Gay Erotic Stories

MenOnTheNet.com

Kado Buat Satya

by Poporidwan


(Kuhadiahkan cerita ini khusus buat: Satya I. Thanks emailnya!)

Begitu bubaran sekolah, Satya siswa kelas 1 SMP swasta, "Taruna Mesra" girang bukan kepalang.Ini hari ulang tahunnya ganjil ke 13 (kalo genap ya 14, Coy!). Lagipula sudah tiga hari ini Kak Joni menginap di kamarnya (karena di dapur banyak barang). Sepupu dari ayah Satya itu sudah kelas 3 SMU (Sekolah Maunya Udahan) karena memang umurnya telah genap 18 tahun. Sudah sangat besar sekali dilihat dari kacamata Satya ("kacamata" jelas cuma ungkapan aja, karena kenyataannya Satya gak pake kacamata).Sedangkan Satya sendiri meski masih ABG (Anak Baru Gemulai) namun sudah lumayan matang imajinasi sensualnya. Dia sering sekali mengkhayalkan ia dan Kak Joni berciuman. Selanjutnya......terserah Anda! Satya memang berbeda dengan Crayon Shincan yang termasuk kotor alam fikirannya (tapi lebih kotor lagi fikiran papanya, loh!). Satya masih kurang jelas kalau anak kelas 1 SMP sehabis berciuman dengan pelajar tinggi besar kelas 3 SMU (singkatannya liat di atas) akan melakukan apalagi sesudahnya. Yang dia rasakan setiap membayangkan Kak Joni bertelanjang bulat di dalam kamar mandi ialah kemaluannya yang belum lama disunat itu akan membengkak. Kenapa bisa begitu, anak ini baru akan memahaminya baru di akhir cerita nanti.

Kak Joni memang atlet Volley andal yang selama seminggu berjalan (ke Pasar Minggu) ini sedang mengikuti POPSI (Pekan Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia, bukannya merek minuman saingan Coca-Cola itu loh!).Mestinya Kak Joni tidur bersama rekan-rekan tim se kontingen Jawa Tengah di Hostel yang lebih jauh lagi jaraknya ke Senayan daripada rumah Satya.Apalagi masih bersaudara, ibu Satya membisiki pengarang cerita ini bahwa ia telah memaksa keponakannya itu untuk tinggal di rumah dan tidur di kamar Satya. Jadilah setting cerita ini berlokasi di situ.Untuk itu Satya rela menggelar kasur di lantai dan menyilakan kakak sepupunya untuk menempati ranjangnya.Disini jelas sekali bahwa Satya sama sekali tidak menyadari bahwa perannya dan peran Kak Joni akan berujung di satu ranjang dan bukan hanya untuk sekedar tidur, tutup mata dua-duanya saja. Tapi sebelum sampai ke sana (kalo gak keburu digunting lembaga anti pornografi dan porno aksi) tentu harus ada alur yang jelas.Kelihatannya Satya sama sekali tidak perduli benar akan hal itu. Pokoknya setiap malam kemaluannya senantiasa menegang demi menyaksikan dari dekat keperkasaan tubuh Kak Joni yang selalu (sumpah gak dipaksa pengarangnya, murni inisiatif sendiri) tidur hanya mengenakan cawat segitiga minim warna-warni: hijau, putih, abu-abu (satu Rp.10.000,- kalo beli tiga Rp.25.000,- khusus pembaca) dengan jendolan besar di depannya.Kak Joni betul-betul mirip Tarzan di film-film tua. Jantan sekali!

Selain tinggi dan berdada bidang, berpinggang sempit, Kak Joni juga bergelombang bak penggilasan (kuno amat neh ungkapannya, six-pack lebih porno kaleee!).Ya gitu deh.Ditambah lagi kumis tipis sudah menghiasi atas bibirnya. Ketiaknya juga panjang-panjang bulunya. Sedangkan dari pusarnya sederetan rambut ikal beriringan ke arah pinggang kancutnya untuk kemudian muncul lagi di kawasan paha dan sepanjang kakinya.Kembali ke atas lagi rambut ikalnya menghiasi atas wajahnya yang tampan.Intinya Satya sampai rela tidak main PS2, menonton kartun Spongebob, gulat-gulatan dengan kucingnya..........segala-galanya demi sesering mungkin berdekatan dengan idolanya itu.

