Gay Erotic Stories

Bagi orang asing atau expatriate [seperti aku], memang enak, nyaman, dan nikmat untuk tinggal di Indonesia.Tapi bagi orang Indonesia sendiri tentu saja tinggal di Indonesia banyak masalah,seperti: gaji kecil [yang tidak masuk akal],dan tidak ada-nya kepastian hukum.Tapi orang asing yang menanam modal [investasi] di Indonesia juga pasti "sangat menderita", karena banyaknya pihak yang harus disogok dalam mengurus sesuatu dengan Pemerintah [Government], seringnya peraturan perdagangan berubah,dan tidak adanya kepastian hukum. Kenapa masih ada orang asing yang mau berinvestasi di Indonesia?Ada dua alasan,yaitu : upah buruh yang murah dan pangsa pasar yang besar [karena jumlah penduduk Indonesia yang 220 juta].

Bagiku, tinggal di Indonesia tentu saja amat nikmat.Karena gajiku besar untuk ukuran Indonesia yaitu lebih dari US $ 8000,- sebulan atau kira-kira sekitar Rp 100 juta sebulan.Itu adalah gaji pegawai-tetap badan PBB dengan pangkat "D" atau di atas "P-5". Itu hanya gaji-pokok, aku masih mendapat fringe benefit [tunjangan lain] seperti tunjangan rumah,tunjangan cuti,tunjangan sekolah anak-anak [bagi mereka yang punya anak yang sah], tunjangan "pulang kampung" ke negara asal, belum lagi per diem[lump sum] yang aku terima jika aku melakukan perjalanan dinas di wilayah Timor Leste atau keluar Timor Leste[keluar negeri]. Di dalam negeri, aku dibayar US $ 500,- per hari jika aku melakukan perjalan dinas, dengan catatan biaya transport ditanggung dinas [kantor badan PBB].Di samping itu, sebagai pegawai-tetap badan PBB aku juga mendapat asuransi kesehatan gratis.Padahal kerjaku hanya mondar-mandir Dili-Denpasar PP dan Dili- Jakarta PP tanpa tujuan yang jelas. Yang pasti kesempatan mondar-mandir itu aku gunakan untuk menikmati cowok-cowok Indonesia [khususnya pemuda remaja] yang memang merupakan favoritku!

Jadi,meskipun basisku di Dili, Timor Leste, tapi aku amat sangat sering ke Indonesia [Jakarta dan Denpasar]. Itulah sebabnya aku merasa tinggal di Indonesia. Pergaulanku di Indonesia juga sangat luas. Bukan hanya di kalangan badan-badan PBB dan di kalangan diplomatik saja, tapi juga berbagai kalangan. Di antaranya adalah di kalangan militer.

Salah seorang sahabat,dekat,partner,dan pacarku[?] adalah Bang Adhi [Adhidarma].Tidak tepat aku menyebut Bang Adhi pacarku karena dia adalah laki -laki straight.Kebetulan aku memang suka diminta "tolong" mengisap kontol Bang Adhi sampai pejuh-nya keluar!

Yach! Itu adalah suatu "symbiose mutualistik"! Bang Adhi yang kebetulan sedang horny,amat ingin mengeluarkan pejuhnya dan aku "membantu"-nya! Karena kebetulan aku memang penikmat isap-kontol alias blow-job alias nyepong. Tentu saja pejuh yang dimuncratkan perwira itu aku telan sebagai tanda hormatku pada Bang Adhi dan rasa kagumku pada cairan surga yang merupakan awal muasal dari kehidupan itu!

Karena aku dekat dengan Bang Adhi maka aku jadi kenal dengan beberapa orang yang dekat dengan Bang Adhi.Salah satunya adalah Surya [Bang Surya] yang nama lengkapnya secara "coincidence" atau kebetulan mirip dengan nama Bang Adhi[Adhidarma], yaitu "Surya Dharma".Keadaan seperti itu dalam cerita-cerita Melayu lama disebut : "mengambil sekerat nama Adhidarma".

