Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Gairah Rumah Polisi

by Ario Pramono


Tiga bulan yang lalu aku baru keluar dari penjara . Biografi singkat mengenaiku, tinggi 178cm, berat 69kg. Tubuhku proporsional dan atletis. Memiliki perut six pack dan kulit berwarna putih. Hidung mancung , mata tajam, rambut botak tipis, memiliki kumis dan brewok tipis serta sedikit bulu dada. Aku keturunan Timur Tengah dan Amerika Latin. Penisku ukurannya sekitar 8 inci dan cukup besar. Didekat pinggulku tertadapat tato serigala yang menjalar sampai ke pundak melewati punggungku. Alasan mengapa aku dipenjara cukup panjang. Aku dulu adalah tamatan salah satu institut terbaik di Belanda. Direkrut dalam tim khusus suatu instansi militer, untuk menangani masalah keamanan tingkat tinggi. Setelah beberapa tahun bekerja disana. Aku memutuskan untuk resign. Beberapa bulan setelahnya, aku diajak bergabung ke dalam suatu instansi lain. Ternyata instansi tersebut adalah instansi peretas atau hacker. Hacker yang dimaksud disini bukan cuma peretas di dunia maya, tetapi juga bagaimana mengambil suatu dokumen atau informasi dengan cara apapun. Singkatnya, instansi yang kedua ini adalah berlawanan dengan instansi pertama. Dari instansi ini, aku mengenal berbagai macam jenis obat penenang, obat tidur, dan beberapa jenis mushroom. Biasanya jika informasi yang kami butuhkan tidak dapat diretas secara online. Maka menemui orang yang bersangkutanlah menjadi salah satu cara terbaik. Lima tahun yang lalu, instansi peretas ini terbongkar. Karena aku bukanlah pemain-pemain utama, maka aku tidak terkena kasus ini. Aku pun segera memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Sesampainya di Indonesia, aku justru menjadi pemasok obat-obatan yang biasa digunakan di instansi peretas. Awalnya aku mencoba meracik satu gram, dan tanpa sengaja temanku mencobanya. Lalu dia mengatakan bahwa obat ini lebih nikmat daripada ganja, ekstasi ataupun obat-obat lain yang pernah dicobanya. Obat yang aku buat sebenarnya terdiri dari bahan-bahan sederhana bahkan jauh dari narkotika, seperti akar pohon karet, getah pisang, dan serat nanas. Namun, dari apa yang kupelajari ketika di instansi peretas, ketika bahan-bahan seperti ini dicampurkan dengan komposisi tertentu dan difermentasi. Maka efek yang didapatkan luar biasa melebihi narkotika yang ada di pasaran. Baru beberapa bulan aku di Indonesia. Namaku sudah terkenal di kalangan penggila obat. Sayang baru 6 bulan. Gerak-gerikku sudah tercium oleh polisi. Dan berujung kepada diriku yang dipenjara. Beruntung, karena tidak ada bukti yang cukup kuat dan pengacara yang dapat dihandalkan, aku hanya dipenjara 4 tahun, dan dengan beberapa remisi, akhirnya sekarang aku sudah bebas. Seharusnya aku bisa saja tidak ditahan. Tapi karena salah satu polisi senior mengatakan bahwa anak buahnya dapat menjadi saksi. Selama di penjara, aku terus mengingat namanya. Bima Pranoto. Dan selama tiga bulan ini aku mencari informasi tentang keluarganya. Dan malam ini, harus kulancarkan aksi balas dendamku. Aku berdiri disamping pagar rumahnya. Rumahnya memang tidak begitu besar. Luas bangunannya sekitar 300 meter persegi. Memiliki halaman yang luas. Terdapat dua penjaga di depan gerbang. Minggu lalu, aku telah berhasil menyadap dan memasang beberapa kamera pengintai dirumahnya. Dan informasi yang kubutuhkan kurasa telah cukup. Umur polisi itu 47 tahun, memiliki badan tegap, atletis dan berwarna kecoklatan, dan perutnya tidak buncit. Sering melakukan gym di rumahnya. Istrinya merupakan keturunan Arab asli dan saat mereka menikah, istrinya telah memiliki anak berumur 2 tahun. Setelah 10 tahun menikah, Bima belum memiliki keturunan juga. Hingga istrinya meninggal 10 tahun yang lalu.Sejak saat itu, kehidupan