Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

! A Abdichandra SH

by VERSUS


PESAN:

Kisah ini adalah fiktif belaka. Jika terdapat kesamaan nama tokoh dan lokasi, maka itu hanya kebetulan semata dan di luar kesengajaan penulis. Selain beberapa karya fiksi, penulis juga telah memuat di MOTN rangkaian kisah nyata pengalaman pribadi penulis dalam seri "A VERSUS Story". Bagi yang ingin memberi komentar atau sekedar kenalan, silahkan kirim email ke: asmaraku@sctvnews.com atau versus@netster.com, pasti dibalas. Terima kasih dan selamat membaca!

KISAH:

"A ABDICHANDRA SH & PARTNERS - Kantor Pengacara & Konsutlan Hukum" Demikian tulisan hitam besar 2 baris di atas papan putih yang terpampang di depan sebuah gedung 3 lantai di salah sebuah jalan besar, kawasan Jakarta Timur. Di depannya ada beberapa buah mobil sedang parkir, salah satunya adalah sebuah sedan Audi keluaran terbaru yang ditaruh agak masuk ke sepetak ruang terbuka seperti garasi kecil. Hampir bisa dipastikan bahwa sedan tersebut milik pimpinan kantor itu, atau mungkin tamu yang cukup istimewa, sebab posisi parkirnya lebih khusus dari kendaraan lain di situ. Aku sempat memperhatikan sejenak ada sopir berpakaian rapih sedang membersihkan sedan bercat hitam mengkilap itu, ketika berjalan menuju ke pintu utama. Di lantai bawah ada seorang receptionist yang menerima kedatanganku.

"Selamat pagi, ada yang bisa dibantu, mas?", tanya sang wanita muda sambil tersenyum ramah kepadaku.

"Selamat pagi. Iya, saya ada appointment dengan pak Arman Adichandra. Nama saya Dani, dari PT Kencana langit.", jawabku sambil mengeluarkan kartu nama dan disodorkan kepada sang receptionist.

"Tunggu sebentar ya mas!" Wanita itu menghilang di balik pintu kaca gelap tepat di belakangnya. Tak lama kemudian dia keluar lagi dan langsung mempersilahkanku menuju ke lantai 3.

Aroma Lavender lembut tercium ketika aku masuk ke ruang pimpinan kantor. Di sana ada seorang sekretaris yang sudah menantikanku. Tanpa basa basi aku langsung di minta masuk ke pintu bagian dalam, ruang kerja sang boss, yang ternyata lebih sering disapa orang "pak Chandra". Ruangan itu memancarkan aura kewibawaan yang tinggi, dengan satu set sofa dari kulit coklat, sewarna dengan perabotan lainnya di sana, termasuk meja kerja pak Chandra. Lelaki berusia 40an itu sedang duduk di belakang mejanya, tampak berwibawa sekali dengan stelan jas hitam. Rambutnya hitam lebat, dan kulitnya putih bersih. Ia terlihat sedang sibuk menandatangani beberapa berkas.

"Selamat pagi pak Arman Abdichandra!", aku menginterupsi kesibukannya.

"Selamat pagi. Hm, sebentar ya!", pak Chandra menoleh sebentar, tersenyum, lalu meneruskan yang sedang dia kerjakan. "Duduk dulu." Aku pun duduk di sofa kulit itu. Beberapa menit kemudian, pak Chandra memanggil sekretarisnya lalu menyerahkan berkas yang baru selesai ditandatanganinya. Ia rapikan rambutnya dengan tangan, lalu berdiri mendekati sofa.

"Anda yang namanya Dani? Bagus, seperti yang saya harapkan", pak Chandra mencermati sosokku yang langsung berdiri untuk berjabat tangan. Kami lalu duduk berhadapan.

"Seperti yang saya katakan kepada paman anda, pak Haris, saya bisa saja menerima anda bekerja di sini, tetapi harus saya tes dulu apakah anda layak atau tidak. Anda tidak keberatan kan?", pak Chandra memandangku dengan sorot mata menyelidik.

