Gay Erotic Stories

Salah seorang sahabat dekatku yang juga tetangga apartemen adalah Bang Rafael. Orang-orang dekat Bang Rafael memanggilnya "Rafie" atau Bang Rafie. Aku sendiri terkadang memanggilnya Bang Rafael dan kadang-kadang Bang Rafie.

Bang Rafie adalah anggota aparat berseragam dan aku punya hubungan dekat,kerena kami sering olah-raga bareng.Khususnya olah-raga pagi [jogging dan latihan beban di fitness center] dan berenang di kolam renang aparteman.Sebagai perwira anggota aparat berseragam tentu saja sekali-sekali Bang Rafie ada tugas mendadak keluar-kota atau keluar- negeri. Kalau Bang Rafie ada tugas seperti itu maka kami jadi jarang ketemu dan tak bisa olah-raga bareng.

Aku sendiri punya beberapa kantor yang secara ber -kala harus aku datangi : kantor utama di Dili, Timor Leste,kantor cabang di Denpasar,dan kantor cabang di Jakarta.Karena aku tidak betah tinggal di Dili yang terkebelakang, semrawut, dan tidak aman itu,maka aku memilih lebih sering berada di Jakarta.Padahal jabatanku adalah Representative [Kepala Perwakilan] suatu badan PBB untuk Timor Leste.Tapi tak apalah!Kebetulan administrasi dan pengawasan di badan-badan PBB kacau-balau. Jadi tidak ada masalah bagiku untuk berada dimana pun juga.Semauku,semau gue!EGP=Emangnya Gua Pikirin!

Pertemanan atau persahabatanku dengan Bang Rafie sebetulnya "lebih dari itu".Tapi aku tidak ingin menyebutkan bahwa Bang Rafie adalah pacar atau partner sex-sejenisku.Aku memang sering disodomi atau disuruh mengisap kontolnya, tetapi posisiku selalu jadi sasaran, bukan setara.Bagiku hal itu OK-OK saja,karena aku memang suka menolong orang.

Apalagi aku suka dan cinta Bang Rafie,karena dia tampan wajahnya,menawan tubuhnya,dan besar ukuran kontolnya [disunat].Terlebih lagi dia militer dan abituren [alumni] Akmil. Aku suka abituren Akmil karena sewaktu mereka masih Taruna mereka kenyang dihajar dan disiksa untuk dibentuk jadi lelaki, jadi taruna, jadi tentara, dan jadi perwira yang tanggap, tanggon, dan trengginas! Artinya memang mereka sudah matang dan sempurna dijadikan laki-laki sejati [real man]!

Aku tidak keberatan jadi pemuas nafsu Bang Rafie! Apa salahnya "menolong" Bang Rafie?Dalam usianya yang masih sexual aktif itu [30 tahun], tentulah Bang Rafie perlu sasaran pelampiasan nafsu sex, bukan? Bang Rafie belum [tidak?] menikah dan lagi kebetulan ada aku,dan...aku bersedia!So,why not? Kalau Bang Rafie harus mengentoti pelacur atau gigolo tentu tidak baik,tidak sehat,dan melanggar norma agama[zina].Begitu kira-kira situasinya dan dasar pemikiranku!

Aku tahu bahwa Bang Rafie punya masalah.Jika dia tidak segera menikah,maka karir militernya akan terhambat!Kalau dia seorang homosex-murni dengan score-5 yang sama sekali tidak doyan perempuan, maka mau tidak mau dan suka tidak suka dia harus belajar bisa mengentoti perempuan.Sebab,dia harus mengawini perempuan dan melaksanakan kewajibannya sebagai suami.Apakah nantinya dia akan mengentoti isterinya sambil berfantasi tentang kontol atau lobang pantat lelaki atau tiap kali mau ngentot dengan isterinya dia harus makan obat perangsang dulu,itu urusan dia! That is his problem! Tugasku sekarang adalah jadi sasaran pelampiasan nafsu sex Bang Rafie. Supaya pejuh dalam biji-pelernya dapat dimuncratkan sehingga Bang Rafie tidak jadi agresif,selalu ingin ribut dengan orang atau mau-nya menghajar anak buahnya saja! Atau menghajar Kim [Hakimi],pemuda-remaja yang tinggal di rumah-nya! Bisa-bisa badan anak-buahnya atau badan Kim habis babak-belur akibat terlalu sering dihajar Bang Rafie!

