Gay Erotic Stories

Jika sedang berada di Denpasar,sekali-sekali aku jumpa turis Spanyol. Terkadang aku ingin menyapa dan berkenalan dengan mereka.Sayangnya, aku tidak fasih berbahasa Spanyol, sementara turis Spanyol juga banyak yang tidak lancar berbahasa Inggris. Maka terpaksalah aku mengurungkan maksudku untuk menjalin hubungan dengan bangsa nenek-moyangku itu.

Aku lahir di Singapura dan bersekolah disana.Tapi kemudian keluargaku pindah bermigrasi. Mula-mula ke Melbourne, Australia, kemudian kami pindah ke kota lain, yaitu Adelaide,lalu Brisbane.Saat aku menulis cerita amoral ini aku berkewarganegaraan Australia. Nenek moyangku datang dari 3-jurusan, yaitu:Cina,Melayu,dan Eropa[Spanyol].Itulah sebab -nya aku punya keinginan berkenalan dengan turis Spanyol - untuk mendekatkan diriku dengan bangsa nenek-moyangku di Semenajung Iberia[lokasi negara Spanyol dan Portugal].Apalagi aku menyandang nama -keluarga : Aragon. Supaya aku tidak kehilangan cahaya-suluh nenek-moyangku.Kata Orang Jawa agar tidak "Kepaten Obor" [kehilangan jejak].

Dengan paspor Australia-ku maka aku lebih mudah melamar pekerjaan di badan PBB [United Nations]. Bahkan jabatan-awalku sangat tinggi, yaitu Kepala Perwakilan[Representative] dari suatu badan PBB. Meski hanya di Dili,Timor Leste, bukan di negara besar seperti Indonesia, India atau Cina.Pos-pos jabatan PBB di negara-negara kecil,seperti Timor Leste memang cenderung diberikan kepada pegawai dari ras Non-Bule[Asia,Afrika,Amerika Latin] atau kepada pegawai PBB wanita.Diskriminasi rasial dan diskriminasi gender memang masih dipraktekkan secara terang-terangan di badan-badan PBB [UN bodies and entities].

Jadi, walaupun aku Warga Negara Australia,tetapi karena aku bukan bule, melainkan hanya setengah bule [Indo, Eurasia],maka aku harus puas dengan pos di Timor Leste saja.

Sebagai Kepala Perwakilan suatu badan PBB maka aku punya peluang untuk membuka kantor-pembantu atau kantor-penghubung. Peluang ini aku gunakan untuk mebuka dua kantor penghubung[liason office] di Indonesia, yaitu di Denpasar dan di Jakarta!

Sebetulnya pembukaan kantor-penghubung tersebut hanyalah agar aku punya alasan yang masuk akal [good reason] untuk sering-sering ke berkunjung ke Denpasar dan ke Jakarta. Pasalnya aku tidak betah tinggal di Dili yang gerah [panas], sangat terkebelakang dan tidak punya fasilitas apa-apa, serta dipenuhi oleh bule-bule yang berpakaian dan berpenampilan jorok macam orang-gembel!

Di Dili aku berkenalan dengan Javier Perez yang namanya dibaca Havier Peres. Nama Javier Perez mengingatkan aku pada nama salah seorang Sekjen [Sekretaris Jenderal - Secretary General] PBB, yaitu Javier Perez De Cuellar.Javier memang cowok yang berdarah Spanyol,tapi nenek-moyangnya sudah terdampar di Kepulauan Filipina sejak beberapa abad yang lalu.

Javier Perez yang aku kenal di Dili, Timor Leste, adalah seorang Mestizo [Indo, Eurasian] campuran Filipino-Spanyol yang katanya berkewarganegaraan Amerika Serikat.Javier juga bekerja di salah-satu badan PBB di Dili,tapi bukan di badan PBB tempat aku bekerja.Belakangan aku diberitahu oleh Javier bahwa dia memegang kartu-hijau atau green card - kartu 'Permanent Resident' di Amerika Serikat dan masih tetap berkewarganegaraan Filipina.Jadi,dia bukan atau belum memegang paspor Amerika Serikat. Meskipun dia bisa datang kapan saja ke Amerika Serikat. Tapi setiap enam-bulan sekali dia harus masuk ke Amerika Serikat supaya kartu-hijaunya [green card] tetap valid.

