Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Kakakku Bottomku pt 1

by Nathnath


Note: fiksi. Sapa aja kalo suka ceritanya via email, bisa dilihat di profile penulis. ;)

Malam ini aku semestinya tidak pulang, pulang ke rumah tempat aku tinggal bersama kakakku. Memasuki usia ke-28 hari ini, aku tadinya berencana untuk pergi clubbing bersama beberapa teman. Karena satu hal dan lainnya, saat kita semua masih menunggu jam clubbing di sebuah kafe, di tengah keramaian malam minggu Jakarta itu, setelah seharian bekerja dan segala aktivitas peramai perayaan ulang tahun, kita semua sepakat kita terlalu lelah dan mengantuk untuk lanjut pergi clubbing.

Aku pulang diantar oleh temanku. "Bye Randy!" ujar temanku, dan lalu dia beranjak pergi. Usai membuka dan mengunci gembok pagar, membuka dan mengunci pintu ruang tamu, aku mendapati rumah dalam keadaan gelap gulita. Kusimpulkan saja bahwa kakakku sudah tertidur. Setelah melepas sepatu, berjalan masuk aku melepas kemeja, menggantungnya di bahu kiri, lalu celana jeans, menggantungnya di bahu kanan. Berjalan sambil mengusap- usap perutku yang sekarang agak sedikit buncit karena belakangan kebanyakan makan.

Aku membuka pintu kamarku. Di kegelapan kamarku aku melihat sosok seseorang terbaring di ranjang. Kamarku bersebelahan dengan kamar kakakku, dan kami pastinya selalu tidur di kamar masing-masing. Ya mungkin dia bosan, pikirku. Aku sedang berjalan mendekatinya saat pandanganku bertemu kontol kakakku yang menggantung lunglai di antara kedua pahanya yang terbuka lebar.

Apa dia salah kamar? Apa dia habis coli? Apa yang sebenarnya dia lakukan di kamarku? Segala pertanyaan muncul di kepalaku. Meski kakak beradik, kita bukan terbiasa telanjang bersama. Kita bahkan tidak bertelanjang dada di depan satu sama lain. Terakhir kali aku melihat tubuhnya pasti saat kita masih kecil. Kakakku gemar berolah raga jadi dari foto-fotonya yang pernah aku lihat, tubuhnya berotot dan perutnya rata.

"Mike!" panggilku. Mikael namanya, panggilannya Mike. Usianya 30, 2 tahun lebih tua dariku. Dia sama sekali tidak bereaksi. Yang bereaksi adalah yang ada di dalam celana dalamku yang semakin sesak. Aku nafsu lihat Mike? Aku ingin sentuh Mike? Berdiri di samping ranjang, aku menjulurkan tangan, lalu memegang pinggangnya. Jari-jariku merasakan sesuatu yang agak kasar, seperti... ya, tidak salah lagi, itu peju yang sudah mengering. Tidak salah lagi, Mike baru coli di kamarku.

Nafsuku memuncak membayangkan Mike sedang coli di ranjangku. Tanpa pikir panjang, aku beranjang memegang kontolnya. Kuusap pelan-pelang kulupnya. Jari telunjukku menelusuri dari pangkal sampai ujung kontolnya. Mike masih tidak bereaksi. Kontolnya belum bereaksi.

Sambil memainkan kontol Mike, aku turunkan sedikit celana dalamku supaya kontolku sendiri ang sudah tegang sepenuhnya bisa bernafas lega. Lalu aku meraba kedua biji pelernya yang keras. Semakin kuraba semakin melemas. Dan jariku beranjak semakin turun hingga aku menemukan lubang pantat Mike yang dikelilingi bulu-bulu halus.

Satu tanganku mengocok kontol sendiri, satunya lagi memerkosa tubuh kakakku sendiri. Aku pelan-pelan mencoba memasukkan ujung jari tengahku ke dalam lubangnya. Tanpa perlawanan dari duburnya. Tanpa reaksi dari Mike. Kutarik keluar jariku, kuludahi, lalu kumasukkannya lagi ke dalam lubang Mike, kali ini lebih dalam.

Aku heran dengan ketidak adanya reaksi dari Mike. Sepulas itukah tidurnya? Aku tidak bertanya-tanya lebih lanjut. Jariku sudah hampir sepenuhnya masuk, terasa hangat dihimpit di dalam sana. Aku membuat gerakan mencolek. Kontol Mike tampak sedikit menegang. Aku coba lagi untuk melihat reaksinya. Kontolnya makin menegang. Tapi Mike sendiri tetap tampak tertidur.

Antara tidur atau pura-pura tidur, terserah saja, yang penting ngga nolak, pikirku. Kukeluarkan jariku, lalu aku beranjak menaiki ranjang, berlutut dan memposisikan diriku tepat di antara kedua paha Mike. Aku ludahi kontolku sampai basah. Aku angkat kedua paha Mike, yang mana membuat kontolnya yang sudah sepenuhnya menegang beradu dengan perutnya.

Ini kakakku sendiri. Ini dosa. Bodo amat, tepisku dalam hati. Aku perlahan mendorong masuk kontolku yang teramat tegang dan panjangnya kurang lebih 16 senti itu ke dalam lubang Mike. Kudapati ruangan terasa sunyi, hanya ada suara nafas Mike dan detak jantungku sendiri yang semakin cepat. Rasanya luar biasa nikmat. Ini pertama kalinya aku mengentot seorang pria, yang tidak lain adalah kakak kandungku sendiri. Kakak yang sejak kecil membimbingku, bermain denganku, jalan-jalan bersamaku, dan sering memarahiku kalau aku bersalah. Kontolku dibalut dinding anus Mike adalah perasaan paling luar biasa.

Perlahan aku bergerak maju mundur. Aku tahu aku tidak akan bertahan lama. Kupercepat gerakanku, kusodoki lubang itu semakin liarnya. Melihat kontol Mike yang juga sudah sepenuhnya tegang, aku bergegas menggenggam lalu mengocoknya. Tak lama kemudian aku merasakan denyutan kontol Mike di tanganku, dan aku pun ikut memuncak, dan, sedikit mengerang, aku menumpahkan pejuku di dalam lubangnya berbarengan dengan semburan peju dari kontol Mike yang jatuh mengenai perut, dada, dan lehernya.

Aku merebahkan diri di samping Mike, lalu perlahan larut tertidur.

Saat pagi tiba, aku terbangun oleh seruan Mike. "Oi! Sarapan!" Seakan semua seperti biasa, seakan semalam tidak terjadi apa-apa, seakan semua itu mimpi. Tapi aku terbangun dalam keadaan sepenuhnya telanjang, dan kontolku terasa lengket. Pastinya bukan mimpi.


###

0 Gay Erotic Stories from Nathnath

Web-02: vampire_2.1.0.01
_stories_story