Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Maafkan Aku, Marni (Kisah Gigolo dari Desa) Part.4

by VERSUS


BAGAI TERSAMBAR PETIR

Setelah sekian lama menunggu tanpa adanya tanda-tanda Mas Doni sama sekali, aq coba untuk mencari bapak penjaga rumah itu guna menanyakan di mana tuannya berada. Baru saja aku berdiri dari sofa, tiba-tiba terdengar langkah kaki turun dari tangga.

"Sebentar Mas, jangan dulu pergi", terdengar suara si pemilik langkah itu, tapi jelas itu bukan Mas Doni. Muncul di sana seorang pemuda yang usianya kira-kira sebaya denganku. Pakaiannya sangat rapih dengan setelan jas dan berdasi. Wajah pemuda itu nampak sangat tidak ramah.

"Maaf, anda siapa ya? Mas Doni di mana?", tanyaku.

"Diam kamu!", bentak orang itu membuat aku sangat terkejut. "Ternyata kamu kucing garong yang selama ini mengganggu Doni! Asal kamu tau, Doni itu pacarku, dan kamu telah mempengaruhinya sehingga sikapnya berubah terhadapku. Dasar pelacur!"

Aku sejenak terdiam, kaget bagai terkena sambaran petir. Bertubi-tubi orang itu menyerangku tanpa memberi kesempatan kepadaku untuk bicara. Tapi aku berusaha memotongnya...

"Sebentar dulu Mas, mungkin Mas salah orang. Saya baru sekali ketemu Mas Doni. Ini kedua kalinya saya ke sini. Bahkan saya tidak mengenal Mas sama sekali."

"Ah bohong!", selanya. "Ngaku ajalah. Sudah setahun ini aku coba melacak. Baru sekarang aku bisa menangkap basah. Mampus kamu!", teriak orang itu sambil mengambil pajangan samurai di dinding ruang tamu itu dan hendak mengarahkannya kepadaku. Tiba-tiba Mas Doni muncul dari belakang dan menahan tangan orang itu.

"Hentikan Ton! Dia nggak salah.", seru Mas Doni kepada orang itu, yang belakangan ku ketahui bahwa ia adalah pacar Mas Doni yang bernama Anton. Mas Doni menarik gagang samurai dari tangan si Anton lalu dilemparnya menjauh.

"Ternyata benar dugaanku. Kucing piaraan ini sudah merusak otakmu. Sampai-sampai kamu lebih membela dia daripada aku!, ujar Anton kepada Mas Doni. Doni terdiam sejenak, mukanya memerah demi menahan amarah yang siap meledak.

"Pergi! Pergi kamu dari sini, Anton!", Mas Doni menghardik Anton, "Kalau kamu tidak pergi sekarang, aku telepon polisi."

Dengan raut wajah penuh kebencian dan siar mata mengancam, Anton menatapku dalam-dalam. Lalu tanpa sepatah katapun dia segera keluar dar rumah itu sambil membanting pintu dengan keras, sampai Mas Doni pun tersentak kaget.

"Troy, maafkan aku atas kejadian tadi. Sebetulnya orang itu yang memanggilmu ke sini pagi ini. Tadi ketika aku sedang mandi, dia diam-diam membuka hapeku dan membaca data di dalamnya.", kata Mas Doni kepadaku.

"Maaf Mas, sebetulnya dia itu siapa?". tanyaku.

Mas Doni tidak menjawab. Matanya sudah mulai berkaca-kaca. Mas Doni segera naik ke lantai atas sambil memberi kode agar aku mengikutinya. Setibanya kami dalam kamar tidurnya, Mas Doni merangkulku erat-erat dan menangis sampai kaosku basah dengan airmatanya. Ku biarkan ia meluapkan perasaannya sejenak.

APA YANG TERJADI DENGANKU?