"Oh, tidak sama sekali. Sebulan ini saya sudah berusaha kerja di PT tempat paman saya juga kerja, tapi sepertinya saya kurang cocok di situ. Memang cita-cita saya dari dulu ingin menjadi pengacara. Untuk teori, saya masih segar pak, sebab belum setahun lulus dari fakultas hukum. Tapi, prakteknya, harap bapak maklum, saya belum punya pengalaman.", jelasku. Gugup juga rasanya. Jakunku bergerak-gerak, pertanda aku sedang menelan-nelan ludah. Walau ruangan itu ber-AC, tapi aku agak berkeringat.

"Kamu sudah berkeluarga?"

"Sudah, tapi isteri saya tidak ikut ke Jakarta. Anak saya masih 3 tahun. Jika saya sudah agak mapan, barulan saya ingin memboyong mereka ke sini. Sekarang saya ingin berusaha dulu. Saya bisa lakukan apa saja supaya berhasil." Ku keluarkan saputangan lalu mengeringkan sisa-sisa peluh di leherku.

"Apa saja?"

"Ya, apa saja. Saya orang yang feksibel, pak.", ujarku cepat.

"Bisa berdiri di depan saya?", pak Chandra memberi kode dengan tangannya agar aku mendekat. Walaupun rada bingung juga, aku menuruti permintaan pak Chandra. Aku berdiri tepat di depannya. Aku tidak tahu hal apa yang akan beliau tes sehingga menyuruhku berdiri begini. Keherananku bertambah ketika kemudian kedua lengan beliau dilingkarkan ke pinggangku, lalu pak Chandra membenamkan wajahnya ke perutku! Aku memang anak kuliahan, tapi dari daerah. Aku belum pernah tahu hal-hal semacam ini.

"Pak...", aku berusaha bicara.

"Katamu apa saja, kan?", pak Chandra menoleh ke atas. Aku hanya mengangguk. Sungguh! Aku tak punya ide sama sekali apa yang akan terjadi! Aku jadi makin heran, tapi ku turuti saja kemauan beliau. Toh, pikirku, ngak mungkin lah beliau ingin membunuhku hanya karena aku minta bekerja.

Yang terjadi kemudian sangat membuatku terkejut, bagai tersengat listrik. Pak Chandra membuka kancing kemejaku satu per satu. Aku tidak memakai kaos dalam, jadi otot-otot perutku langsung terlihat, bersama dadaku yang bidang dan ditumbuhi bulu-bulu halus. Sebagai lelaki, aku biasa menggerayangi wanita, apalagi aku sudah punya isteri anak. Tapi aku tak pernah menyangka ada lelaki lain yang justru akan menggerayangiku. Aneh, tapi aku biarkan saja.

Setelah aku bertelanjang dada, kini giliran ikat pinggangku yang di buka pak Chandra, lalu kancing celana, lalu tiba-tiba saja celanaku melorot ke kaki, sebab di kantong ada beban dompet, rokok, pemantik dan seikat kunci. Celana dalam berbentuk g-tring yang ku kenakan kini adalah satu-satunya yang membungkus tubuhku. Pak Chandra pun tidak mengampuni celana dalam itu. Disingkirkannya juga dari selangkanganku, sehingga aku kini benar-benar telanjang seperti bayi yang baru lahir.