Setiap Selasa dan Kamis pagi-pagi sekali,aku dan Bang Rafie berenang di kolam-renang apartemen kami.Selesai berenang,kami membilas badan kami di ruang-shower yang ada di tepi kolam. Di ruang shower itulah biasanya aku diembat[disodomi] atau disuruh mengisap kontolnya. Libido dan vitalitas sexual Bang Rafie memang menggebu-gebu. Maklumlah badan dan kontolnya besar dan dia rajin latihan fisik.Tidak heran jika biji-pelernya selalu aktif memproduksi pejuh.Pejuh yang melimpah itulah yang harus dikeluarkan secara berkala dan kemudian aku minum [konsumsi]. Meminum pejuh laki-laki hebat tentulah amat menyehatkan badan dan jiwa, bukan? Ta'i!

Main-cabul dengan Bang Rafie selalu dilakukan dua -kali atau dua-sesi [two sessions].Mula-mula aku disodomi,kemudian setelah itu dia minta aku isap kontolnya.Pada kesempatan lain, dia minta diisap kontolnya,setelah itu dia menyodomi lobang-pantat -ku!Baik waktu menyodomi mau pun waktu aku isap kontolnya, Bang Rafie selalu mengeluarkan pejuh yang banyak volumenya dan kental konsistensinya! Padahal,menurut Bang Rafie pada hari-hari lainnya dia masih harus onani.Kata Bang Rafie berseloroh:

"Aku onani tiap hari untuk menenangkan jiwa.."

Jadi, Bang Rafie memang lelaki sehat, hebat dan perkasa!Dia memang pantas jadi tentara dan jadi perwira! Aku bersyukur dipertemukan dengan lelaki hebat itu!Karena kriteria lelaki hebat memang ada enam, yaitu:1)otaknya, 2)wajahnya, 3)badannya, 4)kontolnya,5)pejuhnya,6)perilakunya prima-perkasa!Semuanya ini ada pada Bang Rafie.

Untunglah orientasi-sex tidak masuk kriteria laki -laki hebat.Kalau masuk kriteria maka Bang Rafie tak masuk golongan lelaki hebat! Melainkan dia masuk golongan lelaki homo!

BERJUMPA KIM UNTUK PERTAMA KALI

Aku sudah sering mendengar dari para Satpam bahwa dirumah Bang Rafie ada seorang pemuda-remaja yang bernama Kim [Hakimi]. Bang Rafie sendiri tidak pernah cerita kepadaku tentang Kim.Aku juga tidak pernah tanya-tanya tentang Kim pada Bang Rafie. Kebetulan,pada awalnya aku juga belum pernah ber-kunjung ke apartemen Bang Rafie.

Tetapi pada suatu kali aku ada keperluan penting harus bertemu Bang Rafie.Sebab,aku terpaksa harus membatalkan janjiku bertemu Bang Rafie hari itu. Karena aku harus menemui pejabat dari Kedutaan Besar Timor Leste di Jakarta - Lain dari biasa-nya - saat itu Bang Rafie tidak bisa dihubungi melalui HP-nya! Oleh karena itu aku mencarinya di apartemennya.

Aku memberanikan diri mengetuk pintu apartemen-nya.Waktu itu hari sudah jam 05:15, kami janjian jam 05:30. Ternyata Bang Rafie yang membukakan pintu. Dia masih telanjang-dada,hanya mengenakan kancut-minim seperti jockstrap [supporter].Tapi bagian belakangnya tertutup. Walaupun hanya ber-bentuk tali-kain saja.Bagian sampingnya terbuka, hanya ada semacam rantai-logam yang menghubungkan bagian-depan kancut dengan bagian-belakangnya. Meskipun demikian,jelas sekali bahwa bagian depan kancut itu terbuat dari kain yang cukup kuat buat menahan biji-peler dari hernia[kondor,burut,turun -berok].