Penampilan Javier putih-bersih seperti penampilan banyak orang Filipino, tapi tekstur kulit Javier adalah tekstur Asia bukan tekstur Bule. Selain berkulit putih-bersih, Javier berwajah ganteng dan bertubuh atletis.

Aku suka pada Javier, karena dia baik hati, down to earth dan humoris [jenaka].Oleh sebab itu aku dan Javier cepat dekat dan jadi dua teman-baik. Yang lebih penting lagi adalah Javier ganteng dan atletis,maklumlah dia Mestizo.Kalau Javier tidak ganteng, mungkin aku juga tidak akan cepat intim dengannya. Buat apa aku dekat-dekat dengan cowok bertampang-jelek? Wah! Sorry!

Untuk mengatasi rasa bosan Javier, sekali-sekali aku mengajaknya ke Denpasar, pada saat week end. Lama-lama Javier sudah bisa berangkat sendiri ke Denpasar bahkan di Denpasar dia berkenalan dan bersahabat dengan Komang Wiria seorang pemuda Bali - karyawan hotel.Jika aku dan Javier sedang sama-sama berada di Denpasar, seringkali Javier mampir di rumahku, ditemani oleh Komang Wiria. Mereka menyewa mobil untuk hilir-mudik di Bali.

JAVIER PENIKMAT SEX-SEJENIS ?

Semula aku mengira bahwa Javier adalah seorang pemuda straight [heterosex], sebab hubungan kami berdua memang masih terbatas di urusan-dinas atau urusan-kantor.Jadi aku tidak mengenal lebih-dalam tentang orientasi-sexual Javier.Gaydarku ternyata tidak menangkap sinyal-sinyal homosexualitas dari diri Javier. Waktu aku sering berangkat ke Bali bareng Javier, dia selalu menolak jika aku ajak menginap di rumahku.Javier selalu memilih tinggal di hotel saja.Belakangan Javier mulai berangkat sendiri ke Bali pada saat week end dan dia selalu menginap di hotel bintang-lima [five-star hotel] yang sama. Ternyata waktu itu dia sudah mengenal Komang Wiria dan dia sudah mulai "dekat" dengan pemuda Bali itu.

"Kecurigaanku" akan homosexualitas Javier mulai muncul ketika aku lihat Javier sering berduaan dengan Komang Wiria jika sedang berada di Bali. Biasanya para turis yang langganan-tetap datang ke Bali,punya simpanan-cewek jika dia laki-laki dan punya simpanan-cowok jika dia perempuan.Tapi Javier sepertinya punya simpanan-cowok ? Tentu saja bagiku bukan masalah apakah Javier seorang homosex, bi-sex atau pun straight. Bahkan bukan juga masalah jika Javier penikmat BDSM atau Sado-Masochist. Mungkin agak bermasalah jika seandai-nya Javier adalah penikmat pedophilia [sex dengan anak kecil],nekrophilia [sex dengan jenazah] atau penikmat bestiality [sex dengan binatang].

Komang Wiria adalah juga pemuda Bali yang cakep. Dia tinggi-besar, berdada bidang, jantan, atletis dan berotot ketat.Dari penampilan dan dari ukuran -ukuran bagian tubuh Komang Wiria,seperti lengan dan tungkainya,aku yakin kontol Komang Wiria juga pasti berukuran besar.Paling tidak sama ukurannya dengan kontol pengusaha supermarket RG [Ricardo Gelael]atau jangan-jangan malah tak kalah ukuran-nya dengan ukuran kontol Kuda Australia atau Kuda Arab yang ukuran kontolnya yang gede-gede itu!