Bima hanya ditemani seorang anak laki- laki Ario, berumur 19 tahun,salah satu atlet renang. Ario adalah pecinta sesama jenis, sama seperti saya, tapi yang cukup mengejutkan diam-diam tanpa sepengetahuan Bima, Ario mencintai ayah tirinya. Dari kamera pengintai, setiap malam Ario selalu mengambil celana dalam Bima dari tempat cucian dan membuka foto Bima di komputernya. Dengan cegatan Ario membuka celananya dan memuaskan dirinya. Sementara Bima, memiliki kebiasaan unik. Bima selalu tidur telanjang bulat. Dan ini menjadi kesempatan bagi Ario untuk menikmatinya. Bima merupakan tipe pria berumur yang sangat bergairah, namun dia tidak pernah berhubungan badan. Dia tidak pernah bermain wanita atau lainnya. Untuk memenuhi hasratnya, dia selalu secara diam-diam membeli film biru, dan memuaskan gairahnya dengan tangannya. Bima juga memiliki beberapa koleksi vagina vibrator. Aku sekarang berada di kamar Ario. Lalu kudengar suara pintu terbuka. Aku segera bersembunyi di balik gordyn. Tanpa disadari Ario, dia segera mengunci pintunya dan menghidupkan komputernya. Ario langsung mengakses beberapa koleksi foto ayahnya. Beberapa foto saat berenang, beberapa foto saat di pantai. Dan hampir keseluruhan foto, Bima bertelanjang dada. Ketika Ario sedang sibuk dengan ritualnya, aku keluar dari dari tempat persembunyian dan mengamatinya dari belakang. “Kamu pasti Ario.” Suaraku mengagetkannya dan dia langsung gelagapan. “Siapa kamu? Sedang apa disini? Kamu mau mencuri.” Ario berkata dengan panik dan melangkah mundur menuju pintu kamar. “Ssst... Pelankan suaramu. Nanti Bima akan bangun. ” Aku melangkah menuju meja komputernya. Kulihat lagi secara jelas foto-foto Bima. Meskipun sudah berumur, Bima memang tampan. Aku duduk di kursi depan komputer. Kulepas tutup kepalaku. Dan kubuka bajuku. Menemani Ario yang dari tadi hanya mengenakan celana dalam. Ario diam sejenak melihat tubuhku. “Dari perawakanmu, aku tidak yakin kau ingin mencuri disini. Apalagi, mana ada pencuri mengenakan jam sepertimu. Kenapa kau tahu namaku dan ayahku. Ada hubungan apa kau dengan kami.” Dia mencoba mengenali siapa aku. Tentu saja dia tidak dapat mengenaliku karena kami belum pernah bertemu. “Aku kesini memang tidak untuk mencuri. Ada urusan yang perlu kulakukan disini. Masalah hubunganku dengan kalian, tidak perlu bagimu untuk tahu.” Aku melangkahkan kakiku menuju jendela mencoba menutup gordyn rapat-rapat. Dan ketika kulihat dua polisi penjaga. Nampaknya mereke sudah meminum kopi tadi, dan sekarang mereka berdua tidak sadarkan diri. Aku hanya tersenyum tipis. Tiba-tiba aku merasakan tangan Ario meraba punggungku, menyusuri tato yang kumuliki. Kubalikkan badan. “Kamu suka sesama jenis kan?” dia hanya terdiam. “Apakah kau pernah berhubungan badan dengan pria?” tanyaku lagi. Tetapi dia hanya menggeleng “Sudah kutebak. Aku akan membantumu. Tapi kau harus membantuku.” “Membantu apa maksudmu?” “Aku akan mewujudkan keinginanmu bersetubuh dengan ayahmu. Tapi kau harus mengikuti rencanaku.” “Bagaimana aku bisa percaya padamu?” Aku langsung mendekap dirinya dan mengemut bibirnya yang manis. Dia membalas dan lidah kami bermain dengan penuh gairah. Kulepaskan bibirnya. “Ada apa?” ujarnya penasaran. “Aku akan memberimu pemanasan terlebih dahulu.” Tanganku menurunkan badannya hingga dia berlutut di depanku. Kubuka celanaku, dan penisku yang setengah menegang langsung keluar. Tanpa diperintah, Ario langsung mengulum penisku. Menjilati buah zakarku. Serta tidak ketinggalan rambut-rambut halus disekitarnya. Awalnya dia agak kesusahan karena ukuran penisku dan ini pertama kali bagi dirinya. Beberapa kali dia menggigit penisku. Namun kutuntun dia sehingga akhirnya dia menjadi mahir mengulum dalam seketika. Aku pun merebahkannya ke kasur. “Ingat