Bang Rafie menyilahkan aku duduk dan dia menerima aku dalam keadaan berkancut.Aku suka melihat Bang Rafie hanya berkancut, nyaris telanjang-bulat! Tubuhnya tampak indah dan jantan.Jantan dan sexy sekali.Aku mengatakan pada Bang Rafie bahwa hari itu aku batal berenang bareng,karena ada acara mendadak.Bang Rafie hanya mengangguk-angguk.Aku melihat berkeliling dan tanpa sengaja aku melihat ada sebuah cemeti-besar yang terletak di atas sebuah meja kecil. Bentuknya seperti bull-whip [cambuk-sapi] di Amerika.Dalam hati aku bertanya-tanya, apa gerangan manfaat cemeti besar itu?

Keesokan harinya. pagi-pagi, aku ditelpon Bang Rafie,katanya dia akan keluar kota agak lama. Sekitar seperempat jam kemudian dari jendela balkon apartemenku aku samar-samar melihat mobil dinas Bang Rafie keluar dari pintu-gerbang gedung apartemen di bawah.Ketika itu juga aku mendengar suara bel dari pintu apartemenku. Aku lihat jam di dinding menunjukkan pukul 07:30. Ketika aku buka pintu,seorang pemuda remaja,mungkin berumur enem-belas atau tujuh-belas tahun berdiri di hadapanku. Mula-mula dia tampak ragu-ragu, tapi kemudian dia berkata :

"Selamat pagi Oom.Maaf,apakah ini apartemen Pak Yuan?",melihat wajahnya yang tampan dan tubuhnya yang terkesan atletis,bagaimanapun juga aku jadi jatuh-simpati padanya.Sejak tingal di Jakarta,aku sudah biasa mendengar kata "oom",kata dari Bahasa Belanda yang artinya "paman"!Kata "oom" tidak aku kenal dalam Bahasa Melayu yang aku pelajari di Singapura waktu aku kecil.Setahuku dalam Bahasa Melayu digunakan kata "paman" atau "pak cik".

"Saya Kim. Adiknya Bang Rafie", tiba-tiba saja suara pemuda-remaja itu seperti memecah suasana yang sepi di lantai-10 apartemen itu!

Ketika itu,aku mengira bahwa hari itu adalah hari biasa, seperti hari-hari lainnya. Tapi ternyata hari itu adalah hari yang sangat berbeda dengan hari-hari biasa.Karena aku sudah pernah mendengar tentang keberadaan Kim di rumah Bang Rafie, maka aku tidak terkejut dan aku pun mempersilahkan Kim masuk dan duduk.Ketika itu semua berjalan cepat.

Aku lihat Kim seperti orang yang khawatir atau ketakutan dan dia menyampaikan suatu hal yang amat mengejutkan aku. Antara lain Kim mengatakan bahwa dia adalah orang disandera atau dipenjara [oleh Bang Rafie].Bang Rafie selalu mengawasinya dengan ketat dan terus memantau kegiatan Kim dimana pun Kim berada. Kim mengatakan dia ingin kabur meninggalkan Bang Rafie, tetapi dia tidak tahu harus pergi kemana!

Berikut ini adalah ringkasan dari apa yang telah diceritakan Kim kepadaku :

CERITA TENTANG APA YANG DIALAMI KIM

1. ORANG-TUA YANG MISKIN DI DESA

Namaku Hakimi,sehari-hari orang memanggilku Kim. Pada umur sepuluh tahun aku ikut Bang Rafie.Orang -tuaku yang tinggal di kampung sangatlah miskin. Aku bisa masuk sekolah berkat bantuan Bang Rafie.

Bang Rafie pernah bertugas di kesatuan militer yang letak markasnya tak jauh dari desa kami.Pada hari libur Bang Rafie sering berjalan-jalan ke desa-desa. Beliau memang suka alam pedesaan.Pada suatu hari, Bang Rafie singgah di desa kami dan mampir di warung kopi dekat rumah orang-tuaku.