Entah karena didorong oleh rasa iba, ku dekatkan wajahku ke wajah Mas Doni, lalu perlahan mengecup bibirnya guna meredakan tangisannya. Aku sendiri tak tahu mengapa aku bisa spontan begitu. Seakan aku lupa bahwa ia adalah klienku. Mata kami sama-sama terpejam. Mas Doni membalas kecupanku. Lalu kami berdua menghempaskan diri ke ranjang. Nafas kami memburu satu sama lain. Ku tanggalkan semua pakaianku. Begitu pula Mas Doni. Lalu kami bergelut di ranjang itu. Tanpa ku sadari, ini adalah kedua kalinya aku berhubungan dengan tamu tanpa menggunakan obat peransang, dan dengan orang yang sama! Kami terus tenggelam dalam pelukan, belaian dan kecupan. Adegan beberapa hari lalu terulang kembali di ranjang itu. Namun kali ini aku bahkan bisa bersikap lebih aktif dari Mas Doni. Dan yang pasti, semua permainan panas kami di ranjang itu dibaluti dengan perasaan yang mendalam.

Setengah jam kemudian, ketika kami selesai bersih-bersih di kamar mandi, masih tanpa busana, Mas Doni merangkulku dengan mesra di ranjang. Begitu tenang dan damai, seakan-akan dia tertidur di atas dadaku. Pikiranku menerawang, melintasi ruang dan waktu. Aku mulai bertanya dalam hati, apakah aku sudah berubah? Apakah aku telah mencintai seorang lelaki? Ah, tak mungkin. Secara seksual, aku tetap pria normal. Aku tidak bernafsu terhadap sesama, kecuali dalam konteks peranku sebagai seorang gigolo semata. Tapi Mas Doni berbeda. Aku tidak memandangnya dalam pemahaman jenis kelamin, tapi pribadinya. Dan aku tidak berani mengatakan bahwa ini cinta. Mungkin aku hanya kasihan saja, sepertinya ia manusia yang malang. Tak lebih daripada itu.

Aku pun terbayang pada istri dan anakku di kampung. Aku tetap harus fokus bekerja untuk kepentingan mereka. Aku tidak boleh terpengaruh oleh hal apapun di Jakarta. Aku harus kuat hati...

SEBUAH PENGAKUAN

"Troy...", tiba-tiba suara Mas Doni memecah kesunyian.

"Ya Mas?", sahutku.

"Mungkin kamu bingung dengan peristiwa tadi. Itu tad Anton, pacarku. Mungkin lebih tepat disebut teman kencan. Sebetulnya aku tidak punya perasaan apapun padanya, kecuali kebutuhan seks semata. Dua tahun lalu dia itu sopir di kantorku. Entah dari mana dia tahu keadaanku, suatu saat dia memberanikan diri memeluk dan menciumku. Dia bikang bahwa dia sayang aku, dan keadaannya sama denganku, suka sejenis.", Mas Doni bertutur panjang lebar. "Setahun lalu aku tidak sengaja mengetahui kedoknya. Rupanya dia mendekatiku hanya untuk mendapatkan uangku saja. Ketika kami mulai akrab, ia minta berhenti sebagai sopir dan menjadi asisten pribadiku, agar kami bisa lebih dekat lagi. Begitu percayanya aku padanya. Baru ku tahu bahwa sebenarnya dia bukan gay. Dia punya cewek, dan mereka berdua yang merencanakan semua ini. Menjebakku, dan menjadikanku mesin uang. Sejak terbongkar rahasianya, jelas aku tidak bisa menyayanginya. Dan dia mulai menuduh aku macam-macam. Bahkan mengancam akan membeberkan rahasiaku kepada keluargaku jika aku menghindarinya. Dia itu penipu!"

"Mas...", ucapku, "sebetulnya aku tak beda dari si Anton. Aku juga penipu. Namaku Triyo, bukan Troy. Aku seorang suami dan ayah. Aku bukan gay. Aku bekerja seperti ini hanya untuk uang. Mas juga pantas membenciku."

"Tidak, Triyo...", kali ini Mas Doni menyapaku dengan nama asliku. "Aku tahu sejak awal bahwa kamu gigolo. Dan memang aku membayarmu ke sini. Kamu tidak menipuku. Justru sebaliknya, aku lihat kamu berbeda dengan gigolo lainnya. Entah kenapa aku merasa bahwa kamu penuh ketulusan. Aku tahu kamu tidak mencintaiku, hanya kasihan saja. Namun aku tahu juga bahwa aku sayang padamu! Aku tidak memaksamu untuk berubah menjadi seperti aku. Aku cukup senang dengan sikapmu sekarang. Kamu benar-benar menghargaiku, Tidak seperti Anton itu."