Suatu kali aku dan Javier sama-sama sedang ada di Denpasar. Aku sudah janjian dengan Javier akan ketemuan di Bali.Oleh sebab itu aku menyambangi-nya di kamar hotelnya di Nusa Dua.Kali itu,Javier menginap di hotel lain,bukan di hotel langganan-nya.Entah kebetulan atau memang disengaja disitu sudah ada Komang Wiria. Ketika itu, Komang Wiria dan Javier sama-sama hanya mengenakan celana boxer - bertelanjang-dada. Seperti mau menutupi sesuatu, Javier tiba-tiba berkata :

"We have just a good swim",artinya :"Kami berdua barusan berenang".Dalam hatiku aku berkata :"Gua nggak nanya! Emangnya gua pikirin!".Tanpa sengaja aku melihat kamer-jas [jubah-berenang] dari kain handuk putih yang selalu tersedia di kamar hotel itu, tergeletak di punggung-kursi dari meja-rias dan yang satu lagi di atas tempat-tidur. Artinya benar keduanya memang barusan berenang.

Itulah pertama kalinya aku melihat dengan mata- kepalaku sendiri keindahan dan kejantanan tubuh Javier dan Komang Wiria. Aku terkesan pada tubuh Komang Wiria yang benar-benar teramat jantan dan sexy. Dadanya bidang dan amat meneonjol ke depan dengan dua puting susu yang indah,memukau,tegang dan melenting! Otot perutnya benar-benar "jadi" membentuk six-packs. Lengannya kekar dan berotot. Membikin aku jadi ingin memeluk dan menciumi lengannya yang besar dan berotot itu!

Entah untuk alasan apa,tiba-tiba Komang Wiria ber -sikap santai. Dia mengangkat kedua lengannya ke atas lalu menempatkan kedua tangannya di belakang kepalanya.Maka aku pun menampak bulu-ketek Komang Wiria yang tumbuh memanjang di sepanjang dataran ketiaknya!Indah,jantan,dan sangat merangsang!Mau tidak mau, suka tidak suka, kontolku jadi tegang, mengeras, ngaceng! Kancutku yang minim disainnya itu jadi terasa sesak [penuh] oleh kontolku yang membesar.Karena aku mengenakan kancut-minim yang ketat, maka akibatnya kontolku terasa agak sakit! Tetapi kengacengan kontolku tetap terasa nikmat!

Tanpa sadar aku bergidik merasa amat terangsang melihat tubuh Komang Wiria,cowok Bali,yang tinggi -besar dan berotot-ketat itu.Apalagi textur kulit -nya yang coklat tampak jantan!Bagai textur kulit buah jeruk Garut yang sudah punah terkena hama tanaman dan tidak pernah ada lagi di pasaran.Tapi "untunglah" aku lalu merasakan pancaran-pancaran kecil dari lobang-kencingku :"seer..seer..seer.." Cairan mazieku[pre-cum] terpancar sehingga kontol -ku yang sudah amat-tegang itu mulai terasa relax tapi tidak lemas. Sebab, yang keluar hanya mazie, bukan mani[pejuh], artinya kontolku dapat segera ngaceng lagi,buat memancarkan pejuh dengan nikmat kalau sudah tiba saatnya nanti! Maka jiwaku jadi tenang dan aku dapat meneruskan obrolanku dengan kedua lelaki sialan itu!

Kami ngobrol di kamar-hotel itu,kongkow-kongkow. Komang Wiria amat lancar berbahasa Inggris. Dia memang bertugas di reception salah satu hotel ber -bintang [bintang-lima] di Nusa Dua.Tapi bukan di hotel tempat kami ngobrol itu.Agaknya itulah juga sebabnya dia bisa bersahabat dengan Javier. Kalau tidak, bagaimana mereka akan berkomunikasi?

Mungkin karena sama-sama orang Asia Tenggara,kami bertiga bisa betah ngobrol didalam kamar itu.Kami ngobrol tentang apa saja. Sampai akhirnya Javier bercerita tentang Tuli [Pagtutuli] atau sunat di Filipina [circumcision]. Aku pun nekat dan pura-pura tanya pada Komang Wiria :

"Are you circumcised, Komang?", artinya :"Komang loe sunat apa enggak?".Dengan tegas Komang Wiria menjawab, katanya :