apa yang akan kulakukan padamu. Aku hanya melakukan ini sekali.” Dia mengangguk sambil tersenyum. Aku menarik celana dalamnya. Luar biasa, dia memiliki penis yang cukup besar dan panjang. Sekitar 20 inci. Aku pun mulai menjilati putingnya. Kususuri melewati perutnya hingga sampai di penisnya. Setalah beberapa menit aku mengulum penisnya, kini lidahku kupindahkan ke jempol kakinya. Dia merasa sedikit kegelian. Lalu kupindahkan jilatanku pada anusnya. Dia benar-benar merasakan sensasi pertama kali di jilati anusnya. Aku pun kembali berfokus pada penisnya. Kulumanku semakin cepat. Semakin cepat aku mengulum, bersamaan dengan kucoba masukkan jariku ke lubang anusnya. Dia mendesah penuh kenikmatan. Dengan jariku, kucari titik prostatnya, agar dia semakin merasakan sensasi yang luar biasa. Dia kemudian muncrat untuk pertama kali. Setelah dia melemparkan pejuhnya kedalam mulutku, langsung kutelan semuanya. Dia sempat membuka mata, dan langsung kulumat bibirnya sebelum sempat dia berbicara. Perlahan tapi pasti, kuangkat salah satu kakinya. Dan kumasukkan penisku. Setelah ejakulasi yang pertama. Aku mengganti posisi menjadi doggy style. Di ronde ketiga kuminta dia untuk berada diatasku. Dan membawa permainan, ternyata tanpa kusadari aku benar-benar menikmati kepuasan itu. Aku beranjak dari tempat tidur. Jam ditanganku menunjukkan pukul setengah dua pagi. Kuambil koperku. Kukeluarkan zat penenang yang kubutuhkan. Beerapa kondom dan celana dalam g-string. Kupakaikan g-string itu pada Ario. Awalnya dia merasa aneh. Namun kuyakinkan dia. “Aku hanya akan membuat ayahmu tertidur dan kesadarannya akan pulih ketika dia mengalami ejakulasi pertama. Setelah itu kau ambil alih. Lakukan semua seperti yang kulakukan padamu. Jangan ada yang terlewat.” Ujarku sambil berbisik. “Tidak bisakah dilakukan besok saja. Aku cukup lelah ” ujarnya sambil memelukku. “Tidak ada waktu lagi.” Kulepaskan pelukannya dan kukeluarkan obat yang telah kumodifikasi sehingga dapat meningkatkan keperkasaan dengan sangat cepat. “Minum saja ini” Ternyata benar saja. Beberapa menit kemudian penisnya mulai mengeras. Aku membawanya ke kamar Bima di lantai 1. Bima sedang tertidur pulas. Tentu saja dengan kondisi telanjang dan hanya dilapisi selimut. Kukeluarkan zat penenang, dan kusemprotkan ke sapu tanganku. Dengan cepat kubekap hidung dan mulut Bima dengan sapu tangan itu. Dia sempat memberontak namun dia langsung tidak sadarkan diri. “Aku harus pergi sekarang. Semuanya tergantung padamu, Ario.” Ario perlahan tapi pasti mulai membuka selimut ayahnya. Dijilatinya puting Bima. Ketika dia mulai melewati perut, mulai ada beberapa rambut halus yang merangsang. Lalu Ario sampai juga di depan penis ayahnya. Ukuran penis ayahnya mungkin hanya 6 inchi. Lebih kecil dari milik Ario. Namun Ario teteap antusias. Diemutnya penis ayahnya dengan begitu semangat. Lalu dia berpindah ke jempol kaki. Dengan masih memejamkan mata , Bima mendesah kegelian. Lalu ketika menjilati anus Bima, Ario luar biasa liarnya. Aku tidak menyangka Ario yang baru sekali merasakannya, bisa melakukan sebaik itu. Bima mulai mengerang kenikmatan. Dan ketika ario kembali mengemut penis Bima, Bima semakin menggila mengerang. Erangan Bima semakin mempercepat gerakan Ario, terutama jarinya yang kini telah bermain di anus Bima. “Agh.. Agh.. terus.. terus..” “Agh.... anusku enak sekali rasanya sekarang.” Bima tidak henti meracau. Sekitar limabelas menit, akhirnya seluruh pejuh Bima tumpah di mulut Ario disertai Bima yang terbangun membuka mata dan kaget melihat Ario. “Ario.. apa yang kamu lakukan. Jangan bilang kamu yang.. baru saja menghisap penis ayah? Ario, kamu ini..” Secepat kilat Ario langsung menimpa tubuh ayahnya. Dan melumat bibir dan lidah ayahnya dengan buas. Awalnya