SENIOR DAN YUNIOR

Bang Surya adalah adik kelas Bang Adhi di Akademi Militer [Akmil],mungkin mereka berdua hanya ber-beda [terpaut] satu atau dua tahun saja. Karena ternyata Bang Adhi dan Bang Surya pernah bersama-sama duduk di bangku Akmil di tingkat yang ber-beda dan bahkan Bang Surya pernah merasakan keras -nya lecutan cemeti Bang Adhi sewaktu Bang Surya masih berstatus capratar [calon prajurit taruna] dan Bang Adhi jadi seniornya! Tapi seperti semua abituren[alumni] Akmil mereka tidak pernah merasa dendam terhadap seniornya.

"No hard feelings", kata Bang Surya,tentang apa-apa yang pernah dialaminya dan tentang perlakuan kejam yang pernah dialaminya di Akmil. Baik yang dilakukan oleh Bang Adhi maupun oleh para taruna [kadet] senior lainnya.

"It was for our own good",tambah Bang Surya lagi, artinya : "Itu untuk kebaikan kami sendiri".Yang dimaksud Bang Surya adalah bahwa penyiksaan dan penghajaran kejam,sadis,di luar perikemanusiaan yang dilakukan para taruna senior terhadap para taruna yunior adalah agar para taruna yunior siap menghadapi kehidupan militer yang keras dan kejam yaitu : membunuh atau dibunuh! Mendengar sikap Bang Surya yang terasa tegar, jantan dan sangat militeristik aku jadi makin kagum kepada Bang Surya.

Bang Surya[dan juga Bang Adhi] pernah mengatakan bahwa tradisi atau kebiasaan menyiksa anak-baru [taruna yunior] atau anggota tentara baru [new recruits]merupakan hal yang biasa dan amat lazim dilakukan di dunia militer di seluruh dunia.Cara-cara kejam dan sadis seperti ini juga sudah mulai dipraktekkan pada zaman Yunani Kuno di Sparta.Di Sparta semua anak lelaki diwajibkan jadi tentara dan pendidikan militer sudah dimulai sejak anak laki-laki berusia tujuh tahun. Selama pendidikan militer itu anak-anak dididik di bawah lecutan cemeti.

Anak-anak dan pemuda remaja laki-laki itu bukan hanya sering dicambuk tetapi juga "dikeraskan" [hardened] dengan berbagai cara, seperti hanya diberi makanan sedikit,hanya diberikan baju tipis [agar pada musim dingin mereka terbiasa menahan rasa dingin].Mereka juga hanya diberi pakaian satu potong setahun yang berbentuk jubah [tunic], sehingga jika pakaian itu sobek atau hilang,maka mereka terpaksa harus bertelanjang bulat saja.

Mereka juga tidak diberi pakaian dalam,agar tiap saat mereka dapat segera melepaskan pakaiannya untuk bertelanjang bulat. Semua latihan fisik dilakukan dalam keadaan telanjang bulat.Asal kata "gymnastic" [olah-raga, senam] adalah dari kata Yunani "gymnas" yang artinya : telanjang bulat. Sebab,di zaman Yunani kuno semua kegiatan fisik para lelaki dilakukan bertelanjang bulat,termasuk juga pada pertandingan olympiade di zaman Yunani Kuno itu. Setiap tahun di Sparta diadakan upacara atau acara uji-ketahanan [endurance test],dimana anak-anak berusia tujuh sampai limabelas tahun secara bergantian dicambuk dalam keadaan bertelanjang bulat sejak pagi sampai petang di atas podium di depan Altar Arthemis Ortia.Mereka yang sanggup bertahan akan mendapat pujian dan anak-anak yang tak tahan bisa langsung mati bergelimpangan dan berlumuran darah, sebagai akibat perlakuan yang luar biasa kejam itu! Acara uji-ketahanan itu sering ditonton oleh orang-orang yang datang dari luar Sparta - dan disebut sado-tourism [wisata sadis].