"Of course",artinya:"Pastinya".Lalu Komang Wiria bangkit berdiri dan memplorotkan celana boxernya, sekalian dengan kancutnya.Maka aku dan Javier pun dapat menampak kontolnya yang besar [diameternya] tersunat-ketat [high and tight]. Aku juga dapat melihat jembutnya yang hitam, lebat, dan tumbuh luasss! Agh! Indah dan jantan sekali! Jantungku berdegup keras melihat pemandangan "paket kontol dan jembut" Komang Wiria yang tampak jantan dan perkasa!Lalu Komang Wiria mengenakan lagi celana boxer dan kancutnya dan dia masih menukas lagi :

"Now, you can see for yourselves!",artinya :"Nah, sekarang loe pada liat sendiri 'kan!". Aku tahu bahwa sunat bukan tradisi Bali. Jadi, seharusnya Komang Wiria tidak-sunat!Tetapi bisa saja Komang Wiria ingin sunat untuk alasan-alasan kesehatan, kebersihan atau alasan lain-lain.Misalnya supaya penampilan kontolnya lebih estetis.Tapi aku tidak menanyakan alasan itu kepada Komang Wiria.Akibat melihat kontol dan jembut Komang Wiria yang amat merangsang itu kontolku yang tadinya sudah relax, jadi mengeras [ngaceng] lagi!

Obrolan kami dilanjutkan dengan makan siang di restoran hotel bintang-lima itu. Waktu itu aku mengenakan T-shirt,celana-pendek, dan hanya ber-sandal. Karena Javier dan Komang Wiria tetap ber-telanjang-dada,maka kami memilih tempat duduk di luar,yaitu di tepi kolam-renang [pool side].Kami sengaja memilih duduk diluar,khawatir kalau-kalau makan di restoran-hotel sambil bertelanjang dada tidak acceptable di Bali!

Selesai makan-siang aku pulang.Di rumahku yang di Denpasar itu aku "terpaksa" ngeloco[coli] sambil berkhayal tentang tubuh Komang Wiria yang besar dan berotot serta kontolnya yang besar[sunat] ber -latar-belakang jembutnya yang hitam, lebat, dan tumbuh luass! Agh! Merangsang sekali!

Sambil berbaring terlentang dan telanjang-bulat, aku memegang-merangsang kedua puting-susuku dan menggesek-gesekkan kontolku ke benda-benda yang bisa mengantarkan nafsu-berahi ke puncak syahwat.

Akhirnya aku tak bisa lagi menahan dan memperlama lagi rasa nikmat di kontol dan otakku dan akhir-nya : CROOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOT! Pejuhku muncrat,berceceran ke perut,jembut,pahaku dan bahkan ada yang tercecer di biji-pelerku!

CERITA DAN KELUHAN JAVIER

Dua hari setelah kunjunganku kekamarnya di hotel, Javier menelepon aku di HP. Mungkin saja Javier sedang cuti [on leave],sebab seharusnya dia sudah kembali ke Dili.Semula aku mengira Javier ke Bali hanya untuk week end.Katanya Javier ingin jumpa aku.Maka aku menyuruh Alfredo - stafku, menjemput Javier di hotel dan diajak kerumahku di Denpasar. Setibanya Javier di rumahku, dia langsung curhat. Padahal biasanya dia agak tertutup kepadaku.

Kali itu Javier menceritakan banyak hal tentang dirinya dan tentang hubungannya dengan Komang Wiria - resepsionis hotel bintang-lima yang sexy itu.Berikut ini adalah apa yang dituturkan Javier kepadaku :

[Terus-terang saja,aku seorang gay.Sudah lama aku menutupi keadaanku,demi nama baikku dan juga demi keamanan dalam pekerjaanku(job security).Aku tahu bahwa hosexualitas belum diterima oleh masyarakat mana pun juga.Baik di negara berkembang,maupun di negara maju.Baik di Amerika, Eropa, Asia, Afrika maupun di Australia.

Aku mencoba memendam dalam-dalam hasratku untuk melakukan hubungan sex-sejenis dan semuanya itu berhasil aku lakukan sampai saat aku jumpa Komang Wiria.Ketika aku jumpa Komang Wiria,aku tak dapat lagi melupakannya.Aku jumpa Komang Wiria pertama kali waktu aku check in di reception hotel yang jadi langgananku di Nusa Dua.