Aku tidak bisa berkata apa-apa. Yang disebutkan Mas Doni itu benar adanya. Namun Mas Doni tidak tahu bahwa hatiku sedang berkecamuk. Aku teringat Marni, istriku yang sangat setia di kampung. Apakah aku sudah mengkhianatinya? Pertanyaan itu yang selalu muncul di benakku. Tapi Mas Doni orang baik, meskipun dia bukan lelaki normal. Kebaikannya telah membuatku menyayanginya, walaupun berbeda dengan perasaanku terhadap istriku.Apa yang harus ku lakukan? Aku bingung...

KASIH SAYANG ITUPUN BERSEMI

DI penghujung pertemuanku dengannya hari itu, Mas Doni memberi tawaran kepadaku. Ia minta aku berhenti menjadi gigolo, dan tinggal bersamanya di rumah itu.

"Gile lu Yo! Jurus apa yang kamu pake sehingga bisa dapat gempetan tajir gitu? Aku aja yang sudah malang melintang jadi kucing gak bisa semujur kamu!", tanggap Arif ketika ku ceritakan tentang Mas Doni. "Ya udah, pindah aja ke sana. Jarang lho dapat gadun yang masih muda dan kaya! Hahaha...", godanya.

Aku tidak banyak menanggapi kata-kata Arif. Yang jelas, aku tidak mungkin menceritakan kepadanya tentang pergumulan bathinku yang sebenarnya. Saat itu aku mengambil keputusan untuk pindah ke rumah Mas Doni. Mas Doni sebelumnya sudah bersedia untuk menyediakan uang kiriman rutin kepada Marni istriku di kampung. Dari sisiku, justru aku merasa lebih aman. Lebih ada kepastian. Dan... aku tidak perlu lagi gonta ganti tamu untuk mendapatkan uang.

Setelah pindah ke rumahnya, aku semakin mengenal Mas Doni luar dalam. Ia memang orang yang sangat baik. Aku sering bertanya dalam hati, mengapa orang sebaik ini harus menanggung beban hidup sebagai seorang gay? Tapi sebaliknya aku juga belajar bahwa tidak semua gay itu buruk hanya karena mereka adalah gay. Mereka juga manusia yang punya perasaan. Hanya saja nasibnya kurang beruntung. Sama seperti Mas Doni, ia pernah berkali dilecehkan oleh lelaki dewasa ketika ia masih kecil. Orangtuanya yang kaya dan super sibuk tidak sempat memperhatikan anak mereka di rumah. Bahkan ketika pembantu pria di rumah mereka telah menjadikan Doni kecil sebagai objek seksual, mereka pun tidak pernah menyadarinya, sampai semuanya telah terlambat.

Kesehartian hidupku bersama Mas Doni benar-benar telah merubah pandangan hidupku. Betapa tidak, Mas Doni begitu perhatian terhadapku. Ia tidak terlalu menuntutku untuk memenuhi hasrat seksualnya. Sekalipun ia lagi butuh, kalau ia tahu bahwa aku sedang capek atau kurang 'mood' maka ia tidak akan memaksaku. Aku merasa sangat dihargai. Tidak seperti tamu-tamuku dulu yang menanganggapku sebagai mesin seks atau sekedar seonggok daging santapan nafsu mereka. Apapun juga, sikap Mas Doni itu telah membuatku 'menyayangi'-nya. Jujur, aku tetaplah lelaki normal yang secara naluriah hanya tertarik kepada lawan jenis. Tapi Mas Doni berbeda. Aku melayaninya di ranjang dengan persepsi yang berbeda. Walau itu hanya sebatas balas jasa. Sebab aku tahu, hanya itu yang bisa ku lakukan untuk membahagiakannya.