Waktu itu aku berumur tujuh tahun. Sehari-hari memang aku sering membantu-bantu di warung kopi. Aku tidak mendapat uang sebagai upah,tapi pemilik warung memberiku makanan kecil sekedarnya. Karena orang-tuaku sangat miskin,makanan-kecil itu amat menolong untuk pengobat rasa lapar. Kadang-kadang dalam satu hari kami sekeluarga hanya makan satu atau dua kali sehari.Walaupun saat itu aku baru berumur tujuh tahun,tapi aku sudah tahu betapa susahnya kehidupan kedua orang-tuaku. Karena itu untuk meringankan beban orang-tuaku aku membantu-bantu di warung kopi itu.Sejak kecil,banyak orang yang tertarik padaku.Padahal saat itu aku kurus, karena kurang makan! Kata orang-orang,aku "lucu" [cute] dan penampilanku bersih dan cerdas.Mungkin itulah sebabnya Bang Rafie juga tertarik pada penampilanku.

Waktu pertama kali Bang Rafie jumpa aku di warung kopi, dia langsung memanggil aku,memeluk aku,lalu bertanya aku anak siapa.Kujawab bahwa rumah orang -tuaku ada di dekat warung dan bahwa diwarung itu aku hanya bekerja membantu-bantu. Saat itu Bang Rafie segera menemui orang tuaku. Entah apa yang mereka bicarakan,tapi sekitar dua bulan kemudian aku didaftarkan Bang Rafie bersekolah di Sekolah Dasar satu-satunya yang ada di desa kami. Bang Rafielah yang menanggung semua biaya sekolahku termasuk buku-buku,alat sekolah dan juga pakaian seragamku! Tiga tahun kemudian, ketika aku sudah duduk di kelas tiga dan aku sudah berumur sepuluh tahun,Bang Rafie pindah ke kota lain. Aku diajak ikut dan atas izin kedua orang-tuaku,akhirnya aku ikut Bang Rafie pindah ke kota lain. Bang Rafie pindah karena mendapat surat perintah bertugas di tempat lain - di Manado.Bang Rafie sering pindah tugas.Saat aku menceritakan pada Oom Juan tentang apa yang aku alami selama aku ikut dengan Bang Rafie,aku sudah tinggal bersama Bang Rafie selama hampir delaopan tahun.

2. SERING DIHAJAR

Di Manado, Bang Rafie mendapat rumah-dinas, dan di rumah dinas itu hanya ada kami berdua. Sejak pertama kali aku ikut Bang Rafie,aku sudah biasa diperlakukan dengan keras oleh Bang Rafie. Tentu saja mula-mula aku terkejut dan aku merasa amat menderita. Karena, meskipun orang-tuaku miskin, mereka tak pernah memperlakukan aku dengan keras, apa lagi kasar atau memukulku!Padahal Bang Rafie suka menampar, memukul, dan menghajar aku dengan rotan! Untuk kekeliruan yang kecil, apalagi yang besar, sengaja atau tidak sengaja. Tetapi lama-kelamaan aku jadi terbiasa dengan perlakuan kejam Bang Rafie itu.Meskipun bersikap keras dan kejam kepadaku,tapi Bang Rafie selalu mencukupi semua kebutuhan hidupku.Belaiu juga sering menunjukkan rasa kasih-sayangnya kepadaku.Oleh karena itu aku tak pernah merasa benci kepada Bang Rafie. Yang ada di dalam diriku adalah perasaan takut, segan dan sekaligus sayang pada Bang Rafie.Aku anggap kekejaman Bang Rafie adalah untuk kebaikanku. Kata Bang Rafie :

"Aku bersikap keras,supyaa kamu selalu disiplin dan bertanggung-jawab"