KEJANTANAN DUNIA MILITER

Karena aku sudah berteman dekat dengan Bang Surya [dan Bang Adhi] maka seakan sudah tak ada rahasia lagi diantara kami bertiga. Itulah sebabnya kami sering mandi bareng.Bahkan jika sedang berada di rumah dinasnya,baik Bang Adhi maupun Bang Surya seringkali bertelanjang bulat saja,sesuai dengan kebiasaan di kalangan militer.Pada saat aku ber-gaul erat dengan kedua perwira muda itu, mereka belum[tidak?] menikah. Itu sebabnya kami bertiga dapat bebas berbuat apa saja di antara kami. Aku yakin jika mereka menikah,pastilah isteri mereka akan sangat berbahagia.Betapa tidak?Kontol kedua perwira itu sangat besar.Boleh jadi tidak kalah besarnya dengan ukuran kontol pengusaha terkenal RG [Ricardo Gelael].Bukan tidak mungkin, ukuran kontol kuda dewasa saja yang dapat mengalahkan besarnya kontol kedua perwira abituren Akmil itu! Menurut Bang Surya,bukan rahasia lagi bahwa para taruna yunior yang tampan selalu menjadi sasaran bulan-bulanan siksaan para taruna senior.Demikian juga taruna yunior yang tubuhnya bagus, berotot ketat.Hal ini merupakan penjelmaan [manifestasi] dari naluri dan dorongan nafsu sadis dan sejenis para taruna senior yang usianya memang tergolong masih remaja itu [yaitu 18 sampai 20 tahun].Itu lah sebabnya ketika mereka sudah menjadi taruna senior merekapun bersikap teramat sadis dan kejam sebagai "balas-dendam" apa yang pernah mereka alami!

Bang Surya pernah menunjukkan padaku parut bekas luka-luka di tubuhnya,akibat lecutan cemeti yang diayunkan teramat KERAS[!] di tubuhnya oleh para taruna senior.

Ada juga parut bekas luka sundutan rokok menyala, sundutan besi panas,dan lecutan pecut-kawat,yaitu pecut yang ujungnya dilengkapi dengan paku tajam.

Parut luka-luka itu tersebar di beberapa bagian tubuh Bang Surya, karena kata Bang Surya setiap kali akan dihajar atau disiksa para taruna yunior itu dipaksa untuk telanjang bulat dulu. Bagian tubuh taruna yunior yang tidak boleh diganggu oleh para taruna senior adalah wajah dan kepala, kontol,biji-peler,dan puting susu!Meski demikian, seringkali bagian-tubuh yang terlarang itu, diam-diam jadi sasaran penyiksaan. Terutama siksaan yang tidak meninggal-kan bekas seperti sengatan listrik pada kontol, biji-peler, dan puting susu.

Bekas luka[luka parut] di tubuh Bang Surya tidak mengurangi keindahan tubuhnya,bahkan seakan-akan menyempurnakan kelaki-lakiannya.Tak jarang kedua perwira muda itu membicarakan kejadian-kejadian penyiksaan di masa taruna mereka sambil tertawa-tawa.Agaknya, perbuatan sadis merupakan hal yang lucu bagi mereka!

"Aku ingat. Ini bekas luka waktu kau aku libas dengan cambuk berujung-paku",kata Bang Adhi suatu kali kepada Bang Surya, ketika kami mandi bareng bertiga telanjang bulat. Sambil ia menunjuk pada bekas luka di bagian bokong Bang Surya.Sementara itu di tubuh Bang Adhi yang telanjang bulat itu aku lihat juga banyak parut bekas luka! Pastilah hasil siksaan para seniornya dulu!

"Iya Bang! Sakit sekali!",jawab Bang Surya tanpa beban sambil tertawa.

"Kontol kau pernah disetrum?", tanya Bang Adhi pula sambil menyabuni tubuhnya yang atletis dan kekar berotot itu.

"Sudah Bang!Agh!Ampun mak, sakitnya!'Kan abang pula yang menyetrum kontolku!",jawab Bang Surya sambil tetap tertawa-tawa!

"Aku ingat!Waktu itu Bang Adhi paksa aku push up 500 kali.Tapi sampai hitungan 450 aku nggak kuat lagi. Lalu Bang Adhi cambuki aku 50 kali sebagai tebusan.Sebagai hukuman,kontol aku disetrum Bang Adhi. Waktu itu aku hampir pingsan. Rasanya sakit sekali Bang, kontol disetrum!", kata Bang surya tanpa beban - sambil tertawa-tawa.

"HA..HA..HA..Kalau kontol kau tidak aku setrum, barangkali kau tidak jadi perwira sekarang!",kata Bang Adhi sambil tertawa terbahak-bahak ketika mengingat perlakuan kejamnya terhadap Bang Surya sewaktu mereka masih jadi taruna Akmil!

Para abituren [alumni] Akmil sering berseloroh bahwa jika seorang taruna yunior tidak sering-sering disiksa dan dihajar oleh taruna senior maka taruan yunior itu tidak akan berhasil jadi perwira!