"Ampun pak!", aku tersentak kaget ketika mulut pak Chandra tiba-tiba menyergap kontolku. Pikirku, beliau akan menggigit kontolku. Percaya atau tidak, aku sama sekali belum pernah melihat film atau gambar porno, jadi aku kurang paham. Bahkan dengan isteriku pun tidak pernah ada kegiatan memasukkan alat kelamin ke mulut. Seolah mengerti akan keterkejutanku, pak Chandra hanya tersenyum nakal. Beliau mengulum kembali kontolku. Herannya, aku tidak merasakan tajam giginya sama sekali. Malah jepitan bibir dan lidahnya yang basah membuatku merasa nyaman. Ya, aneh tapi nyaman... Tanpa dikomando, kontolku mulai ereksi karena rangsangan mulut pak Chandra. Kumis tipisnya menggelitik perut bawahku ketika beliau membenamkan kontolku dalam-dalam ke pangkal mulutnya. "Ah...", aku mendesah pelan menahan kenikmatan yang baru kali ini ku rasakan. Sensasinya luar biasa, sampai kepalaku menengadah ke atap dan mataku terpejam.

Kini pak Chandra melakukan gerakan seperti mengangguk-angguk cepat, mengocok kontolku yang sudah ereksi penuh dalam mulutnya. Tubuhku bergetar hebat, kenikmatan itu lebih dahsyat daripada ketika aku sedang mengentot isteri. Rangsangannya sangat kuat, sehingga aku tak bisa bertahan lama. Ketika aku rasa pertahananku akan jebol, aku berusaha menarik kontolku dari mulut pak Chandra, tapi beliau malah makin mengeratkan rangkulannya di pinggangku... gerakannya jadi lebih cepat, dan... crot, crot, crot, crot, crot, crot, crot... pecahlah bendunganku... pejuku menyembur 7 kali dalam rongga mulut pak Chandra. Beberapa detik kemudian, kedua lututku terasa lemas sekali, lalu aku tersungkur ke lantai.

"Maafkan kelancanganku, pak... bapak tidak apa-apa kan?"

"Tenang aja, saya malah senang kok!", ujarnya setelah ia tampak menelan semua yang tumpah dalam mulutnya. Aku merasa jijik juga, tapi aku berusaha menyembunyikan ekspresi itu. Seumur-umur, baru sekarang aku lihat pejuku masuk ke mulut orang. Bahkan biasanya kalau ada yang belepotan setelah berhubungan dengan isteri, aku langsung membersihkannya ke kamar mandi.

Pak Chandra menarik tubuhku yang masih berpeluh. Aku dituntun ke meja kerjanya yang lapang. Di singkirkannya berkas-berkas di atas meja itu dengan satu sapuan tangan, sehingga ada yang sampai jatuh ke lantai. Aku diminta tidur telungkup di atas meja. Tanpa curiga ku turuti kemauannya. Tak ku sangka akan ada ronde berikutnya. Aku lihat pak Chandra mengeluarkan sesuatu dari lacinya. Sebuah tube plastik, seperti kemasan odol gigi, warnanya biru dan ada tulisan "Durex". Pipiku menempel di kaca yang melapisi permukaan meja, sehingga aku tak bisa melihat pak Chandra yang telah memutar arah ke belakangku. Tak berapa lama kemudian aku merasakan kedua pahaku dibuka lebar, dan pinggul pak Chandra menyusup ke tengahnya.

"Auw!!!", aku menjerit kecil kesakitan ketika tiba-tiba ada sesuatu yang menyerang pantatku. Aku hendak membalikkan badan tapi terlambat, tubuh pak Chandra telah menindihku dari belakang. Denyut jantung dan tarikan nafasku menjadi cepat.

"Pak... ampun, pak... sakit...", ujarku lirih ketika pak Chandra mendekatkan mukanya ke belakang leherku.

