Dalam umur 30 tahun ini aku belum menikah karena aku hanya terangsang oleh laki-laki saja. Lebih parah lagi karena aku hanya terangsang jika sudah disiksa atau menyiksa laki-laki. Suatu dorongan iblis yang rendah penuh kebinatangan! Kecenderungan homoseks dan sado-masochis dalam diriku bukan dibikin-bikin atau akibat pengalaman masa kecil akan tetapi sudah muncul sejak masa kecilku. Umur enam tahun aku sudah sering bermimpi tentang kejadian-kejadian yang menyangkut penyiksaan anak-anak (laki-laki) dan waktu terbangun aku amat terangsang. Sebelum dewasa, ketika bertambah umurku, sekitar tujuh sampai sepuluh tahun, tanpa mengerti, aku sudah terangsang dan ngaceng berat jika mendengar atau melihat anak-anak sedang dihajar atau dihukum orang-tuanya sampai menjerit-jerit. Sungguh amat sadis dan biadab! Dalam masa remajaku, jika berfantasi seksual aku selalu mengkhayalkan tentang penyiksaan kejam terutama jika menggunakan cemeti. Film yang menggambarkan adegan laki-laki sedang dihajar dengan cemeti merupakan favoritku. Oleh karena itu, ketika masih duduk di SLTA aku memutuskan jadi tentara dan masuk akademi militer. Motifnya hanya untuk menyalurkan gairah seksualku, yaitu berada di tengah laki-laki untuk bisa menikmati laki-laki kapan saja aku mau. Apalagi waktu masa pendidikan kami harus tinggal di asrama dengan kamar mandi bersama. Jadi, kesempatan untuk melihat laki-laki telanjang bulat, khususnya bagian kontol, jembut, puting susu, ketiak, dan lobang pantat selalu tersedia. Rendah dan cabul sekali! Aku beruntung dilahirkan dengan wajah, badan dan penampilan lumayan. Penampilanku juga sangat macho dan kelaki-lakian. Apalagi sejak remaja aku rajin jogging, fitness, angkat beban, berenang dan latihan karate. Ketekunanku membentuk fisik sedemikian hanya bermotif seksual.Karena dengan tubuh yang ketat,berotot dan atletis seorang homoseks akan merasa lebih nikmat waktu sedang onani. Sedangkan, filosofi cowok gay : "Hidup adalah onani". Dalam situs gay di internet, onani dikategorikan dalam sebagai "solo" (seorang diri). Setelah tamat akademi militer aku berhasil terpilih masuk dinas polisi militer. Motif menjadi polisi militer juga seksual. Karena polisi militer menguasai rumah tahanan militer. Bayangkan, betapa nikmatnya menguasai sekelompok laki-laki (tentara) yang hak azasinya tercabut karena berstatus tahanan. Jadi boleh diperlakukan semau-maunya!. Bangsat! Favoritku adalah acara interogasi atau pemeriksaan perkara tahanan. Waktu diperiksa, tahanan itu aku suruh telanjang bulat. Mereka diinterogasi dalam keadaan berdiri telanjang bulat dengan kaki mengangkang dan kedua lengan ke atas. Pemeriksaan tahanan sengaja aku buat bertele-tele, selama berjam-jam,sehingga tahanan itu akan kelelahan. Sekali-sekali tahanan itu aku suruh push up, sit up atau gerakan lain dalam keadaan telanjang bulat. Kalau mereka memberikan jawaban berbelit atau tidak mau mengakui perbuatannya aku suruh seorang provos yang hadir di situ memberikan siksaan dari berat sampai ringan. Seperti menjepit puting susu mereka, menyetrum kontol, biji, puting susu, ketiak dan lobang pantat mereka dengan listrik, menghajar tubuh mereka dengan cemeti, ikat pinggang atau koppelriem.Menempeli paha mereka dengan besi panas. Aku terangsang jika mendengar tahanan tentara berteriak-teriak atau menjerit-jerit kesakitan waktu sedang disiksa atau dihajar. Kadang-kadang mereka dipaksa duduk di atas balok dalam keadaan telanjang bulat selama berjam-jam dengan tangan terborgol kebelakang punggung. Sehingga selangkangan mereka nyeri, lecet dan luka tertekan balok dan berat badan mereka. Dalam kedaaan demikian, sekali-sekali tubuh mereka juga dihajar dengan cemeti atau disundut dengan rokok menyala. Pendeknya asyik dan nikmat