Bang Rafie selalu memperkenalkan aku sebagai adik atau keponakannya kepada orang-orang di sekitar-nya.Akupun disuruh mengatakan bahwa Bang Rafie adalah abang atau pamanku. Meskipun kenyataannya, aku dipekerjakan seperti kacung atau pembantu rumah-tangga!Tugasku adalah: menyapu dan mengepel rumah,mencuci mobil dinas, mencuci dan menggosok [setrika] pakaian.Sekali-sekali aku juga disuruh memasak setelah diajari Bang Rafie. Bang Rafie pandai masak. Pekerjaan itu aku lakukan sebelum sekolah atau sesudah pulang sekolah.Yang penting setiap sore Bang Rafie memeriksa hasil pekerjaan-ku.Jika ada yang dinilai kurang atau salah, maka tanpa ampun Bang Rafie akan menghukum aku.Kadang-kadang cukup dengan tamparan keras di pipi atau tonjokan keras di perutku. Jika, dianggap terlalu banyak kesalahan yang aku lakukan maka selesai memeriksa kerjaku hari itu,Bang Rafie membentak aku dengan kasar :

"TELANJANG KAU!BERLUTUT!",jika sudah begitu aku sudah tahu bahwa aku akan dihajar dengan rotan atau dengan cambuk-kuda. Aku harus bertelanjang- bulat,berlutut menghadap ke tembok dengan kedua tanganku terangkat lurus ke atas,seperti tawanan yang menyerah.Kemudian Bang Rafie akan menghajar bagian belakang tubuhku :punggung, bokong, paha belakang, betisku,sejadi-jadinya,sepuas-puasnya dan sekeras-kerasnya! Dengan jumlah sesuka Bang Rafie sampai beliau puas! Selesai dihajar, aku masih disiksa lagi dengan diharuskan push dan sit up bertelanjang bulat masing-masing 100 kali.

Jika jumlah 100 kali tidak berhasil aku capai, karena aku kelelahan atau masih kesakitan akibat baru dihajar dengan pecut,maka malamnya sebelum tidur aku harus mengulangi lagi 100 kali. Jika tidak tercapai 100 kali,keesokan harinya waktu subuh aku harus mengulangi lagi! Jika pagi itu belum tercapai juga 100 kali, maka sisanya harus aku "tebus" dengan lecutan. Jadi, jika misalnya aku hanya sanggup push up 95 kali dan sit up 98 kali kali,maka aku akan dicambuk 5 + 2 = 7 kali.

3. DIHARUSKAN SUNAT LAGI

Waktu kami baru pindah di Manado dan rumah Bang Rafie sudah selesai ditata,maka yang pertama kali diperkenalkan kepadaku adalah perlakuan yang keras dan kejam!Kira-kira seminggu kemudian pada suatu hari Minggu, Bang Rafie memerintahkan aku telanjang-bulat,kemudian beliau memeriksa kontol-ku, tanya beliau :

"Kamu sudah sunat?',aku sendiri tak ingat kapan aku sunat.Kata orang-tuaku,aku sunat waktu bayi. Mungkin umur satu tahun. Karena itu aku jawab :

"Kata ayah, saya sunat waktu bayi, Bang", tetapi Bang Rafie mengatakan dengan tegas :

"Sunatmu tidak sempurna.Kamu harus sunat lagi!", tanpa menunggu lama,Bang Rafie langsung menelepon seseorang.Kira-kira seperempat jam kemudian, ada dua orang petugas dari kesatuan Bang Rafie yang datang membawa alat-alat.Mereka berpakaian sipil, celana blue jeans dengan baju kaos[T-shirt].Tapi aku tahu dari potongan rambut dan tubuhnya, bahwa mereka tentara. Ketika itu aku belum mengetahui bahwa mereka datang membawa alat-alat sunat untuk menyunat aku.

Lalu aku diperintah Bang Rafie telanjang-bulat dan duduk di kursi-makan. Ketika melihat kontol-ku,salah seorang dari kedua tentara itu berkata :

"Wah Dik,punyanya besar,ya?",aku tidak menjawab, hanya tersenyum kemalu-maluan.Bang Rafie menukas:

"Ya. Kontolnya memang besar!"

Waktu aku masih di kampung, aku sering mandi di sungai telanjang-bulat bersama teman-temanku dan ada salah seorang temanku yang pernah komentar, katanya kontolku besar.Tetapi teman-temanku yang lain tidak pernah mempermasalahkan hal itu.Oleh karena itu aku juga tak pernah memikirkan hal itu lagi!