Setahun telah berlalu. Sejak aku tinggal di rumah Mas Doni, orang yang bernama Anton itu tidak berani lagi mengganggunya. Bahkan Anton tdak pernah muncul lagi di kantor Mas Doni setelah peristiwa pagi hari yang aju ceritakan di atas tadi. Mas Doni pernah menawarkan agar aku mengajak istri dan anakku ke Jakarta. Tapi aku belum siap mental. Aku bingung bagaimana harus bersikap jika istri dan anakku ada. Padahal setiap hari aku dan Mas Doni hidup mesra selayaknya sepasang kekasih. Tentunya gerakku akan sangat terbatas jika istriku di sini. Buatku sendiri sih tidak masalah, justru kasihannya Mas Doni. Jelas dia juga akan menjadi kaku. Jadi aku pikir sebaiknya istri an anakku tetap di kampung untuk sementara waktu. Toh kapan saja aku minta ijin kepada Mas Doni untuk pulang beberapa hari ke kampung, selalu dipenuhinya.

KETERBATASANKU SEBAGAI MANUSIA BIASA

Yang paling membuatku betah bersama Mas Doni ialah sifatnya yang tidak pencemburu buta. Mas Doni sangat mempercayaiku. Ia tidak pernah bertanya aku pergi ke mana, dengan siapa, ngapain aja, dan lain-lain.n Jika aku tidak di rumah seharian pun, ia tidak pernah marah. Dia yakin bahwa aku bisa membawa diri dengan baik. Sayangnya, jutru aku tidak bisa seyakin itu terhadap diriku sendiri!

Pernah sekali, aku tidak sempat pulang kampung hampir sebulan karena harus membantu Mas Doni yang tengah sibuk dengan sebuah proyek. Biasanya, aku pulang kampung, selain untuk melepas rindu pada keluarga dan mengantar uang, tentunya aku sebagai lelaki normal yang juga punya kebutuhan biologis, akan menggunakan kesempatan itu untuk berhubungan seksual dengan Marni, istriku. Kalaupun tidak pulang cukup lama seperti itu, aku sering melepas nafsu sendiri di kamar mandi. Aku tidak bisa ML dengan Mas Doni sambil membayangkan istriku. Hal itu sengaja ku hindari sebab aku ingin membangun dunia paralal dalam pikiranku, untuk tidak mencampuradukkan istriku dan Mas Doni dalam benak. Namun kali ini, aku benar-benar bertindak keliru!

Arif menelponku dan minta aku datang ke kosannya. Setelah itu kami berdua keluar. Rupanya Arif sudah janjian dengan seserorang pada saat itu. Pertemuannya di sebuah club di daerah Kota. Tamu Arif yang mengajak saat itu adalah seorang biseks. Di club itu kami disuguhkan tarian erotis wanita telajang. Tentunya sebagai lelaki normal Arif dan aku jadi ngaceng (ereksi) melihat adegan itu. Dan justru itulah yang diharapkan sang tamu. Arif kemudian diajak bermain threesome dengan cewek dan tamu itu. Aku diajak juga, tapi aku menolak dengan halus. Betapapun, hasratku sebagai lelaki telah menggebu melihat adegan cewek telanjang, apalagi sudah hampir sebulan tidak berhubungan dengan Marni. Ketika aku ditawari dua cewek seksi di kamar sebelah, aku tak sanggup lagi menolak. Celakanya, mungkin karena aku tidak siap sebelumnya, dan terlalu 'exciting', aku ML dengan cewek-cewek itu tanpa menggunakan kondom!

Hari pun berganti. Meskipun aku lega karena Mas Doni tidak tahu apa yang terjadi di club itu, tapi aku tetap was-was juga. Dan bencana pun datang! Ketika sedang mandi bersama Mas Doni, ku perhatikan bahwa kontolku mengeluarkan cairan yang tak wajar. Rasanya gatal di mana-mana! Celaka! Aku terjangkit penyakit kelamin. Lebih celaka lagi, Mas Doni memperhatikan hal itu! Mati aku!

Tindakan pertama yang dilakukan Mas Doni ialah membawaku ke dokter ahli penyakit kulit & kelamin. Mas Doni diam seribu bahasa, tidak bertanya darimana aku dapatkan itu. Tapi raut mukanya kelihatan sangat tidak senang. Untunglah ketika pemeriksaan darah, aku dinyatakan bebas HIV. Kalau itu terjadi, itu kiamat buatku.

