by prima_scandia@yahoo.com
Dear Pembaca, Semoga anda belum lupa dengan penulis yang satu ini, walaupun tulisan saya jarang sekali muncul di rubrik ini (setelah cerita
"Salahkah aku bila sayang padamu"), namun kisah nyata yang dituangkan menjadi cerita tentunya bisa menjadi suguhan yang
mempunyai nilai plus yang mempunyai "greget" tersendiri di mata pembaca. Yuk kita nikmati cerita berikut. ------------------------------------------------------------------------ Kuputuskan untuk sua IRL dengannya setelah beberapa kali kami bincang di dunia maya. Kala itu musim panas. Di suatu siang
yang cerah ku bersiap menuju tempat yang telah kami sepakati sebelumnya. Hari itu sengaja kupilih summer outfit yang cukup "
menggoda" namun tidak terkesan "gampangan" (setidaknya menurutku). T-shirt putih yang menonjolkan my slim body, celana
panjang santai warna hitam, dan sepatu sandal "Gino Mariani" cukuplah untuk menimbulkan kesan casual yang kukehendaki.
Kulangkahkan kaki menuju tempat itu. Di tepi sebuah lapangan tempat ternak-ternak merumput, yang berjajar dengan sebuah jalan
kecil beraspal dimana dia nantinya dapat dengan mudah menepikan mobilnya. Matahari sangat cerah dan angin berhembus perlahan,
really a perfect summer. Ya, musim panas di Scandinavia memang sangat indah, dengan catatan tidak sedang mendung ataupun
hujan. Beberapa saat kemudian aku sudah sampai. Ternyata, dia sudah menunggu didalam mobil di tepi jalan kecil beraspal itu.
Seorang pria skandinavia (kulit putih) berperawakan sedang (tidak terlalu gemuk ataupun kurus) berambut sangat cepak dan
bercambang dengan kacamata hitam bertengger di antara kedua telinganya. Sebagian ciri-ciri itu telah kuketahui dari
perbincangan kami sebelumnya. Hanya saja tubuhnya yang menurutnya berbulu lebat belum terlihat karena masih terbalut pakaian. Dia menatapku sejenak dari balik kaca mata hitamnya dan kami pun saling berpandangan beberapa saat, sepertinya untuk "
memastikan" bahwa kami memang menjumpai orang yang tepat. Kami memang tidak bertukar foto ataupun nomor telefon sebelumnya
karena faktor privasi yang memang harus diutamakan. Akhirnya ku hampiri dia. "Hello!" sapanya. "Hi" balasku. "We had a little chat on the net couple of days ago" imbuhnya. "Yes, I think so".
Setelah bertegur sapa sejenak, akupun masuk ke dalam mobilnya untuk menghindari perhatian orang yang melintas. Diapun lantas
bertanya apakah kami akan menuju apartemenku untuk melanjutkan pertemuan kami. "Should we drive to your place" ajaknya, yang menandakan bahwa dia "menginginkan" aku. "Sure" aku menyetujui ajakannya sambil kuanggukkan kepala tanda setuju karena setelah bercopy darat ternyata diapun cocok
dengan seleraku.Kemudian mobil pun melaju ke arah tempat tinggalku.
Kubuka pintu apartemen untuk mempersilakan dia masuk. Diatas sofa diruang tamu, kami melanjutkan perbincangan kami. Dia
kembali mengutarakan keterus-terangannya bahwa dia memang telah dan ingin tetap berkencan dengan lelaki walaupun di rumah dia
menjalin hubungan dengan seorang wanita. Dia juga menanyakan apakah aku pernah berkencan dengan pria sebelumnya, yang kujawab
dengan "ya". Suasana pun hening sejenak dan sepertinya dia ragu untuk memulai. Perlahan kugeser posisi dudukku lebih dekat
kepadanya. Dia pun meraba tangan dan pahaku dengan lembut. Perlahan namun pasti, tangan itu mulai bergerilya kedaerah-daerah
yang sangat sensitif terhadap rangsangan, kadang-kadang menyusup ke balik baju dan celanaku. Kudekatkan wajahku ke wajahnya
yang kasar dan kebiruan bekas cukuran sambil kuciumi lehernya. Sebentar kemudian nafasnya sudah memburu dan kulitnya mulai
memanas karena terangsang birahi. Akupun tak jauh berbeda dari dia. Kamipun larut dalam panasnya permainan birahi antara dua
lelaki yang haus kenikmatan.