sekali melihatnya!. Anjing! Aku juga senang melihat tahanan tergantung dengan rantai dan borgol pada pergelangan tangannya di bawah panas terik berjam-jam bertelanjang bulat. Lebih sadis lagi jika mereka disuruh berbaring telungkup bertelanjang bulat di halaman parkir markas tahanan yang beraspal itu. Aspal menyerap panas sehingga tahanan itu kesakitan dan kepanasan,tubuhnya seperti terpanggang! Nikmat sekali! Aku tidak suka memukuli tahanan, aku lebih menikmtai menyiksa mereka dengan siksaan pedih. Siksaan itu tidak seberapa, sebab jika aku serahkan pada bawahanku mereka lebih kejam dan sadis menyiksa tahan tidak menggunakan otak dan akal. Cara mereka itu sering mengakibatkan tewas atau cacanya tahanan yang belum tentu bersalah. Lebih leluasa adalah menyiksa tahanan tentara yang terlibat kasus pemerkosaan atau menjadi backing pelacuran. Biasanya, tentara yang terlibat perkara itu ganteng, atletis, dan dandy!. Karena nafsunya besar, kontol mereka juga aduhai ukurannya dan produksi pejuh mereka melimpah..CRROTT ..CRROTT..CRROTT. Tentu saja asyik sekali menyiksa tahanan seganteng itu.Karena perkaranya menyangkut pelanggaran susila, maka ada alasan untuk menyiksa kontol mereka yang "bersalah" itu!. Sesudah disiksa mereka dipaksa onani atau menghisap kontol provos dan kemudian lobang pantatnya diembat oleh provos sampai berdarah karena masih perawan. Jika ada yang belum sunat langsung saja aku ambil gunting dan kugunting kulupnya, kadang-kadang tahanan sampai pingsan kesakitan. Setelah itu aku suruh petugas poliklinik membereskan luka sunatnya,sebagai hasil kelakuan bejatku!. Di samping itu, satuan polisi militer juga membawahi satuan pengamanan yang angggotanya adalah orang pilihan, yang berpenampilan menarik, baik wajah, bentuk fisik, maupun penampilan lahiriahnya. Di samping itu mereka juga prima dalam keterampilan fisik, militer dan bela-diri. Jika ada ada anak-buah yang ganteng maka aku perintahkan mengawal atau menemani aku waktu jogging, fitness, angkat berat dan berenang. Mereka juga harus berolahraga seperti aku dengan bertelanjang dada. Sehingga aku bisa menikmati pemandangan tubuh mereka yang atletis, ketat, berotot dengan rambut ketiak yang hitam lebat. Waktu berenang aku sediakan mereka kancut yang minim sampai aku bisa melihat bayangan kontolnya dan jembutnya terpaksa kelihatan saking minim dan rendahnya kancut renang cabul dan sialan itu. Kalau keadaan memungkinkan maka anak buah ganteng itu aku setubuhi. Bejat sekali! Demikianlah, aku sangat menikmati tugasku. Apalagi aku langsung bertugas di suatu markas yang mempunyai rumah tahanan militer. Dengan berbagai cara, aku berhasil untuk selalu terlibat dalam pemeriksaan tahanan.Untuk pemeriksaan tahanan itu, aku hanya memilih tahanan yang berpenampilan menarik dan membangkitkan seleraku saja. Para pelanggar hukum ini sebagian besar berpangkat tamtama atau bintara yang masih muda-muda. Aku berhasil membuat prosedur yang mengharuskan setiap tahanan secara berkala harus diperiksa kesehatannya. Sesuai prosedur kesehatan militer maka selama diperiksa kesehatannya para tahanan itu harus telanjang bulat. Sehingga secara berkala aku bisa leluasa menikmati pemandangan "indah" tentara bertelanjang bulat!. Mereka juga diharuskan menyerahkan contoh kencing dan pejuhnya untuk diperiksa di laboratorium. Waktu kencing dan ngeloco untuk mengeluarkan pejuh,mereka harus melakukan di ruangan terbuka di ahdapan yang lain. Tentu saja setelah melihat acara itu, aku sangat terangsang dan harus ngeloco agar kontolku terasa enteng dan tidak terlalu kencang karena ngaceng berat. Begitulah senang dan nikmatnya kehidupanku yang selalu diisi dengan kegiatan "positif" untuk menegakkan hukum, tetapi diam-diam bermotif seksual dan amat bejat!.