Jelas selama masa penyembuhan penyakit di kontolku, aku tidak pernah ML dengan Mas Doni. Tapi yang membuat aku tidak nyaman, sejak peristiwa itu Mas Doni membisu terhadapku. Bahkan ketika aku coba membuka percakapan, dia tidak menjawab. Aku telah melakukan hal yang sangat konyol.

Sebulan berlalu, sikap Mas Doni tidak banyak berubah, meskipun semua kewajibannya tetap dipenuhinya, termasuk memberikan uang kiriman untuk istri dan anakku. Perasaanku jadi tidak enak. Ya, memang semuanya salahku sih. Sikap Mas Doni tidak akan begitu jika aku tidak melakukan kesalahan fatal. Bayangkan saja jika aku ML dengannya kemudian ia terkena penyakit itu! Aku tak bisa memaafkna diriku sendiri jika hal buruk menimpa Mas Doni gara-gara aku. Mungkin sebaiknya aku yang harus pergi, sebab tak mungkin Mas Doni mengusirku, dan sepertinya tak mungkin keadaan akan membaik lagi jika aku tetap di sini.

BERSAMBUNG

PESAN:

Teman, kisah tentang Triyo ini belum selesai. Apakah yang akan terjadi selanjutnya? Nantikan sambungannya pada bagian ke-5. Jika ada saran, kritikan, atau sekedar ingin kenal, silahkan email aku ke: versusierra@gmail.com pasti di-reply. Atau add aku sebagai friend di Facebook dengan email yang sama. Aku juga melayani konsultasi psikologi dengan teman-teman yang memerlukannya. Baca juga kisah nyata hidupku di MOTNES, cek pada daftar di bawah ini, semua yang berjudul "A VERSUS STORY" (01-14). Terima kasih!


###

21 Gay Erotic Stories from VERSUS

! A Abdichandra SH

PESAN: Kisah ini adalah fiktif belaka. Jika terdapat kesamaan nama tokoh dan lokasi, maka itu hanya kebetulan semata dan di luar kesengajaan penulis. Selain beberapa karya fiksi, penulis juga telah memuat di MOTN rangkaian kisah nyata pengalaman pribadi penulis dalam seri "A VERSUS Story". Bagi yang ingin memberi komentar atau sekedar kenalan, silahkan kirim email ke: asmaraku@sctvnews.com

01 Jun 2003

PESAN: Kisah ini adalah fiktif belaka. Jika terdapat kesamaan nama tokoh dan lokasi, maka itu hanya kebetulan semata dan di luar kesengajaan penulis. Selain beberapa karya fiksi, penulis juga telah memuat di MOTN rangkaian kisah nyata pengalaman pribadi penulis dalam seri "A VERSUS Story". Bagi yang ingin memberi komentar atau sekedar kenalan, silahkan kirim email ke: asmaraku@sctvnews.com

A Versus Story 01: Layu Sebelum Berkembang, Part 1

PESAN: Hai there, ini adalah kisah ke-3 yang ku tulis di MOTN. Namun kisah yang satu ini seharusnya menjadi yang pertama karena ini adalah pengalamanku yang paling awal. Bagi yang telah mengirim email tanggapan atas kisahku sebelumnya, mohon maaf karena email address lama tidak aktif lagi. Jika ingin mengirim komentar, saran atau sekedar kenalan silahkan layangkan ke versusierra@gmail.com

A Versus Story 02: Layu Sebelum Berkembang, Part 2

PESAN: Hai there, ini adalah kisah ke-4 yang ku tulis di MOTN. Ini adalah kelanjutan dari Part 1 kisah yang sama. Jika anda belum membacanya, silahkan dibaca dulu sebelum melanjutkan ke Part 2 ini. Terima kasih bagi yang telah mengirim email tanggapan atas kisahku sebelumnya. Seperti biasa, jika ingin mengirim komentar, saran atau sekedar kenalan silahkan layangkan ke versusierra@gmail.com

A Versus Story 03: Pengalaman di SMP, Part 1

PESAN: Hai... nama saya Versus, orang Jawa tapi keturunan Prancis. Saya akan menghadirkan secara berkala beberapa kisah nyata yang pernah saya alami sendiri. Judulnya selalu "A Versus Story" diikuti dengan judul artikelnya. Bagi yang ingin kenalan atau komentar, silahkan kirim e-mail ke versusierra@gmail.com dan pasti akan dibalas. KISAH: Namaku Versus. Aku adalah seorang gay 100%