Lalu tentara,itu memeriksa kontolku dan menarik-narik kulit di sekitar leher kontolku, di bagian belakang kepala-kontolku, katanya :

"Sudah sunat ya, Dik",dan aku menjawab bahwa aku sudah sunat waktu masih bayi. Tetapi Bang Rafie langsung menyela :

"Sunatnya tidak sempurna. Terlalu sedikit kulup yang dipotong. Dia harus sunat lagi!Disunat lagi saja secara militer!"

"Siap Kapten!",kata tentara tadi dan dia berkata lagi :

"Ya.Memang harus sunat militer.Kita tidak pernah punya persediaan suntikan anestesi, Kapten".

"Bagus!!", kata Bang Rafie dengan nada senang.

Kemudian tentara itu berkata kepada Bang Rafie :

"Kulupnya tinggal sedikit,Kapten.Tetapi masih ada yang masih bisa dipotong", Bang Rafie menanggapi kata-kata itu dengan mengatakan :

"Ya. Semua sisa kulupnya dipotong saja.Seharusnya tidak boleh ada kulup yang tersisa!"

"Siap Kapten", kata salah tentara itu lagi!

Lalu kedua tanganku ditelikung ke belakang pada sandaran kursi - lalu diborgol!Pinggangku dierat-kan dengan sehelai tali-kain ke kursi itu. Kedua pergelangan kakiku juga dirantai erat dengan dua buah borgol-rantai ke kiri dan kanan kaki-kaki kursi itu. Akibatnya Aku tak bisa bergerak sama sekali Lalu salah seotrang tentara [mungkin dia lebih senior dari temannya] :

"Izin buka-baju Kapten. Supaya tidak ada noda darah", Bang Rafie mengizinkan mereka buka baju.

Kemudian kedua orang anggota tentara itu melepas-kan T-shirtnya,seperti orang yang akan melakukan pekerjaan kasar!

Rupanya dua-duanya tidak mengenakan kaos-dalam, sehingga merekapun bertelanjang-dada.Tubuh mereka kekar dan amat berotot, seperti bina-ragawan atau bodybuilder.Lengan mereka besar!Bulu-ketek mereka tampak hitam dan lebat, amat serasi dengan tubuh mereka yang kekar dan berwarna coklat!Mereka pun meletakkan alat-alat di meja dan mengambil kursi lain lalu mereka mencuci tangan di wastafel di dekat situ. Setelah memasangkan sarung-tangan karet di kedua belah tangan mereka duduk di kursi di dekatku.Salah seorang di antaranya berkata :

"Sunat dulu, ya",sambil berkata begitu dia mulai membersihkan bagian kontol serta selangkanganku dengan cairan bening yang terasa dingin.Kemudian dengan cairan yang terasa agak panas. Bang Rafie berdiri di depanku memperhatikan apa yang sedang dikerjakan kedua tentara itu. Lalu di menukas dengan tegas dan tajam. Kata-kata itu ditujukan kepadaku :

"Meskipun sakit jangan bersuara,ya!Kamu tahu ini apa!",sambil berkata begitu,Bang Rafie menunjuk-kan cambuk-kuda yang minggu sebelumnya pernah dicobakan ke tubuhku. Kedua tentara itu tergelak mendengar ancaman Bang Rafie. Barangkali mereka mengira Bang Rafie hanya main-main!Padahal aku yakin saat itu Bang Rafie bersungguh-sungguh!

Seminggu sebelumnya aku sempat dihajar Bang Rafie karena beliau tidak puas dengan hasil pekerjaan -ku mencuci mobil dinas beliau.Lecutan Bang Rafie keras sekali ketika beliau menghajar aku dengan cambuk-kuda itu!Rasanya pedih dan pegal di bagian tubuhku yang kena lecutan!Akibatnya punggung dan bokongku lecet-lecet dan berdarah!Bahkan saat itu [waktu aku disunat itu]masih ada luka lecet yang belum sembuh di pinggangku.