Kegilaan, kesetiaan, dan kelancangan Satya ternyata berbuah jambu (Lah...kok bisa ya?) juga akhirnya. Kemarin pagi, sebelum berangkat ke sekolah ia kembali ke kamarnya karena ada yang ketinggalan (dia udah lupa apa, pokoknya ada. Jangan protes dong). Nah, ketika masuk kamar itu Satya mendengar suara orang mandi di dalam kamar mandi (ya masa suara orang ngegergaji sih, emang film kartun?). Anak itu segera menempelkan matanya ke lubang kunci dan *TARA* terbentanglah di depan biji-biji matanya tubuh telanjang Kak Joni (lengkap dengan biji-bijinya, Bouw). Baru kali itu pelajar kelas 1 SMP melihat aurat lelaki dewasa. Dan perkakas Kak Joni itu kalau dianalogikan dengan binatang ya mirip kepunyaan kuda (yang punggungnya dinaikin ayam, tetep aja gede kontolnya tauk!). Mesipun dalam keadaan lemas kelamin jantan Kak Joni menggelantung panjang di atas kantung biji-biji/buah-buah (* coret yang tidak perlu) pelirnya yang juga besar.Sungguh tidak sopan (Lah, yang gak sopan Kak Joni atau Satya yang ngintipin orang lagi mandi atau malah pembaca yang semaunya ngaceng di depan komputer?). Sedangkan bulu-bulu ikat merimbun di bagian pangkal batang tititnya. Bocah ABG jagoan kita bersama ini sampai susah menelan melihat semua itu (untung tidak sampai harus dibawa ke rumah sakit).Tadi pagipun Satya mengintip lagi dan rencananya di episode ke enam nantipun ia masih akan tetap mengintip lagi karena rupanya sudah mendarah daging baginya (dalem amat nuduhnya seh!).

Lalu sampailah kita ke siang itu saat Satya pulang dari sekolah sambil bersiul-siul (gombal banget neh plotnya ya, kayak Acara Untuk Anak TVRI aja. Kak Nunuuuu!). Yang terbayang di benaknya hanya tubh Kak Joni. Masih ada empat hari lagi baginya untuk bisa terus mencuri pandang keperkasaan badan setengah hingga telanjang penuh milik kakak sepupunya itu.Kalau bisa sih Kak Joni tidak usah pulang. Satya ingin sekali..........apa ya? Menghitung bulu-bulu di paha dan kaki Kak Joni. Atau (oh, pleeeeeeeeeaseeeeee) memegang kontolnya untuk memastikan apa benar benda itu terbuat dari daging dan otot seperti punyanya sendiri. Bagaimana bisa sebesar itu? Sungguh mati dia jadi penasaraaaaaaaannnnnn! Dari suka dengan Angel Helga sampai kasmaran dengan Kak Joni (di luar naskah ini!).

Sesampainya di rumah, Satya mendapati rumah kosong hanya ada Mbak Saminem yang kalau di Hong Kong jabatannya di sebut "penata laksana rumah tangga" (atau singkatnya di Bekasi dipanggil "pembokatgituajakokrepot?"). Diapun langsung menuju kamar tidurnya. Barangkali saja Kak Joni tiba-tiba saja berada dalam kamar seperti yang memang sudah digariskan pembawa ceritanya. Siapa tahu....

Tetap saja Satya keheranan (dengan mimik sebagaimana di arahkan sutradara) mendapati Kak Joni tengkurap di atas ranjang dengan berpenutup selembar handuk saja di bagian pantatnya. Mang Danu, tukang pijit buta langganan papa Satya dilihatnya sedang memijit-mijit kaki Kak Joni.(Berhubung sesudah ini akan ada dialog-dialog, komentar-komentar jayus gak boleh lagi ya!)

"Baru pulang sekolah, Sat?" tanya Kak Joni

"Enggak baru dari kerja di Bank swasta yang hampir kolaps," hampir saja Satya menjawab begitu karena kagetnya melihat Kak Joni ada disitu jam sebegitu.