Merasa kurang puas, diapun membimbingku untuk melepas t-shit putihku dan celanaku sambil dilepasnya t-shirt biru yang
dikenakannya lalu jeansnya yang tampak agak kumal. Pemandangan yang sangat kontras saat tubuh kami hampir telanjang dan hanya
tertutup celana dalam saja yang tak mampu menyembunyikan tonjolan batang-batang yang telah dipenuhi aliran gairah. Dia
berbulu sangat lebat, terutama dibagian dada, sedangkan aku nearly hairless. Sulit di ungkapkan betapa gairahku semakin
meninggi saat kupeluk dan kucium dadanya yang berbulu. Ditariknya aku ke pangkuannya sehingga kami duduk berhadap-hadapan,
sambil memeluk pinggangku, dia menyorongkan bibirnya ke arah putingku yang kemudian dihisap-hisap dan dimain-mainkannya
dengan lidahnya. Birahiku semakin meledak-ledak dan akupun menggeliat-geliat meresapi kenikmatan tiada tara yang
diberikannya.
Saat batang-batang kejantanan kami bergesekan, diremas-remasnya pantatku, rupanya dia menyukai sensasi yang ditimbulkan oleh
gesekan-gesekan kedua batang kami. Kucium lehernya dan ku belai penisnya dan putih dan berukuran aduhai, yg telah merembes
cairan bening pertanda gairahnya sudah sangat tinggi dan hasratnya sudah tak terbendung. Sementara senjataku pun sudah sangat
tegang yg dikocok-kocoknya perlahan. Kadang kala dihisapnya putingku kiri kanan bergantian. Nikmatnya tak terhingga. Ditengah-tengah badai birahi, kucumbu dadanya, kemudian kuteruskan menelusuri perutnya dengan bibirku yang semakin lama
semakin turun ke batang putih dan kedua bijinya. Dia mengeluh keenakan. "Aaahhh....easy...I don't wanna cum too soon" pintanya. Akupun hanya tersenyum saja.
Setelah beberapa saat bercumbu dan memadu birahi, dia bertanya "Do you want to fuck me?". "Absolutely". Tanpa membuang waktu, kubuka sebungkus kondom dan menggulirkannya dibatangku kemudian melumurinya dengan cairan
pelumas, yang sebagian lagi kugunakan untuk melumuri lubang pantatnya.
Aku berbaring terlentang dengan penis tegak mengacung, sedangkan dia mengangkang tepat diatas penisku dan kemudian
mengarahkannya masuk ke lubang analnya. Awalnya memang agak sedikit susah untuk masuk (mungkin karena sudah lama dia tidak
bermain cinta dengan lelaki) sehingga dia meringis-ringis sambil agak merintih-rintih antara sakit dan nikmat. Tapi sesaat
kemudian rudalkupun sudah amblas ditelan lubang pantatnya sambil digerakannya naik turun. Gerakannya naik turun terasa sangat
nikmat memebelai penisku sehingga libidoku semakin memuncak. Sensasinya seperti rasa ketat menjepit batang penis dan timbul
rasa gatal diujung penis. "Ah ah ah...hoh hoh...niiiceee" racaunya "Sshhh...."rasanya aku tak mampu lagi berkata-kata karena nikmat yang amat sangat.
Beberapa menit kemudian akupun sudah tak tahan lagi. Kucabut batang penisku dan kutarik kondom yang menyelubunginya. Kemudian
aku bangkit dan berlutut sambil mengocok-ngocok penisku. Dia pun melakukan hal yang sama, sehingga kami ngocok bareng dalam
posisi berlutut dan berhadapan. Saat aku tak tahan lagi, kuarahkan senjataku ke perutnya sehingga muncratlah cairan putih
kental membasahi perutnya. "Aaahh.....uuuhhhh". Rasanya seperti melayang setelah menggapai puncak kenikmatan. Diapun menyusul sesaat kemudian dengan tembakan cairan putih hangat keatas perutku "Ooohhhhhhhhhhhhh" terbias kepuasan diwajahnya setelah ejakulasi.