Kemudian salah seorang tentara itu membimbing aku mengatur nafas. Sementara itu yang seorang lagi mulai menjepit sisa kulupku dengan dua buah penjepit. Kemudian dia berkata :

"Tarik nafas, keluarkan!", aku mencoba mengikuti perintah tentara itu.Tetapi selagi aku mengatur nafas, tentara itu memotong sisa kulupku dengan sebuah gunting...dan...aku merasakan sayatan yang teramat pedih, nyeri, panas dan ...AGH! SAKIIITT SEKALI di sisa kulupku!Tanpa aku sadar kepalaku terdongak ke atas karena aku kaget dan sekaligus merasa nyeri teramat sangat!Ketika itu Bang Rafie memperhatikan aku yang tampak amat kesakitan,tapi beliau sama sekali tak tampak merasa kasihan pada -ku.Bahkan dengan tajam beliau berkata :

"Tahan! Jangan bersuara!"

Mungkin saat itu aku menyeringai kesakitan. Tubuh -ku yang bertelanjang-bulat bercucuran keringat menahan nyeri yang teramat sangat.Aku masih saja merasakan sayatan-sayatan YANG AMAT NYERI!! pada sisa-sisa kulupku.Kemudian aku masih lagi merasa-kan NYERInya tusukan-tusukan jarum-jahit di luka-luka sayatan itu. Rasanya aku lemas mau pingsan, tetapi tetap aku tahan-tahan.Lalu aku mendengar salah seorang tentara itu berkata :

"Ya!Sudah selesai. Ini baru namanya anak lelaki! Sama sekali tidak bersuara waktu disunat", lalu ikatan dan borgol di tubuhku dilepas. Lalu kedua tentara itu membantu aku bangkit dari kursi itu untuk berdiri. Rasa nyeri di luka sunatku masih terasa terus sampai sekitar dua jam sesudahnya.

Setelah disunat ulang, aku diharuskan telanjang bulat oleh Bang Rafie sampai luka sunatku sembuh. Praktis selama dua-minggu aku tak diizinkan Bnag Rafie untuk berpakaian sama sekali. Meskipun aku barusan disunat ulang,aku tetap harus mengerja-kan semua pekerjaanku sehari-hari dan aku juga tetap dihajar jika aku berbuat kekeliruan!Agaknya Bang Rafie memenag militer-sejati. Tidak pernah punya rasa kasihan dan tak permah memberi ampun!

4. PENGHAJARAN BERKELANJUTAN [SUSTANABLE TORTURE]

Demikianlah, sudah delapan tahun aku ikut Bang Rafie. Aku berhasil menyelesaikan SD, SLTP dan SMU dengan biaya Bang Rafie. Meskipun untuk itu aku harus kerja-paksa di bawah ancaman hajaran, lecutan dan siksaan "abang"-ku itu!Kebiasaan Bang Rafie menghajar aku tidak pernah berhenti atau berkurang.

Bahkan sejak aku duduk di SLTP [SMP] Bang Rafie tidak ragu menyiksa aku dengan tehnik penyiksaan yang lain,yaitu sengatan-listrik [disetrum] dan sundutan besi panas [di-jos].

Sejak aku duduk di SLTP [sekitar umu dia belas tahun] setiap hari Bang Rafie mengawasi aku dan memonitor aku dengan ketat.Setiap sejam sekali beliau menelepon aku atau aku yang diharuskan menelepon beliau. Aku yakin biaya pulsa telepon yang harus dibayar Bang Rafie sangat besar. Tapi aku dengar Bang Rafie anak orang-kaya dan punya banyak warisan dari orang-tuanya.Aku sendiri tak pernah dikenalkan dengan keluarga Bang Rafie.

Suatu kali[ketika aku berumur tujuh belas tahun] aku tak tahan lagi dan aku mencoba kabur. Tetapi ketahuan Bang Rafie,aku tertangkap,dibawa pulang dan dihajar habis-habisan sampai aku berlumuran darah dan badanku penuh luka.Sebagai hukuman aku dikurung dalam kamar mandi telanjang-bulat selama seminggu dengan tangan dan kakiku diborgol dan mulutku disumbat dengan cellotape. Selama disekap aku hanya diberi makan sekali sehari dan setiap hari sesudah atau sebelum makan,aku dihajar dulu dengan pecut!Malam harinya aku selalu direndam di dalam bak-mandi sampai aku menggigil kedinginan dan batuk-batuk!