"He-eh...!" akhirnya itu yang benar-benar keluar dari mulut anak SMP kelas 1 itu, "Kok gak ke Senayan, Kak?" lanjutnya.

"Oh, tim Kakak udah masuk kotak. Hari ini tim putrinya yang masih bertanding," jelas Kak Joni.

Satya menuju ke lemari pakaiannya dan membuka pintunya untuk mengambil pakaian rumahnya. Lantas disalinnya seragam sekolah dengan kaos bergambar Dragon Ball dan celana pendek dar bahan kaos bergambar sama. Kemudian anak itu memasukkan seragam kotornya ke keranjang cucian di kamar mandi yang menyatu dengan kamar tidurnya. Terus dia keluar kamar untuk makan siang. Usai santap tengah hari anak itu langsung kembali ke kamar sekedar ingin melanjutkan melihati Kak Joni dipijiti Mang Danu. Tanpa suara dibukanya pintu kamar.Tapi apa yang dilihatnya? Demi kepuasan pembaca juga, Satya melihat Kak Joni sudah terlentang dengan kedua tangan di belakang kepala dan mata terpejam yang merupakan posisi yang menggairahkan untuk cerita-cerita mesum begini. Sedang Mang Danu dengan giat mencekal batang kontol Kak Joni yang lebih besar dari yang pernah diintip Satya. Benda menegang total itu dikocok-kocok Mang Danu seperti ibu-ibu kalau sedang arisan. Kak Joni kedengarannya seperti mengerang-erang.

"Ssssshhhh........hhhhhsssshhhhhh.......!"

Baru sekali itu Satya melihat titit diurut. Kesakitankah Kak Joni?

Yang lebih mengejutkan ketika cairan putih tiba-tiba menyemprot tinggi dari batang penis Kak Joni ke arah langit-langit kamar .

"Crrroooootttttt.........crotttttt......crottt!"

Lalu sisanya berhamburan di antara kedua paha Kak Joni. Seperti putih telur!

"Arrrgggnnnngghghhhhhh.........."

Mang Danu kemudian berhenti mengocok kemaluan yang masih belum berkurang banyak ketegangannya. Tukang pijat itu mengambil handuk yang tergeletak di ubin dan membersihkan selangkangan Kak Joni. Atlet gagah itu membuka matanya. Satya lega, Mang Danu tidak menyakiti Kak Joni! Malahan Kak Joni tersenyum melihat Satya terpaku di depan pintu kamar. Untunglah, kalau kepalanya yang terpaku berarti dia masih keturunan kuntilanak.

"Kenapa, Sat?" tanya Kak Joni santai membuyarkan ketertegunan Satya.

"Ngggggg.......gaaakkk.....mo belajar!" cepat-cepat ia menuju ke meja belajarnya. Mang Danu sudah membersihkan titit Kak Joni. Pemuda atletis itu duduk di atas kasur. Alat kelaminnya mulai normal kembali.

"Tolong ambilin celana Kak Joni, Sat," ujar Kak Joni. Satya mengangkat celana jeans Kak Joni yang tersampir di kursi depan meja belajarnya. Diserahkan celana panjang itu ke kakak sepupunya. Kak Joni merogoh saku celananya dan mengambil selembar duapuluh ribuan dan selembar lagi limaribuan.

"Makasih ya, Mang," kata Kak Joni mengepalkan yang duapuluh ribuan ke genggaman Mang Danu, "Ini dua puluh ribu ya, Mang."

Kemudian dikepalkannya lagi yang lima ribuan,"Ini tambahan lima ribu," imbuhnya.

"Makasih Mas," jawab Mang Danu.

"Tolong anterin keluar ya, Sat," Kak Joni menitip Satya. Satya menuntun Mang Danu keluar kamar dan mengantarkannya ke hingga ke pagar rumahnya. Lalu anak itu masuk kembali ke kamar. Mungkin sekarang Kak Joni lagi mandi. Dia ingin mengintip. Tapi ternyata Kak Joni masih duduk di atas ranjang bertelanjang bulat.