Bima mencoba menolaknya. Namun karena gairah Ario yang luar biasa besar, Bima hanya dapat mengikuti permainan Ario. Ario menggesek-gesekkan penisnya yang sudah sangat menegang ke penis Bima. Perlahan tapi pasti, salah satu kaki bima diangkat. Dan penis Ario yang panjang dan besar itu memasuki liang anus Bima. “Ario.. jangan bilang kamu mau..” “Ssstt..” Tanpa ragu ario memasukkan penisnya. “Ah.. sakit” Mendengar erangan itu, Ario mengeluarkan penisnya. “Lebih baik teruskan, Nak” Ekspresi Bima sedikit berubah menjadi kekecewaan. Ario teringat akan kondom yang diberikan olehku. Dia pun mengambilnya dan mengenakannya. “Mungkin ini akan membantu” Ario kembali memasukkan penisnya. Dan kali ini Bima mulai menikmati. Akhirnya mereka selesai bermain pukul 6 pagi. Ario melakukan semua yang telah kulakukan padanya, tanpa ada yang terlewatkan. Muka Bima tampak begitu senang. Di setiap ronde, pejuh Bima selalu dihisap oleh Ario. Dan entah sudah berapa banyak pejuh Ario di dalam liang anus Bima. Mereka berdua tertidur dengan Ario dipelukan Bima sambil telanjang bulat. Bima membuka matanya. Melepaskan pelukan Ario dari tubuhnya, dan menuju kamar mandi untuk mengenakan baju mandinya. Dia turun ke dapur lalu menyiapkan dua cangkir kopi dan beberapa roti. Dibawanya ke kamar. Ketika Bima memasuki kamar, Ario terbangun. Bima duduk di samping Ario. “Ayah, aku minta maaf atas apa yang kulakukan semalam. Aku tidak dapat menahannya lagi.” Kukira Bima akan marah. Namun dia hanya tersenyum dan memutar badannya. “Terima kasih Ario. Sebenarnya ada yang ingin kuceritakan.” Ario hanya menganggukkan kepala. “Ketika menikahi ibumu, mungkin kau bertanya-tanya kenapa kau tidak memiliki adik dariku. Tiga tahun setelah kami menikah. Kami memeriksakan diri ke dokter kelamin. Ternyata saya mandul. Selama bertahun-tahun saya tidak bisa menerima hal itu. Bahkan setelah ibumu meninggal, saya tidak berani berhubungan dengan wanita lain. Saya takut kalo orang lain mengetahui saya mandul. Saya cukup frustasi beberapa tahun ini terhadap hubungan seks. Hingga tanpa saya sadari orientasi seks saya mulai berubah. Lima tahun yang lalu tepatnya saya menyadari hal tersebut. Ketika itu saya berhasil menjebloskan seorang tahanan. Awalnya jantung saya berdegup kencang setiap melihatnya. Mulai dari matanya, bibirnya, kumis dan brewoknya hingga tubuhnya. Saya berpikir bagaimanapun saya harus dapat sesering mungkin melihatnya. Akhirnya saya berhasil menjebloskannya ke penjara. Ketika dia di penjara, aku sering mendatangi penjaranya dan berlaku kasar padanya agar mendapatkan perhatian darinya. Setiap malam aku sering bermimpi bahwa aku akan diperkosa olehnya. Pernah beberapa kali, kurasa mimpi itu seperti nyata. Dan semalam kukira aku bermimpi. Namun itu ternyata kau, Ario.” “Berarti, semalam ayah mengizinkan aku melakukannya bukan karena ayah mencintaiku?” “Aku mencintaimu, sebagai anak tapi. Kau sudah seperti anak sendiri bagiku Ario.” “Apa mungkin jika menemui tahanan itu, kau akan menyampaikan perasaanmu Ayah?” Bima hanya terdiam, lalu dia menatap Ario dan bertanya “Apa kau tidak malu memiliki ayah yang memiliki penyakit seks sepertiku?” Ario membenarkan posisi duduknya. Mengambil kedua tangan Bima yang dari tadi gemetar. “Ario bangga memiliki ayah sepertimu. Bagiku kau adalah pahlawan. Dan jangan menyebut ini sebagai penyakit seks. Cinta tidak mengenal jenis kelamin, umur, pangkat, bentuk tubuh karena cinta itu buta. Sepertinya ayah harus mencari tahanan itu. Siapa namanya, Ayah?” “Aku tahu namanya. Dan dia sudah bebas 3 bulan yang lalu. Namanya Doni Wibowo.” Aku terbelalak menonton video dari kamera pengintaiku itu. Semua tubuhku seperti mati rasa. Bagaimana mungkin, orang yang paling kubenci adalah orang yang paling mencintaiku.