Ketika aku sudah berkenalan dengan Komang Wiria, kami jadi dua sahabat.Aku sangat terpikat dan ter -pukau oleh ketampanan dan kejantanannya.Aku tak dapat melupakannya. Setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari,otakku preoccupied dengan gambaran wajah dan khayalan tubuh Komang Wiria. Oleh karena itu aku terpaksa pindah hotel, agar Komang Wiria dapat menginap di kamarku di hotel.

Jika aku sedang ada di Bali, Komang Wiria selalu menginap di kamarku,setiap malam dan setiap kali dia off [bebas tugas].Jika kami sedang berduaan, maka kami pun melakukan hubungan sex-sejenis. Mula-mula aku yang mengatur [memimpin] hubungan sex-sejenis itu. Aku yang menentukan apa yang harus dilakukan Komang Wiria.Tetapi lama-kelamaan pola itu berubah!Kini dia yang mengatur apa yang harus aku lakukan untuk memuaskan syahwatnya!

Aku suka sekali menjilati tubuhnya.Mula-mula dia membiarkan saja apa yang aku mau.Oleh karena itu aku amat menikmati hubungan sex-sejenis itu. Aku juga suka mengisap dan menjilati kontol Komang Wiria yang besar itu!Kau sudah melihatnya,bukan? Sebab,waktu kau berkunjung kekamarku Komang Wiria memplorotkan celana dan kancutnya! Untuk meyakin-kan engkau bahwa dia sunat.Engkau sudah melihat bahwa kontolnya besar dan aku suka itu! Tiap kali Komang Wiria datang ke kamarku aku selalu 'minta' kontolnya untuk aku jilat dan isap sampai pejuh-nya muncrat! Pejuh yang keluar selalu aku minum!

Kadang-kadang aku kekenyangan,sebab Komang Wiria bisa mengeluarkan pejuh beberapa kali sehari dan semua pejuhnya yang keluar selalu aku isap,jilat, dan telan! Sehingga perutku kembung, kekenyangan minum pejuh pemuda Bali itu. Pejuhnya banyak dan kental. Aku yakin bahwa mutu pejuh Komang Wiria pasti bagus dan jika saja dia mengentoti seorang perempuan,pastilah perempuan itu akan hamil!Asal saja perempuan yang dientotinya itu tidak mandul [infertil].

Semuanya berjalan lancar.Seakan-akan Komang Wiria sudah jadi milikku. Aku bukan hanya mengisap dan menjilati kontol maupun tubuhnya ketika dia ber- telanjang-bulat.Aku pun tidak ragu buat menjilati lobang-pantatnya [rimming].Di samping aku suka menyedot air liurnya, menjilati keringat yang ber -cucuran di tubuhnya sesudah kami jogging bareng, dan aku bahkan sudah pernah minum air-kencingnya. Ini semua dapat aku lakukan karena aku membayar Komang Wiria.Aku memberinya apa yang dia minta.

Pada suatu kali aku merasa perlu mencobai lobang-pantatnya.Karena semua bagian tubuhnya sudah aku cobai. Mula-mula Komang Wiria menolak.Tapi karena aku terus minta akhirnya dia menyerah dan aku pun menyodomi lobang-pantatnya. Itulah pertama-kali-nya aku merasakan nikmatnya menyodomi bool[lobang -pantat] laki-laki! Kontolku aku pompa-pompakan, sehingga Komang Wiria merintih-rintih kesakitan. Rintihannya justru membuat aku makin bernafsu!

Aku baru berhenti mengentoti bool Komang Wiria setelah pejuhku muncrat keluar berceceran kemana-mana! Tetapi apa lacur!Sejak sebulan ini Komang Wiria minta agar gantian dia juga boleh menyodomi silitku. Aku tak bisa menolak.Apalagi aku sering menyebut-nyebut tentang "cinta". Padahal dalam hubunganku dengan Komang Wiria tidak ada cinta! Aku hanya mau melampiaskan berahiku pada tubuhnya yang jantan dan kelaki-laikan itu! Komang Wiria memang jantan, sexy, dan amat merangsang berahi dan syahwatku!