"Tenang aja... sebentar lagi juga hilang sakitnya", bisiknya lirih seperti menahan nikmat. Kemudian terasa pinggulnya mulai bergerak maju mundur, menggesekkan batang kontolnya dalam liang duburku. Aku menggigit bibir menahan rasa sakit. Menyadari bahwa lobangku memang benar-benar masih perjaka, beliau menghentikan gerakannya. Dituangkannya isi tube biru tadi yang ternyata adalah cairan pelicin banyak-banyak ke permukaan duburku dan ujung kontolnya, lalu ia memasukkan kembali kontol itu sedikit demi sedikit, sampai benar-benar tenggelam dan rasanya ujungnya menyangga rongga perutku dari dalam. Kali ini tidak terlalu perih lagi, mungkin karena banyaknya cairan pelicin yang dioleskan Setelah itu beliau meneruskan gerakan maju mundur yang tadinya sempat terhenti. Gerakan itu makin lama makin cepat dan kuat, membuat tubuhku berguncang mengikuti iramanya. Lalu tiba-tiba beliau menindihku kuat-kuat, rambutku dijambak dengan jemarinya, dan... seketika aku merasa ada aliran panas dalam rongga duburku.

"Oh Dani... kamu sungguh hebat...", rintihnya di puncak gairah. Sesaat kemudian, tubuhnya telah tergolek lemas di sampingku.

"Sekarang gimana, pak?", tanyaku dalam kebingungan.

"Kamu diterima bekerja di sini!"

SELESAI


###

21 Gay Erotic Stories from VERSUS

! A Abdichandra SH

PESAN: Kisah ini adalah fiktif belaka. Jika terdapat kesamaan nama tokoh dan lokasi, maka itu hanya kebetulan semata dan di luar kesengajaan penulis. Selain beberapa karya fiksi, penulis juga telah memuat di MOTN rangkaian kisah nyata pengalaman pribadi penulis dalam seri "A VERSUS Story". Bagi yang ingin memberi komentar atau sekedar kenalan, silahkan kirim email ke: asmaraku@sctvnews.com

01 Jun 2003

PESAN: Kisah ini adalah fiktif belaka. Jika terdapat kesamaan nama tokoh dan lokasi, maka itu hanya kebetulan semata dan di luar kesengajaan penulis. Selain beberapa karya fiksi, penulis juga telah memuat di MOTN rangkaian kisah nyata pengalaman pribadi penulis dalam seri "A VERSUS Story". Bagi yang ingin memberi komentar atau sekedar kenalan, silahkan kirim email ke: asmaraku@sctvnews.com

A Versus Story 01: Layu Sebelum Berkembang, Part 1

PESAN: Hai there, ini adalah kisah ke-3 yang ku tulis di MOTN. Namun kisah yang satu ini seharusnya menjadi yang pertama karena ini adalah pengalamanku yang paling awal. Bagi yang telah mengirim email tanggapan atas kisahku sebelumnya, mohon maaf karena email address lama tidak aktif lagi. Jika ingin mengirim komentar, saran atau sekedar kenalan silahkan layangkan ke versusierra@gmail.com

A Versus Story 02: Layu Sebelum Berkembang, Part 2

PESAN: Hai there, ini adalah kisah ke-4 yang ku tulis di MOTN. Ini adalah kelanjutan dari Part 1 kisah yang sama. Jika anda belum membacanya, silahkan dibaca dulu sebelum melanjutkan ke Part 2 ini. Terima kasih bagi yang telah mengirim email tanggapan atas kisahku sebelumnya. Seperti biasa, jika ingin mengirim komentar, saran atau sekedar kenalan silahkan layangkan ke versusierra@gmail.com

A Versus Story 03: Pengalaman di SMP, Part 1

PESAN: Hai... nama saya Versus, orang Jawa tapi keturunan Prancis. Saya akan menghadirkan secara berkala beberapa kisah nyata yang pernah saya alami sendiri. Judulnya selalu "A Versus Story" diikuti dengan judul artikelnya. Bagi yang ingin kenalan atau komentar, silahkan kirim e-mail ke versusierra@gmail.com dan pasti akan dibalas. KISAH: Namaku Versus. Aku adalah seorang gay 100%

A Versus Story 04: Pengalaman di SMP, Part 2

PESAN: Hi, jumpa lagi dengan Versus. Bagi yang belum membaca bagian pertama, baca dulu deh... biar nyambung dengan yang kedua ini. Judul kisahku selalu dimulai dengan "A Versus Story" lalu dilanjutkan dengan judulnya. Yang ingin kenalan, komentar atau kritik, silahkan hubungi aku di versusierra@gmail.com. Selamat membaca! KISAH: Hari terakhir Ebtanas adalah hari yang paling melegakan.

