Gay Erotic Stories

Sudah berjalan dua bulan ini Gatot tidur sekamar dengan Teddy di loteng, persis di atas garasi rumah tantenya di Jakarta. Sarjana Komunikasi baru keluaran sebuah universitas swasta di Malang berusia 23 tahun itu memang baru memulai masa percobaan bekerja di perusahaan periklanan sebagai copy writer. Sebenarnya Tante Erni termasuk saudara jauh. Ia dan ibu Gatot sepupuan. Jadi Teddy merupakan saudara dua pupunya. Tapi ternyata diam-diam Gatot sudah langsung jatuh suka dengan teman sepenidurannya itu. Biarpun baru kelas 2 SMU, belum lama berulang tahun ke 17, Teddy memiliki wajah tampan dan tubuh yang sangat lelaki. Tinggi badannya mencapai 175 cm dengan bahu bidang dan pinggang yang kecil, bak segitiga ideal dengan tambahan tonjolan otot-otot yang semakin menegaskan keatletisannya. Sejak kecil anak lelaki satu-satunya (seorang kakak dan seorang adiknya perempuan) sudah ditempa pelatihan olahraga renang, bulu tangkis, basket, dan karate. Belakangan ini ia mulai menekuni binaraga juga.Bapaknya, Om Hendrik, perwira polisi asal Sumatra Utara itu memang sangat disiplin dalam mendidik Teddy.Tidak jarang pula anak itu dihajar ayahnya bila berbuat kesalahan. Makanya begitu Gatot menjadi teman sekamarnya Teddy langsung akras dan sering menumpahkan isi hatinya ke saudara jauhnya itu. Namun Gatot hanya bisa menyimpan perasaan terpendamnya untuk bergaul lebih intim lagi dengan remaja itu untuk dirinya sendiri. Setiap malam, Teddy yang selalu tidur dengan hanya bercelana dalam bikini yang minim dan ketat dalam warna-warna cerah itu tidak berani diganggunya. Bahkan untuk sekedar meraba jendolan di selangkangan pemuda bersuara dalam dan bernada tegas itu waktu ia sudah pulaspun Gatot tidak bernyali. Ia hanya bisa menggauli Teddy dalam khayalnya.

Khayalan Gatot jadi begitu menyiksa karena selain waktu menjelang tidur malam, iapun setiap sore sepulang kerja harus menyaksikan Teddy berlatih angkat besi berdua sahabatnya dari kecil, Kuslinar.Dari balik jendela kaca yang memisahkan kamar dengan balkon tempat kedua pelajar SMU itu saling membantu latihan beban Gatot senantiasa mengintip dengan luapan hasrat terpendam. Teddy berlatihpun biasa berkancut ketat saja. Keringat yang membanjur sekujur tubuhnya seringkali sampai membasahi cawatnya yang minim sehingga kelamin jantannya makin tercetak jelas di selangkangannya.Kemaluan Teddy sama sekali tidak memalukan ukurannya! Usai berlatih kedua pebinaraga pemula itu akan saling beradu gaya di depan kaca setinggi badan yang terpasang di dinding balkon untuk itu.Kuslinar dengan celana pendek dan telanjang dada, Teddy dengan kolor yang lebih mirip "posing suit" nya.Jelas Teddy lebih segala-galanya dibandingkan Kus.Puas melatih gaya, Kus pamitan pulang sedang Teddy langsung menuju kamar mandi yang menyambung dengan kamar mereka untuk menyegarkan tubuh keringatannya. Gatot dengan setia menunggu di atas ranjangnya sampai Teddy usai mandi dan keluar sambil menyeka tubuh Tarzannya yang kini sudah telanjang bulat! Gatot tidak pernah bosan mencuri-curi pandang ke arah kontol saudara jauhnya yang meskipun dalam keadaan tenang batangnya menggelantung panjang di atas kantung buah-buah zakarnya yang juga besar. Bulu-bulu ikal merimbun di pangkal penis anak muda itu. Jantan merangsang! Gatot susah berkedip sampai akhirnya Teddy memasukkan kembali alat kelamin perkasanya ke balik sempak bersih.

Barulah Gatot bangkit dari ranjangnya menuju kamar mandi. Rutinnya, begitu usai menutup pintu kamar mandi ia akan langsung menjumput cawat bekas pakai Teddy dari keranjang pakaian kotor yang sengaja disediakan di situ. Ditempelkannya benda mungil dari bahan katun itu ke hidungnya. Aroma khas selangkangan anak lelaki 17 tahun membuat kepalanya berdenyut-denyut. Saatnya dia membukai pakaian kerjanya dan langsung membawa Teddy bercengkrama di benak khayalnya. Gatot masturbasi dengan kancut di dimukanya. Arrrggghhhhh............segarnya!