"Sini, Sat," panggil Kak Joni setelah Satya menutup pintu kamar. Tadinya dia mau ke meja belajarnya, namun kini ia mendekati Kak Joni. Tahu-tahu begitu ia mendekat Kak Joni menjulurkan tangannya dan meraba tititnya yang dari tadi masih menegang sekeras pinsil. Tegang sekali!

"Seneng ya Satya ngeliatin Kak Joni diloco sama Mang Danu," tanya Kak Joni sambil memijit-mijit batang kontolnya. Membuat Satya membisu kehabisan suara.

###

30 Gay Erotic Stories from Poporidwan

ABG Baru Kenal: Febri

Sore itu gue pulang kuliah langsung berenang di kolam apartemen tempat tinggal gue.Sepi, cuma ada ABG sekitar 12 taunan yang belom pernah gue liat.Waktu gue masuk kolam itu anak lagi berenang gaya bebas bolak-balik di kolam Olympic-size itu.Gaya renangnya bagus banget, keliatannya dia emang atlet kelompok umur.Gue terus berenang gaya bebas juga.Udah sejak mulai kuliah dan pindah ke Jakarta dari

Adik Sepupu Besok Disunat

Besok pagi Noval mau disunat.Anak sulung dan satu-satunya lelaki kepala cabang bank pemerintah yang tinggal di Bandung itu begitu dimanjakan kedua orang tuanya.Sunatannya yang bertepatan dengan liburan kelulusan Noval dari bangku Sekolah Dasar itu akan dirayakan besar-besaran.Tarup sudah dipasang di depan rumah, kursi-kursi dan meja-meja sudah ditata, perangkat sound system sewaan sudah pula

Adik Sepupu Besok Disunat

Besok pagi Noval mau disunat.Anak sulung dan satu-satunya lelaki kepala cabang pemerintah yang tinggal di Bandung itu begitu dimanjakan kedua orang tuanya.Sunatannya yang bertepatan dengan liburan kelulusan Noval dari bangku Sekolah Dasar itu akan dirayakan besar-besaran.Tarup sudah dipasang di depan rumah, kursi-kursi dan meja-meja sudah ditata, perangkat sound system sewaan sudah pula diuji

Adik Temen Digarap Juga

Semalem sebelom EBTANAS Matematika gue begadang belajar bareng emapt temen cowok laennya. Belajarnya di rumah Yudi yang emang paling gape Matematika di SMU gue.Kamar Yudi di loteng, gak ada ruang laennya.Jadi asik banget buat belajar.j Pas udah sekitar jam 2 pagi hampir semua udah pada ngantuk berat.Gue kebetulan pengen kencing.Terpaksa deh gue turun sendirian ke kamar mandi di bawah.Kamar

Adiknya Yang Malah Jadian Sama Gue

Reri baru umur 12 taun waktu itu.Gue inget banget, dia pake kaos oblong warna kuning sama celana pendek pramuka warna coklat tanah.Keliatannya celana Reri udah agak kesempitan buat badannya yang udah mulai tumbuh.Mukanya yang polos malah tambah bikin dia keliatan sexy. Reri itu adek temen gue sekelas di STM, Alex.Alex en gue juga satu grup band.Sore itu gue nganterin Alex pulang abis latihan

Aku dan Franky

Subuh-subuh kereta api malem yang gue dan Andi tumpangin dari Bandar Lampung masuk ke stasiun Kertapati Palembang.Judulnya gue mo liburan di kota Pempek diajak tetangga gue yang emang asli kota itu, Andi.Begitu kereta berenti gue ama Andi langsung ngebopong ransel terus nyari jalan keluar di antara penumpang-penumpang laen yang juga sibuk bebenah mo get out.Andi taunya udah dijemput sama Om dan

Anak Majikannya, Clayton

Clayton membuka pintu sedan Soluna dan langsung melemparkan papan renang dan papan olahraganya ke kursi belakang dan menghenyakkan pantatnya ke kursi di sebelah sopir. "Kok telat sih jemputnya?" sungut anak lelaki 13 tahun yang mengenakan kaos sepanjang paha.Dibawah kaos itu pasti ia hanya mengenakan celana renang bikininya yang minim dan ketat.Tali pinggang kancut Clayton menjulur sampai

