Aku baru saja lulus dari smu dan aku ingin melanjutkan studiku di Yogya. kebetulan abangku Rio tinggal di Yogya karena ia ditugaskan oleh kantornya untuk mengurus kantor perusahaan cabang Yogya. Aku sudah mengutarakan maksudku ini kepada mas Rio semenjak aku naik ke kelas tiga smu dan mas Rio sangat senang dengan niatku ini, dia bilang jadi enak ada teman di kota ini. Umur mas Rio sekarang 28 tahun dan sampai sekarang di belom menikah, tapi mantan pacarnya sudah ngak kehitung jumlahnya. Mas Rio sendiri berwajah tampan dengan tinggi 172 dan berat yang ideal. sementara aku ini cenderung kurus dan tinggiku hanya 165cm. Jadi akhirnya setelah mengurus segala sesuatunya, aku diantar sama mama ke bandara, sebelum boarding, aku menelpon mas Rio untuk jangan lupa menjemputku. Akhirnya setelah ada delay 30 menit, aku tiba di bandara kota Yogya dan aku melihat Mas Rio sedang berdiri dan melambai kepadaku. aku menghampiri dan merangkul Mas Rio. "Pa khabar Mas, eka kangen sama mas," kataku. "Ya sekarang kan udah ketemu, dan kamu tinggal disini," kata Mas Rio sambil mengacak rambutku dan lalu membantu tasku ke mobil. Sebelum pulang, kami mampir dulu ke pizza hut dan lalu langsung menuju rumah mas Rio. Rumahnya kecil dan pekarangan depannya sangat rapi terurus mengingat kegemaran mas Rio berkebun, dan begitu aku masuk tampak rumahnya berkesan sangat maskulin. "Kamarku yang mana Mas?" tanyaku sambil melihat-lihat kamar Mas Rio. "Kamar kamu lagi mas cat ulang, jadi kamu tidur di kamar mas ajah dulu," kata Mas Rio dari dapur lalu keluar membawa pizza dan coca cola. "Gimana kabar kamu selama ini ka? udah ada cewek pasti?" kata mas Rio. Aku diam saja dan mas Rio bingung melihat sikapku. "Kenapa ka?" tanyanya heran. "Aku ngak bisa suka sama cewek mas, aku lebih suka sama cowok," kataku pelan. Mas Rio diam sebentar lalu merangkulku "Ya kalo emang begitu adanya mau diapain lagi," kata Mas Rio pelan. Aku melepaskan rangkulan mas Rio lalu memandangnya tersenyum dan lalu entah darimana datangnya perasaan itu, aku mulai menggerakan bibirku ke arah mulut mas Rio dan mulai menciumnya. Dan aku sangat terkejut begitu merasakan mas Rio mulai balas menciumku. mendapat sambutan begini, aku menjadi langsung nafsu. aku lalu mulai membuka kancing kemeja mas Rio satu per satu. badan Mas Rio masih berbentuk bagus, mungkin karena dulunya dia adalah pemain basket untuk sekolah dan kampusnya, maka bodynya masih oke seperti dulu. aku mulai meraba-raba bagian depan tubuh mas Rio sementara bibirku melumat bibirnya. aku duduk dipangkuan mas Rio dan aku menggesekan pantatku tepat diatas kontol mas Rio yang aku rasakan mulai mengeras dibalik celana jeansnya. Mas Rio tiba-tiba saja berdiri dan menggendongku pindah kekamarnya. "Mas Rio, mas mau aku isep kontolnya?" bisiku ditelinga mas Rio. "Apapun yang kamu mau ka, yang penting kamu bisa muasin mas," kata mas Rio pelan. Dikamarnya mas Rio kembali duduk di ranjang dan lalu aku mendorong mas Rio sehingga berbaring terlentang dan aku mulai menjelejahi tubuh mas Rio. aku mulai turun ke lehernya lalu kedadanya dan perutnya dan lalu aku berhenti sebentar untuk melepaskan pakianku. Sementara aku melepaskan pakaianku, mas Rio memandangiku sambil tangannya meremas-remas kontolnya yang aku yakin sudah membesar karena tonjolan dari celana jeansnya. setelah hanya memakai celana dalam saja, aku kembali mencium perut mas Rio dan tangangku meraba tonjolan itu lalu mulai membuka ikat pinggang jeans Mas Rio dan menurunkan resletingnya dan aku menurunkan jeans mas Rio sampai ke