompromi dan tak bisa aku kendalikan lagi.Karena itu aku amat ingin sekali mencabuli Dimas pagi itu ! Jika setibanya di kantor aku biasanya langsung duduk di depan meja kerjaku, pagi itu aku sengaja berdiri di dekat pintu masuk. Ketika Dimas masuk untuk meletakkan tas, diam-diam pintu aku tutup dan aku kunci. Kuncinya aku lepas dan aku masukkan ke dalam saku celanaku. Ketika Dimas sudah meletakkan tas di aku suruh duduk di sofa yang panjang - bisa muat tiga atau empat orang. Dimas menurut saja,meskipun dia tampak agak ragu. Dimas duduk di sisi kiri sofa itu, aku pun duduk di sisi kanan. Dimas mengambil sikap seperti menunggu perintah - mungkin dia mengira aku akan menyuruhnya untuk melakukan suatu tugas. Tapi aku bukan mau memberinya tugas, tanpa malu aku angkat bicara, kataku :

"Dimas cakep, ya ?"

Dimas tampak heran dan tersipu - dia kehabisan kata-kata. lau dia menjawab :

"Ah. Bapak! Saya biasa saja Pak...!"

Tapi berahiku terlanjur naik ke otak dan menguasai diriku. Aku kalap dan aku menggeser dudukku mendekati Dimas, memepetnya, lalu mencipok bibirnya yang merah, ranum, jantan dan amat kelaki-lakian itu ! Aku bisa melihat sikap Dimas yang salah tingkah.Dia mungkin mau melawan, tapi aku atasannya, aku orang penting yang bisa memecatnya.

Meskipun Dimas diam saja, tapi aku dapat merasakan keengganan dalam diri Dimas diperlakukan seperti itu! Tapi aku terlalu bernafsu . Melihat Dimas yang "penurut" itu aku makin kurang ajar!Kancin kemeja Satpam-nya yang berwarna putih aku buka satu persatu dan kaos dalamnya aku singkap. Aku melihat tubuh Dimas yang ternyata indah. Otot dadanya menonjol ke depan dan perutnya six pack. Ah!.Dimas memang Satpam terlatih.

Aku meraba-raba puting susunya yang tegang,melenting,dan aku periksa juga kelebatan bulu keteknya. Bulu ketek Dimas lumayan lebat dan berwarna hitam - jantan! Tapi tidak bau ketek!

Lalu aku juga melepas kait-kait celananya,ritsletingnya dan lalu memplorotkan celananya - sekaligus kancutnya - sehingga aku menampak kontol Dimas yang lumayan besar, tersunat ketat dengan kepala kontol [glans penis] yang merah ungu berkilat itu!Tanpa ampun aku mencucup dan menjilati kontol Dimas yang "hanya" kontol satpam itu.Tak lama kemudian pejuh Dimas pun muncrat keluar tak tertahan lagi : CROOOT! CROOOT! CROOOT!

[ VALENTINO RINALDINI ]

###

4 Gay Erotic Stories from Rinaldo Rinaldini

Melampiaskan berahi sejenis pada karyawan di kantor.

INTROVERTOrang mengira aku introvert, padahal aku sebenarnya orang yang ceria dan suka bergaul. Waktu aku kecil di sekolah dasar[elementary school] aku termasuk murid yang populer. Tapi menginjak usia sekolah lanjutan pertama [SLTP - junior high-school] aku terpaksa harus

Memuaskan nafsu berahi pada tubuh Irwan.

HAFDANTemanku Hafdan anak orang kaya. Hafdan adalah sahabatku sejak SMA.Kami dekat karena kami sama. Sama-sama suka sejenis.Di negara tempat aku tinggal, deviasi sexual,homosexualitas belum diterima dan belum dipahami. Masih banyak orang goblok yang mengira homosexualitas itu penyakit. Masih banyak pemuka agama [agama apapun] yang sering berkhotbah menghujat kaum gay - homosex.

Mengenang percabulanku dengan Dimas.

DIMAS SATPAM CAKEPAku bekerja di suatu perusahaan multi-nasional sebagai orang penting. Jika banyakorang muda yang berhasil jadi politisi dan jadi anggota DPR, maka aku berhasil di dunia bisnis tanpa harus menipu rakyat dengan janji-janji palsu. Meskipun tempatku bekerja adalah suatu multi national company tapi usaha bisnisnya tetap jujur dan beretika.Berbeda dengan para anggota

Penyerahan keperawananku pada Bang Navarro.

NAMA BANG NAVARROEntah dari mana orang tua Bang Navarro memilih nama Navarro. Sepanjang yang aku tahu nama

###

Web-02: vampire_2.0.3.07
_stories_story