Anak Majikannya, Clayton

Clayton membuka pintu sedan Soluna dan langsung melemparkan papan renang dan papan olahraganya ke kursi belakang dan menghenyakkan pantatnya ke kursi di sebelah sopir. "Kok telat sih jemputnya?" sungut anak lelaki 13 tahun yang mengenakan kaos sepanjang paha.Dibawah kaos itu pasti ia hanya mengenakan celana renang bikininya yang minim dan ketat.Tali pinggang kancut Clayton menjulur sampai

Anak Polisi Malah Diborgol (01)

(Tulisan untuk Kabel yang rajin kirim e-mail!) Sudah berjalan dua bulan ini Gatot tidur sekamar dengan Teddy di loteng, persis di atas garasi rumah tantenya di Jakarta. Sarjana Komunikasi baru keluaran sebuah universitas swasta di Malang berusia 23 tahun itu memang baru memulai masa percobaan bekerja di perusahaan periklanan sebagai copy writer. Sebenarnya Tante Erni termasuk saudara jauh. Ia

Anak Polisi Malah Diborgol (02)

Walaupun Teddy sudah seringkali menceritakan kegalakan papanya, Gatot tetap saja kaget bukan kepalang ketika pagi itu ia yang baru saja membuka matanya langsung mendengar derap langkah menaiki tangga dan membuka pintu kamar dengan kasar. Dilihatnya Om Hendrik berdiri di depan pintu sudah berseragam lengkap siap hendak berangkat dinas. Lalu papa Teddy menuju ke ranjang anak lelakinya yang masih

Anak Polisi Malah Diborgol (03)

Teddy mandi dengan airmata bercucuran.Ia juga kebingungan kemana mesti mencari ganti uang sekolah yang digunakannya untuk keperluan lain itu. Minta ke Mama kemungkinannya terlalu kecil untuk dikasih. Mama terlalu patuh sama Papa. Biarpun Mama selalumembujuknya setiap kali ia dipukuli papanya, namun ia tidak pernah sampai menutupi kesalahannya. Mama seuju bahwa sikap Papa itu juga demi kebaikan

Anak Polisi Malah Diborgol (04)

Sore itu Teddy kurang konsentrasi berlatih bebannya. "Bener lo gak ambil lagi majalah-majalah itu, Sri?" tanya Teddy pada pasangan berlatihnya yang sejatinya bernama Kuslinar namun karena waktu sama-sama kecil dulu anak sulung perwira tinggi polisi itu selalu diantar kemana-mana oleh pengasuhnya bernama Mbak Sri sampai sudah masuk SMP sekalipun, Teddy mejulukinya Sri. "Enggak, Ted. Suer

Anak Polisi Malah Diborgol (05)

Teddy benar-benar panik sekarang. Tadi badannya, mentalnya, tenaganya...semuanya sudah dipersiapkan untuk menerima hajaran dan pukulan dari Bang Gatot. Sesuatu yang menyakitkan! Tapi diciumi begini? Yang ada Teddy kebingungan sendiri bagaimana mesti berreaksi. Belum pernah dicium. Never been kissed. Lidah Bang Gatot malah menelusup hingga ke dalam mulutnya dan menggumuli lidahnya. Mau tak

Anak Tetangga: Simon (03)

filem baru yang gue puter itu filem G, mo ngetes reaksi Simon. Tuh anak agak kaget juga ngeliat dua anak Brazil bukannya maen bola tapi malah ganti-gantian saling ngisep kontol. Pemaen-pemaennya emang keliatan pas 18 tahunan geto, muda deh untuk ukuran pemeran filem bokep. Tapi ukuran penisnya "dewasa" buanget, panjang n gede...dua-duanya! "Gue belom pernah nonton filem laki sama laki loh,

Anak Tetangga: Simon (01)

Gue kuliah di Yogya.Udah tahun kedua.Liburn akhir semester kemaren gue balik ke rumah ortu di Tangerang.Suatu pas sore gue lagi duduk-duduk di teras rumah gue, tau-tau dari sebelah rumah keluar simon yang langsung sibuk snediri nendang-nendang bola di garasi rumahnya.Dulunya sih gue gak perhatian sama satu-satunya anaklelaki keluarga Batak sebelah rumah itu.Simon baru sekitar 14 tahun kali