Luka-luka di badanku yang timbul akibat siksaan beliau,selalu diobati dengan alkohol dan yodium tinctur.Jika aku kelojotan karena tak tahan pedih -nya, langsung pipiku ditampar dengan keras oleh Bang Rafie: "PLAKK! PLAKK!".Lalu kontolku diberi sengatan listrik sampai badanku bergetar-getar!

Kontolku terasa sakit dan pegal sewaktu diberi sengatan listrik! Sebelumnya aku sering membaca cerita atau berita di koran atau majalah tentang tawanan-perang yang disiksa dengan cara kontolnya diberi sengatan listrik [disetrum] atau kadet[taruna] akademi militer yang disiksa seniornya dengan cara kontolnya diberi sengatan listrik!Tapi baru kali itu lah aku tahu rasanya kontol disetrum.Tidak heran jika tawanan yang kontolnya disetrum menjerit-jerit amat kesakitan! Karena memang sakitnya bukan main!!!

Tapi, tentu saja aku tak berani bersuara. Karena Bang Rafie selalu mengharuskan aku untuk diam tak bersuara sewaktu disiksa beliau! Jika aku berani bersuara maka beliau akan marah dan tambah sadis dan beliau jadi makin beringas menyiksa aku!!!

Waktu aku mencoba kabur, aku sudah tumbuh jembut dan sedikit bulu-ketek!Bang Rafie juga tidak ragu membakar jembut dan bulu-ketekku dengan rokok menyala atau api-lilin!Kadang-kadang beliau juga "berselera" menyundut kulit-perutku dengan api-rokok!Agh! Bang Rafie memahg tampan dan tubuhnya bagus, tapi aduh sadisnya bukan main! Barangkali karena beliau benar-benar laki-laki sejati dan beliau memang seorang tentara tulen..........?! [Sampai di situ mendadak Kim menghentikan cerita -nya...........]

CERITA KIM YANG TERPUTUS

Tiba-tiba Kim menghentikan ceritanya ketika dia mendengar suara dering HP-nya.Aku lihat wajahnya berubah pucat dan dengan ketakutan dia berkata :

"Bang Rafie pulang....!",Kim segera bangkit pergi setengah berlari tanpa pamit.Tidak lama kemudian dari arah apartemen Bang Rafie aku mendengar suara hardikan dan suara tamparan keras: "PLAKK! PLAKK!" dan pukulan :"BUKK! BUKK! BUKK!".Mungkin suara Bang Rafie menghajar Kim. Boleh jadi Bang Rafie marah pada Kim karena dia tahu Kim datang ke apartemenku dan mengadukan apa yang selama ini dialaminya! Tetapi aku tidak mau ikut campur dan aku tidak ingin mencari tahu apa yang terjadi di antara Bang Rafie dan adik-angkatnya itu!

EPILOG

Keesokan harinya adalah jadwalku berenang bareng Bang Rafie.Tapi di kolam renang aku tak menjumpai Bang Rafie.Aku mencoba menelepon di HP-nya, tapi tak dijawab.Aku mencari di apartemennya,tapi tak ada yang membukakan pintu. Aku tanya pada Satpam dan mereka mengatakan bahwa Bang Rafie dan Kim malam sebelumnya pergi dari apartemen dan mereka membawa banyak koper. Sampai cerita ini ditulis aku tidak pernah berhasil menghubungi Bang Rafie atau Kim! Beberapa hari kemudian aku dengar dari Satpam bahwa apartemen Bang Rafie sudah ditempati oleh orang lain!

Apakah kepindahan Bang Rafie dari apartemen itu ada kaitannya dengan "pengaduan" Kim kepadaku? Aku tidak tahu! Boleh jadi, ya! [SISA KULUP]