lutut dan lalu aku langsung menjilati tonjolan kontol Mas Rio yang masih tersembunyi dibalik celana dalam Mas Rio. "Mmhh....enak ka.....sekarang kamu isep ka....mas udah ngak tahan," desah mas Rio sambil melihat kebawah. aku memandang mas Rio lalu mulai menurunkan celana dalam Mas Rio dan dalam sekejap kontol sepanjang 17 cm lansung melompat keluar dan menampar daguku. "Astaga Mas! aku ngak nyangka kontol mas segede ini," kataku sambil mengocok kontol mas Rio. Mas Rio hanya tersenyum lalu berkata, "sekarang lu isep sampe puas." dan tanpa disuruh dua kali, aku langsung menjilati kepala kontol mas Rio dan lalu aku memasukan kontol itu ke dalam mulutku dan mulai mengisapi benda jantan abangku ini. setelah kira-kira lima belas menit aku mengisepi kontol mas Rio aku bangkit dan mas Rio tampak bingung. "Kenapa berhenti ka? lagi enak-enak?" tanyanya bingung. "Mas, aku pingin mas sekarang ngentotin aku. aku belum pernah dientot dan aku ingin tahu rasanya," kataku sambil mengocok kontol mas Rio. "ya udah, gue ngak keberatan," kata mas Rio. aku lalu naik ke ranjang dan aku langsung nungging sementara mas Rio bangun dan sebelumnya dia membasahi kontolnya dengan ludahnya lagi sambil memasukan jari tengahnya kedalam lobang pantatku. dan tak lama aku merasa jari tangan keluar dan kini digantikan dengan kepala kontol mas Rio yang mulai menerobos masuk. aku berseru tertahan dan Mas Rio memasukan kontolnya dengan perlahan-lahan. "Sakit ngak ka?" tanya Mas Rio. "Ngak pa pa mas, terus ajah, entotin aku mas," kataku sambil membenamkan mukaku ke bantal. setelah kontolnya semua masuk. mas Rio membiarkannya sebentar supaya aku menyusaikan dengan kontol mas Rio dan lalu perlahan-lahan mas Rio menarik keluar sampai kepala kontolnya saja dan kembali memasukan seluruh kontolnya. Rasa sakit yang kurasakan lama-lama hilang dan kini digantikan dengan rasa enak yang luar biasa. "Terus mas....yang dalem mas...." seruku kepada mas Rio yang kini dengan bernafsu mengentotku. kontolnya terus keluar masuk pantatku. "Hmm...enak ka...lobang lu masih rapet ka.....beda sama kayak mantan cewek gue.....oghhh.....aghh...yeah." kata mas Rio mendesah. setelah kira-kira setengah jam memompakan kontolnya, mas Rio mulai berseru AGHHHHH dan tak lama aku merasakan semprotan cairan kelaki-lakian abangku di dalam pantatku. mas Rio masih terus memompakan kontolnya di dalam lobang pantatku sampai semua pejunya keluar dan lalu jatuh menindihku. nafasnya memburu dileherku. lalu ia berguling dan aku menyandarku kepalaku di dada mas Rio dan dia langsung melingkarkan tanganya ke bahuku. "Terima kasih mas. aku ngak nyangka mas Rio mau melakukan ini," kataku pelan. "Ngak pa pa ka, kan Mas sayang sama Eka, jadi apaun yang kamu mau pasti Mas lakukan. asal masih yang masuk akal ajah ya," kata mas Rio dan kami berdua tertawa dan tak lama aku merasakan kalo kontol mas Rio kembali menegang. aku memandang mas Rio tersenyum lalu kembali mengulum dan mengisapi kontolnya sampi keluar di mulutku. malam itu, akhirnya aku merasa seperti pengantin baru, aku dan mas Rio bercinta semalaman. dan selama aku di Yogya, dia jarang sekali berpacaran atau iseng mencari perek. dia lebih suka ngentotin aku karena merasa lebih aman. akupun senang karena abangku yang ganteng ini bersedia membiarkan kontolnya untuk aku mainkan...I LOVE U MAS RIO... Ps. ini adalah ceritaku yang ketiga setelah Pistol tentara dan satpam oke. aku harap banyak yang suka. kalo mau ada yang kenalan atau mau aku jilatin kelaki-lakiannya, silakan e-mail aku di disk81@yahoo.com