A Versus Story 05: Gita Cinta dari SMA, Part 1

PESAN: Halo, jumpa lagi dengan Versus. Kali ini aku lanjutkan kisah nyataku dengan pengalaman ketika memasuki SMA. Jangan lupa baca kisah-kisahku terdahulu. Bagi yang ingin sumbang saran, kritik, komentar, atau ingin kenalan, kirim aja email ke: versusierra@gmail.com (email yang baru), pasti semuanya dibalas, thanks! KISAH: Hari pertama di SMA adalah saat yang sangat indah bagiku,

A Versus Story 06: Gita Cinta dari SMA, Part 2

PESAN: Gimana kisahku dengan Raka? Lumayan seru? Ini adalah kelanjutannya, di mana Raka akhirnya bisa bersikap aktif. Pokoknya, baca terus kisah-kisah nyata tentang diriku yang aku muat di MOTN. Bagi yang telah memberi saran, kritik dan komentar, atau yang ajak kenalan, terima kasih ya... Aku akan berusaha membalas semua email yang masuk. Bagi yang belum, silahkan kirim email ke:

A Versus Story 07: Gita Cinta dari SMA, Part 3

PESAN: Wah ternyata rangkaian kisah hidupku banyak diminati. Terima kasih kepada semua yang telah mengirim email, baik itu berisi saran atau sekedar komentar. Yang ingin kenalan, silahkan email ke: versusierra@gmail.com (email yang baru), pasti dibalas! Aku juga bersedia menerima Konsultasi Psikologi bagi anda yang punya masalah. Tanpa biaya dan kerahasiaan terjamin. Nah, sekarang silahkan

A Versus Story 08: Asmara di Puncak Gunung

PESAN: Terkadang seorang sahabat itu lebih dekat dengan kita dibandingkan seorang saudara. Tapi apa jadinya jika persahabatan telah melibatkan birahi? Ikuti kisahku di masa pubertas, sebuah kisah nyata. Bagi yang telah membaca kisah-kisahku sebelumnya dan telah mengirim email, aku ucapkan terima kasih banyak. Bagi yang ingin kontak untuk memberi komentar / saran, atau hanya sekedar

A Versus Story 09: Jadi Pramubirahi, Part 1

PESAN: Jumpa lagi dalam rangkaian kisah nyata hidupku yang ke-9. Khusus untuk edisi yang ini, mungkin tidak ada yang berbau erotis. Kisah erotisnya dimulai di kisah 10 berikutnya (sambungan yang ini) ketika aku menjadi gigolo, tapi tidak lengkap kalau tidak diikuti dari kisah 09 ini. Bagaimana dengan kisahku yang sebelumnya? Silahkan baca seri 01-08, thanks! Seperti biasa, yang ingin

A Versus Story 10: Jadi Pramubirahi, Part 2

PESAN: Terima kasih telah membaca kisahku seri 09, kelanjutannya dapat anda temui di sini. Komentar? Saran? Berkenalan? Hubungi: versusierra@gmail.com, thanks! KISAH: Dalam keadaan setengah mabuk ku lihat pak Liong berbisik dengan salah-seorang pelayan. Setelah itu, sang pelayan mengajakku ke belakang. "Ivan, kamu mau dapat uang banyak, kan?! Nah, aku punya tawaran untukmu, tapi

A Versus Story 11: Jadi Pramubirahi, Part 3

PESAN: Wah, saya tak menyangka sambutan dari pembaca MOTN cukup antusias. Terima kasih. Bagi yang ingin berkomentar atau kenalan, silahkan hubungi: versusierra@gmail.com, pasti dibalas! Sekarang ikuti kelanjutan kisah nyataku sebagai gigolo di Jakarta... KISAH: Tak terasa sudah hampir 6 bulan berlalu sejak aku mendapatkan tamu pertamaku. Aku tetap kerja sebagai penyanyi seperti biasa di