A Versus Story 04: Pengalaman di SMP, Part 2

PESAN: Hi, jumpa lagi dengan Versus. Bagi yang belum membaca bagian pertama, baca dulu deh... biar nyambung dengan yang kedua ini. Judul kisahku selalu dimulai dengan "A Versus Story" lalu dilanjutkan dengan judulnya. Yang ingin kenalan, komentar atau kritik, silahkan hubungi aku di versusierra@gmail.com. Selamat membaca! KISAH: Hari terakhir Ebtanas adalah hari yang paling melegakan.

A Versus Story 05: Gita Cinta dari SMA, Part 1

PESAN: Halo, jumpa lagi dengan Versus. Kali ini aku lanjutkan kisah nyataku dengan pengalaman ketika memasuki SMA. Jangan lupa baca kisah-kisahku terdahulu. Bagi yang ingin sumbang saran, kritik, komentar, atau ingin kenalan, kirim aja email ke: versusierra@gmail.com (email yang baru), pasti semuanya dibalas, thanks! KISAH: Hari pertama di SMA adalah saat yang sangat indah bagiku,

A Versus Story 06: Gita Cinta dari SMA, Part 2

PESAN: Gimana kisahku dengan Raka? Lumayan seru? Ini adalah kelanjutannya, di mana Raka akhirnya bisa bersikap aktif. Pokoknya, baca terus kisah-kisah nyata tentang diriku yang aku muat di MOTN. Bagi yang telah memberi saran, kritik dan komentar, atau yang ajak kenalan, terima kasih ya... Aku akan berusaha membalas semua email yang masuk. Bagi yang belum, silahkan kirim email ke:

A Versus Story 07: Gita Cinta dari SMA, Part 3

PESAN: Wah ternyata rangkaian kisah hidupku banyak diminati. Terima kasih kepada semua yang telah mengirim email, baik itu berisi saran atau sekedar komentar. Yang ingin kenalan, silahkan email ke: versusierra@gmail.com (email yang baru), pasti dibalas! Aku juga bersedia menerima Konsultasi Psikologi bagi anda yang punya masalah. Tanpa biaya dan kerahasiaan terjamin. Nah, sekarang silahkan

A Versus Story 08: Asmara di Puncak Gunung

PESAN: Terkadang seorang sahabat itu lebih dekat dengan kita dibandingkan seorang saudara. Tapi apa jadinya jika persahabatan telah melibatkan birahi? Ikuti kisahku di masa pubertas, sebuah kisah nyata. Bagi yang telah membaca kisah-kisahku sebelumnya dan telah mengirim email, aku ucapkan terima kasih banyak. Bagi yang ingin kontak untuk memberi komentar / saran, atau hanya sekedar

A Versus Story 09: Jadi Pramubirahi, Part 1

PESAN: Jumpa lagi dalam rangkaian kisah nyata hidupku yang ke-9. Khusus untuk edisi yang ini, mungkin tidak ada yang berbau erotis. Kisah erotisnya dimulai di kisah 10 berikutnya (sambungan yang ini) ketika aku menjadi gigolo, tapi tidak lengkap kalau tidak diikuti dari kisah 09 ini. Bagaimana dengan kisahku yang sebelumnya? Silahkan baca seri 01-08, thanks! Seperti biasa, yang ingin

A Versus Story 10: Jadi Pramubirahi, Part 2

PESAN: Terima kasih telah membaca kisahku seri 09, kelanjutannya dapat anda temui di sini. Komentar? Saran? Berkenalan? Hubungi: versusierra@gmail.com, thanks! KISAH: Dalam keadaan setengah mabuk ku lihat pak Liong berbisik dengan salah-seorang pelayan. Setelah itu, sang pelayan mengajakku ke belakang. "Ivan, kamu mau dapat uang banyak, kan?! Nah, aku punya tawaran untukmu, tapi