###

3 Gay Erotic Stories from Ario Pramono

Gairah Rumah Polisi

Tiga bulan yang lalu aku baru keluar dari penjara . Biografi singkat mengenaiku, tinggi 178cm, berat 69kg. Tubuhku proporsional dan atletis. Memiliki perut six pack dan kulit berwarna putih. Hidung mancung , mata tajam, rambut botak tipis, memiliki kumis dan brewok tipis serta sedikit bulu dada. Aku keturunan Timur Tengah dan Amerika Latin. Penisku ukurannya sekitar 8 inci dan cukup

Menjalin Cinta Baru

Sudah seminggu ini aku tidak mencuci pakaianku. Sebagai mahasiswa yang merantau di luar negeri, laundry menjadi satu-satunya solusi untuk menyelesaikan masalah ini. Aku mengemasi pakaian kotorku. Aku menuruni tangga apartemenku. Tidak seperti apartemen-apartemen mewah, apartemenku ini lebih mirip seperti rumah susun jika di Indonesia. Hanya saja dinding disini sudah dilapisi cat dan

Pak Pratman, Sam dan Karel

Namaku Samuel, biasa dipanggil Sam. Umurku 22 tahun. Aku bekerja di sebuah perusahaan operator telekomunikasi di Bandung. Dengan posisi sebagai Marketing Leader.November, 11 2013

###

Web-02: vampire_2.1.0.01
_stories_story