A Versus Story 12: Cinta Bersemi di Kampus

PESAN: Tak disangka rangkaian kisah nyata hidupku sejak kecil sampai masuk kuliah ini sudah mencapai 12 seri. Terima kasih atas dukungan banyak pihak melalui email selama ini. Yang belum sempat, silahkan kirim email ke: versusierra@gmail.com, pasti direply. Thanks! KISAH: Meskipun sekolahku sempat terbengkalai (baca kisah sebelumnya), tapi akhirnya aku bisa tamat SMA, bahkan dengan NEM

A Versus Story 13: Badai Pasti Berlalu

PESAN: 12 seri kisah nyata hidupku sampai masa kuliah telah ku tuliskan. Berikut ini adalah pengalamanku setelah aku lulus menjadi sarjana dan takdir membawaku kembali ke Jakarta. Ada komentar atau sekedar ingin kenalan? Silahkan email ke: versusierra@gmail.com, pasti dibalas. Terima kasih. KISAH: Lulus dengan status suma cumlaude atau A+ tentunya membuat orangtuaku sangat bangga

A Versus Story 14: Di Negeri Orang

PESAN: Aku menulis kisah ini pada bulan Mei 2003. Ini adalah bagian paling aktual kisah nyata diriku sampai sampai saat ini aku telah bekerja di Bangkok. Memang bukan yang terakhir, sebab setelah ada pengalaman baru, aku akan melanjutkan lagi kisah hidupku di masa mendatang mulai seri 15 dan seterusnya. Seperti biasa, aku harapkan komentar atau saran pembaca, atau sekedar ingin kenalan pun

Maafkan Aku, Marni (Kisah Gigolo dari Desa) Part.2

KEPUTUSAN PUN KU AMBILPagi itu, tidak seperti biasanya, Arif justru bangun lebih awal dariku. Mungkin karena semalam aku melamun dan berpikir selama beberapa jam, dan baru bisa terlelap menjelang subuh. Bahkan Arif sudah selesai mandi ketika aku berdiri dari pembaringan.

Maafkan Aku, Marni (Kisah Gigolo dari Desa) Part.3

SEBULAN PERTAMASebulan sudah aku berada di Jakarta. Sebagai pendatang baru di dunia kucing (pelacur pria -red), aku tidak sepi dari tamu. Uang yang ku simpan sudah lumayan banyak, meskipun aku tetap harus berbagi dengan Arif. Pasalnya, Ariflah yang mencarikan tamu untukku, sebagai manager-lah ibaratnya, aku tinggal layani tamu aja setelah ada orderan. Aku juga tetap tinggal di kosan Arif,

Maafkan Aku, Marni (Kisah Gigolo dari Desa) Part.4

BAGAI TERSAMBAR PETIRSetelah sekian lama menunggu tanpa adanya tanda-tanda Mas Doni sama sekali, aq coba untuk mencari bapak penjaga rumah itu guna menanyakan di mana tuannya berada. Baru saja aku berdiri dari sofa, tiba-tiba terdengar langkah kaki turun dari tangga.

Malam yang Indah di Bali

Malam itu, Garuda Indonesia GA-418 yang ku tumpangi dari Jakarta ke Denpasar seharusnya dijadwalkan jam 21.20 WIB dan tiba jam 00.05 WITA, ternyata telat 30 menit. Alhasil, sudah hampir jam 00.01 malam ketika aku melangkah keluar dari Terminal Kedatangan Domestik di Bandara Internasional Ngurah Rai. Meskipun tengah malam, tapi airport itu tampai ramai. Maklumlah, waktu itu bertepatan dengan musim

###

Web-02: vampire_2.1.0.01
_stories_story