Kamipun membersihkan diri setelah itu. "It was a nice sex, I hope you enjoyed and liked it" komentarku. "Yes, it really was" timpalnya Sebelum menghilang di balik pintu, kami sepakat untuk bertemu lagi jika waktu memungkinkan.
Sampai cerita ini ditulis, kami telah beberapa kali bertemu untuk memanjat tebing-tebing birahi dan akhirnya melayang
menggapai puncak-puncak kenikmatan. Kebanyakan dia yang menghubungiku dan menanyakan apakah kami bisa bertemu. Bisa dibilang
frekuensi hubungan seks kami cukup teratur yang tentunya juga bermanfaat untukku karena nafsuku juga butuh penyaluran
teratur. Aku sebenarnya cukup heran bagaimana dia bisa mempunyai tenaga yang cukup besar karena diapun harus memuaskan istrinya
dirumah, tapi aku lebih memilih untuk tak banyak bertanya. Jika anda suka ceritanya, boleh kirim tanggapan ke: prima_scandia@yahoo.com
Tulisan berikut adalah murni pengalaman pribadi penulis yang tidak bermaksud menonjolkan perbedaan ras. Anggaplah tulisan ini sekedar sebagai suatu intermesso, atau sebagai sesuatu yang baru dan berbeda dan yang tidak terlalu menonjolkan adegan ranjang dan "ah uh" ataupun "crot crot crot". Perbedaan pendapat sah-sah saja, yang penting khan tak ada larangan dalam berekspresi. Selama bermukim di
Nama berikutnya yang membuat penulis mengalami "deja vu" adalah Peter. Kalau boleh digambarkan (berdasarkan pengalaman pribadi penulis tentunya), orang yang bernama Peter adalah orang yang punya gairah seks amat tinggi sehingga tidak cukup dengan satu pasangan saja. Peter yang pertama penulis temui adalah seorang pria biseksual, berperawakan sedang, dengan mata biru dan rambut ikal. Seorang
Dear Diary (by prima_scandia@yahoo.com) I really do not understand my feeling for this guy. I tried and tried to find out but the more I tried the more I got confused. A part of me admits that he is a wonderful guy, but another part of me forced me to be realistic and not trying to catch a dream. So, let's the story begin. Spending sometime with him left a sense of joy, content, or
I really do not understand my feeling for this guy. I tried and tried to find out but the more I tried the more I got confused. A part of me admits that he is a wonderful guy, but another part of me forced me to be realistic and not trying to catch a dream. So, let's the story begin. prima_scandia@yahoo.com Spending sometime with him left a sense of joy, content, or something like that...I
Dear Pembaca, Semoga anda belum lupa dengan penulis yang satu ini, walaupun tulisan saya jarang sekali muncul di rubrik ini (setelah cerita "Salahkah aku bila sayang padamu"), namun kisah nyata yang dituangkan menjadi cerita tentunya bisa menjadi suguhan yang mempunyai nilai plus yang mempunyai "greget" tersendiri di mata pembaca. Yuk kita nikmati cerita berikut.
by prima_scandia@yahoo.com Dear Pembaca, Semoga anda belum lupa dengan penulis yang satu ini, walaupun tulisan saya jarang sekali muncul di rubrik ini (setelah cerita "Salahkah aku bila sayang padamu"), namun kisah nyata yang dituangkan menjadi cerita tentunya bisa menjadi suguhan yang mempunyai nilai plus yang mempunyai "greget" tersendiri di mata pembaca. Yuk kita nikmati cerita
Setelah cerita perdana yang berjudul "Prince of Scandinavia", saya praktis "menghilang" dari situs 17tahun.com karena kesibukan dan tugas-tugas yang tidak bisa saya tinggalkan atau tunda. But now I am back dengan cerita yang semoga lebih "hot" untuk dibaca dan terutama untuk memenuhi keinginan pembaca yang suka dengan cerita dan tulisan saya. Cerita kali ini adalah kombinasi antara fiksi dan
© 1995-2025 FREYA Communications, Inc.
ALL RIGHTS RESERVED.