Anak Tetangga: Simon (02)

Dengan pede abis Simon melucuti cawat bikini merahnya hingga kini anak itu asli bugil. Tititnya yang masih jarang-jarang banget bulunya, ternyata lumayan gede ukurannya untuk anak seumur itu. Kulit kulupnya panjang ngebikin kelamin jantan itu jadi kayak moncong trenggiling. Setelah telanjang bebas Simon langsung cari pe-we (posisi wuenak!) di atas kasur yang cuma digelar aja langsung di atas ubin

Andhika di Atas Genteng

Biarpun bener-bener tetangga sebelahan rumah, gue sama Andhika gak deket-deket amat.Bukan apa-apa, tuh anak juga baru kelas 2 SMP soalnya, sedangkan gue tahun ini udah mo naek tingkat 4.Kamar gue sama kamar Andhika beradu dinding, jadi dari kamar gue gue sering ngeliat kalo tuh anak lagi iseng manjet-majet genteng rumahnya.Tapi dua hari yang lalu, sore-sore gue agak kaget juga waktu ngeliat

Anggota Tim Polo Air Terbaru: Jimmy

Jimmy emang udah pernah denger soal "coli pake balsem" dari senior-seniornya di tim polo air, "Pemuda Segar", asal perkumpulannya sebelom lulus seleksi untuk ikutan memperkuat tim DKI ke kejurnas pemula (untuk atlet-atlet umur 12-16 taun) antar propinsi di Jambi.Yang dia tau (Tuhan penyayang umatNya...lagunya tante Titik Puspa kale!) setiap anak baru pasti bakal ngalamin didatengin malem-malem,

Anggota Tim Polo Air Terbaru: Jimmy

Jimmy emang udah pernah denger soal "coli pake balsem" dari senior-seniornya di tim polo air, "Pemuda Segar", asal perkumpulannya sebelom lulus seleksi untuk ikutan memperkuat tim DKI ke kejurnas pemula (untuk atlet-atlet umur 12-16 taun) antar propinsi di Jambi.Yang dia tau (Tuhan penyayang umatNya...lagunya tante Titik Puspa kale!) setiap anak baru pasti bakal ngalamin didatengin malem-malem,

Belajar Sama Koko

(Ditulis khusus buat Aris Sby, Makasih udah mo sabar nungguin!) Ado masih berusaha untu menyelesaikan PR Matematikanya. Tapi anak kelas 1 SMP itu masih belum juga bisa menuntaskan soal-soal nomor 3 dan 8. Susah! Padahal sudah jam 20.45. Ada sudah mau tidur. Dia malah sudah menganggalkan pakaiannya. Ia memang terbiasa tidur dengan hanya bercelana dalam saja. Malam itu ia mengenakan kancut

Belajar Sama Koko (2)

Ado menjulurkan tangannya ke arah jendolan yang menggunung di depan cawat "Calvin Klein" hitam kokonya. Aurat kelelakian koko terasa besar sekali dalam genggamannya. Keras dan tegang! Perenang cilik itu segera menelusupkan jari-jarinya lewat karet pinggang celana dalam Fergio. Remaja 17 tahun yang sudah memuncak birahinya itu mengelus-elus kepala Ado sambil berbisik, Ayo dong, Do!" Ado

Bocah-Bocah Kesayangan Oman

Oman mencari-cari sosok Franky diantara serombongan anak SD Terang Benderang yang baru pada bubaran sekolah. Dihari Senin itu mereka berseragam putih-putih.Oman paling senang memandangi bagian pantat celana pendek anak-anak lelaki kelas 5 atau 6 dimana celana dalam menerawang beraneka warna dan gambar...membuat Oman sering berkhayal untuk menjadi sempak bocah lelaki tanggung saja! "Bang Oman,"