Ketika lobang-pantatku aku serahkan,Komang Wiria menyodominya. Karena kontolnya sangat besar maka aku merasa amat kesakitan!Tapi Komang Wiria tidak mau tahu. Kontolnya yang besar itu disodok-sodok-kan ke dalam lobang pantatku seakan-akan waktu itu dia sedang mengentoti nonok-perempuan.Kontol-nya dipompakan keluar-masuk silitku! Kalau aku merintih dan mengeluh kesakitan maka justru dia mengatakan :

"Now,it's your turn.Just stand the pain",artinya: "Sekarang giliran loe.Tahan rasa sakitnya!".Tiap kali aku barusan disodomi kontol Komang Wiria, lobang-pantatku pasti akan berdarah-darah!

Terkadang sambil mengentoti silitku,Komang Wiria juga menggampari bokongku:PLAKK!PLAKK!Tentu saja aku amat kesakitan dan memohon agar Komang Wiria tidak melakukan hal itu,tetapi dia tetap tak mau dengar!Sekarang,Komang Wiria yang menguasai diri-ku! Aku tidak mampu menolak permintaan apa pun darinya.Bahkan aku selalu memberikan apapun juga yang dia minta.Setiap kali kami jumpa, pasti dia minta untuk menyodomi boolku dan selalu sampai boolku berdarah-darah! Tapi, aku tetap rela, aku ikhlas,dan aku ridho,demi kepuasan nafsu-berahi-nya dan demi pelampiasan syahwatnya. Sebab, aku sekarang memang benar-benar sudah jatuh cinta pada Komang Wiria dan rasanya aku tidak mungkin lagi berpisah dengan dia!

Setelah bercerita begitu, Javier minta agar aku memeriksa lobang-pantatnya.Seperti biasa, selama di Bali,Javier suka bertelanjang-dada!Saat itupun dia hanya mengenakan celana-boxer saja. Lalu dia melepaskan celana-boxernya dan sekalian kancutnya dan aku pun dapat menyaksikan untuk pertama kali-nya betapa kontol Javier juga besar - mungkin tak kalah dengan ukuran kontol Kuda Arab ? Agh!Tetapi mungkin agak sedikit lebih kecil.Barangkali kira-kira sebesar ukuran kontol Ricardo Gelael yang terkenal gede itu! Aku lihat silitnya tidak apa-apa!Tetapi bisa jadi ada luka-dalam atau luka di dalam silitnya?

Karena Javier waktu itu sudah telanjang bulat,aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan emas itu.Javier aku dorong ke sofa dan dia aku cabuli.Maka tanpa aku terlebih dulu melepaskan pakaianku,aku mulai mengisap dan menjilati kontolnya."Tidak lupa" aku memain-mainkan puting-susunya dan menyodok-nyodok silitnya dengan jari telunjukku. Javier menurut saja ketika aku cabuli seperti itu! Tidak berapa lama kemudian aku merasakan ada kegelisahan pada diri Javier. Meskipun dia tidak berkata apa-apa tetapi aku tahu bahwa pejuhnya sudah akan keluar.

Aku pun mempercepat isapan, sedotan dan jilatan mulut dan lidahku pada kontolnya yang besar,sunat dan saat itu tegak-tegang!Segera setelah itu aku merasakan hangatnya pejuh Javier yang muncrat dan terpancar ke mulut, bibir, dan wajahku......... CROOOOOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOT! Ketika itu aku juga mencium semerbak bau-pejuh Javier!

Itulah pertama kali aku main cabul dengan Javier. Setelah itu aku tak pernah jumpa Javier di Dili lagi.Agaknya dia tetap tinggal Bali mau menikmati tubuh, pejuh, dan kontol Komang Wiria - pemuda Bali pujaannya itu.Pekerjaannya di Dili ditinggal -kan begitu saja! Demi kontol Komang Wiria ?

EPILOG

Ternyata ketika Javier datang ke rumahku di Denpasar bukan mengeluh atu curhat ! Dia hanya cerita tentang "perkembangan hubungannya" dengan Komang Wiria, Pemuda Bali,yang resepsionis hotel bintang lima itu!Sebab,Javier bercerita dengan nada riang -gembira. Aku bahkan menangkap ada nuasa bangga pada nada dan tekanan-suaranya! Ta'i!

[JUAN CARLOS ARAGON & ALFREDO DOS SANTOS]