A Versus Story 11: Jadi Pramubirahi, Part 3

PESAN: Wah, saya tak menyangka sambutan dari pembaca MOTN cukup antusias. Terima kasih. Bagi yang ingin berkomentar atau kenalan, silahkan hubungi: versusierra@gmail.com, pasti dibalas! Sekarang ikuti kelanjutan kisah nyataku sebagai gigolo di Jakarta... KISAH: Tak terasa sudah hampir 6 bulan berlalu sejak aku mendapatkan tamu pertamaku. Aku tetap kerja sebagai penyanyi seperti biasa di

A Versus Story 12: Cinta Bersemi di Kampus

PESAN: Tak disangka rangkaian kisah nyata hidupku sejak kecil sampai masuk kuliah ini sudah mencapai 12 seri. Terima kasih atas dukungan banyak pihak melalui email selama ini. Yang belum sempat, silahkan kirim email ke: versusierra@gmail.com, pasti direply. Thanks! KISAH: Meskipun sekolahku sempat terbengkalai (baca kisah sebelumnya), tapi akhirnya aku bisa tamat SMA, bahkan dengan NEM

A Versus Story 13: Badai Pasti Berlalu

PESAN: 12 seri kisah nyata hidupku sampai masa kuliah telah ku tuliskan. Berikut ini adalah pengalamanku setelah aku lulus menjadi sarjana dan takdir membawaku kembali ke Jakarta. Ada komentar atau sekedar ingin kenalan? Silahkan email ke: versusierra@gmail.com, pasti dibalas. Terima kasih. KISAH: Lulus dengan status suma cumlaude atau A+ tentunya membuat orangtuaku sangat bangga

A Versus Story 14: Di Negeri Orang

PESAN: Aku menulis kisah ini pada bulan Mei 2003. Ini adalah bagian paling aktual kisah nyata diriku sampai sampai saat ini aku telah bekerja di Bangkok. Memang bukan yang terakhir, sebab setelah ada pengalaman baru, aku akan melanjutkan lagi kisah hidupku di masa mendatang mulai seri 15 dan seterusnya. Seperti biasa, aku harapkan komentar atau saran pembaca, atau sekedar ingin kenalan pun

Maafkan Aku, Marni (Kisah Gigolo dari Desa) Part.2

KEPUTUSAN PUN KU AMBILPagi itu, tidak seperti biasanya, Arif justru bangun lebih awal dariku. Mungkin karena semalam aku melamun dan berpikir selama beberapa jam, dan baru bisa terlelap menjelang subuh. Bahkan Arif sudah selesai mandi ketika aku berdiri dari pembaringan.

Maafkan Aku, Marni (Kisah Gigolo dari Desa) Part.3

SEBULAN PERTAMASebulan sudah aku berada di Jakarta. Sebagai pendatang baru di dunia kucing (pelacur pria -red), aku tidak sepi dari tamu. Uang yang ku simpan sudah lumayan banyak, meskipun aku tetap harus berbagi dengan Arif. Pasalnya, Ariflah yang mencarikan tamu untukku, sebagai manager-lah ibaratnya, aku tinggal layani tamu aja setelah ada orderan. Aku juga tetap tinggal di kosan Arif,

Maafkan Aku, Marni (Kisah Gigolo dari Desa) Part.4

BAGAI TERSAMBAR PETIRSetelah sekian lama menunggu tanpa adanya tanda-tanda Mas Doni sama sekali, aq coba untuk mencari bapak penjaga rumah itu guna menanyakan di mana tuannya berada. Baru saja aku berdiri dari sofa, tiba-tiba terdengar langkah kaki turun dari tangga.

Malam yang Indah di Bali

Malam itu, Garuda Indonesia GA-418 yang ku tumpangi dari Jakarta ke Denpasar seharusnya dijadwalkan jam 21.20 WIB dan tiba jam 00.05 WITA, ternyata telat 30 menit. Alhasil, sudah hampir jam 00.01 malam ketika aku melangkah keluar dari Terminal Kedatangan Domestik di Bandara Internasional Ngurah Rai. Meskipun tengah malam, tapi airport itu tampai ramai. Maklumlah, waktu itu bertepatan dengan musim

###

Web-02: vampire_2.1.0.01
_stories_story