"Tapi kau tak merasakan sunat militer macam aku", tukas Bang Adhi.Agaknya Bang Adhi disunat secara militer [tanpa anestesi] sewaktu masih taruna.

"Tidaklah Bang!Kulupku sudah habis dipotong waktu aku kecil.Tak ada lagi sisa-sisa kulup yang bisa dipotong di Akmil", kata Bang Surya, sambil dia mengangkat keatas kontolnya yang besar dan ter-sunat ketat itu [high and tight]!

"Wah!Rugi kau nggak merasakan sunat militer. Arti -nya kau belum merasakan jadi laki-laki sejati! Sunat militer itu 10 kali lebih sakit dari pada rasa paha ditempeli besi panas membara!", kata Bang Adhi, masih sambil tertawa-tawa sadis!.

"Aku terpilih untuk menerima "lecutan pertama" waktu pelantikan Capratar.Sebelum aku ikut acara lecutan pertama,aku disunat dulu secra militer. Jadi, waktu aku masih kesakitan sekali karena kulupku baru saja dipotong,aku langsung dipentang telanjang bulat di podium penyiksaan buat dihajar dengan "lecutan pertama", demikian cerita Bang Adhi tentang penyiksaan yang pernah dialaminya selama dia jadi taruna Akmil!

Menurut cerita Bang Surya,Lecutan Pertama adalah salah satu acara pada Upacara Pelantikan Capratar dimana dua orang Capratar-baru dipentang dalam keadaan telanjang bulat disebuah podium,kemudian diberikan lecutan kehormatan oleh beberapa orang senior dan perwira aktif [efektif]. Kedua orang Capratar sialan itu adalah Capratar terpilih atau pilihan karena wajahnya tampan, tubuhnya atletis dan kontolnya besar serta nilai akademiknya bagus pada proses seleksi!

Jika Capratar-baru terpilih itu belum sunat atau sudah disunat tetapi sunatnya belum sempurna[loose], biasanya Capratar-baru itu disunat dulu secara militer[tanpa anestesi] sebelum dicambuk. Sehingga Capratar-baru sialan itu menjadi amat tersiksa dan amat terkesan oleh perlakuan kejam dan sadis yang dialaminya itu. Jika Capratar-baru yang terpilih itu pingsan karena tak tahan dicambuk, terpaksa dipilih lagi Capratar-baru lainnya untuk dihajar di atas podium kehormatan pada upacara sadis itu!

Tentu saja,agar "amat mengesankan" maka, lecutan kehormatan itu pun dilakukan dengan ayunan yang sekeras-kerasnya dan sekejam-kejamnya sehingga kedua Capratar-baru itu tubuhnya babak-belur, penuh bilur,lebam, lecet dan berlumuran darah segar!Seringkali Capratar-baru lainnya yang hadir dalam upacara itu[dalam barisan] jadi amat sangat ketakutan dan tak jarang beberapa orang di antara mereka sampai memancarkan pejuh [karena stress]!

Menurut cerita Bang Surya, banyak taruna yang sudah sunat,diharuskan sunat lagi di Akmil karena sunat yang dilakukan sebelumnya dianggap tidak sesuai dengan standard militer! Terlalu longgar [loose], belum ketat [high and tight]. Artinya terlalu sedikit kulup yang sudah dipotong waktu sunat sebelum masuk Akmil!Padahal semua tindakan sunat di Akmil harus dilakukan secara militer[tanpa anestesi] dan terkenal luar biasa nyeri dan amat pedih itu!Banyak taruna yang sewaktu disunat secara militer jatuh pingsan sebab tidak mampu menahan rasa nyeri yang amat sangat itu![excruciating pain],akibat neurogenic shock!

Di klinik Akmil, ruang sunat miiter diberi nama Ruang Arthenis Ortia.Sebab,sunat militer dianggap setara dengan uji-ketahanan pencambukan anak laki -laki yang dilakukan di Sparta di podium Arthemis Ortia.Sunat militer dianggap uji-ketahanan rasa sakit bagi taruna Akmil!Yah!Memang sadis! Tetapi terkesan jantan,kelaki-lakian,dan militeristik!

EPILOG

Demikianlah pengalaman Bang Surya selama dia ber-ada dalam pendidikan militer. Pengalaman yang cukup menarik untuk disimak!

[KONTOL]