Kado Buat Satya

(Kuhadiahkan cerita ini khusus buat: Satya I. Thanks emailnya!) Begitu bubaran sekolah, Satya siswa kelas 1 SMP swasta, "Taruna Mesra" girang bukan kepalang.Ini hari ulang tahunnya ganjil ke 13 (kalo genap ya 14, Coy!). Lagipula sudah tiga hari ini Kak Joni menginap di kamarnya (karena di dapur banyak barang). Sepupu dari ayah Satya itu sudah kelas 3 SMU (Sekolah Maunya Udahan) karena memang

Kado Buat Satya (02)

(Ditulis khusus buat Satya I.: Mana neh emailnya lage?) "Di...di...apa, Kak?" tanya Satya ketika akhirnya udah stereo lagi. "Kamu seneng ya ngeliat kontol Kak Joni tadi dikocok-kocok sama Mang Danu?" ulang Kak Joni. Saya menunduk malu gak tau mo jawab apa. Matanya ngeliatin tangan Kak Joni di celana pendeknya. Enak loh dipegang-pegang gitu tititnya sama Kak Joni. "Yok kita mandi

Kado Buat Satya (03)

(Khusus ditulis untuk Satya I. Mana emailnya lage neh!) Satya memandangi aurat Kak Joni dengan takjub. Boleh gak ya dia gantian nyicipin peler Kak Joni yang dahsyat itu? Kak Joni menggamit lengan bocah kelas 1 SMP itu dan membawanya ke selangkangannya.Satya mencengkram benda yang hari-har belakangan ini menjadi obsesinya. Kenyal dan liat terasa ditangannya. "Isep kontol Kak Joni, Sat,"

Namanya Juga Usaha

Sejak pengumuman tentang seleksi calon peserta KDI (Kok Dangdut Iyyyy!) oleh stasiun teve TPI (Tipu Pemirsa Indonesia) akan diadain di kota Medan, Onat langsung gatel bijinya (sini digarukin) pengen ikutan. Anak SMU kelas 2 itu emang pede kalo suaranya bagus. Selaen sering diminta nyanyi di pesta-pesta kawinan (kok agak-agak kayak Delon geto latar belakangnya neh?), Onat juga punya grup nyanyi

Namanya Juga Usaha (02)

"Saya akan ngeluarin karisma kamu," yakin Om Orpin, "Taro tangan kamu dua-duanya di belakang kepala. Terus tutup matanya." Onat nurutin semua. Lantas dirasakannya tangan Om Orpin menelusuri dada dan perutnya dengan jari jemari yang menggelitik. Bulu-bulu halus di paha Onat sampai berdiri semua saking gelinya! "Konsentrasi. Bayangin kamu lolos seleksi," sugesti Om Orpin pula. Bolak balik

Si Dul Anak Piaraan

Akhirnya Angga dapet kerjaan juga di Jakarta sebagai executive sales (intinya sih nawar-nawarin barang di mal gitu deh).Dia juga untung banget bisa dapet rumah petak yang terjangkau dan deket tempat kerjanya.Ada ruang tamunya, nyambung ke kamar tidur, dapur dan kamar mandi.Untuk makan Angga biasa ke warteg, tapi untuk nyuci baju dia ngupahin Mpok Marni, yang direkomendasi sama yang punya rumah

Sunatan Asal

(Untuk Joshua - Makasih ide ceritanya!) Empat bocah sahabatan dari TK, pas liburan sekolah minta sunat asal eh sunat massal alias bareng-bareng geto! Rumah-rumah mereka juga saling deket-deketan satu kompleks (kompleks perumahan bukan kompleks pelacuran loh!).Umur keempatnya juga kompakan sama-sama 13 taun, asli belom ada yang jembutan. Kita telanjangin (kalo "dikupas" kan kasian loh!) yuk

Taxi, Part 1

Ali benar-benar tidak sadar kalau taxi "tarif lama" itu sudah dari tadi mengikutinya. Sejak anak kelas 1 SMP "Pemuda Bahagia" itu keluar dari sekolahnya.Sopir taxi memastikan Ali sudah benar-benar terpisah lumayan jauh dari teman-temannya yang lain. Anak keturunan Arab bertubuh tidak terlalu tinggi itu sudah dua hari belakangan ini diperhatikan sopir taxi. Mulanya, ketika sang sopir melewati

###

Web-04: vampire_2.0.3.07
_stories_story